Travelling ke Kota Kecil Ternyata Juga Bisa Menyenangkan!

29 komentar
Bagi sebagian orang, yang namanya travelling ya kota yang terkenal akan destinasi wisatanya. Bagaimana jika warga Ibukota disuruh ke kota kecil? Sebagian besar akan merasa kebosanan.

Ups, sini dibisikin dulu bagaimana caranya supaya seru travelling ke kota kecil.

travelling ke kota kecil

Sepanjang tahun 2018, suami mendapat jatah stase luar kota untuk program residensinya. Lebih tepatnya stase Jawa sih, karena ternyata meskipun judulnya stase luar kota tapi tetap dalam Pulau Jawa. Suami memutuskan untuk memboyong seluruh keluarga saat stase luar kota ini meskipun keuangan kita sedikit pas-pasan. Pada saat itu kami masih bertiga: Suami, saya, dan anak sulung kami yang berusia 2.5 tahun.


Kami berkesempatan mencicipi tinggal sebulan di Purwokerto, Jombang, Yogyakarta dan Pemalang. Berbeda dengan di Jakarta, tinggal di kota kecil membuat kita juga mengunjungi kota-kota di sekitarnya. Misalnya saat kami tinggal di Purwokerto, kami juga travelling ke Banyumas dan Purbalingga.


Bonus, di Bulan Oktober saya dan anak juga berkesempatan mengekor suami ke Chiang Mai, Thailand. Tentu bukan destinasi wisata bagi orang Indonesia kebanyakan mengingat Thailand Utara bukanlah destinasi wisata populer bagi masyarakat Indonesia.

Banyak warga Ibukota yang bingung jika berpelesir ke kota kecil.

“Mau ngapain?” Ujar kebanyakan orang.

Tapi bagi saya yang sangat menyukai kota dan pemukiman, berpelesir ke kota kecil adalah hal yang menyenangkan.

There will be so much to explore. Emang apa aja sih yang bisa dieksplor dari kota kecil?

Simak tips eksplorasi kota kecil ini agar travelling ke kota kecil sama menyenangkannya dengan mengunjungi kota wisata besar!

1. Eksplorasi museum

Museum adalah most wanted list yang saya cari tiap travelling ke luar kota. Saya biasanya mulai patroli museum via google maps dan google search. Kenapa penting patroli museum via google maps? Karena kita jadi bisa menemukan museum-museum anti mainstream yang tidak disebutkan di mesin pencarian Google.

Sebagai contoh, situs mana yang mencantumkan Museum Soeharto di Kemusuk dan Museum Bank BRI di Purwokerto sebagai rekomendasi destinasi wisata?

travelling ke kota kecil
Gerbang Depan Museum Soeharto

travelling ke kota kecil
Museum BRI Purwokerto

Hobi mengunjungi museum ini berhubungan dengan ketertarikan saya terhadap sejarah. Bagi saya, dengan mengunjungi museum saya bisa travelling dua kali lipat. Travelling secara fisik dan waktu.

Dengan mengunjungi museum Soeharto, saya jadi membaca tulisan-tulisan arsip mengenai kejadian selama masa Soeharto yang tidak saya temui di banyak buku sejarah. Dengan mengunjungi museum BRI di Purwokerto, saya jadi bisa menjelajah waktu untuk mengetahui sejarah bank BRI di Purwokerto pada saat itu.

Apakah eksplorasi museum akan membosankan jika membawa anak kecil? Jawabannya adalah tidak.

Saya banyak melakukan kunjungan museum bersama dengan Hasan yang berumur 3 tahun di tahun itu. Memang tidak akan bisa terlalu berlama-lama jika dibandingkan dengan sendiri mengunjungi museum. Anak bisa sambil belajar, lho! Apalagi sembari mendiskusikan apa yang kami lihat di museum.

2. Eksplorasi kuliner

Tentu sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia kaya akan variasi kuliner lokal yang lezat. Bahkan hanya di beberapa kota Pulau Jawa, rasanya sampai kewalahan karena begitu banyaknya kuliner lokal.

