Musim ajaran baru telah tiba! Saatnya menyiapkan anak guna menyambut sekolah tatap muka tahun ajaran baru.
Tahun ini anak sulung saya resmi menjadi anak SD kelas 1. Kami mendaftarkannya di sebuah SD Islam di dekat rumah kami yang jaraknya tidak lebih dari 3 km. Sebenarnya, itu adalah SD incaran saya bahkan semenjak kami belum berdomisili di rumah yang sekarang ini. Pada waktu mengincar sekolah ini, kami masih masih tinggal di apartemen di bilangan Jakarta Pusat tanpa tahu bakal dapat jodoh rumah dimana. Alhamdulillah ternyata kami berjodoh dengan sebuah lahan yang berlokasi tidak jauh dari area impian saya, sekaligus dekat dengan sekolah incaran saya ini.
Anak sulung saya ini sebenarnya telah lulus TK setahun silam. Karena usianya masih belum mencukupi untuk masuk SD saat itu, akhirnya kami memutuskan untuk menunda Hasan untuk masuk SD dan lebih memilih mengambil jenjang TK B kembali di sebuah sekolah hybrid, yaitu sekolah yang mengkombinasikan pertemuan daring yang dan dilengkapi dengan sekolah tatap muka.
Pun, mengingat pandemi dua tahun lalu, selama masa itu sekolah banyak diselenggarakan secara daring. Awalnya 100 persen secara daring, kemudian saat melihat trend pandemi Covid menurun, maka banyak sekolah mulai mencoba mengadakan sekolah offline dengan kapasitas kelas setengahnya. Saat varian covid delta menyerang dan kasus mulai meningkat, maka banyak sekolah memberlakukan pertemuan secara daring kembali. Perlahan saat kasus menurun kembali, sekolah-sekolah mulai mencoba memberlakukan sekolah tatap muka kembali tapi tetap tidak dengan kapasitas 100 persen.
Saat pandemi itu, saya berharap semoga saat anak sulung saya menjadi siswa kelas 1 SD yang sudah merasakan PTM 100 persen. Alhamdulillah, meski ada isu kasus varian Covid baru, ternyata pandemi masih terkendali sehingga hampir semua sekolah sudah memberlakukan sekolah offline dengan PTM 100 persen.
Mengingat sudah 100 persen sekolah offline tahun ajaran baru ini meski masih di dalam kondisi pandemi virus covid, maka sejumlah persiapan pun harus dilakukan. Persiapan ini tidak hanya pada anak, tapi juga bagi orang tua.
Apa saja yang harus dipersiapkan menghadapi hari pertama sekolah tatap muka tahun ajaran baru new normal?
1. Mempersiapkan mental
Liburan sekolah menjelang tahun ajaran baru sangat panjang, hampir satu bulan lamanya. Anak dan orangtua yang biasanya sudah terbiasa dengan ritme harian santai, maka pelan-pelan harus mengkondisikan kembali ke ritme aktivitas pagi yang padat.
Mental anak pelan-pelan dipersiapkan dengan diberikan pengertian bahwa sebentar lagi ia akan masuk sekolah dan harus kembali bangun pagi dan langsung beraktivitas. Jika mental anak tidak dipersiapkan, takutnya ia merasa kaget saat hari pertama sekolah dan berujung dengan rewel tidak mau sekolah.
Begitu juga dengan mental orang tua, terutama Ibu. Ibu harus siap bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan dan bekal anak. Hasan makan siang di sekolah, jadi praktis saya harus menyiapkan cemilan hingga makan siangnya sekaligus menyiapkan bekal makan siang suami yang berangkat kerja.
Bagi si sulung, tidak ada lagi tidur lagi setelah subuh. Bagi saya, tidak ada lagi leha-leha setelah subuh.
2. Mempersiapkan perlengkapan sekolah
Salah satu kegiatan favorit anak menjelang tahun ajaran baru adalah melengkapi perlengkapan sekolah. Kegiatan ini juga bisa menjadi sarana bonding antara orangtua dan anak. Dengan memilih sendiri kotak bekal, pensil, buku, hingga botol minum, anak akan lebih bersemangat menyambut tahun ajaran baru PTM 100 persen.
Kami melibatkan si sulung dalam pemilihan kotak bekal, sepatu sekolah, hingga jam tangan. Kami yakin, dengan melibatkan anak mengecek dan melengkapi perlengkapan sekolahnya akan meningkatkan emosi positif menyambut hari pertama sekolah tatap muka.
Jangan lupa juga untuk mengecek sepatu dan seragam sekolah anak, mereka yang cepat tumbuh membuat seragam dan sepatu sekolahnya sudah terasa sempit.
