The Perks of "Beli Barang dari Anak ITB"

Tidak ada komentar
Dalam membeli suatu barang melalui dunia maya, kepercayaan terhadap lawan jual beli adalah hal nomor satu. Baik pembayaran dengan cara COD ataupun bertemu langsung. Disini saya akan sedikit bercerita mengenai transaksi jual beli dengan rekan sesama kampus ITB. Baik yang masih mahasiswa atau sudah alumni. Entah kenapa, label mahasiswa/alumni ITB sudah punya nilai kepercayaan sendiri yang berbuah kenyamanan dalam bertransaksi. Entahlah, mungkin karena sama-sama dari ITB, jika terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya barang mengecewakan atau penipuan, sang lawan transaksi dengan mudah dilacak. Entah melalui mutual friend ataupun dari NIM. Dan alhamdulillah, sejauh ini bertransi dengan anak ITB aman-aman saja. Lawan transaksi saya biasanya saya temukan di grup FB Forum Jual Beli (FJB) ITB, ITBMotherhood, ataupun rekan ITB lainnya yang bukan merupakan dari dua grup itu. Berikut beberapa testimonial saya mengenai kenyamanan berbelanja dengan rekan-rekan ITB.

Bercerai dengan Musik

4 komentar
I can't live without music
Setidaknya itulah slogan yang santer digaung-gaungkan oleh media massa atau berbagai orang di social media.

Tapi benarkah begitu?

Baby Gear: Aprica Karoon Review

Tidak ada komentar
Sewaktu masih hamil hasan trimester kedua, saya udah mulai rajin buka tutup review stroller di pelbagai website. Banyak faktor yang dibutuhkan untuk memilih stroller yang pas. Pertimbangan saya dalam memilih stroller dapat dilihat di artikel saya sebelumnya mengenai kriteria stroller disini. Melihat segala kriteria saya dan budget yang dimiliki, muncul beberapa shortlisted. Namun, ternyata alhamdulillah Hasan mendapat kado stroller dari Datuk Aya. Berhubung dikadoin, saya mah pasrah apa aja. Apalagi lebih mahal dari budget kita hehe. Stroller yang dikasih Aprica Karoon. Seperti ini penampakannya.

Penampakan Aprica Karoon

Listrik dan Elpiji

Tidak ada komentar
Pagi ini, saya membawa Hasan jalan pagi stroller di taman lingkungan apartemen. Membawa Hasan ke taman adalah rutinitas saya dan Hasan tiap pagi dan sore. Supaya Hasan tidak bosan. Supaya Hasan bisa berinteraksi dengan rekan sebayanya. Supaya saya bisa ngerumpi. Lagipula Hasan memang senang melihat-melihat ke alam bebas. Hasan, sepengamatan saya sejauh ini adalah seorang observer. Mungkin karena bayi rata-rata begitu ya.

Saya biasa keluar antara jam tujuh sampai delapan lewat. Tergantung Hasan bangun tidur setelah mandi jam berapa. Mengelilingi taman sekitar 3 kali kemudian baru mencari kerumunan mamud abas (mama muda anak baru satu,, wkwkwk) buat sekadar basa-basi. Sampai saya terlibat pembicaraan-pembicaraan ini.

Plus Minus ODOP for 99 Days

3 komentar
Sebenarnya, terkesan sudah sangat telat jika saya harus mnuliskan apa yang memotivasi saya untuk ikutan tantangan #ODOPfor99days. Kalo dipikir-pikir bakal nyusahin banget ya. Kayak dikejar-kejar ngerjain sesuatu tiap harinya, dengan outcome yang tidak jelas. Tapi benarkah outcome-nya tidak jelas?

Mommies War Series: Working Mom vs Stay at Home Mom

3 komentar
Working mom atau stay at home mom.

Ibu bekerja atau ibu dirumah.

Kayaknya dari semua topik mommies war yang say buat, judul kali ini yang merupakan paling panas. Perseteruan antara ibu bekerja dan ibu dirumah tidak akan ada habisnya. Eternity. Infinity. Dan kembali, perkara mommies war pasti ga jauh-jauh dengan namanya sikap judgemental.



Mommies War Series: Sesar vs Normal

Tidak ada komentar
Sesar atau normal?

Saya yakin, apabila pertanyaan tersebut diutarakan kepada para ibu maupun calon ibu, hampir 100% akan memilih normal.

Tetapi bagaimana jika ternyata kondisi medis menyatakan harus sesar?

Sebagian kecewa berat. Sebagian biasa aja. Ah, yang penting ibu dan anak dalam kondisi sehat, they said. Kenapa? Kenapa harus kecewa berat?