Saya berkenalan dengan Sroto Sokaraja yang merupakan makanan khas daerah Sokaraja (Banyumas) dan menjadi favorit saya sampai sekarang. Bayangkan, cuma sebulan tinggal di Purwokerto saya sampai 4-5 kali mengunjungi kedai Sroto disana.


travelling ke kota kecil
Sroto Sokaraja Sutri

Di Yogyakarta, saya belajar variasi dari Gudeg. Ada Gudeg kering dan Gudeg basah. Pun, gudeg basah pun memiliki berbagai variasi rasa seperti Gudeg Sagan, Gudeg Pawon, Gudeg Mbah Lindu, dan sebagainya. Beruntung saya punya kenalan di Yogyakarta yang hobi wisata kuliner sehingga saya bisa mendapatkan arahan kuliner secara akurat dan variatif.

travelling ke kota kecil
Gudeg Mbah Lindu

Oh ya, eksplorasi kuliner juga termasuk eksplorasi kafe di kota kecil. Salah satu eksplorasi kafe saya sewaktu berada di Purwokerto dan Chiang Mai. Saya menemukan banyak hidden gem disana serta fakta-fakta unik. Misalnya, ternyata banyaknya kafe di Purwokerto karena terdapat Unsoed dan bagaimana para pemilik kafe di Chiang Mai saling bersinergi satu sama lain untuk berkembang bersama dan memajukan petani lokal.

3. Eksplorasi taman dan alun-alun

Siapa yang menjadikan taman dan alun-alun sebagai objek wisata saat travelling ke luar kota? Singkatnya durasi travelling membuat wisata taman menjadi terlupakan karena terkalahkan dengan destinasi wisata lainnya yang lebih besar. Lagian apa serunya ya datang ke alun-alun dimana Ibukota menawarkan hiburan tanpa batas baik bagi orangtua dan anak?

Fakta seputar alun-alun

Mungkin karena jatuhnya kami travelling selama sebulan, kami punya waktu eksplorasi lebih banyak, termasuk tempat-tempat yang bukan destinasi wisata sekalipun. Saya menemukan berbagai hal yang unik seputar alun-alun di sepanjang tahun 2018.

Pertama, semakin murah harga sekali main di alun-alun, makan semakin jauh dari kota besar kota tersebut. Semakin ramai alun-alun, maka semakin jauh dari kota besar.

Misalnya, harga sekali main termurah yang Hasan pernah coba ada di Kota Jombang, cuma lima ribu saja bisa bermain sepuasnya! Jombang, sebuah kota yang terletak di Jawa Timur dengan durasi perjalanan hampir 2 jam menggunakan mobil dari Surabaya.

“Habis main di mal Jombang (baca: alun-alun) ya?”, ujar salah seorang penghuni rumah tempat kami tinggal sebulan saat melihat kami pulang malam-malam.

travelling ke kota kecil
Alun-alun Jombang

Sebaliknya, aktivitas alun-alun Klaten yang terletak di antara 2 kota besar, yaitu Yogyakarta dan Surakarta relatif sepi. Ini ditandai dengan harga sekali main sebesar Rp 15 ribu. Ya kalau dipikir-pikir muda mudi dan anak-anak Klaten pasti gampang mencari hiburan ke Yogyakarta ataupun Solo. Setengah jam juga sudah sampai ke Mal Ambarukmo.

Jangan tanya soal keramaian alun-alun di Yogyakarta dan Solo, sangat sepi dan hampir tidak ketemu arena permainan anak!

Hasan menjadi alumni belasan alun-alun sepanjang tahun 2018.

Fakta seputar taman kota

Hukum posisi kota dan keramaian alun-alun juga berlaku untuk taman kota. Taman Kota yang paling meriah dari kota yang kami kunjungi tentu di Kota Jombang. Sebenarnya meriah bukan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikannya, tetapi bagaimana penduduk kota menjadikan taman tersebut sebagai hiburan.

Di Jombang ada 2 taman kota terkenal, Taman Kebon Rojo yang terletak di tengah kota dan Taman Kebon Ratu yang berlokasi ke arah Kota Mojokerto.Terasa sekali sendi-sendi kehidupan menyala di Taman Kebon Rejo. Ramai dijejali masyarakat, pedagang, dan taman yang terawat. Taman Kebon Ratu berukuran jauh lebih besar dengan instalasi-instalasi kreatif yang menarik. Dilengkapi dengan track skateboard beserta patung pesawat.

travelling ke kota kecil
Taman Kebon Ratu

travelling ke kota kecil
Taman Kebon Rojo

Sebenarnya tidak semua kota kecil memiliki taman kota yang meriah, contohnya Taman Kota Pemalang yang berukuran cukup kecil dan sangat tidak terawat. Yah mungkin karena posisinya di antara Kota Tegal dan Kota Pekalongan dimana masyarakat lebih banyak mendapatkan hiburan di sana.

4. Eksplorasi wisata alam

Biasanya objek wisata alam di kota bukan Ibukota lebih bagus dan berkesan.

