Laptop atau Tablet? Sebuah Kisah Perjalanan Mencari Laptop

16 komentar
“Mas, kalau buat ngegame tipis-tipis rekomen mana? Zenbook atau Vivobook? Kok ini ada seri yang harganya ga jauh beda?” Tanyaku penasaran sambil menatap layar kinclong ASUS OLED

“Vivobook RAM-nya lebih besar. Mau pakai buat sehari-hari misal edit foto, cocoknya pakai Vivobook. Zenbook lebih cocok untuk multitasking, bahannya juga terkesan premium. Tapi kalau mau ngegame sayang mba, mending pakai TUF atau ROG. Vivobook sama Zenbook fannya mengarah ke layar jadi kalau sering dipakai gaming malah rentan ngerusak. Kalau seri gaming fannya menghadap keluar laptop dari samping dan belakang laptop.” jelas mas-mas sales konter ASUS PIM 2.

Cukup lama pencarian saya dalam mencari laptop, sampai mata saya diarahkan ke tulisan spesifikasi ASUS Vivobook 13 Slate OLED. Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11.

laptop atau tablet

For some people, they can't work except using Windows Operating System, ain't it?

Perjalanan mencari laptop

laptop atau tablet

Memilih laptop dimulai dari mengenali diri sendiri. Apa yang dibutuhkan, akan digunakan untuk apa, dan berapa dana yang mampu digelontorkan. Setelah mengenali diri sendiri, baru kita mengenali produk dengan cara membaca ulasan hingga langsung mendatangi gerainya. Jangan sampai membeli laptop overbudget dan overspesification padahal sebenarnya kita tidak butuh-butuh amat dengan fitur-fitur yang ditawarkan. Jadi, pastikan budget dan kebutuhan terhadap laptop sesuai.

Misalnya saya membutuhkan laptop untuk blogging, membuat konten, dan menonton film streaming. Laptop seri Vivobook ASUS juga sudah cukup menghadirkan harga yang lebih terjangkau dengan spesifikasi yang lebih tinggi untuk harga setara di lini Zenbook ASUS.

Sejujurnya saya cukup puas menggunakan laptop yang sekarang aktif saya gunakan untuk kebetuhan blogging dan sesekali gaming. Saya menggunakan laptop ASUS TUF A15 yang sebelumnya digunakan oleh suami saya. Performa laptop gaming memang tidak bohong. Wuss,, wuss,, wuss. Selain performanya yang kencang dan sudah jelas punya kartu grafis mumpuni, yang saya sukai dari laptop gaming adalah layarnya yang besar dan punya numpad. Kalau punya laptop ukuran 15 inci rasanya tidak ingin beli layar desktop tambahan lagi untuk di rumah. Sudah lebih cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, pertanyaan yang kerap muncul di benak saya adalah bagaimana jika saya membutuhkan laptop untuk dibawa mobilisasi. Di jaman sekarang, membawa laptop sebesar 2,3 kg dengan ukuran 15 inci sungguh tidak praktis, terutama bagi saya yang perempuan. Meski laptop 15 inci muat di ransel anti air 15 inci saya, tidak bohong jika sebenarnya saya juga menginginkan laptop super ringan untuk dibawa-dibawa. Jujur, dengan berat dan besarnya laptop gaming saya, keinginan untuk membawanya keluar rumah jadi berkurang drastis.

Melihat saya yang relatif banyak di rumah karena merupakan Ibu Rumah Tangga, memang sih kebutuhan membawa laptop saya sekarang cuma sebatas kalau lagi menginap di rumah orang tua dan mertua atau saat sedang “ngafe” menunggu si sulung selesai sekolah. Intinya, membawa laptop keluar rumah bagi saya hanya sesederhana menentengnya dari mobil-kafe/rumah dan sebaliknya. Meski begitu, tetap terasa muncul rasa resah, berat dan tidak plong jika harus memikirkan mobilisasi laptop besar saat dibawa keluar rumah.

Itu cuma perjalanan mobil-kafe/rumah ya, bagaimana jika harus dibawa dengan mobilisasi yang lebih banyak. Kalau bawa laptop 15 inci praktis saya harus bawa ransel 15 inci saya. Nanti jadi kurang modis donk 😂.

Laptop TUF A15 ini sungguh tidak ingin saya lungsurkan. Laptop ini enak banget dipake di rumah, apalagi kalau nanti ternyata saya butuh mengoperasikan pekerjaan berat seperti coding atau bahkan aplikasi berat lainnya seperti Photoshop dan ArcGis.

Punya laptop ringan dan kecil itu menyenangkan. Tapi laptop kecil untuk dipakai di rumah kurang produktif. Punya laptop bobot ringan juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan jika digunakan di rumah saja.

Sempat terbersit di benak saya untuk menggunakan tablet saja jika harus melakukan pekerjaan di luar rumah. Di rumah ada 1 tablet ukuran 10 inci yang biasanya digunakan oleh anak saya. Tablet ini juga tablet tipe yang sama seperti yang digunakan oleh suami saat ia butuh  mengerjakan pekerjaan jika berada di luar rumah. Suami saya menggunakan case bluetooth keyboard sehingga tablet bisa diposisikan berdiri dan memiliki bentuk persis laptop yang dibuka. Biasanya saat mobilisasi tinggi, suami saya menggunakan konfigurasi tablet-keyboard.

Sempat terbersit untuk melakukan konfigurasi serupa saat saya hendak bekerja di luar rumah. Tidak cuma bisa mengetik, saya bahkan bisa mencorat-coret layar saat sedang mendapatkan ide untuk menulis blog. 

Namun hati masih terasa berat. Saya kurang nyaman jika harus banyak mengetik menggunakan gadget yang tidak menggunakan platform Windows. Pun, saya juga merasa kurang nyaman jika harus mengetik di layar tablet 10 inci. Memang dahulu saya sempat menggunakan tablet 7 inci, untuk kebutuhan utama e-book. Saya anti menggunakan tablet 10 inci karena berat dan besarnya layar untuk membaca buku adalah fitur yang mubazir. Namun kini saya sudah memiliki e-book reader untuk membaca buku sehingga praktis saya tidak membutuhkan tablet lagi.

Selain itu, hanya menggunakan fitur sentuh tablet juga kurang nyaman untuk menyunting foto atau bahkan mendesain blog banner ataupun Instagram post di Canva. Asli, pakai Canva tanpa mouse itu susah dan wasting time sekali.

Penggunaan tablet ini di sisi lain sebenarnya memiliki sisi menggiurkan lainnya, yakni saat melakukan corat-coret untuk brainstorming ide blog saya ataupun kerangka jurnal saintifik. Jujur saat saya melakukan corat-coret di rumah , saya menggunakan kertas yang nantinya kertas itu hanya menumpuk tidak jelas. Kalaupun saya memutuskan untuk membuangnya, sering saya harus memfoto dahulu menggunakan ponsel yang ujung-ujungnya tidak saya lihat lagi karena saya bingung mencarinya di tumpukan galeri ponsel.

Pencarian laptop saya sejujurnya masih berlanjut meski saya sudah memiliki laptop tetap yang memiliki performa mumpuni. 

