Tampilkan postingan dengan label Gaya hidup. Tampilkan semua postingan

4 Rekomendasi Kafe di Chiang Mai: Bagaimana Kedai Kopi Berjuang Memajukan Petani Lokal

30 komentar

Saat menulis rekomendasi kafe di Chiang Mai ini, saya teringat perkataan dari Tejo Pramono, salah sorang pendiri Kedai Kopi Ranin yang terletak di bilangan Kota Bogor. 

“Petani kita menjadi tak berdaya, hasil panen kopi kita habis direguk oleh tengkulak. Tengkulak semakin kaya raya, petani tidak mendapatkan apa-apa.”
rekomendasi kafe di chiang mai

Beberapa tahun lalu, saya dan rekan saya berkunjung ke sebuah kedai kopi di bilangan Bogor bernama Kopi Ranin. Kabarnya, sang pendiri adalah mantan aktivis kampus.

Pak Tejo sang pendiri pun berkisah bagaimana ia mulai merintis usaha Kopi Ranin tersebut. Ia berkisah kalau salah satu tujuan mendirikan Kopi Ranin ini adalah untuk membantu mensejahterakan petani-petani kopi agar tidak selalu serta-merta “dijajah” oleh tengkulak.

Jiwa saya menjadi sedikit bergejolak setelah mendengarkan cerita tersebut. Paradigma saya soal kedai kopi pun berubah. Saya pun menjadi semakin selektif saat memutuskan akan menyambangi kedai kopi mana. Apakah kedai kopi budak kapitalis, atau kedai kopi yang merupakan “teman” yang sama-sama berjuang untuk kesejahteraan petani.

Ini juga mindset yang saya bawa saat menjajal kafe Chiang Mai saat kami sekeluarga tinggal disana selama sebulan.

Kamu akan tahu perbedaan nuansanya dan “jiwa” yang dibawa oleh pemilik kafe di Chiang Mai setelah menyimak cerita napak tilas saya di pelbagai kafe Chiang Mai.

Selamat datang di Chiang Mai


rekomendasi kafe di chiang mai

Chiang Mai adalah Kota terbesar kedua di Thailand yang terletak di sebelah utara Thailand dan berada di dekat gunung Suthep dan Inthanon. Kurang lebih Chiang Mai kayak Bandung lah. Udaranya juga lebih enak daripada di Bangkok (katanya).

Chiang Mai adalah kota yang kental unsur budayanya, jadi semacam Yogyakarta-nya Thailand. Bentuk kotanya juga unik. Jadi, ada area yang benar-benar berbentuk kotak dan dikelilingi oleh parit buatan. Ini merupakan denah kota Chiang Mai asli sejak jaman dulu. Alasan mereka membuat kota semacam ini adalah untuk mempertegas benteng Kerajaan Lanna. Betul, berbeda dengan Thailand yang di bawah kerajaan Siam, Chiang Mai berada dibawah Kerajaan Lanna. Kerajaan Siam dan Lanna pun punya hubungan persahabatan dan konflik masing-masing.

Tidak hanya kota yang sarat nilai historis, Chiang Mai juga dikenal dengan kultur kopinya yang terkenal. Seperti apakah kultur kopi Chiang Mai hingga sampai dikejar oleh turis mancanegara? Apa sajakah rekomendasi Kafe di Chiang Mai?

Rekomendasi Kafe di Chiang Mai

1. Graph Cafe

Alamat: 25/1 Ratvithi 1, Mueang Chiang Mai District, Chiang Mai 50200, Thailand

rekomendasi kafe di chiang mai

Graph Cafe adalah tempat persinggahan kopi pertama saya dan Hasan selama di Chiang Mai sekaligus menjadi rekomendasi kafe di Chiang Mai pertama.

Di hari itu, saya dan Hasan memiliki rencana prioritas mengunjungi museum Lanna Folklife. Karena tidak ingin rugi dalam sekali perjalanan, saya juga mencari rekomendasi kafe Chiang Mai yang dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki dari museum tersebut. Pilihan pun jatuh pada Graph Cafe.

Kami berangkat dari penginapan menggunakan songthaew sampai di depan museum. Selesai kunjungan museum, kami pun berjalan kaki menuju Graph Cafe.

Graph Cafe berlokasi di sebuah gang yang tenang dan damai di tengah hiruk pikuk arus turis yang berlalu lalang. Hampir kesulitan mencari, akhirnya saya menemukan kafe ini di pinggir gang dengan plang kecil yang menonjol. Wajar kafe ini agak sulit dicari. Kamar saya bahkan lebih luas dari Graph Cafe. Luas kafe Chiang Mai ini hanya 2,5 x 4 m saja mungkin?

Kami pun segera memasuki ruangan kecil itu. Tampak 2 pegawai kafe yang hadir. Satu bertindak sebagai barista, satu lagi di kasir atau melayani pelanggan. Di meja barista terdapat beberapa mesin khas kedai kopi seperti mesin Espresso. Terlihat juga jejeran brownies yang dibungkus plastik beserta setoples kaca berisi kukis. Di dalam kafe hanya ada beberapa meja kotak dan kursi bulat untuk pelanggan karena besar ruangan yang terbatas.

Di sisi seberang meja kopi, terdapat nakas kayu jati yang berisikan jejeran kamera analog, timbangan manual dan mesin penggiling kayu. Nuansa ruangan ini mengingatkan saya kepada laboratorium air Teknik Lingkungan ITB yang berada di gedung lama dan memiliki nuansa Belanda yang khas.

rekomendasi kafe di chiang mai

Untung saya dan Hasan mendapatkan tempat duduk meski tempat duduk amat terbatas. Di depan kami duduk seorang pria pirang paruh baya dengan seorang anak laki-laki yang berusia belasan tahun.

Setelah melihat-lihat menu, akhirnya saya memesan Sompetch yang merupakan minuman dingin dengan campuran jeruk segar, coklat, susu, dan espresso. Di bagian pusat rasa terasa espresso dengan note berry. Campuran jeruk segarnya memperkaya rasa asidik dari espresso tersebut. Kemudian, jalinan rasa tersebut dilembutkan oleh rasa creamy susu dan dipertegas oleh rasa coklat. Bold, sour, sweet, dan soft dalam satu regukan.

rekomendasi kafe di chiang mai


Saya memang membawa botol minum milik Hasan, tapi saya juga membelikan ia sepotong kue brownies yang kemudian dipertanyakan status kehalalannya oleh suami sesampainya kami di rumah.

“Is this the first time you here?”, ujar sang pria di depan saya membuka pembicaraan.

Kami pun akhirnya banyak berbincang. Ternyata pria di depan saya berasal dari Australia yang sedang berlibur panjang bersama anak laki-lakinya yang sedang duduk disampingnya. Mereka melakukan perjalanan menyusuri Sungai Mekong dengan mengunjungi kota-kota sekitarnya. Setelah perjalanan menyusuri Sungai Mekong tersebut, mereka akan kembali dahulu ke Melbourne, Australia selama beberapa bulan untuk kemudian tinggal sebulan di Bali.

“Hah, kok orang bule tajir-tajir ya, liburan bisa sampai sebulan begitu. Kita aja perasaan semingguan aja engap uangnya”, pikir saya dalam hati.

Belakangan saya baru tahu kalau biaya hidup yang sangat rendah di negara ASEAN termasuk Indonesia  membuat warga negara Australia yang memiliki living cost lebih tinggi pasti merasa duitnya tidak habis-habis dengan hidup di negara-negara ASEAN.

“This is the second time we are coming to Graph Cafe, but not this branch.”, timpal seorang gadis berusia tiga puluhan yang duduk di belakang saya. Ia duduk berdua dengan seorang rekan perempuannya yang berusia sama. Mereka berasal dari Singapura dan pada hari itu juga mereka langsung menuju Bandara Internasional Chiang Mai untuk melanjutkan perjalanan ke negara berikutnya,

Ternyata ada 2 cabang Graph Cafe di Chiang Mai. Satu di Ravithi 1, tempat yang saya kunjungi ini, dan satu lagi di Nimmanhaemin yang ternyata dekat sekali dari tempat kami menginap. Saya kira cabang di Nimmanhaemin lebih luas, ternyata kurang lebih sama saja.

Di Graph Cafe, ini kali pertamanya saya merasakan suasana ngopi yang “intim” dimana para orang asing bertegur sapa bahkan tak jarang membagikan ceritanya. Berbeda sekali dengan kedai kopi terkenal punya nama bernuansa modern yang sarat nuansa kapitalis yang biasa saya rasakan di tengah kota Jakarta.

Graph Cafe yang berukuran kecil tidak menawarkan koneksi wifi dan tidak ramah “laptop” selayaknya kebanyakan imej kedai kopi. Kafe ini memiliki value yang hangat, bersahaja, dan akrab.