Eksplorasi wisata alam termasuk bagian terakhir yang kami lakukan. Mau gimana lagi, suami baru libur akhir pekan, itu pun belum tentu. Jika dalam sebulan ada 4 minggu, maka jika dibagi dengan eksplorasi lainnya, maka biasanya eksplorasi wisata alam cuma bisa di satu hari minggu saja.

Kami hanya sempat mengejar matahari terbit Punthuk Setumbu di Yogyakarta dan menikmati cuaca pegunungan Baturaden di Purwokerto.

travelling ke kota kecil
Baturaden

Pun, keadaan kami yang memiliki seorang anak berusia 3 tahun membuat kami tidak bisa “liar” menentukan destinasi wisata alam.

5. Eksplorasi kehidupan urban

Jika disuruh pilih perkotaan, gunung, dan pantai maka pilihan destinasi liburan saya adalah perkotaan. Lebih tepatnya kehidupan urban. Yang bisa dinikmati dengan pergi ke pasar, naik angkutan umum, dan mendatangi toko ataupun pusat keramaian lainnya.

travelling ke kota kecil
Bus Kota Chiang Mai

Salah satu kunci bisa mengamati kehidupan urban adalah dengan cara berjalan kaki. Kita dapat mengamati apa yang terjadi di sekitar dengan ritme laju commuting yang lebih lambat.

“Wah ternyata di sepanjang jalan depan Rumah Sakit Maharaj Nakorn warung makan babi semua!”

“Wah, supir Trans Yogya hobi musiknya seragam, dangdut koplo semua!”

“Wah, di Kota Jawa yang ga punya pantai susah cari Ikan ya kecuali di pasar induk.”

Hal-hal seperti itu akan selalu memberikan warna baru di setiap jurnal travelling saya.


Mengunjungi kota-kota kecil tidak membuat kita mati gaya. Jika cermat dan tepat, kita bisa menikmati kehidupan travelling yang unik, kaya dan bermakna yang tidak dimiliki oleh kota-kota besar.

travelling ke kota kecil

*Tulisan ini diikutsertakan untuk mengikuti Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog




29 komentar

  1. Ya ampuun, Teh Zeneth, kok rasanya saya seneeng banget ya membaca tulisan Teteh yang mengangkat 'wisata kota kecil'. Karena saya berasal dari Kediri, sebuah kota kecil di Jawa Timur, yang dekat dengan salah satu kota yang Teteh sebut di atas, Jombang, ehehe.
    Setelah membaca ini, jadi ngerasa 'besar'. :)
    Kapan-kapan berkunjung ke Kediri, Teh. Ada alun-alun (pastinya), dan museum peninggalan kerajaan Majapahit.

    Ohya, kuliner Sroto Sokaraja Sruti-nya fix bikin saya penasaran (dan ngiler) ... ehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih Kediri itu sempat jadi perdebatan apakah ke Kediri apa Mojokerto haha. Duh menarik ya, ternyata sama-sama sarat Majapahit.

      Hihi, banget teh,, nyari Sroto di Jakarta ga sampai seenak Surti haha

      Hapus
  2. Ternyata berwisata ke kota kecil tetap asyik ya, malah anti maintstream dan bisa menemukan hal-hal yang unik.

    BalasHapus
  3. Aku juga suka jalan-jalan ke museum mba. Emang seru sekali buat wisata edukasi sama anak-anak juga. Terus mengamati lifestyle urban juga seru. APalagi bisa kuliner di pinggir jalan, menyapa penduduk sekitar bahkan naik transportasi umum. Priceless itu mah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba,, seru banget emang kunjungan museum. Kuliner pinggir jalan itu kadang-kadang yang ditemui ga sekedar makan aja haha

      Hapus
  4. Jalan-jalan ke kota kecil juga seru kok mbak
    Banyak hal hal menarik juga
    Apalagi kulinernya, biasanya malah makin enak enak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, justru kuliner kota kecil lebih autentik ya!

      Hapus
  5. Samma nih Mbak. Aku juga suka ke Museum, walaupun engga suka dioramanya sih. Suka ada perasaan gimana gitu, ada patung-patung yg memperagakan suatu kejadian. Takut gerak...wkwkwk...
    Alun-alun selalu menarik ya...Pagi-siang-malem, suka beda-beda aktivitasnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaa watir jurig terus tiba-tiba gerak. Kayak night at museum donk wkwk. Nah itu,, pagi kayak pasar, malam hiburan haha

      Hapus
  6. Asli nggak kepikiran apa menariknya jalan-jalan ke kota kecil sampai baca tulisannya Zeneth ini. Bener juga ya, bisa seseru ini sebenarnya. Thank you for sharing.