Sampai tiba-tiba hati saya digerakkan untuk mencari tahu tentang Laptop Vivobook 13 Slate OLED.

Saat hati memilih ASUS Vivobook 13 Slate OLED

laptop atau tablet

Saat hendak membeli gadget, bagi saya hampir wajib hukumnya untuk “mencari ilmu” dengan cara mendatangi ke gerainya langsung. Meski pada akhirnya belinya melalui marketplace, tetap wajib menyambangi toko langsung. Dengan ke toko langsung, saya bisa berdialog dengan mas sales mengenai fitur barang tersebut. Saya juga dapat melihat barang tipe lain sebagai opsi, soalnya sering juga yang awalnya kami tertarik untuk membeli tipe A, pada akhirnya berdasarkan masukan insight dari mas sales, kami malah membeli tipe B.

Ini saya lakukan terakhir kali saat mencari barang elektronik besar di rumah baru saya. Kompor, oven, kulkas. Saya harus memastikan bahwa fitur yang saya inginkan sesuai dengan harga yang saya bayarkan. Saya juga harus memastikan bahwa fitur yang saya dapatkan memang kami butuhkan. Saya dan suami tentu tidak ingin mengeluarkan budget lebih untuk mendapatkan barang yang memiliki fitur-fitur yang sebenarnya tidak digunakan secara optimal di rumah. Mubazir.

Ini juga berlaku untuk laptop. Maka, saya pun menyambangi gerai ASUS di PIM 2 bersama anak saya. Posisi gerai ASUS ini super strategis, yakni di ujung koridor dan persis di samping Foodcourt! Jadi setelah kami mengisi perut, saya bisa langsung asik cuci mata melihat laptop ASUS dengan perut kenyang.

Belakangan ini ASUS sedang banyak merilis edisi laptop layar OLED baik untuk seri Vivobook, Zenbook, dan Expertbook. Saya pun sudah beberapa kali mengulasnya di blog saya meski belum pernah sama sekali melihat kejernihan layar OLED.

laptop atau tablet

Begitu saya ke gerai ASUS di PIM 2? BOOM! Benar-benar layar ASUS OLED sekinclong itu, sejernih itu, sebagus itu, dan senyaman itu untuk mata. Bakal kebayang sih bakalan enak mengedit foto via aplikasi Lightroom ataupun nonton serial tv kesayangan pakai laptop ASUS OLED.

Layar ASUS OLED yang bersinar di pinggir foodcourt beneran kayak magnet yang menarik orang-orang yang lalu lalang di foodcourt!

Sayang sekali, menurut penuturan mas sales ASUS, Laptop Vivobook 13 Slate OLED belum ada fisiknya untuk di test drive di gerai ASUS. Hal yang sama juga saya konfirmasi ulang ke Muhammad Firman (@emmet24son), kepala Public Relation ASUS Indonesia, ternyata seri laptop Vivobook 13 Slate OLED baru resmi dirilis di Indonesia tanggal 29 Juni. Wow jadi tidak sabar untuk melihat dan menggunakan barang aslinya!

Jika belum ada barang aslinya, saya pun belum membulatkan niat untuk menjatuhkan hadi pada Vivobook 13 Slate OLED. Meski begitu, mari bersama-sama dengan saya untuk mempelajari keunggulan Vivobook 13 Slate OLED ini. Siapa tahu fitur-fitur yang ditawarkan beserta harganya yang kompetitif sesuai dengan kebutuhan kamu juga!

Ini di fitur-fitur unggulan dari Laptop Vivobook 13 Slate OLED

1. Laptop? Tablet? Dapatkan keduanya sekaligus

laptop atau tablet

Publik sering dihadapkan dengan 3 pilihan: laptop saja, tablet saja, atau keduanya?

Pilihan laptop saja tentu kurang feasible bagi beberapa orang terutama ilustrator karena mereka menggunakan tablet untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Pilihan menggunakan tablet saja juga dirasa kurang efektif karena meski opsi paling ringan, melakukan pekerjaan mengetik dengan sistem operasi bukan Windows juga sangat tidak nyaman, apalagi jika sampai menyunting tulisan dan gambar. Layarnya pun cenderung kecil, maksimal hanya 10 inci dan rentan membuat sakit mata.

Pilihan menggunakan tablet dan laptop sekaligus adalah pilihan paling efektif namun membawa keduanya sekaligus saat mobilisasi sangat lah berat dan tidak praktis.

Lantas bagaimana solusinya?

“ASUS merupakan satu-satunya produsen laptop di Indonesia yang konsisten menghadirkan laptop dengan beragam form factor, mulai dari laptop clamshell tradisional, convertible, hingga detachable,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

 

laptop atau tablet

That's right! ASUS mengeluarkan produk di lini detachableMengapa harus memilih diantara laptop atau tablet kalau kamu bisa memiliki keduanya hanya dalam satu perangkat saja?

laptop atau tablet

Vivobook 13 Slate OLED merupakan perangkat yang serba guna, dengan keyboard ukuran penuh yang dapat dilepas dan cover stand yang memiliki engsel 170°. Tidak hanya itu, laptop yang memiliki kecepatan sampai dengan 3.3 GHz Intel® quad-core CPU ini dibekali layar sentuh, Vivobook 13 Slate OLED dilengkapi dengan layar sentuh sehingga menjadi sangat nyaman saat digunakan pada mode tablet. Laptop ini juga telah mendukung penggunaan stylus dengan teknologi MPP 2.0 yang merupakan teknologi teranyar ASUS Pen 2.0.

Simak 2 mode penggunaan Vivobook 13 Slate OLED yang akan menunjukkan betapa best deal sekali laptop detachable OLED pertama di Indonesia ini!

a. Mode laptop klasik

laptop atau tablet
Everyone need this! Tidak ada yang lebih enak untuk mengetik selain menggunakan laptop dengan bentuk klasik. Artinya, laptop dengan keyboard untuk mengetik dan layar yang berdiri mengarah ke muka. Pekerjaan sehari-sehari seperti mengetik dan mengedit gambar Canva pun menjadi lebih mudah.

Memang banyak tablet yang sudah dibekali dengan detachable keyboard. Namun bagi saya, tablet yang memiliki sistem operasi bukan Windows dan tanpa pointer tidak cukup nyaman untuk digunakan sebagai pengganti laptop seperti umumnya.

b. Mode tablet

laptop atau tablet
Sedang tidak ingin mengetik? Kamu bisa melepas detachable keyboard dan menggunakan layarnya saja seperti tablet.

Di bagian belakang layar ASUS Vivobook 13 Slate OLED terdapat semacam sisi kepak yang bisa digunakan untuk membuat tablet berdiri. Mode tablet ini akan sangat digunakan jika saya butuh untuk menulis sesuatu atau bahkan nonton serial televisi kesayangan! Jika tidak membutuhkan sisi kepak, layar tablet bisa diletakkan sejajar dengan permukaan. Saat ingin menonton, layar tablet bisa diberdirikan dalam posisi landscape.

Kehebatan sisi kepak ASUS Vivobook 13 slate OLED ini juga bisa menopang badan layar saat diberdirikan posisi portrait.