2. Ristr8to

Alamat: 15/3 Nimmanahaeminda Road, Tambon Su Thep, Mueang Chiang Mai District, Chiang Mai 50200, Thailand

rekomendasi kafe di chiang mai

Chiang Mai University yang menempati lahan seluas 14 kilometer persegi dan terletak tepat di depan gunung Suthep (Doi Suthep) membuat universitas ini memiliki pemandangan yang mengagumkan. Di jantung kampus terdapat Reservoir Ang Kaew \yang memiliki pemandangan menakjubkan.

Tepat dugaan saya, ternyata Chiang Mai University menawarkan tur dalam kampus dengan menggunakan mobil listrik. Pintu timur kampus hanya berjarak 1 kilometer lebih dari tempat penginapan. Saya pun memutuskan untuk melakukan tur kampus bersama Hasan. Tidak lupa saya mencari rekomendasi kafe di Chiang Mai yang berlokasi di sekitar kampus. Pilihan pun jatuh pada Ristr8to.

Apes, ternyata saya kurang riset. Portal untuk naik mobil listrik tur kampus ada di sebelah utara kampus sementara saya memasuki kampus dari sisi timur. Alhasil saya pun harus berjalan sejauh 2.5 kilometer sembari mendorong stroller demi menuju reservoir. Sisi baiknya, saya jadi lebih menikmati suasana kampus sambil sesekali mengambil foto.

rekomendasi kafe di chiang mai

Setelah sampai di reservoir dan menikmati suasana, saya pun memutuskan menggunakan jasa GrabCar meski jarak ke Ristr8to tidak jauh-jauh amat.

Kenapa saya pilih Ristr8to sebagai rekomendasi kafe di Chiang Mai persinggahan kami? Ternyata Ristr8to seterkenal itu pada jamannya karena sang barista yang juga sekaligus pemilik kafe memenangkan berbagai kontes barista. Tidak cuma di Chiang Mai saja, Ristr8to terkenal satu Thailand! Tidak heran kafe ini ramai sekali baik di tempat duduk luar ataupun dalam ruangan. Nimmanhamnida ini adalah lokasi turis dimana banyak berlokasi puluhan resto dan kafe. Kurang lebih seperti Kemang di Jakarta.

Di bagian eksterior, tampak plang jalan berwarna hitam yang menunjukkan arah berbagai asal biji kopi yang digunakan di kafe ini. Pemilik kafe juga dengan bangganya mencantumkan Australia Latte Art Champion dan World Champion Coffee Bean di plangnya. Ternyata tidak hanya kafe, tapi Ristr8to juga menjual biji kopinya serta mengadakan sekolah barista. Pantas saja kalau Ristr8tto menjadi rekomendasi kafe di Chiang Mai oleh banyak orang.

rekomendasi kafe di chiang mai

Eksterior yang menarik, membuat saya tertarik lebih melangkah untuk membuktikan klaimnya.

Interior Ristr8to memiliki nuansa industrial hitam dengan aksen kayu. Saya suka guratan kapur di dinding interior yang berwarna hitam berisi informasi dan infografik seputar proses kopi, jenis biji kopi, hingga daftar menu. Pelayan dan barista juga menggunakan kaos bebas berwarna hitam.

rekomendasi kafe di chiang mai

Menu kopi yang dijual oleh Ristr8to sangat lengkap. Mulai dari menu klasik seperti espresso dan cappucino, kreasi kopi yang diikutsertakan dalam kontes barista, hingga coffee liquor. Saya memesan segelas Dopper yang diklaim pernah menang di kejuaraan.

rekomendasi kafe di chiang mai

Menariknya, di halaman daftar menu kopi juga ada daftar 10 kedai kopi yang disarankan untuk Ristr8to agar disambangi juga. See? They empowered each other. This is the priceless coffee culture in Chiang Mai!

Tidak lama kemudian, pelayan datang membawakan segelas Dopper dengan gelas beling yang beralaskan tatakan kayu. Lucunya, tatakan kayu ini terdapat guratan identitas dari kopi tersebut. Tampak kolom dengan tulisan Acidity, Saltiness, Sweetness, Bitterness yang diberi ceklis oleh barista dengan pensil tingkat lemah atau kuatnya.

rekomendasi kafe di chiang mai

Konsep yang sungguh menarik. Sebelum menyeruput kopi, pelanggan mendapatkan gambaran visual kira-kira apa yang akan dirasakna oleh indra pengecap.

Dopper ini cukup unik, pada penjelasanyang tertulis di menu menunjukkan bahwa cara terbaik menikmatinya adalah dengan langsung menghirup selagi panas!

3. Omnia Cafe & Roastery

Alamat: 181/272 Photharam Rd, Mueang Chiang Mai District, Chiang Mai 50300, Thailand

rekomendasi kafe di chiang mai

Sejujurnya saya juga tidak menyangka bahwa Omnia Cafe ini berada di daftar rekomendasi kafe di Chiang Mai. Kenapa?

Karena letaknya.

Bertepatan dengan libur panjang akhir pekan di Chiang Mai, suami pergi ke luar kota (baca: Phuket) untuk mengikuti sebuah seminar disana. Benar-benar libur panjang karena akhir pekan ditambah dengan 2 tanggal merah memperingati kematian Bhumibol Adulyadej atau dikenal dengan Rama IX. Rakyat Thailand tampaknya sangat mencintai sosok ini. Lihat saja, liburnya sampai dua hari.

Tinggallah saya dan Hasan hanya berdua selama 3 hari. Dibanding bengong di penginapan, saya memutuskan untuk menyusun jadwal berpelesir selagi ditinggal suami.

Salah satu tujuan saya adalah The Highland People Discovery Museum. Saya sengaja merencanakan kunjungan museum ini di akhir-akhir minggu tinggal di Chiang Mai. Soalnya museum ini terletak sedikit jauh ke luar kota. Museum ini menampilkan sejarah suku asli yang awalnya menempati Chiang Mai. Kenapa disebut Highland People? Karena suku-suku ini menempati di area pegunungan.

Seperti biasa, saya mencari rekomendasi kafe yang berlokasi di sekitar sana. Ketemu! Pilihan saya jatuh kepada Omnia Cafe yang dapat ditempuh sekitar 1,2 km dengan jalan kaki. Jadi, mulailah perjalanan saya menggunakan Grab sampai ke museum dan kemudian berjalan kaki ke Kafe Omnia.

Kami menempuh perjalanan dengan sinar matahari yang menyengat, dan hawa panas yang kering. Lokasinya benar-benar tampak sudah di luar kota. Saya bahkan bagaikan menyebrang jalan protokol pantura. Setelah berpeluh keringat, akhirnya tampak juga kafe mungil dengan plang bertulisan “Omnia Cafe & Roastery”.

rekomendasi kafe di chiang mai

Kafe mungil dengan nuansa rumahan ini tampak hangat. Saya disambut dengan satu orang perempuan yang tampaknya pelayan dan satu orang pria yang merupakan baristanya. Setelah memarkir stroller di luar, saya dan Hasan memilih tempat duduk. Lebih tepatnya bebas memilih tempat duduk karena kami satu-satunya (dua) pelanggan di saat itu!

Sembari santai, saya memilih menu kopi yang ditawarkan dari daftar menu yang menggunakan kertas coklat daur ulang tebal dan dijepit dengan papan jalan. Ya mirip papan kalau mau ujian namun lebih estetik.

rekomendasi kafe di chiang mai


Meski habis bermandi peluh, saya urung memesan kopi dingin. Akhirnya pilihan jatuh pada Cappuccino (saja).

Tidak lama kemudian, pelayan datang dengan membawa secangkir hitam Cappuccino dengan 2 gelas air minum dingin bertatakan nampan kayu. How thoughtful! Pelayan membawa dua gelas karena menghitung juga pelanggan kecil yang datang aka Hasan.

rekomendasi kafe di chiang mai

4. Akha Ama Coffee (La Fattoria)

Alamat: 175/1 Rachadamnoen, Tambon Si Phum Mueang Chiang Mai District, Chiang Mai 50200, Thailand

rekomendasi kafe di chiang mai

Bisa dibilang, ini adalah kedai kopi terfavorit saya di daftar rekomendasi kafe di Chiang Mai yang saya buat ini.

Tidak terasa, sudah memasuki minggu terakhir saya dan sekeluarga di Chiang Mai. Saya sangat ingat itu adalah hari Jumat karena saya janji ketemuan dengan suami sehabis ia salat Jumat di masjid area Chang Khlan yang merupakan wilayah pemukiman yang banyak dihuni oleh Muslim.