3. Berangkat lebih awal
Tahun ajaran baru membawa euforia tersendiri tidak hanya pada anak, tetapi juga bagi orangtua. Bahkan nenek dan kakeknya sekalipun tidak sabar untuk mengantar dan melihat cucunya bersekolah. Tidak heran, awal tahun ajaran baru akan diiringi dengan kemacetan hebat di titik sekitar sekolah. Pastikan berangkat sekolah lebih awal dari biasanya untuk menghindari kemacetan.
Waktu tempuh normal dari rumah kami ke sekolah si sulung hanya 15 menit untuk jarak kurang dari 3 km. Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diingini saya dan si sulung berangkat sekolah 40 menit sebelum jam masuknya.
35 menit sebelum jam masuk kelas adalah waktu yang tepat tanpa harus terlalu bermacet ria saat MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Namun saat kami berangkat 40 menit sebelum jam masuk kelas, kemacetan sudah mengular sehingga saya dan si sulung harus berjalan kaki sekitar 300 meter menuju gerbang sekolah.
4. Mempersiapkan fisik dan rutinitas
Rutinitas dan fisik adalah hal yang harus diprioritaskan dalam menghadapi hari pertama sekolah. Mengkondisikan tubuh untuk beraktivitas lebih pagi juga harus diiringi dengan tidur cukup agar tubuh tetap bugar dan dapat berfungsi secara maksimal.
Salah satu hal yang membuat saya terus berpikir (hingga saat ini) adalah bagaimana menjaga jam tidur si sulung tetap optimal agar ia dapat beraktivitas secara prima. Jika dulu ia belum shalat subuh dan bangun jam setengah 8, kini ia harus bangun subuh dan tidak tidur lagi setelahnya.
Menyuruhnya tidur siang adalah salah satu strategi. Strategi berikutnya adalah tidur malam lebih cepat meski terasa sulit karena malam adalah waktu menunggu ayahnya pulang dan bercengkrama bersama. Tidur lebih cepat membuat si sulung jadi sulit bertemu ayahnya di penghujung hari.
Jam tidur yang cukup adalah salah satu yang saya jaga karena ini berhubungan dengan performanya di sekolah dan agar daya tahan tubuhnya tetap prima. Selain itu, tidur yang cukup juga menjaga imunitas untuk menjaga kekebalan tubuh dari serangan virus dan bakteri.
Selain jam tidur yang cukup, saya merasa perlu memberikan suplemen tambahan sebagai booster daya tahan tubuh anak. Penasaran dengan suplemen apa yang saya berikan kepada si sulung sebagai ikhtiar menyiapkan ia menghadapi sekolah tatap muka di tengah pandemi virus Covid?
Interlac, combo probiotik dan vitamin D3
Tahukah kamu kalau rendahnya kadar vitamin D di dalam tubuh meningkatkan risiko radang akibat virus Covid menurut Jurnal Royal College of Physicians Clinical Medicine? Kurangnya kadar vitamin D3 di dalam tubuh dapat membuat si kecil gampang sakit. Vitamin D3 didapatkan dari asupan makanan dan kemudian dioptimalkan dengan paparan sinar matahari atau berjemur.
Dalam menjaga daya tahan tubuh anak juga perlu memperhatikan kesehatan saluran cernanya. Si kecil harus rutin mengkonsumsi probiotik atau bakteri baik. Salah satu bakteri baik tersebut adalah Lactobacillus reuteri.
Terkadang kita cukup repot jika harus memberikan si kecil banyak suplemen. Si kecil kadang juga jadi rewel jika kebanyakan makan suplemen. Adakah suplemen yang mengandung vitamin D3 sekaligus probiotik.
Ternyata ada! BioGaia Interlac adalah suplemen yang mengandung vitamin D3 400 IU sekaligus bakteri baik Lactobacillus reuteri yang dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna. Konsumsi suplemen ini diharapkan dapat menjadi booster imunitas anak dalam menghalau berbagai virus varian covid serta meningkatkan saluran cerna anak. BioGaia Interlac berbentuk tablet kunyah rasa jeruk yang enak rasanya. Hasan approved! Tablet ini dapat dikonsumsi satu tablet per hari atau sesuai anjuran dokter.
Meskipun rasanya jeruk manis, suplemen ini tidak akan merusak gigi karena tidak mengandung gula. Kandungannya juga sangat aman.
Interlac juga mudah ditemukan di apotik dan Babyshop kepercayaan. Sayangnya, banyak ditemukan produk Interlac palsu. Oleh karena itu, pastikan membeli produk ini hanya di apotik dan babyshop kepercayaan serta marketplace seperti di Tokopedia.
Si kecil tertarik mencoba produk Interlac? Bisa kepoin di IG @interlacprobiotics dulu lho!