Mode tablet yang dimiliki oleh ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini menurut saya sangat berguna bagi saya baik saat berada di luar rumah ataupun di dalam rumah. Saat di rumah, saya masih menggunakan laptop ASUS TUF A15 sebagai laptop utama dan bisa menjadikan ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini sebagai layar kedua, yakni sebagai layar acuan saat saya sedang mengerjakan tulisan berdasarkan dokumen jurnal. Saya juga bisa mengetik di laptop utama sembari mencorat-coret mengumpulkan ide di Vivobook 13 Slate OLED yang sedang dalam posisi tablet.

laptop atau tablet
laptop atau tablet

Oleh karena itu, jika saya yang biasanya anti membeli aksesoris gimmick, maka tanpa berpikir panjang saya pasti akan membeli ASUS Pen 2.0 yang dilengkapi teknologi MPP 2.0 dan Bluetooth Pairing. ASUS Pen ini keren banget menurut saya karena memiliki fitur perubahan ujung tekanan. Maksudnya, di settingan pen bisa diganti-ganti layaknya mengganti pensil 2H, H, HB, dan 2B berdasarkan tekanan yang diberikan oleh pengguna. Bagi saya yang menggunakan untuk mencorat-coret dan mencatat tulisan tangan saja akan sangat terbantu dengan fitur ini, apalagi bagi seorang ilustrator.

laptop atau tablet

Tidak cuma buat mencoret-coret, ASUS Pen 2.0 ini multifungsi, bisa screenshot, tap ke slide berikutnya saat presentasi, dan hal menarik lainnya. Daya baterainya juga tahan lama. Cuma sekali dicas penuh, bisa digunakan sampai dengan 140 jam! Itu bahkan kayak ngecas sekali sebulan ya 😁. Casnya juga gampang, bisa di laptop ataupun di power bank sekali pun.

2. Mendukung Mobilitas secara maksimal


Bagi saya yang cenderung menggunakan laptop bepergian untuk kepentingan basic, tidak ada fitur lain yang saya butuhkan selain RINGAN. Rata-rata sebuah laptop yang paling tipis sekalipun memiliki berat di atas 1 kg. Bagi kamu yang generasi muda aktif pasti akan jatuh cinta sama ASUS Vivobook 13 Slate OLED karena beratnya KURANG dari 1 kg, tepatnya CUMA 785 gr!

Jaman sekarang sudah tidak jaman deh bawa laptop berat-berat. Sakit punggung coy! Apalagi bagi perempuan yang mayoritas akan membawanya di tas samping. Membawa barang terlalu berat di tas sandang samping itu riskan bisa bikin punggung miring yang pada akhirnya akan merusak postur tubuh secara keseluruhan.

Dimensinya juga cuma 13 inci saja dengan ketipisan layar 7,9 mm yang sudah didukung oleh Corning® Gorilla® Glass touchscreen dengan layar anti sidik jari sehingga tidak membutuhkan tas laptop khusus untuk membawanya. Bahkan saya bisa membawa laptop Vivobook 13 Slate OLED ini hanya di tas sandang sehari-hari saya ukuran medium saja!

Meski memiliki berat ringan dan fisik yang ringkas, untuk kebutuhan sehari-hari saya tidak usah menambah beban charger di tas. Pasalnya, Vivobook 13 Slate OLED bisa bertahan seharian atau sampai 9,5 jam hanya dengan sekali cas saja. Baterainya juga cukup powerful karena dibekali oleh kapasitas baterai sebesar 50 Wh. Pengisian daya juga sangat cepat! Pengisian 60% saja cuma 39 menit menggunakan adapter casan sebesar 65 W. Bye-bye wasting time for charging!

Layaknya tablet biasa atau ponsel, jika saya ingin menggunakan Vivobook 13 Slate OLED lebih lama, saya bisa mengecasnya menggunakan powebank bahkan di pesawat.

3. Layar OLED anti mata sakit

laptop atau tablet

Sesuai namanya, laptop Vivobook 13 Slate OLED sudah dibekali oleh layar OLED yang memanjakan mata. No debate, period. Kalau tidak percaya, kamu bisa langsung lihat di gerai ASUS. Pengalaman melihat jejeran laptop ASUS OLED melalui foodcourt PIM 2 sedemikian berkesannya bagi saya. Dari jauh saja saya sudah seperti tertarik untuk mendatanginya, apalagi saat melihat dari lebih dekat, benar-benar bikin jatuh cinta. Yang awalnya tidak tertarik-tarik amat dengan laptop ASUS OLED, sekarang terbersit di dalam hati untuk punya satu laptop ASUS OLED.

laptop atau tablet

Tentu laptop yang memiliki teknologi ASUS OLED seperti yang sudah pernah saya bahas ini memiliki kelebihan dibandingkan laptop biasa. Bagi content creator, tentunya kehadiran layar OLED ini akan membantu pekerjaan terutama untuk menyunting foto karena menampilkan warna sangat akurat. Bahkan, saya juga sudah membahas secara detail kenapa kamu harus menggunakan laptop ASUS OLED disini karena berhubungan erat untuk meningkatkan kualitas tidur.

Begitu juga untuk tontonan multimedia. Bahkan saya bisa menonton serial televisi LEBIH BAIK dibandingkan menontonnya di layar TV saya meskipun lebih besar. Soalnya, TV layarnya belum OLED sih hehe.

Mau untuk bekerja atau menikmati hiburan, ASUS Vivobook 13 Slate OLED menjaga kesehatan mata berkat kehadiran fitur Eye Care yang telah tersertifikasi TÜV Rheinland.

laptop atau tablet

Nonton hiburan juga bisa dimana saja. Kalau kamu hanya mempercayakan hiburan kamu saat bepergian di tablet yang notabene hanya berukuran 10 inci, tentu pengalaman nonton serial televisi kesayangan di layar 13-inci (16:9) berteknologi ASUS OLED akan SANGAT JAUH BERBEDA. Layar ASUS OLED akan menampiskan kualitas warna terbaik berkat jasa reproduksi warna akurat terserfikasi dari PANTONE® Validated dan color gamut 100% DCI-P3.

Tidak hanya itu, teknologi layarnya juga sudah didukung oleh Dolby Vision yang biasa dipunyai oleh bioskop. Kontras warnanya juga sempurna dengan sertifikasi VESA Display HDR™ True Black 500. Bagaimana tuh, kamu nonton film sudah hampir sama pengalamannya kayak nonton di bioskop cuma lebih kecil dan lebih bisa dinikmati dimanapun dan kapanpun.

laptop atau tablet

Jika kamu tim tablet, coba perhatikan fakta berikut ini dahulu. Rasio aspek yang biasa dihadirkan tablet hanya 4:3 sementara Vivobook 13 Slate OLED menghasilkan rasio aspek 16:9. Tentu saja ini memberikan pengalaman yang signifikan bedanya. Nonton di Vivobook 13 Slate OLED akan lebih nyata karena bisa melihat serial televisi kesyaangan penuh satu layar.

Tentunya pengalaman menonton yang akan saya rasakan ini tidak cuma didukung oleh layar, tapi juga oleh kualitas suara yang tak kalah hebat.