Berdasarkan jarak dormitori dan Masjid Chang Khlan, kedai kopi yang berada di tengah-tengah adalah Akha Ama Coffee. Akha Ama Coffee sendiri seperti Ristr8tto dan Graph Coffee, memiliki beberapa cabang. Namun yang saya datangi adalah cabang yang berada di Kota Tua. Jarak dari dormitori ke Akha Ama La Fattoria kurang dari 2 km. Oleh karena itu, saya memutuskan berjalan kaki saja sambil mendorong Hasan di stroller. Saya selalu senang berjalan kaki karena dengan berjalan kaki, saya dapat menikmati dan mengamati berbagai hal serta melakukan street photography. Apalagi kurang dari seminggu lagi kami akan meninggalkan Chiang Mai kembali ke tanah air.

Selama perjalanan, saya baru menyadari bahwa di depan Rumah Sakit Maharaj Nakorn terdapat jajaran kedai makan kaki lima. Saya mencium bau babi yang diolah menjadi berbagai makanan dimana bau seperti ini tidak pernah saya hirup selama tinggal di Jakarta.

rekomendasi kafe di chiang mai
Rumah Sakit Maharaj Nakorn

Penampakan saya yang tidak warga lokal banget membuat seorang turis asing menghentikan sepedanya.

“Do you know where Wat Suan Dok is?”

1 bulan kami di Chiang Mai, 1 bulan pula kami tidak pernah mengunjungi kuil. Tapi saya tahu kami tinggal di area Suan Dok. Pun, saya yang hobi “berjalan-jalan” via Google Map pun dengan mudah menemukan dimana Wat Suan Dok.

“Just keep straight and you can turn left in front of the University Dentistry building.”

Setengah jam berlalu, saya dan Hasan pun sampai di depan Akha Ama La Fattoria. Posisinya mudah ditemukan. Banyak turis yang sedang bercengkrama sembari menyesap kopi di teras. Kami pun masuk. Beruntung kami langsung mendapat tempat duduk sembari memesan Cafe Latte.

rekomendasi kafe di chiang mai

Bagi saya, Akha Ama bagaikan gerai kopi Indie idealis. Pendiri Akha Ama Coffee adalah Lee Ayu Chuepa yang merupakan anak “desa” suku Akha Suku Akha sendiri adalah suku asli Thailand utara. Ia termasuk orang pertama di kampungnya pada saat itu yang mengecap pendidikan perguruan tinggi.

Ia pernah bercerita di TEDx Talks bahwa petani kopi di kampungnya sama sekali tidak pernah menikmati kopi. Mereka hanya bertani untuk menjaga roda perekonomian kampungnya. Lee Ayu pun tergerak untuk membuat kedai kopi yang benar-benar memberdayakan petani lokal. Tersirat dari motto Akha Ama Coffee: Socially. Empowered. Enterprise.

Di sudut kiri tempat saya dan Hasan duduk terlihat rak yang sebagian besar berisikan bijih kopi yang berasal dari berbagai ladang kopi di Thailand. Ada juga beberapa bungkus bijih kopi impor. Selain itu, saya juga melihat buku resep makanan Thailand vegetarian yang dikarang oleh orang Thailand juga.

rekomendasi kafe di chiang mai

Akha Ama Coffee La Fattoria sungguh terasa hangat. Pelayannya ramah juga diimbangi dengan rasa kopi berkualitas yang disajikan.

rekomendasi kafe di chiang mai

Saya perhatikan, sebagian besar kedai kopi lokal di Chiang Mai didesain bukan untuk bekerja, tetapi lebih untuk bersosialisasi. Terlihat dari ukuran yang tidak terlalu besar, meja yang kecil, dan jarak antar tempat duduk yang dekat.

Saya merasa sangat beruntung diberi kesempatan untuk ke Chiang Mai selama sebulan, termasuk melakukan perjalanan dari kedai kopi ke kedai kopi lainnya di kota yang kental akan budayanya serta terkenal akan kedai kopinya. Makanya, saya merasa butuh menulis daftar rekomendasi kafe di Chiang Mai ini.

Kedai kopi yang saling mendukung satu sama lain, ruangan kedai kopi yang ramah dan cuaca yang menyenangkan. Pantas saja kultur kopi di Chiang Mai menjadi incaran banyak turis.

Jadi sekarang kamu sudah mulai tahu kan pesona Chiang Mai? Ayo kunjungi Chiang Mai dan pastikan mengunjungi salah satu rekomendasi kafe di Chiang Mai di atas!

Rekomendasi Game Gratis Anak PAUD yang dijamin Edukatif

32 komentar
Game gratis identik dengan lapak perjudian di daring. Tahukah kamu kalau ternyata juga ada game edukasi anak yang ternyata gratis?

Oho, game gratis pasti erat kaitannya dengan game dengan kualitas rendah serta gameplay standar dan membosankan. Namun ternyata kamu salah.

Buktinya, saya yang harusnya mengulas game-game anak gratis ini malah berkali-kali terjerat ketagihan main game, bukan malah menuliskannya.

Dimanakah bisa didapatkan game gratis tersebut?


Screen time, sebuah kontroversi

Bermain game atau tidak sama sekali. Screen time atau tidak sama sekali.

Hal-hal tersebut rasanya tetap menjadi perdebatan sepanjang masa seputar parenting.

Melansir American Academy of Child & Adolescent Psychiatry (AACAP), anak usia 8-12 tahun menghabiskan waktu di depan layar sebanyak 4-6 jam. Screen time memiliki dua wajah sekaligus. Baik dan buruk. Terlalu banyak screen time mengakibatkan berbagai gangguan seperti gangguan tidur, nilai yang buruk, sedikit waktu bersama keluarga, dan malas membaca buku.

Namun tidak dapat disangkal di era teknologi ini, screen time tidak dapat dipisahkan kehadirannya karena sedikit atau banyak akan mempengaruhi kebutuhan generasi alfa di masa yang akan datang.

Contohnya di era pandemi Covid 19 ini. Selama 1.5 tahun, Indonesia masih memberlakukan pembelajaran jarak jauh dalam rangka menekan laju penularan Covid 19 kepada anak-anak. Kegiatan belajar mengajar tetap harus dilaksanakan. Mau tidak mau, anak-anak harus menggunakan media seperti laptop, tablet, hingga ponsel untuk mendukung kegiatan belajarnya.

Tanpa adanya pandemi Covid 19 pun, banyak tugas yang secara tidak langsung mewajibkan anak untuk melakukannya menggunakan gawai. Contohnya saat mengerjakan tugas dengan mencari referensi melalui internet.

Screen time bagi anak-anak PAUD juga memiliki manfaat seperti membuka kesempatan untuk mempelajari hal baru, belajar bahasa, hingga meningkatkan kemampuan calistung.

American Academy of Pediatrics (AAP) melarang screen time untuk anak berusia dibawah 2 tahun dan memberi batasan screen time anak usia 2 sampai 5 tahun maksimal hanya 1 jam. Dengan singkatnya waktu screen time anak PAUD, pastikan program yang dikerjakan, film yang ditonton, dan game yang dimainkan benar-benar berkualitas untuk anak.


Mungkinkah ada game edukasi anak?

Banyak game anak yang mengklaim dirinya adalah game edukasi anak. Namun menurut saya, game anak dengan nuansa edukasi itu tergantung dari kemampuan anak dan adanya pendampingan dari orangtua.

Seperti bermain tanpa gadget, ada kalanya bermain bersama dengan orangtua semakin bermanfaat bagi si kecil karena meningkatkan ikatan antara orangtua dan anak serta melejitkan kecerdasan anak.

Tidak semua game gratis harus diinstal di komputer. Ternyata ada game gratis yang menggunakan platform browser yang bisa dimainkan dimanapun tanpa harus membutuhkan spek komputer yang besar. Bagi saya, ini semacam holygrail karena saya atau anak saya bisa bermain game  dimanapun itu asal tersedia koneksi internet dan laptop dengan spek dasar. Game ringan yang bikin ketagihan.

Saya mencoba berbagai game di portal Plays.org. Menimbang, mengevaluasi dan menentukan game yang layak dengan kemampuan anak saya, Hasan, yang berusia 6 tahun.

Berikut rekomendasi game gratis edukasi untuk dari saya dan Hasan!


1. Zombie Typing Practice Game for Kids


Penggunaan portal daring untuk belajar belakangan ini jamak dilakukan oleh anak-anak. Mulai dari PAUD hingga perkuliahan. Berbagai platform digunakan. Mulai dari Zoom, Google Meet, Microsoft Team, hingga Video Call Whatsapp.

