Listrik dan Elpiji

Tidak ada komentar
Pagi ini, saya membawa Hasan jalan pagi stroller di taman lingkungan apartemen. Membawa Hasan ke taman adalah rutinitas saya dan Hasan tiap pagi dan sore. Supaya Hasan tidak bosan. Supaya Hasan bisa berinteraksi dengan rekan sebayanya. Supaya saya bisa ngerumpi. Lagipula Hasan memang senang melihat-melihat ke alam bebas. Hasan, sepengamatan saya sejauh ini adalah seorang observer. Mungkin karena bayi rata-rata begitu ya.

Saya biasa keluar antara jam tujuh sampai delapan lewat. Tergantung Hasan bangun tidur setelah mandi jam berapa. Mengelilingi taman sekitar 3 kali kemudian baru mencari kerumunan mamud abas (mama muda anak baru satu,, wkwkwk) buat sekadar basa-basi. Sampai saya terlibat pembicaraan-pembicaraan ini.



Pembicaraan 1

A: Listrik disini mahal ya, katanya disini kenanya listrik industri, bukan listrik rumah, makanya lebih mahal
B: Oh pantas aja, saya listrik sekarang 300 ribu rupiah, perasaan dulu pas masih berdua 200 ribu, jadi makin mahal
C: Wah,, kok murah banget, saya listrik 500 ribu. Kok bisa sih?
Saya: (Diem)

Pembicaraan 2

A: Disini parah, masa elpiji 12 kg di luar 175 ribu sementara diluar cuma 135 ribu. Mahal banget ambil untungnya.
B: Saya pake blue gas sih, 1.5 bulan baru habis
C: Wah, saya bisa sampe 3 bulan. Jarang masak sih.
Saya: (Diem)


Here's the fact, di apartemen ini saya bisa menghabiskan listrik sampai sejuta (huhu). Oke, mungkin karena 2 unit. Satu 400 ribu, satu lagi 600 ribu. Yaampun saya sih ngerasa parah banget. disini 1 unit 1300 VA, satu lagi 3300 VA. Sementara di Lebak Bulus 5500 VA dan ada kolam renang. BAYARNYA SAMA! Sedih. 

Memang barang-barang di apartemen ini agak berat sih:
Unit 1
Kulkas, AC 2 (@3/4 pk, mungkin sebaiknya 1/2 pk aja ya biar lebih murah), mesin cuci, pemanas air, TV (hampir ga pernah dipake lagi). 3300 VA

Unit 2
Microwave, TV (lumayan dipake, dispenser), AC 2 (3/4 pk)

Manajemen AC padahal untuk dikamar cuma hidup setelah jam 12 siang dan itu sering dimatiin karena kedinginan atau keluar jalan-jalan. AC diruang tamu juga ga selalu hidup. Pas kepanasan aja. Apa yang salah. Harus bisa. Pokoknya nanti akan dilist lagi supaya bisa berhemat. Padahal ini mau ngeluarin oven dari kardus :(

Sekarang beralih ke elpiji. Di sisi lain, prihatin juga bayar mahal untuk beli gas (huhu), di sisi lain saya senang, semacam bersyukur gitu gifted doyan masak. Banyak yang pada males masak soalnya. Yah meskipun sekarang jaraaang banget gara-gara masih adaptasi sama ritmenya Hasan. Sekarang udah mulai memupuk untuk masak lagi kok. Berkreasi, I've might said. Saya suka iri lo sama teman-teman saya yang walau punya anak masih sempat berkreasi masak. Saya harus bisa juga pokoknya! Masa suami saya udah jarang-jarang makan masakan saya :(.

Memang betul, disini masak tiap hari makanya gas cepat habis. Dan lebih sering masak gorengan juga dibanding di Lebak Bulus. Gapapa. Sekali-kali supaya suami senang. Tapi ga mau sering-sering ah. Health matter. :D

Yah begitulah, harus banyak instropeksi. Harus bisa semakin berhemat. Saya kira dengan pindah dari Lebak Bulus perkara listrik bisa berhemat. Ternyata ga juga :( bukan, belum bisa. Harus optimis donk.

Tidak ada komentar