4. Suara jernih menggelegar seperti nonton bioskop

laptop atau tablet

Kecil-kecil cabe rawit! Itu yang bisa saya ucapkan kepada Laptop Vivobook 13 Slate OLED. Badan boleh kecil, tapi sistem audionya sudah ditenagai oleh Dolby Atmos Quad Speaker yang menggelegar.

Yes. you’ve read right! Bodi 13-inci tapi speaker punya empat! Teknologi Dolby Atmos ini adalah fitur suara yang digunakan untuk menghasilkan suara sekelas nonton di bioskop. Di film-film terbaru di berbagai aplikasi streaming juga sudah mendukung Dolby Atmos sehingga tentu fitur ini tidak akan mubazir. Pengalaman nonton serial televisi rasa bioskop dimanapun juga bersama ASUS Vivobook 13 Slate OLED diperkukuh dengan tekonologi Smart Amplifier.

5. Fitur-fitur pendukung produktivitas

laptop atau tablet

Tontonan berbagai aplikasi streaming multimedia lainnya sudah pasti mengandalkan koneksi internet. Apa gunanya punya layar jernih dan suara menggelegar tapi tontonan terputus-putus karena jeleknya konektivitas?

laptop atau tablet

Asal internet kamu lancar, kamu sudah pasti tidak akan kecewa menonton hiburan di laptop Vivobook 13 Slate OLED karena sudah dibekali oleh teknologi WiFi teranyar, yakni WiFi 6 (802.11ax) yang telah dioptimasi oleh ASUS WiFi Master untuk konektivitas yang lebih stabil dan anda. Kecepatan transfer WiFi juga sangat kencang, yaitu 2.4 Gbps demi menonton serial televisi kualiatas 4K tanpa ngadat.

Tentunya secara ini juga didukung dengan kemampuan internal Asus Vivobook 13 Slate OLED yang sudah menggunakan Windows 11 home dan ditengai dengan Intel® quad-core CPU sampai dengan 3.3 GHz. Penyimpanannya juga cukup lega karena sampai dengan 256 GB PCIe® Gen 3.0 x4 SSD storage yang anti lemot-lemot club. Mau simpan banyak video dan foto? Santai! RAM-nya juga sampai dengan 8 GB LPDDR4x. Jadi sudah dipastikan kamu mau kerja agak berat seperti menyunting foto dan video juga bisa.

FItur-fitur lain yang dapat meningkatkan produktivitas adalah hadirnya Noise Cancelation yang akan sangat efektif mengeliminasi suara ribut anak-anak saya yang sedang bermain saat saya sedang menjadi pembicara via daring. ASUS AI noise-cancelling menggunakan sistem Machine Learning yang didukung dengan fitur ClearVoice Mic dari MYASUS app dapat menyingkirkan suara-suara latar yang tidak diharapkan agar suara kita yang sedang berbicara ini terdengar renyah dan jernih. Tidak cuma menyingkirkan suara latar dari kita yang sedang berbicara, tapi juga menangkap suara pembicara lainnya lebih jernih saat video konferensi berkat hadirnya fitur ClearVoice Speaker.

Oh ya, layaknya ponsel, ASUS Vivobook 13 Slate OLED juga sudah dibekali dengan pemindai sidik jari di tombol power yang berada di atas layar. Benar-benar seperti tablet, saya bisa mengunci laptop tablet ini secepatnya dengan mudah sebelum dipakai dan diambil oleh anak saya hehe.

6. Dual Camera

laptop atau tablet

Jika ASUS memutuskan bahwa varian Vivobook 13 Slate OLED bisa digunakan sebagai tablet, maka mereka tidak main-main dan akan totalitas. Layaknya tablet pada umumnya, Vivobook 13 Slate OLED juga dibekali Dual Camera, yakni 13 MP untuk kamera belakang dan 5 MP untuk kamera belakang.

Tentunya fitur dual camera ini tidak dimiliki oleh laptop pada umumnya. Saya bisa dengan gampangnya memotret apa yang ada di depan saya atau bahkan selfie dengan kualitas gambar resolusi tinggi dan kemudian mencoret-coretnya dengan menggunakan ASUS Pen 2.0.

7. Last but not least, desain yang edgy

laptop atau tablet

Kalau tampak dari jauh sih ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini cuma warna hitam saja. But black is the new modern design! Desain hitamnya juga tidak hitam bland karena ada detail splatter-finished di bodinya serta motif aksen hijau cerah di bagian atas belakang layar yang pastinya membuat laptop ini makin keren bagi siapapun yang menggunakan.

To bring or not to bring laptop..

Pikiran berkecamuk kembali saat hendak menginap di rumah orang tua akhir pekan lalu. Bawa laptop atau tidak. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak membawa laptop karena malas bawa barang besar. Saya melihat suami membawa laptopnya sehingga berharap untuk numpang laptop dia buat mengerjakan artikel ini.

Pada akhirnya saya tidak mengerjakan tulisan ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini karena ternyata suami saya lagi “pelit” karena dia pake buat main game haha 😝.

Akhir pekan depan ini juga kami juga akan liburan ke Solo. To bring or not to bring laptop, jawabannya sudah pasti tidak bawa. Ke rumah orangtua yang notabene cuma packing laptop, naikin ke mobil, melakukan perjalanan dekat dan membawa turun saja saya masih galau. Apalagi ini perjalanan jauh. Padahal terbersit di pikiran saya untuk mencicil tulisan catatan perjalanan saya di blog melalui laptop selagi masih sangat segar di pikiran.

Saya merasa permasalahan ini tidak hanya dialami oleh saya sendiri. Sebenarnya suami pun juga begitu, makanya ia yang tipe praktis tidak mau ribet dan berat lebih memilih membawa tablet beserta keyboardnya saat sebulan ke Prancis.

Laptop atau tablet. Hal yang kerap menjadi pilihan ini sebenarnya tidak perlu menjadi beban pikiran lagi. Hadirnya ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini bisa menjadi jawaban bagi saya dan generasi milenial lainnya. Kenapa harus memilih diantara keduanya jika kita bisa memiliki keduanya dalam satu perangkat saja?


ASUS Vivobook 13 Slate OLED.
Too lightweight as laptop, too powerful as tablet.



Mengenal Gastronomi Molekuler: Perkawinan Sains dan Makanan

14 komentar
“Baru matang dari kompor kemudian langsung dimasukkan ke dalam oven? Oh, tampaknya Chef ingin membuat sajian tersebut dalam bentuk bubuk.” Ujar Alton Brown mengomentari salah seorang Chef dalam sebuah acara kuliner favorit saya, Iron Chef.

gastronomi molekuler

Iron Chef adalah acara reality show masak-memasak yang baru diluncurkan di Netflix. Sebenarnya, acara Iron Chef ini adalah acara reality show dari Jepang sejak tahun 1993. Namun baru belakangan ini Iron Chef diproduksi ulang sama Amerika dan jadilah Iron Chef yang dapat kamu tonton di layanan Netflix.

Iron Chef adalah salah satu reality show masak-memasak favorit saya, alasan utamanya karena saya suka cara pembawa acara mengomentari pekerjaan para Chef. Mereka memiliki pengetahuan kuliner yang terverifikasi karena bisa menebak hidangan apa yang akan disajikan oleh Chef hanya dengan mengamati dan menjelaskan teknik-teknik memasak yang mereka gunakan.