Saat Hasan sedang mengikuti kelas Bahasa Inggris secara daring melalui portal Zoom, saya melihat anak-anak lainnya sudah dapat mengetik sendiri di menu percakapan Zoom. Memang Hasan sudah bisa mengoperasikan Zoom sendiri, namun ia masih belum bisa mengetik sendiri.

Selain memang belum terlalu lancar membaca, ia juga belum bisa mengetik, alias belum familiar dengan posisi huruf di keyboard. Saya pun tersulut untuk ikut mengajarkan Hasan agar ia dapat mengetik.

Beruntung saya menemukan game Zombie Typing ini di plays.org. Gameplay-nya simpel, ada zombie yang berjalan mendekati seorang penembak. Dibawah kaki zombie tersebut ada kata dalam bahasa Inggris yang harus diketik dengan benar. Jika kita salah mengetikan huruf, kita harus mengetik ulang kata tersebut dari huruf pertama kembali. Kalau telat menyelesaikan ketikan, nanti zombie akan menyerang kita dan karakter mati setelah 4 kali serangan. Jika kita berhasil menyelesaikan serangan zombie, nanti akan lanjut ke level berikutnya dimana zombie yang datang lebih banyak dan lebih cepat jalannya.

Dengan kemampuan Hasan sekarang, ia masih belum dapat menyelesaikan level 1 😝. Tapi tidak mengapa, perlahan ia pasti akan belajar dan semakin cepat mengetik dan dapat mengetikkan sendiri di portal pembelajaran daring tanpa arahan orangtua.

2. Guardians Defender of Mathematica



Tidak hanya Hasan, saya pun senang sekali memainkan game ini!

Tema dari game ini unik, RPG (Role Playing Game) berbasis fantasi dengan gameplay yang sangat menarik. Pemain memulai permainan dengan memilih karakter fantasi dari 24 pilihan, mulai dari penyihir, ksatria, kurcaci, dan lain-lain. Kemudian, pemain dapat memilih bab permainan apa saja. Ada 16 bab operasi matematika yang dapat dimainkan, termasuk penambahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian, aljabar, statistika, peluang, dan lain-lain.

Setiap bab permainan terdiri dari 10 soal matematika. Supaya lulus tiap bab permainan, pemain harus menjawab benar minimal sebanyak 7 soal. Uniknya, tiap pemain menjawab soal dengan benar, karakter pemain akan menyerang musuh yang bisa berupa zombie, naga, ataupun raksasa. Namun, jika pemain salah menjawab, maka sang musuh akan menyerang karakter pemain.

Nantinya tiap menyelesaikan bab permainan, karakter pemain akan mendapatkan poin (XP) tambahan yang nantinya dapat digunakan untuk mendapatkan senjata dan aksesoris tambahan. Semakin banyak poin XP terkumpul, akan semakin sulit soal matematika yang harus dikerjakan.

Seru banget kan? Gameplay-nya benar-benar seperti game RPG “serius”. Tidak disangka, game edukasi seperti ini bisa saya mainkan gratis hanya modal browser tanpa memandang spek laptop. Saya saja yang sudah dewasa dan memang maniak permainan “mikir” kecanduan untuk memainkannya dan menambah poin XP.

Menurut yang tercantum di situs, game ini diperuntukkan untuk anak SD kelas 4 hingga kelas 6. Wah, berarti Hasan belum pantas main ini donk?

Justru sebaliknya. Hasan memainkan bab game “Addition and Subtraction Shire" (penambahan dan pengurangan). Mayoritas soal di game tersebut tidak bisa dikerjakan Hasan sendirian tanpa bimbingan.

Sebagai contoh, soal cerita berbahasa Inggris. Disana saya menerjemahkan soal tersebut dan meminta Hasan menulis operasi di atas kertas. Soal pertambahan dan pengurangan juga puluhan hingga ratusan. Disinilah tantangannya, saya menjadikan kesempatan ini untuk sekalian mulai mengajarkan operasi penambahan dan pengurangan untuk bilangan puluh dan ratusan. Alhasil, perlahan Hasan pun bisa mengerti dengan sendirinya.

3. Rubi’s Lazer Maze: Laser Beam Logic Puzzle Game



Ini juga termasuk game gratis yang membuat saya kecanduan dan memainkannya sampai selesai. Karena saya kecanduan dan merasa ini pantas dimainkan buat Hasan lah makanya saya meminta Hasan untuk mencoba memainkannya.

Gameplay dari Rubi’s Lazer Maze ini cukup sederhana, kita disuruh untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke prisma dengan menggunakan cermin yang disediakan. Ada 30 level yang kesulitannya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya level.

Hasan cukup cepat faham memainkan game ini. Terbukti, tidak lama kemudian dia sudah berada di level 4.

Kenapa harus main game di Plays.org?

Dari sekian banyak portal game gratis online, mengapa saya sangat sangat menganjurkan Plays.org?

1. Spek ringan dan bisa dimainkan dimana pun

Tahukah kamu kalau seluruh game di Plays.org bisa dimainkan dimana saja termasuk di ponsel? Ini karena semua koleksi game berbasis web HTML-5. Bahkan, pihak plays.org mengklaim bahwa semua koleksi gamenya sudah dites untuk dimainkan di iPhone, Android, tablet, dan laptop.

Ingat jaman dulu game-game ringan berbasis Macromedia dan Flash? Kurang lebih seperti itulah ringannya game-game di Plays.org


2. Bikin ketagihan

Terkadang, game yang bisa bikin ketagihan tidak melulu menggunakan grafik kelas tinggi serta gameplay yang rumit. Terbukti dari game-game di plays.org yang sangat sederhana. Menariknya, koleksi game di Plays.org berjumlah ratusan dengan berbagai jenis genre. Kita bisa mencoba berbagai game ini tanpa harus komitmen untuk menginstal dan banyak menyediakan ruangan hard drive.

3. Menyimpan history browser



Ini fitur yang tidak saya sangka. Ternyata banyak game di Plays.org yang dapat membaca cookies atau histori akses data kita sebelumnya di permainan tersebut.

Sebagai contoh di game Guardians Defender of Mathematica, ada slot games yang menyimpan progress permainan kita sebelumnya.

Ingat memory card PS jaman dahulu? Seperti itulah kira-kira konsepnya. Game gratis berbasis browser di Plays.org ini menyimpan permainan kita dalam bentuk cookies.

3. Add game to favorite

Karena saking banyaknya koleksi game gratis di plays.org, terkadang kita bingung game apa saja yang pernah kita mainkan dan menarik perhatian kita. Fitur add to favorite ini juga bekerja berdasarkan cookies. Jadi sepanjang kamu mengakses plays.org di komputer yang sama, daftar game favorit kamu tidak akan hilang dan tetap sama.

4. Ada Rating (Overall, design, difficulty, replay)

Jujur, mungkin kamu tipe judge cover by the book. Nah, fitur rating ini sangat membantu kita menilai apakah permainan tersebut menarik. Ada 4 kategori penilaian: Keseluruhan (overall), desain penampilan (design), tingkat kesulitan (difficulty), dan seberapa ingin kita mengulangnya (replay).

Terbukti kan, 3 game edukasi pilihan saya dan Hasan minimal bintang 4 untuk performa keseluruhannya?

Tips Membatasi anak main game

Screen time termasuk main game ternyata juga memberikan efek positif pada anak. Tidak ada telat merencanakan screen time bagi anak. Simak tips membatasi anak main game agar tidak kecanduan.
  • Dampingi anak saat bermain game, bahkan game edukasi sekalipun.
  • Orangtua harus memainkan game tersebut dahulu agar mengetahui apakah game tersebut pantas buat usia anak atau tidak. Apakah game edukasi tersebut sesuai level pengetahuan anak atau tidak. Pasalnya, banyak game yang mengklaim dirinya edukatif padahal kenyataanya tidak.
  • Rencanakan aktivitas tanpa screen time jauh lebih banyak. Misalnya, anak-anak butuh waktu bermain tidak terstruktur untuk merangsang kreativitasnya.
  • Pastikan tidak ada screen time satu jam menjelang anak hendak tidur
  • Berikan contoh yang baik. Saat bersama dengan anak dan bukan jadwal main game, pastikan segala pikiran dan perhatian orangtua tercurahkan kepada anak.
Bermain game gratis edukasi memang masih menjadi polemik perdebatan di berbagai pakar parenting. Bagi saya pribadi, anak bermain game tidak masalah asal orangtua memperhatikan batasannya.

Tertarik untuk bermain. Langsung akses Plays.org ya!

Have a fun game!

Bingung Masak dan Malas Meal Prep? Yummy App Solusinya!

8 komentar
Sudah unduh Yummy App di gawai masing-masing?