    BalasHapus
  7. Jadi inget Bapak saya deh, suka banget ngajakin anak-anaknya ke museum. Wisata kuliner di kota kecil itu nyenengin banget, rasanya nggak kalah mantep sama resto-resto besar. Kadang kalo ke kota kecil cuma liat sawah sama sungai aja rasanya refreshing sekali.

    BalasHapus
  8. Justru ilmu dan pengalaman baru bisa kita dapat dari tempat yang memang tidak banyak dikunjungi orang. Seperti perkampungan dan daerah yang belum banyak terekspos media.

    BalasHapus
  9. berwisata ke kota kecil nggak kalah menarik ya, mbak sama berwisata ke kota besar. yang jelas kalau kota kecil itu pasti lebih terasa lokalnya dibanding kota besar

    BalasHapus
  10. Salah satu yang kucari kalau lagi ke kota kecil juga wisata sejarah dan kulinernya mba hihi, tosss! Berasa ada yang kurang kalau ngga mampir ke dua tempat tersebut

    BalasHapus
  11. Eksplor kota kecil memang menyenangkan. Kita bisa dapat hal-hal unik yang antimainstream. Satu yang tidak kuskai dari sebuah wisata di kota kecil, fasilitas untuk para pelancong minim sekali.

    BalasHapus
  12. Nah ini dari dulu aku pengen banget berkunjung ke kota-kota kecil biar bisa lebih fokus merhatiin sekitar. Bukan tempat wisata yang banyak dikunjungi orang.

    BalasHapus
  13. wah kok asyik sih mbak bis ajalan- jalan gini meski bukan tempat terkenal tapi cukup dikenal hihihi.. karena kearifan lokal skrag bnyak di angkat btw aku orang jombang lho dan alun- alun sudah banyak berubah lho mbak.. baru aja dibangun heheh yuk mampir jomvang lagi

    BalasHapus
  14. Seru yaaa bisa ngintilin suami kemanapun bertugas. Meskipun tak lama di setiap kotanya tapi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan dengan eksplor berbagai alun-alun, taman kota, dan museumnya

    BalasHapus
  15. Aku kira sekarang sudah di INdonesia, kak..
    Senang sekali, travelling ke kota kecil menjadi menemukan banyak hal menarik yang jarang kita temukan di kota besar.

    BalasHapus
  16. kereeennn ini jalan-jalan di kota kecil terwakili oleh teh Zenith.
    program residensi state itu dokter sedang ambil spesialis ya?
    kapan-kapan ke kota Cirebon, Kuningan dan sekitarnya juga asyik teh ...
    salam jalan-jalan

    BalasHapus
  17. Toss Teh Zeneth, aku juga suka kota kecil.

    Btw, kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur tu kebanyakan memang ada alun-alunnya ya, dan memang seru sih, jadi kaya pusat kegiatan kota, suka deh. Di Jawa Barat udah jarang nemu, pusat kegiatannya pindah ke mall hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jawa Barat juga ada mba, Cirebon lumayan meriah kok. Tapi ya itu, balik lagi ke teori tergantung kotanya besar atau engga haha

      Hapus
  18. Kalau mau mengulik, ternyata banyak tempat wisata menarik meski di kota kecil, ya. Saya suka ke museum tapi nggak pernah bisa lama-lama. Beberapa museum yang saya kunjungi, termasuk yang di Brunei dulu, "hawa"nya itu kaya dingin dan nggak welcoming. Meski yang megah seperti Royal Regalia Brunei sekalipun. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiap orang beda interest mungkin ya. Kalo bagiku asal "ada penjelasan" meskipun ga bagus atau instagrammable atau apalah mendadak jadi berkesan haha

      Hapus
  19. Chiang Mai sebenernya nggak termasuk kota kecil loh, faktanya kota ini kota terbesar di Utara, hehhehe.. Tapi ya... masih banyak sawah juga hahahhaa. Di sini bertahun-tahun, aku nggak pernah naik bis kota nya yang ada di foto itu! Abisnya trayeknya nggak lengkap sih, jadilah kudu punya kenderaan pribadi kalau mau gampang hehehe..

    Tapi menurutku kota kecil lebih menarik daripada kota besar, kota besar itu tua di jalan kena macet hehhehe....

    BalasHapus
  20. Traveling kemanapun tergantung kita menyikapinya yaa, semua jadi menyenangkan saat selalu bisa mengeksplorasi. Salam kenal teteh🤗

    BalasHapus
  21. Wah sempat ke klaten juga ya, Mbak. Itu kampungku. Mampir ke museum gula ga, Mbak? Satu-satunya di Asia Tenggara, lho. Salam dari 1m1c ya^^

    BalasHapus