Melalui Iron Chef pula saya melihat beberapa teknik memasak yang tidak saya lihat di acara reality show masak-memasak lainnya. Wajar saja para pembawa acara memahami dunia kuliner dan tekniknya begitu mendalam. Alton Brown sudah berpengalaman menjadi pembawa acara masak-memasak dan Kristen Kish adalah seorang Chef yang merupakan pemenang acara Top Chef.

gastronomi molekuler
Sumber: People

Saya kerap memandang sebuah hidangan sebagai hasil peracikan teknis yang piawai berpadu dengan kemampuan eksplorasi palate. Sebuah pola pikir yang tidak populer tapi cukup wajar bagi saya yang lulusan teknik lingkungan ini.

Science of Cooking

gastronomi molekuler

Science of Cooking karangan Stuart Farrington yang kini bertengger di pojok rak dapur saya adalah salah satu pembelian buku terbaik saya. Untungnya, saya beli saat diskon 50% di sebuah toko buku impor. Menang banyak! Di buku ini dijelaskan sangat detil dari A hingga Z soal sains yang terjadi seputar masak. Bahkan dari pemilihan panci dan pisau, lho!

Rasa penasaran saya terhadap sains dalam memasak tidak berhenti disitu. Dua tahun lalu, saya mengambil kursus gratis berjudul “Science of Cooking” dari edx. Tanpa berpikir panjang, saya pun langsung mendaftar kursus gratis ini. Dalam jangka 3 bulan, kita harus menonton video pembelajaran, membaca bahan ajar, mengerjakan kuis, hingga mengerjakan tugas praktek.

Salah satu tugas praktek pertama yang saya ingat adalah “mengenal oven dengan lebih baik.” Intinya, kita melakukan kalibrasi oven sendiri dengan mengacu ke titik leleh gula.

Mempelajari sains dari memasak itu nyatanya bisa membuat kamu lebih paham dengan apa yang kamu masak bahkan menambah kualitas hasil masakan kamu pula. Bahkan, kamu memasak daging pun terjadi proses "penghancuran" dalam daging tersebut. 

Lho, bagaimana maksudnya?

Memasak daging: Proses penghancuran protein

Tahukah kamu kalau kalau proses memasak protein artinya telah terjadi proses penghancuran protein?

Telur mentah mengeras, artinya panas telah menghancurkan struktur protein pada telur tersebut sehingga teksturnya mengeras seiring dengan lamanya memasak. Daging berubah warna dari hitam dan melunak menjadi merah, artinya ada protein yang “dihancurkan” agar makanan tersebut lebih layak untuk dimakan. Itu baru proses fisik dan kimiawi ya, belum termasuk proses biologis yang terlibat seperti matinya bakteri yang dapat menimbulkan penyakit seperti Salmonella.

Sains menarik dalam memasak lainnya adalah sains dibalik snack buah-buahan yang dikemas dalam kemasan. Apa yang terjadi dibaliknya?

Rahasia dibalik snack durian kering dari Thailand


gastronomi molekuler

Saya sering menemui grafik fasa padat-cair-pada di atas di beberapa mata kuliah dahulu. Lucunya, saya lebih mengerti grafik tersebut sekarang ketimbang saat saya duduk di bangku kuliah.

Sebagai contoh, apakah kamu pernah kebayang kenapa bisa ada yang jual snack durian kering? Proses apa yang terjadi dari durian berukuran besar dengan daging lembek basah berubah menjadi durian berukuran kecil?

Grafik di atas adalah jawabannya. Durian yang baru dibelah berada dalam area warna ungu dimana cairan buahnya berada dalam fasa cair. Kemudian, suhu diturunkan sehingga cairan durian membeku dan fasanya berada di area oranye. Setelah itu, tekanan diturunkan secara drastis sehingga merubah cairan durian yang tadinya beku berubah menjadi gas dan menguap ke udara. Tada! Jadilah snack durian kering dimana sekarang kondisi cairannya berada di area hijau.

Jadi, durian kering yang kamu makan itu sudah hampir tidak mengandung air, makanya bisa berukuran kecil dan bisa dikemas di kantong plastik. Tidak hanya itu, makanan yang memiliki kadar air rendah bakal memiliki ketahanan (shelf life) yang jauh lebih tinggi.

Proses pengeringan makanan menjadi bentuk bubuk seperti yang dikomentari Alton Brown di acara Top Chef juga melalui cara serupa. Menggunakan oven adalah salah satu cara proses pengeringan. Caranya dengan menyetel oven dengan suhu rendah (60 derajat Celcius) ditambah dengan membuka pintu oven sedikit agar sirkulasi udara lancar. Jangan menyetel suhu lebih tinggi dari itu karena akan membuat makanan bertambah tingkat kematangannya.

Proses pengeringan makanan berdasarkan diagram di atas hanyalah salah satu partikel kecil dari ilmu kuliner yang dijelaskan secara sains. Jika kita biasanya hanya memahami proses masak-memasak hanya sebagai ketepatan meracik bumbu dan menyajikannya secara pantas (asal tidak gosong atau kematangan), maka saatnya kamu mengenal gastronomi molekuler.

Ilmu kuliner ini sangat memperhatikan segala aspek fisis dan kimiawi sebagai bentuk rekayasa. Oleh karena itu, saya menyebutnya teknik kuliner. Mari mengenal gastronomi molekuler lebih dalam!

Mengenal Gastronomi Molekuler

gastronomi molekuler



Gastronomi molekuler adalah cabang ilmu kuliner yang fokus kepada proses fisis dan kimia yang terjadi pada saat proses memasak terjadi. Proses dan interaksi ini dieksplorasi dan dimanipulasi untuk menghasilkan rasa yang maksimal hingga menghasilkan penampakan akhir yang artistik.

Istilah gastronomi molekuler ini juga pertama kali ditemukan tahun 1988 oleh dua ilmuwan yang berasal dari Oxford, Nicholas Kurti dan Hervé This. Awalnya, gastronomi molekuler merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari proses fisis dan kimia selama memasak. Namun tidak untuk sekarang.

Gastronomi molekuler ini seperti mendobrak ilmu kuliner tradisional yang berfokus pada produksi makanan dalam skala industri alias dalam skala massal. Intinya asal hasil masakan enak dan dimasak dengan benar.

gastronomi molekuler

Alat-alat yang digunakan para chef gastronomi molekuler juga layaknya ilmuwan di laboratorium. Mereka menggunakan nitrogen cair, pipet, gel, alat pembakar, dan alat-alat laboratorium lainnya.

Ilmu sains yang dipelajari di gastronomi molekuler biasanya berkutat pada transfer panas, interaksi makanan tiap fasanya, kestabilan aroma, masalah kelarutan suatu zat, hingga hubungan tekstur-aroma. Kalau kamu hobi nonton acara masak-memasak seperti Masterchef, Top Chef, Hell's Kitchen, dan lain-lain, pasti kamu akan familiar dengan komentar yang mengomentari hubungan tekstur-aroma sebuah hindangan dan bagaimana bisa menghancurkan satu sama lain jika tidak diramu dengan cermat.