Hah, aplikasi apa lagi itu? Yakin deh, pasti pada membayangkan makanan!
Betul sekali! Pokoknya aplikasi ini sakti deh. Apalagi bagi kamu si tukang masak impulsif yang anti meal prep.

“Yang, aku lagi pengen makan tuna lagi, itu tuna di Freezer tolong dimasak buat makan malam nanti ya!” Pinta suami melalui Telegram.
“Hah, mau dimasak apa? Kalau pan-seared biasa pasti kamu bosan.”, ketik saya
“Terserah deh, apapun ga masalah.”

Kamu tim malas meal prep?
Kamu tim masak impulsif?
Kamu tim buka kulkas dulu sambil nyari wangsit mau masak apa?
Selamat, berarti kita sefrekuensi!

yummy-app-masak-impulsif-1

Meal prep segitu populernya. Bahkan, di Instagram berseliweran tips-tips meal prep. Katanya sih bikin belanjaan lebih murah, kulkas lebih rapi, dan bikin tidak bingung harus masak apa tiap harinya.

Berkali-kali liat konten meal prep di Instagram, berkali-kali pula saya tidak tertarik melakukannya. Bagi saya, lebih seru mencari wangsit melalui pintu kulkas sambil menatap nanar isi-isi di dalamnya ketimbang berkutat di belakang meja sambil merancang menu lengkap mingguan.

Hal ini diperparah oleh suami yang modelnya tidak kalah impulsif. Saat berangkat kerja, dia bisa saja minta dimasakin makanan dengan bahan baku tertentu. Tidak cuma itu, suami juga hobi impulsif beberes kulkas (enak kan ada yang beresin kulkas 😋) untuk mencari “fosil” dan mengurasnya. "Fosil" adalah istilah suami untuk bahan makanan yang sudah hampir mau basi akibat saya yang katanya tidak bijak mengingat dan memberdayakan barang-barang di kulkas.
Jadi intinya suami juga sering minta agar saya memberdayakan “fosil” tersebut di hari itu juga. Pokoknya pulang kerja, “fosil” sudah raib.
Sudah kebayang kan bahwa permintaan impulsif masakan sudah menjadi rutinitas saya?

Misalnya minta ini nih,

“Paprika udah kisut nih, pokoknya hari ini udah lenyap dari kulkas ya!”

Lenyap dimasak ya, bukan dibuang 😝.

Fitur penyelamat Yummy App bagi tim masak impulsif

yummy-app-masak-impulsif-2

Memasak impulsif memang menyenangkan (bagi saya), meski ada kelemahannya yang menurut saya krusial. Bagi tim meal prep, mungkin tidak ada di kamus mereka masak tanpa ketiadaan bahan makanan. Menu tiap minggunya sudah direncanakan disesuaikan dengan ketersediaan bahan.

“Yah, tomatnya ga ada!”

Ujaran-ujaran semacam itu hampir tidak mungkin mereka ucapkan. Kalau saya sih sering 😎. Terus, kalau menghadapi ini gimana?

Ya tidak gimana-gimana. Sudah risiko.

Sebagai yang tergolong tim masak impulsif, ada 3 tahap pengambilan keputusan untuk menentukan bakal masak apa hari ini: filter memilih bahan yang ada, pemilihan makanan yang waktu memasaknya sesuai ketersediaan waktu, dan pemilihan resep masakan yang kredibel.

1. Ada filter memilih bahan di Yummy App

yummy-app-masak-impulsif-3
Nasi Kare Jepang

Kami sekeluarga tinggal di apartemen. Tinggal di apartemen artinya tidak ada “kemewahan” berupa abang-abang sayur lewat di depan. Tidak ada cerita paginya sadar tomat habis kemudian bisa langsung beli melalui abang tukang sayur yang lewat.

Kalau bahannya tidak ada ya sudah nasib. Kalau sudah begini pilihannya ada dua: Tidak bisa bikin masakan yang menggunakan bahan tersebut atau harus berpikir untuk mencari subtitusinya.

Itulah kelemahan dari masak impulsif. You accept reality and you’re creative about that. Terima kenyataan dan berpikir kreatif.

Jadi, sering sekali tuh saya ketik semacam “tuna paprika recipe” untuk masakan bule atau “tuna paprika resep” untuk masakan khas Indonesia.

Makanya saya sangat tercengang begitu menemukan fitur filter memilih bahan di Yummy App. Ini solutif sekali bagi tim masak impulsif. Kalau sedang terpojok dengan terbatasnya ketersediaan bahan baku tapi mau sedikit lebih kreatif, fitur ini benar-benar memberikan pencerahan.

Tampaknya tim pengembang Yummy cukup serius saat menggarap fitur ini. Terlihat dari pengaksesan fitur ini melalui halaman utama. Pengguna tinggal mengetuk menu “Masak” di layar bawah kemudian pengguna tinggal memasukkan bahan baku yang ingin digunakan dalam resep.

yummy-app-masak-impulsif-4

Disarankan pengguna memasukkan minimal 2 bahan baku supaya mendapatkan variasi resep. Jika saya memasukkan tuna dan paprika di menu “Masak”, maka akan keluar resep-resep masakan yang menggunakan tuna, tomat, atau tuna dan tomat.

Ya betul, resep masakan yang keluar tidak cuma resep yang menggunakan kombinasi keduanya sekaligus. Tetapi juga yang hanya menggunakan 1 bahan saja.

Jadi bagaimana kalau saya inginnya resep masakan yang menggunakan kombinasi tuna dan paprika? Jadi, kamu tetap bisa mendapatkan inspirasi masak apa dari Yummy App ini.

Bagaimana caranya? Simak tips dari saya ini!
  1. Cari resep dengan input bahan tuna dan paprika. Amati. Jika belum ketemu yang sesuai selera, lanjut ke tahap berikutnya
  2. Cari resep dengan input bahan paprika. Amati. Jika belum ketemu yang sesuai selera, lanjut ke tahap berikutnya
  3. Cari resep dengan input bahan tuna

Ingat dengan slogan yang saya gaungkan di atas. Kreatif lah!

Mungkin mencari resep masakan dengan filter tuna dan paprika sekaligus bagaikan mencari jarum dalam jerami, apalagi penggunaan tuna dan paprika sekaligus di dalam budaya masakan Indonesia tidak jamak.

Tahap berikutnya yang saya lakukan adalah menginput filter bahan makanan paprika saja. Kenapa saya pilih paprika? Karena dibandingkan tuna, penggunaan paprika lebih khusus, sehingga diharapkan hasil yang keluar lebih terfilter lagi.

Saya menemukan resep masakan tumis ayam paprika. Voila! Ketemu!

Ayam tinggal diganti tuna, maka jadilah tumis tuna paprika.

Segampang itu kan? Coba Yummy App ini sudah ada sejak dulu. Mungkin keimpulsifan masak saya makin menjadi-jadi.

2. Ada estimasi waktu memasak di Yummy App

yummy-app-masak-impulsif-5
Salmon Mentai

Sebagai tim masak impulsif, maka kerap kali saya memasak berdasarkan pesanan suami yang mepet atau tergantung mood ku masak. Jadi, kadang-kadang saya baru masak saat sudah mendekati jam makan siang. Yang namanya impulsif, otomatis persiapan waktu memasak juga tidak banyak.

Nah, Yummy App ini penyelamat banget karena sebagian besar resep masakan dari akun official selalu ada estimasi waktu memasak. Waktu memasak yang diestimasi sudah termasuk persiapan bahan sampai selesai memasak.

Namun, resep masakan yang dibagikan oleh Chef (sebutan Yummy bagi pengguna) tidak memiliki keterangan lama waktu memasak. Pengguna hanya diberikan info banyaknya langkah memasak. Meski begitu, Ini tetap akan sangat membantu saya mengestimasi dan memilih resep makanan apa yang akan saya tiru.

Misal saya baru mau masak jam setengah 11 siang sementara anak-anak harus sudah makan jam setengah 12 siang. Pastinya saya tidak akan memilih resep makanan dengan durasi diatas 1 jam. Jika saya memilih resep masakan yang dibagikan Chef, maka yang akan saya pilih hanyalah resep dengan 5 atau 6 langkah saja.

3. Bisa memilih resep makanan berdasarkan rating di Yummy App

yummy-app-masak-impulsif-6
Spaghetti Beef Stroganoff

Bingung memilih resep makanan mana saat untuk 1 makanan ada lebih dari satu?

Karena sudah sering berkutat di dapur, salah satu cara saya mengetahui apakah makanan tersebut enak atau tidak enak adalah berdasarkan bahan makanan yang digunakan. Kadang kala, meski bahan baku yang digunakan relatif mirip, ada beberapa resep yang menggunakan teknik memasak antara satu sama lain. Saya pun jadinya kerap bingung dalam pemilihan resep.

Di Yummy App, kita bisa memilih resep makanan yang hendak kita ikuti berdasarkan rating serta mengetahui berapa orang yang melakukan penilaian. Secara tidak langsung kita jadi tahu mana resep yang banyak memuaskan pengguna Yummy App.

Oh ya, tiap langkah memasak disertai gambar. Jadi pengguna tidak bingung lagi mengandai-andaikan ataupun salah melakukan langkah memasak.


Nah bagaimana tim masak impulsif? Mau tobat dan hijrah menjadi tim meal prep? Atau tetap mau berpegang teguh menjadi tim masak impulsif?

Ketemu Yummy App yang sangat membantu tim masak impulsif. Jadi bebas khawatir deh tiap mau masak.


Lakukan 5 Langkah ini agar Hemat BBM!

19 komentar

"Mobilku boros banget nih, masa belum seminggu sudah harus isi bensin penuh lagi, padahal ga kemana-mana banget. Ga usah beli mobil (sebut merk) ini deh!"

Ada kah yang memiliki keluhan serupa? Atau merasa tiba-tiba mobil atau motor kamu mendadak boros bahan bakar bakar (BBM) padahal sebelumnya tidak begitu? Mungkin penyebabnya bukan kendaraanmu yang boros BBM, tapi perilakumu yang membuat kendaraanmu boros.

Ada banyak langkah simpel dan tidak terduga yang dapat membuat penggunaan BBM mu menjadi irit, atau setidaknya mendekati klaim para manufaktur kendaraan tersebut. 
hemat bbm

Lakukan Langkah Ini Agar Hemat BBM!

1. Menggunakan BBM yang tepat

Sepeda motor dan mobil yang umumnya beredar di jalanan sekarang minimal sudah memiliki kualifikasi mesin Euro 2 dan Euro 3. Mesin dengan kualifikasi ini minimal harus menggunkan bahan bakar dengan RON 90 atau Pertalite. Artinya, jangan sampai kamu menggunakan Premium (RON 88) dengan dalih berhemat. Alih-alih berhemat, kamu malah makin boros dan mesin kendaraan kamu malah semakin rusak.

Masyarakat menengah bawah masih sering menggunakan Premium meski kendaraan yang dimiliki mensyaratkan penggunakan minimal nilai Pertalite. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Teknik Lingkungan ITB, penggunaan bahan bakar dengan nilai RON yang tidak sesuai malah akan menyebabkan kerusakan mesin akibat pembakaran yang tidak efektif. Artinya, jarak tempuh untuk bahan bakar Premium 2 L akan lebih pendek dibandingkan Pertalite 2 L. Mesin rusak, boros pula.

Pemerintah sendiri juga sudah melakukan transisi Premium menjadi Pertalite agar masyarakat lebih memilih menggunakan Pertalite. Distribusi Premium perlahan dikurangi hingga sama sekali hilang dari peredaran. Selain itu, dilakukan pembatasan SPBU yang boleh mengedarkan Premium.

Selain tidak boleh menggunakan BBM yang lebih jelek dari kebutuhannya, kita juga diharapkan tidak menggunakan BBM dengan spesifikasi di atas mesin kendaraan kita mampu. Sebagai contoh, mesin kendaraan kita hanya bisa memproses BBM dengan nilai RON 90 sanpai 92. Jangan sampai kita memaksakan mesin dengan menggunakan BBM Pertamax Turbo (RON 95). Selain percuma, sudah lah lebih mahal, lebih boros pula.

2. Melakukan servis berkala

Dengan melakukan servis berkala, kita memastikan mesin mobil berfungsi sebagaimana mestinya. Apakah pembakaran masih efektif, apakah alat konversi katalitiknya masih bekerja dengan baik, apakah pergerakan busi mesin dan roda masih lancar. 

Motor dan mobil wajib dilakukan servis berkala. Tidak hanya sebagai bentuk usaha memelihara mobil, servis berkala juga memastikan agar BBM yang digunakan tidak boros dari yang seharusnya dibutuhkan. Saat servis berkala, mobil dan motor kamu dicek komponen-komponennya. Ini membuat pembakaran yang terjadi berlangsung maksimal dan menghindari terjadinya keborosan bahan bakar. Jika pembakaran tidak sempurna, bensin yang keluar tidak sesuai dengan tenaga yang ingin dihasilkan. 

3. Memastikan ban tidak kempes

Pernahkah kamu mengemudi tapi merasa kendaraanmu lebih berat dari biasanya?

Ban adalah komponen yang sangat krusial dalam kendaraan bermotor untuk menopang dan menjaga kestabilan moda. Tekanan angin ban berpengaruh terhadap usia ban dan efisiensi bahan bakar. Tekanan angin ban yang rendah membuat ban berat sehingga tidak dapat menopang kendaraan dengan ideal. Akibatnya, mesin kendaraan pun harus bekerja ekstra dengan cara mengkonsumsi bahan bakar dari yang seharusnya. Tekanan angin ban pun tidak boleh terlalu berlebih karena akan menyebabkan ban benjol dan mengurangi usia ban juga. 

Perawatan tekanan angin ban tidak lah mahal karena gampang ditemukan kompresor pengisian tekanan angin di pinggir jalan. Biaya yang dikeluarkan pun tidak mahal.

4. Tidak membawa beban berlebih

Alih-alih berpikiran praktis bahwa lebih ekonomis memboyong banyak penumpang dan bagasi dalam satu mobil dan motor, ternyata perilkau ini dapat membahayakan keselamatan dan membuat boros bahan bakar!

Setiap mobil dan motor memiliki batas beban muatan maksimal. Muatan berlebih akan membuat beban tambahan bagi kendaraan saat melaju dari kondisi diam. Mesin butuh kerja keras untuk mengimbanginya sehingga cenderung mengegas dan butuh gigi rendah lebih lama. Ini menyebabkan putaran mesin yang tinggi dimana proses pembakarannya lebih besar. Semakin besar proses pembakaran maka semakin banyak pula bahan bakar yang digunakan. 

5. Eco-Driving

hemat bbm

Eco-Driving adalah cara mengemudi ramah lingkungan yang mengoptimalkan konsumsi bahan bakar. Selain ramah lingkungan  dengan melakukannya kamu dapat menghemat bahan bakar, biaya, minimalisir emisi, hingga meningkatkan kesehatan.

Kendaraan bermotor sebagai penyumbang terbesar emisi udara di Indonesia mengeluarkan gas-gas seperti Karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), PM10 (Particulate Matter 10), (Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), Sulfat Oksida (SOx) dan air. Hasil emisi kendaraan ini membuat kualitas kesehatan menurun karena memperbesar kemungkinan terjadinya iritasi dan infeksi penyakit pernafasan, terutama bagi yang sehari-hari terpapar emisi kendaraan di jalanan.

Saat melihat jalanan lowong, apakah kamu tergoda untuk mengebut? 

Sebuah studi yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Lingkungan, ITB menyatakan bahwa emisi CO2, CO, dan hidrokarbon akan lebih kecil seiring dengan semakin besarnya kecepatan kendaraan. Namun ini tidak menjadi pembenaran untuk perilaku mengebut. Perhatikan rambu keselamatan dan batas kecepatan maksimal yang telah diberlakukan. Pikirkan keselamatan pengemudi dengan melakukan defensive driving atau mengemudi secara berhati-hati.

Dari hasil studi yang sama, tercatat bahwa emisi yang dihasilkan saat kendaraan berada dalam kondisi diam dengan mesin menyala (idle) cukup besar. Keadaan ini dicapai sewaktu kendaraan tersendat saat terjadi kemacetan dan di tengah lampu merah. Jalanan macet memang merupakan suatu kondisi yang tidak dapat kita kontrol. Oleh karena itu kita bisa meminimalisirnya dengan cara mencari jalur yang paling lancar melalui aplikasi semacam Google Maps dan Waze. Selain itu, apabila waktu berhenti lampu merah diatas 60 detik, kamu dapat mematikan mesin mobil dahulu dan menyalakannya lagi sebelum lampu berubah menjadi hijau. Hindari pula memberhentikan kendaraan dalam kondisi mesin menyala jika lebih dari 10 menit.

Apakah kamu sudah melakukan semua langkah-langkah di atas? Jika kamu sudah melakukan 2 atau 3 langkah di atas, artinya kamu sudah cukup peduli terhadap kendaraan, lingkungan dan tentu kondisi dompetmu. Jika belum, mari kita coba aplikasikan semua langkah di atas. Coba bagikan ya pengalamanmu apabila sudah melakukan semuanya!

8 Tips Meningkatkan Kualitas Konten Blog untuk Para Introver Idealis bersama IIDN dan IM3 Ooredoo

15 komentar

Terjebak kekinian atau tetap berpegang teguh kepada prinsip?