Sekarang mulai bermunculan restoran-restoranyang fokus pada gastronomi molekuler. Saya menganggapnya restoran yang menyajikan penipuan.

Bukan, bukan penipuan dalam arti negatif, tapi dari arti positif haha. Banyak restoran gastronomi molekuler yang memiliki visi sebagai fun dining dengan mengoptimasi seluruh indera di tubuh demi menikmati makanan secara maksimal. Bahkan, terkadang Chef dari restoran fun dining tersebut menyediakan makanan yang secara bentuk berlawanan 180 derajat dengan rasanya.

Contoh molekular gastronomi adalah kamu dihadapkan dengan sebuah apel di atas piring namun nyatanya makanan itu memiliki rasa seperti steak. Persepsi kamu terkecoh dengan indra kamu sendiri. Inilah yang menyebabkan menyantap hidangan di resto gastronomi molekuler menjadi sangat menyenangkan.

You prepare to be surprised!

Pekan lalu, saya dan suami berkesempatan menikmati sepaket sajian hidangan dan hiburan di sebuah restoran molekuler gastronomi di bilangan Jakarta Selatan. Sejujurnya, saya tidak pernah membayangkan akhirnya bisa duduk di salah satu kursi restoran ini mengingat harga sekali makan disana yang cukup tidak masuk akal.

Honestly, I'm dying to writing the full review for the food and experience. But unfortunately, please wait until the end of this year since I don't want to ruin the fun and the food that planning to be served. I'm not that viral FOMO ike people in Tiktok.

"Kok bapaknya tahu ini makanan apa, habis lihat di TikTok ya?" Duga sang pelayan menanggapi tanggapan tebakan suami saya.
Jadi saya cuma bisa kasih sneak peak saja ya, supaya semakin penasaran haha. Lebih baik lagi kalau langsung cuss ke restorannya (saya rasa sih sebagian besar yang baca ini sudah tahu restoran apa).

Contohnya ini. Menurut kalian ini makanan apa?

gastronomi molekuler

Apa yang kamu harapkan jika yang disediakan "cuma" seperti ini?

gastronomi molekuler

 clue: coba berpikir out of the box

Stelah saya dan suami melakukan fun dining disana, persepsi saya terhadap mahalnya makan di restoran gastronomi molekuler mahal berubah. Harga tersebut SANGAT MASUK AKAL.

“Aku makan bukan fine dining cuma dapat four course di Prancis aja harganya setengah dari restoran ini yang menyajikan 17 menu. Kata temanku juga makan sebanyak itu dijamin kenyang”. Ujar suami tempo hari.


Setelah mengenal gastronomi molekuler, tertarik mencoba fun dining di restoran gastronomi molekuler?

5 Alasan Menggunakan Pewangi Pakaian di Negara Tropis

18 komentar
Penggunaan pelembut dan pewangi pakaian adalah hal normal baik dari pencucian pakaian menggunakan tangan ataupun mesin cuci. Bisa lihat mesin cuci kamu masing-masing, di bagian slot pengisian detergen minimal ada 2 lubang. Nah, salah satu lubangnya adalah tangki untuk pelembut dan pewangi pakaian.

pelembut dan pewangi pakaian

Saya sendiri relatif jarang menggunakan pelembut dan pewangi pakaian karena saya memiliki kulit yang lebih mudah jerawatan. Anak-anak saya juga memiliki jenis kulit kering yang rentan semakin kering jika menggunakan pakaian yang direndam pewangi.

Namun tidak bisa saya sangkal, terkadang pakaian di rumah butuh dicuci menggunakan pewangi. Indonesia yang merupakan negara tropis beriklim lembab ini sering membuat baju kena hantam berbagai bau yang susah hilang. Misalnya saat sering beraktivitas di luar ruangan dan saat menjemur baju di musim hujan.

Memilih pewangi yang tepat kadang-kadang rumit. Saya banyak menemukan pelembut dan pewangi pakaian yang baunya menyengat bahkan bau “obat”. Ini biasanya saya temukan di pakaian yang saya masukkan ke binatu.

Namun kini saya tidak bingung lagi sejak menemukan Molto Korean Strawberry. Baunya dan komposisi campuran bahan pewanginya cocok buat saya dan sifat bahannya tidak terlalu “keras”. Simak 5 alasan memakai pengharum baju Molto Korean Strawberry di negara tropis seperti Indonesia tercinta ini!

1. Menghalau 7 jenis bau membandel

pelembut dan pewangi pakaian

Alasan utama yang digunakan orang-orang saat menggunakan pewangi pakaian adalah untuk menghalau bau membandel di baju yang terkadang tidak cukup dihilangkan hanya dengan menggunakan deterjen saja. Ada 7 jenis bau yang cukup menyulitkan: bau keringat, bau badan, bau polusi, bau apek, bau bawang, bau asap, dan bau amis.

Posisi Indonesia yang berada di sekitar garis ekuator serta memiliki iklim hangat dan lembab membuat kita lebih mudah untuk berkeringat. Apalagi jika didukung dengan pola makan yang tidak baik, maka bau badan kita yang menempel ke baju saat berkeringat akan lebih menyengat dan sulit hilang meski hanya dicuci menggunakan deterjen. Penggunaan pelembut dan pewangi pakaian dirasa penting untuk menghilangkan bau ini.

Kota Jakarta juga sudah terkenal sebagai salah satu kota paling tinggi polusinya se-Indonesia. Jika kita banyak beraktivitas di luar ruangan, sering menggunakan transportasi umum atau menggunakan motor, besar kemungkinan bau polusi akan menempel di baju kita. Bau polusi adalah bau asap kendaraan bermotor bercampur bau matahari yang tidak enak.

Begitu juga dengan kamu yang banyak berada di rumah. Selain tidak menutup kemungkinan baju bau keringat karena kepanasan di rumah, besar kemungkinan baju kamu menjadi bau bawang dan bau amis karena banyak beraktivitas di dapur untuk menyiapkan makanan keluarga. Saya jadi ingat saat kami sekeluarga makan All You Can Eat di bilangan Jakarta Selatan, baju bau daging!

Indonesia memiliki iklim tropis, yakni musim hujan dan kemarau. Menjemur baju saat musim hujan kerap menghasilkan momok berupa baju bau apek. Ini disebabkan minimnya kehadiran sinar matahari membuat baju cenderung lembab dan kurang kering maksimal sehingga menimbulkan bau apek.

Terlalu banyak jenis bau yang hadir di pakaian kita yang tinggal di negara tropis ini. Menggunakan pelembut dan pewangi pakaian adalah salah satu solusi untuk menghempaskan bau-bau tersebut dan menghadirkan bau wangi di pakaian.

2. Wangi strawberry segar

pelembut dan pewangi pakaian

Molto sebagai merk pelembut dan pewangi pakaian kini memiliki varian baru yang bakal kamu cintai baunya, yaitu Molto Korean Strawberry. Apalagi para pecinta K-drama dan K-pop, pasti #WanginyaBikinJatuhCinta. Pasalnya, Strawberry adalah buah yang populer baik di Korea ataupun di Indonesia. Wangi strawberry segar yang dihadirkan Molto Korean Strawberry ini memiliki bau manis lembut dipadu wangi asam segar yang dapat membuat kita senang saat menggunakan pakaian yang menggunakan pelembut pakaian ini.