Begitu yang saya pikirkan saat mengikuti rangkaian seri webinar IM3 Ooredoo X IIDN yang bertajuk "Mengoptimalkan Peluang Dunia Blog". Acara ini telah diselenggarakan sejak tanggal 29 Agustus hingga 3 Oktober, total terdiri dari 25 Webinar yang membuat hati kecil saya menangis meraung-raung karena terlalu banyak hal tentang blog yang harus ditingkatkan 😭. 

Belakangan ini mental saya dalam menulis blog agak sedikit terpuruk karena berbagai lomba blog yang saya ikuti tak urung menang, apalagi beberapa blog yang saya ikuti sepenuh hati dengan bahan riset yang tidak main-main. Bahkan kategori harapan pun tidak masuk!

konten blog introver idealis

Setelah mengikuti rangkaian webinar, hati kecil saya pun berkecamuk. Pilihan apa yang akhirnya saya ambil?


Saat introver idealis berkecimpung di dunia maya

Mengorbankan segala prinsip demi menghasilkan uang semata?

Menampilkan foto dan video yang ada muka sendiri padahal pemalu?

Menggunggah foto tanpa ada wajah sendiri dan keluarga?

Ikut-ikutan tren media sosial yang sedang kekinian?

Memiliki prinsip hidup yang kuat dan tidak bisa mempromosikan produk yang berlawanan dengan jati diri?

konten blog introver idealis

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini lah yang terus menggelayuti hati kecil saya. Kemudian saya kembali merenungi diri. Perempuan, bukan tulang punggung keluarga, dan sedang memprioritaskan fokus pada tumbuh kembang anak. Saat ini saya sedang dalam kondisi tidak diwajibkan untuk menghasilkan uang selain untuk bahan aktualisasi diri. Menurut saya, ini adalah sebuah hak istimewa yang belum tentu dimiliki semua orang. Banyak di luar sana yang tidak memiliki pilihan seperti ini karena dihadapkan pilihan finansial, sebagai contoh. Apalagi di masa sulit seperti pandemi kali ini, dimana yang awalnya memiliki penghasilan tetap sebagai pegawai kantoran, mendadak harus ada pemotongan gaji bahkan pemutusan hubungan kerja. Padahal tiap bulan harus tetap ada pengeluaran.

Penghasilan saya dari dunia blog tidak besar, bahkan cenderung untung-untungan. Meski begitu, saya tetap melihat segala upaya daya baik moril dan materil sebagai investasi besar di nantinya. Tidak ada yang sia-sia.

Motivasi utama saya adalah berbagi dan memberikan manfaat bagi orang banyak. Beserta kondisi  yang ada, inilah yang menjadi bahan bakar saya untuk tidak pantang menyerah mempertahankan idealisme sambil tetap realistis dalam menulis blog.


Meningkatkan kualitas konten blog untuk para introver idealis

konten blog introver idealis

1. Perkuat identitas diri

konten blog introver idealis

Saat hendak mengembangkan diri dalam blog, terkadang kita bingung harus mengembangkan ke arah apa. Bertanyalah pada diri sendiri, apa sih awal mula tujuan kita menulis blog? Mencari duit, memberi manfaat bagi orang lain, melepas stres, atau apa?

Sebenarnya, apapun motoivasi yang kita punya, tidak ada ada yang salah. Bagi saya yang introver idealis ini, alasan utama menulis blog adalah untuk berbagi. Agar orang-orang di luar sana bisa tahu informasi-informasi penting nan trivial yang saya tulis. Supaya lebih banyak lagi yang menerima manfaat membaca blog saya ketimbang hanya lingkar kecil saya saja. Uang bagi saya adalah bonus, hadiah dari kerja keras saya.

Oleh karena itu, saya sangat berhati-hati dalam mengisi konten blog. Saya tidak ingin menulis tulisan yang memiliki kepentingan yang bertabrakan. Sebagai contoh, saya pendukung real food, maka saya menghindari menulis mempromosikan makanan instan dan cepat saji. Saya juga cenderung tidak ingin  berlaku palsu dalam tulisan, makanya sebisa mungkin saya menulis dengan sejujur-jujurnya tanpa mengorbankan idealisme saya. Pribadi yang plegmatis membuat saya menghindari bentuk penulisan yang menghakimi dan mengajak ribut. Bahkan untuk topik yang sedikit sensitif, saya lebih memilih diksi dan gaya penulisan yang netral karena adanya perasaan tidak ingin menyinggung pihak-pihak tertentu.

Terkadang saya berpikir, memiliki jiwa idealisme seperti ini malah membuat sulit berkembang, ternyata jika ditelusuri, justru dengan seperti inilah saya bisa berpotensi menulis tulisan-tulisan unik dengan tema yang cenderung tidak bisa ditiru. Keunikan adalah salah satu fokus saya, seperti kata atasan saya di tempat kerja saya 7 tahun silam:

Jadilah entitas dengan kemampuan yang unik, menjadi orang yang tidak bisa ditiru oleh orang lain. Misalnya saya diajak menjadi pembicara, boleh aja saya kasih tiket dan kesempatan ke orang lain. Tapi tidak ada yang bisa karena tidak ada yang bisa menggantikan saya.

 

Menjadi idealis akan sangat berpengaruh ketika kita ingin mengikuti berbagai lomba blog. Bukan rahasia umum, penyelenggara dan sponsor lomba memegang kepentingan utama, seperti mempromosikan produknya. Oleh karena itu, apa topik dan siapa dibalik lomba menjadi prioritas utama saya dalam menentukan apakah saya mengikuti lomba tersebut atau tidak. Saya tidak ingin "menjual" diri saya dengan mengorbankan prinsip dan citra diri yang sudah saya bangun hanya untuk mencari muka kepada sponsor.


2. Tingkatkan konten yang baik

konten blog introver idealis

Referensi yang tidak plagiat dan unik

Orisinal

Mulai dari penulis blog, media, hingga tulisan saintifik rentan terjerat oleh tuduhan plagiarisme. Beberapa waktu silam, saya pernah membaca cuitan di Twitter mengenai adanya seseorang pembuat konten yang melakukan pesanan untuk klien. Konten tersebut bagus, klien juga puas. Sayangnya, si pembuat konten kurang memahami kaidah pemakaian hasil karya orang lain seperti lupa menghubungi atau menulis kredit hak cipta. Sang pembuat konten asli menyadari dan menuntut si pembuat konten untuk klien. Alih-alih untung besar, si pembuat konten malah harus membayar uang dalam jumlah besar karena terjerat tuntutan plagiarisme karya.

Agar tidak terjerat plagiarisme, tulisan-tulisan umum yang beredar di situs web terlebih dahulu bisa kita baca, pahami, resapi untuk kemudian kita tulis ulang. Tulis poin-poin penting dan gunakan bahasa sendiri. Bagi saya yang gampang mengalami "information overwhelmed", saya cenderung menulis tiap poin penting yang saya temui di situs secara acak. Berhubung bakal banyak situs yang saya buka, saya akan kebingungan berat jika harus pada saat itu juga memikirkan letak penulisan informasi pada susunan blog yang seharusnya. Saya lebih memilih untuk menulis semua yang saya anggap penting terlebih dahulu dan mengatur serta mengelompokkannya nanti pada saat membahasakan ulang dan menyuntingnya.

Unik

Untuk meningkatkan kualitas blog, sebisa mungkin kita mencari referensi yang umum dipakai oleh orang. Sebagai contoh, referensi yang muncul pada halaman pertama Google. Referensi yang hampir pasti dipakai oleh orang banyak sehingga membuat konten kita tidak unik dan mudah ditemui di blog manapun. Gali lebih dalam konten apa yang hendak kita tulis. Gunakan kata kunci yang sedikit tidak umum tapi tetap berhubungan dengan blog kita saat mengetikkan di mesin pencari google.

Jujur saja, menggunakan referensi di halaman pertama Google sering menjadi kebiasaan saya untuk menulis pembuka. "Ah, ini kan hanya pembuka dan informasi latar saja.", pikir saya. Ternyata, jika ingin menghasilkan konten unik, saya harus lebih serius lagi dan tidak gampang meremehkan untuk semua hal. Being fully comitted to what I write.

Mbak Widyantari Yuliandari di salah satu rangkaian webinar mengungkapkan bahwa menggunakan referensi yang tidak mainstream akan meningkatkan keunikan konten, salah satunya penggunaan jurnal ilmiah. Banyak info-info yang didapatkan dari jurnal ilmiah yang tidak bisa ditemukan di referensi situs apalagi halaman pertama Google. Selain itu, penggunaan jurnal ilmiah juga dapat membuat tulisan kita lebih dalam, bukan sekedar info-info trivial yang mudah didapatkan di tulisan situs lain. 