Tidak hanya itu, wangi strawberry memang merupakan wangi populer sejak dulu kala di Indonesia, jadi tentunya  mayoritas dari kita bakal sudah familiar dengan bau ini.

3. Memberikan keharuman extra 7x

rekomendasi pewangi pakaian

Terkadang, meskipun sudah menggunakan pelembut dan pewangi pakaian dalam rutinitas mencuci sehari, wangi yang dihasilkan pakaian cepat sekali hilang atau bahkan wanginya tidak terasa sejak awal pakaian dipakai.

Molto Korean Strawberry menjadi rekomendasi pewangi pakaian karena 7x lebih wangi dari pelembut pakaian biasa. Selain #WanginyaBikinJatuhCinta, pelembut dan pewangi pakaian ini bisa menghalau bau-bau tidak sedap yang mungkin hadir di baju yang bahkan sudah dicuci sekalipun dengan menggunakan deterjen biasa.

4. Melembutkan pakaian

pelembut dan pewangi pakaian

Tidak hanya berfungsi sebagai pewangi pakaian, Molto Korean Strawberry juga menjadi rekomendasi pelembut pakaian. Pencucian pakaian di mesin cuci kerap membuat baju keras dan kusut setelah dijemur sehingga menjadi sulit untuk disetrika. Dengan menggunakan pelembut pakaian, pakaian yang sudah dijemur tersebut akan semakin mudah disetrika atau bahkan tidak disetrika sama sekali untuk beberapa jenis bahan pakaian.

5. Harga sangat terjangkau

pelembut dan pewangi pakaian

Ingin menggunakan pelembut dan pewangi pakaian yang memiliki keharuman ekstra tapi khawatir harganya selangit? Tidak untuk Molto Korean Strawberry!

Harga pelembut pakaian Molto Korean Strawberry hanya Rp 16.900 untuk ukuran pouch 680 ml. Tersedia juga harga sachet 9 ml seharga Rp 500. Selain itu, beli 1 lusin sachet gratis 1 sachet pula!

Molto Korean Strawberry terjangkau untuk semua kalangan.

Pelembut dan pewangi pakaian Molto Korean Strawberry ini memang memikat hati dengan segala keunggulannya. Dan enaknya lagi, pewangi pakaian Korea ini bisa didapatkan di berbagai supermarket yang tersebar di seluruh Indonesia serta bisa juga dibeli melalui e-commerce seperti melalui Tokopedia, Shopee, dan JD.iD.

pelembut dan pewangi pakaian

Ternyata nuansa Korea Strawberry yang fenomenal ini juga hadir di beberapa produk Unilever lainnya. Tidak hanya merasakan sensasi wangi Korea Strawberry di pakaian, tapi juga bisa saat mencuci piring dan wangi lantai rumah!

Kalau biasanya wangi sabun pencuci piring beraroma jeruk nipis, kebayang ga sih bakal menyingkirkan lemak membandel dengan ekstrak jeruk nipis asli dengan Sunlight Extra Korean Strawberry? Piring kesat dan makin segar dengan harga hanya Rp 13.500.

Super Pell Korean Strawberry juga menghadirkan wangi tahan lama hingga 8 jam dengan teknologi power clean yang membuat lantai kilau higienis maksimal. Benar-benar #WanginyaBikinJatuhCinta.

Tertarik menggunakan Molto Korean Strawberry dan varian Korean Strawberry lainnya?

7 Alasan Stranger Things 4 Sukses Memikat Penonton

28 komentar
Sudah nonton Stranger Things  4 terbaru? Kalo menurut saya, season 4 adalah season terbaik dari Stranger Things! Mengapa?

WARNING: SPOILER ALERT!

alasan stranger things

Stranger Things Season 4 hadir setelah penonton dibuat menunggu selama 3 tahun. Uniknya, season 4 ini dibagi menjadi 2 bagian yang disebut volume 1 dan volume 2. Volume 1 sebanyak 7 episode dirilis pada tanggal 27 Mei 2022. Fans Stranger Things dibuat menerima ujian kesabaran dengan digantung oleh episode 7 yang membuat penonton terperanjat dan makin penasaran.

Stranger Things dirilis pertama kali pada tahun 2016 dengan memperkenalkan sekelompok anak SD nerd, yang dimulai dari kehilangan salah satu teman mereka, Will. Season 2 bercerita tentang kehadiran teman baru dan kemunculan kembali makhluk di dunia terbalik bernama Mind Flayer yang merasuki Will. Setelah 2 tahun berselang, Stranger Things season 3 hadir dengan cerita wabah tikus yang ternyata ada hubungannya dengan kemunculan kembali Mind Flayer dari dunia seberang sebagai andil hasil penelitian dari sekelompok ilmuwan Uni Soviet.

Season 4 hadir dengan cerita yang jauh bombastis dibandingkan 3 season sebelumnya!

alasan stranger things

Bagi saya pribadi, ada beberapa alasan Stranger Things 4 ini benar-benar “mengguncang”. Ada banyak detail-detail kecil yang diperhatikan oleh penulis dan sutradara yang justru membuat season 4 ini terasa lebih dekat.

Simak 7 alasan Stranger Things 4 sukses memikat penonton ini versi saya!

1.Background story yang relate dan detil

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Penulis Stranger Things yang dengan cermat mengolah background story sehingga menjadi alasan Stranger Things 4 menjadi favorit saya.

Ada selisih 6 tahun antara Stranger Things season 1 dan season 4. Jika Di season 1 para kumpulan anak nerds yang berisikan Mike, Will, Dustin, dan Lucas masih duduk di bangku SD, kini mereka duduk di bangku SMA.

Stranger Things 4 mengemas dengan apik konflik yang dialami jiwa remaja. Lucas mengalami krisis identitas dan memilih menghabiskan waktu menjadi anak gaul (jocks) ketimbang tetap menjadi nerds dengan main D&D bersama klub Hellfire. Eleven yang berbohong kepada pacarnya dan mencitrakan dirinya sebagai anak gaul, padahal yang terjadi adalah sebaliknya, ia adalah korban perundungan yang parah.

People grow and sometimes they grow apart, even when you start as closed friend.

Lucas dan Max sudah putus sehingga jarak diantara mereka semakin kentara. Keluarga Byer yang sudah pindah ke Lenora juga membuat Will merasa diacuhkan oleh teman-teman lamanya di Hawkins. Begitu juga Jonathan yang terlibat hubungan jarak jauh dengan Nancy, mereka kian semakin jauh, terlihat dari Nancy yang memutuskan tidak ikut ke terbang ke Lenora sementara adiknya Mike terbang demi menemui pacarnya, El.

Gejolak jiwa muda dan hubungan yang retak terasa realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Pihak Stranger Things memperhatikan detil-detil kecil ini secara cermat sehingga dapat membentuk suasana yang realistis.

Sometimes, best friend is non-permanent.

2. Penokohan yang kuat dan unik

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Semenjak dari Stranger Things 1 hingga 4, banyak tokoh baru dan banyak juga tokoh yang dihilangkan. Salah satu tokoh favorit saya adalah Max yang cuek, blak-blakan dan terkadang sarkas. Penulis Stranger Things juga membuat tokoh duo tokoh ikonik yang disukai penonton seperti duo Dustin dan “babysitter” Steve yang hobi perang mulut.

Tokoh baru yang muncul dan ternyata memberikan warna di Stranger Things 4 ini salah satunya adalah Dmitri yang berawal dari arch-enemy hingga tokoh persekongkolan yang saling bahu-membahu kabur dari Gulag Kamchatka.

Eddie Munson juga tokoh unik yang hadir dalam bentukan urakan seperti pemimpin sekte penyembah setan yang nyatanya cuma anak nerd, tinggal kelas, dan mudah panik.

Di Stranger Things season 4, saya memiliki karakter favorit, yakni One alias Vecna. Bagaimana tokoh ini dibentuk semanipulatif mungkin dengan kemarahan yang salah di dalam jiwa. One menganggap tidak ada yang dapat memahami dirinya sendiri termasuk keluarganya, bahkan dia juga menganggap tatanan di dunia ini salah.

Sayangnya, di season 4 ini tokoh Mike dan Will terlihat paling membosankan karena penulis seperti  bingung tokoh ini mau diapakan.

3. Plot yang rapi

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Dibandingkan season sebelumnya, Stranger Things 4 memiliki plot yang paling rapi dan saling berkait. Semenjak kemunculannya, Stranger Things identik dengan cerita yang cenderung ringan, tidak rumit, dan mengandung unsur horor dan thriller yang bisa ditonton dengan santai.

Cerita Stranger Things 4 ini lebih rumit, berat, dengan plot tidak biasa yang penuh dengan plot twisted di berbagai episode.

Plot twisted yang paling signifikan ada di plot utama Stranger Things 4. Dimana kemunculan pegawai Hawkins Lab yang sangat ramah terhadap Eleven tapi nyatanya ia sedang memanipulasi El dan nantinya berubah menjadi arch-enemy di season 4 ini.

Plot di season 4 ini juga dikemas rapi, bagaimana kasus di Hawkins yang terlihat aneh dan seperti kegiatan perdukunan, pada kenyataannya ada hubungannya dengan masa lalu Eleven.

4. Ritme cerita paralel yang tepat

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Bukan hal baru kalau berdasarkan season sebelumnya, para kumpulan karakter berpetualang sendiri dan nantinya akan berkumpul di satu tempat pada 2 episode terakhir. Semua tokoh utama pada ketiga season sebelumnya sama-sama berada di Hawkins.

Namun tidak untuk season 4.

Cerita dimulai dengan mayoritas tokoh utama ada di Hawkins, keluarga Byer dan El di Lenora, dan Jim di Kamchatka. Tidak hanya terbagi menjadi 3 alur cerita utama, tapi pada akhir volume 1 season 4 Stranger Things ada 5 alur cerita yang berjalan parallel.

Dustin, Max, dan Erica berada di Hawkins.

Steve, Robin, Nancy, dan Eddie di Upside down Hawkins.

El di Nevada.

Will, Mike, Jonathan, dan Argyle di Utah

Jim, Joyce, dan Murray di Kamchatka.

Sutradara dengan perhitungan yang cermat merancang 5 alur cerita berjalan beriringan secara paralel. Jika 1 cabang cerita berjalan terlalu jauh, maka kita akan diarahkan ke cabang cerita yang lainnya. Meskipun durasi 1 episode di season 4 ini sampai 1 jam lebih, tapi penonton tidak akan kebosanan karena penasaran dengan perkembangan cerita di kelima cabang cerita.

5. Klimaks penuh emosi

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Bagi siapa saja yang sudah menonton Stranger Things 4 volume 1, ending episode 4 (Dear Billy) dan episode 7 (Massacree and Hawkins Lab) adalah klimaks yang paling membuat penonton jatuh hati karena merasakan emosional yang membuncah.

Scene dimana Max berdamai dengan masa lalunya kemudian meraup kekuatan untuk dapat bebas serta kembali ke dunia nyata dan scene dimana secara parallel dan perlahan mengungkap sisi gelap One dan perlawanan El serta Nancy yang “ditawan” serta ditunjukkan kejadian yang sebenarnya dua puluh tahun silam.

Scene yang beriringan tersebut dirancang secara brilian dan porsi tepat membuat penonton mendapatkan dan menghubungkan informasi dan emosi yang lebih dibandingkan dengan yang hanya ditunjukkan di layar kaca.

6. Pemilihan soundtrack yang tepat

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Mengusung latar belakang tahun 80-an, sudah barang pasti soundtrack yang digunakan juga musik dari era tersebut. Salah satu sound khas di era 80-an adalah penggunaan synth yang tidak hanya hadir di pemilihan soundtrack, tapi juga background sound di banyak scene.

Pemilihan soundtracknya juga sesuai emosi cerita sehingga emosi penonton menjadi lebih membuncah. Contohnya adalah hadirnya cuplikan lagu Running up the Hill yang dinyanyikan oleh Kate Bush sampai muncul kembali di berbagai music chart, contohnya di spotify global chart.

Peracikan soundtrack Running up the Hill ini juga kembali di-mixing dengan suara synth yang terdengar crescendo, membuat scene Max lari dari dunia upside down terasa semakin klimaks dan emosional.

7. 80’s Trivia

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Triviai tahun 80’s adalah kepingan terakhir yang paling saya sukai di Stranger Things 4 ini. Meski lahir di tahun 90-an, tapi (dulu) saya banyak mengetahui musik tahun 80-an dan film-film yang dirilis pada era itu.

Adegan Suzie, pacar Dustin yang mengehack server sekolah dan mengubah nilai Dustin mirip sekali dengan adegan David yang mengubah nilai jelek kecengannya, Jenifer, di film Wargames (1983).

Muncul juga jokes soal film Back to the Future yang ditonton oleh Robin, Steve, Erica, dan Dustin saat sedang “staying-low” untuk menghindar kejaran para pasukan rahasia Sovyet di mall Starcourt.

“So the cooler king is going back to cooler again, right?”, seloroh Dmitri

Saya yakin pasti banyak yang tidak tahu jokes itu. Wajar saja, lelucon tersebut diambil dari film The Great Escape (1963) dimana Steve McQueen yang terkenal dengan sebutan “Cooler King” menjadi bintang utama. Di perannya, Steve McQueen berkali-kali kabur dari penjara namun selalu bisa ditangkap kembali dan dimasukkan ke dalam Cooler, sebuah ruangan kecil tanpa jendela sebagai tempat untuk detensi.

Jokes Watergate yang berkali-kali disebutkan pada saat mencari pintu gerbang ke dunia upside down di love lake juga sesuai dengan skandal Presiden Nixon di tahun 80-an saat pemlihan presiden.

alasan stranger things
Sumber: Netflix

Itulah 7 alasan Stranger Things 4 sukses memikat penonton versi saya. Apakah kamu sudah menonton Stranger Things 4 vol.1? Jika belum? Ayo buruan nonton!

Jika kamu belum menonton sama sekali, masih ada waktu kok untuk Binge-ing dari season 1 sebelum Stranger Things 4 vol.2 rilis di tanggal 1 Juli 2022.