Sebagai seorang mantan akademisi yang terbiasa menggali jurnal-jurnal ilmiah, tentunya ini menjadi kelebihan saya untuk mendapatkan referensi unik. Saran dari Mba Wid benar-benar membuat saya semangat untuk semakin menunjukkan keunikan yang bisa saya lakukan.

Judul dan Isi

konten blog introver idealis

Judul

Terkadang kita terlalu takut bereksperimen dengan judul karena terlalu terpaku dengan SEO. Membuat judul sesuai kemauan SEO dan takut membuat judul panjang karena tidak enak dilihat dan terkesan kurang berkualitas. Padahal, kita bisa bereksperimen dalam penggunaan judul panjang namun tetap menarik dan sesuai SEO. Mba Wid mencontohkan judul ini:


Jaga Nasi Sehat! Ketahui 3 hal penting untuk Memasak Beras Hitam Menjadi Nasi Hitam yang Enak dan Pulen


Meski panjang, judul diatas tetap memuat kata kunci yang menjadi acuan SEO, yaitu "Jaga Nasi Sehat". Bisa dibayangkan jika hanya menulis judul berdasarkan SEO, pembaca pasti kebingungan. Jaga nasi sehat? Maksudnya apa sih? Namun judul menjelaskan bahwa artikel tentang memasak beras hitam menjadi nasi hitam yang enak. SEO terpenuhi, judul penarik pembaca juga terpenuhi. Tidak sepenuhnya kita harus terus diperbudak SEO. Dengan memainkan trik, kita juga tetap bisa membuat judul yang memenuhi SEO sekaligus judul yang membuat tulisan kita menarik dan berkarakteristik.

Selain itu, saat mengikuti lomba, bukan rahasia kalau penyelenggara lomba juga "menuntut" tulisan kita sebagai salah satu sarana kampanye dan promosi. Penggunaan judul yang panjang juga bisa membuat kita bisa mengekspresikan judul sembari mengangkat penyelenggara blog tanpa sepenuhnya terkesan "jualan" seperti sales.

Hal terpenting lainnya adalah jangan sampai typo atau salah tulis judul! Ini sepele tapi sangat krusial. Judul yang typo membuat pembaca merasa penulis tidak serius. Bahkan saat mengikuti lomba, juri tidak akan bisa memenangkan blog semacam ini meski kualitas isi tulisan jempolan. Audiens akan merasa aneh apabila juri memenangkan blog seperti itu karena terkesan tidak profesional.

Isi

konten blog introver idealis

Isi dari sebuah blog bagaikan daging pada buah. Rasa buah yang akan dinilai pembaca, apakah ranum dan manis atau malah keras dan asem.

Dimulai dari pembuka. Pembuka tulisan blog harus menarik, menghibur, dan berkesan. Pembuka dalam blog ini padahal sangat krusial dan banyak penulis lupa menseriusi bagian ini. Dari rangkaian kalimat-kalimat awal lah pembaca memutuskan apakah terus atau berhenti membaca. Maka dari itu, tinggalkanlah kesan yang baik.

Saat mengikuti lomba juga ini sangat berpengaruh. Bayangkan saja, juri bagaikan sedang dihadapi dengan puluhan hingga ratusan makanan. Pembuka blog yang menarik lah yang akan membuat juri menentukan apakah makanan yang sedang dihidangkan itu layak untuk dicicipi lebih detil atau tidak. Maka dari itu, buiatlah judul yang berkesan!

Pernah membaca situs dengan judul click-bait? Kesan apa yang kita dapatkan? Kesal bukan? Maka dari itu, tulislah tulisan yang relevan dengan judul. Tulisan click-bait mungkin memancing page view, tapi apakah memberikan kesan yang baik kepada kita sebagai seorang penulis beridentitas dan beridealis?

Kemudahan blog untuk dibaca juga penting. Sebagai pembaca, kita pasti malas mengakses situs yang lamban loadingnya serta keharmonisan huruf dan tata letak gambar yang jelek. Tak peduli sebagus apa kontennya, pembaca tetap malas untuk menyelesaikan bacaannya.

Sebisa mungkin, kita menggunakan template blog yang enak dilihat, huruf yang selaras, serta mobile view friendly, mengingat jaman sekarang orang lebih banyak mengakses tulisan situs menggunakan gawai. Untuk mengecek apakah tulisan kita enak dilihat melalui gawai bisa menggunakan aplikasi Responsinator. Selain itu, pastikan kita menyisipkan gambar-gambar hingga video yang relevan terlebih apabila tulisan kita panjang. Pasti kita lelah kan membaca blog yang penuh tulisan tanpa jeda layaknya buku teks? Jangan lupa gunakan gambar yang berkapasitas tidak begitu besar untuk memudahkan loading page. Gambar bisa berupa hasil jepretan kita sendiri, gambar dari internet atau bahkan infografis. Jika mengambil gambar dari internet, pastikan kita tidak terjerat problematika hak cipta. Kita bisa mengambil bebas gambar dari situs semacam Pexel.

Bagaimana dengan gaya bahasa yang kita pakai? Bebas! Kalau kita ingin membentuk citra diri kita "gaul", kita bisa menggunakan bahasa dan kata tidak baku ataupun mencampurnya dengan bahasa inggris. Kalau kita ingin dikenal sebagai orang yang "runut", kita bisa sangat memperhatikan penggunanan susunan dan kata yang baku. Kreatiflah terhadap penggunaan kalimat, hindari penggunaan kalimat klise, usang, dan ambigu.

Jangan lupakan kalau blog berbeda dengan situs-situs umum milik media. Blog memiliki sentuhan personal. Blog menjadi citra diri identitas penulisnya, jadi perhatikanlah apa yang hendak dibangun. Sebagai seorang idealis, saya cenderung mengusung tulisan-tulisan blog yang jujur apa adanya dan tidak merekayasa. Apabila harus mengusung suatu produk, saya sangat berhati-hati membawanya agar saya dapat mempromosikan produk tersebut tanpa terlalu kelihatan seperti sales produk. Sebisa mungkin saya akan "promosikan" menggunakan gaya khas saya tetap dengan konten yang baik dan tidak asal.

Penutup juga tidak kalah penting dari pembuka dan isi. Penutup yang baik adalah penutup yang berupa keismpulan keseluruhan yang berkesan tulisan serta ajakan kepada pembaca supaya semakin tergugah. Lebih baik lagi, pada penutup kita juga bisa mengajak pembaca untuk membaca artikel kita yang lain dan menumbuhkan kepercayaan terhadap tulisan-tulislan kita.

Lakukan penyuntingan berkali-kali. Pastikan antara pembuka, isi dan penutup terdapat alur logika dan kepaduan paragraf yang koheren.


3. Lengkapi dengan foto berkualitas

konten blog introver idealis
Gunung Salak (dok. pribadi)

Pada awalnya, saya sempat agak kecewa dengan kualitas foto yang akan saya hasilkan tanpa menggunakan gawai yang mumpuni. Apa lagi saat saya belum mengganti dengan gawai baru. Gawai yang saya gunakan saat itu sudah ketinggalan zaman, selain itu tampaknya pada lensa penuh debu dan (mungkin) goretan yang memuat kualitas foto tidak begitu bagus apalagi saat pencahayaan minim. Bola-bola cahaya tampak bergaris pada hasil foto. Sayang sekali, padahal di saat itu saya sedang aktif-aktifnya berwisata. Hasil foto pada segmen blog konten travelling di foto saya menjadi kurang optimal.

Ternyata, jangan khawatir jika kamu merasa tidak memiliki kamera canggih. Jika kamu memiliki anggaran lebih, kamu bisa tukar tambah dengan peralatan yang lebih canggih. Jika hanya sedikit anggaran lebih, bisa lengkapi dengan tambahan peralatan yang bisa mempercantik foto. Jika belum ada anggarab, sabar saja dahulu. Manfaatkan yang sudah ada dan optimasi dengan aplikasi penggubah foto di gawai.

Coba lihat foto dibawah ini:

konten blog introver idealis
Hasil karya Deddy Huang

Kedua foto ini diambil hanya menggunakan kamera gawai loh! Tidak percaya? Yang paling penting dalam menciptakan foto yang baik adalah menguasai teknik-teknik mengambil foto seperti komposisi dan warna. Kita juga turut bisa mengeksplorasi pantulan objek, sudut pengambilan, hingga pembingkaian objek. Selain itu, kita bisa menggubah foto menjadi hasil yang lebih baik. Tapi patut diperhatikan, jangan terlalu banyak menggubah foto. Cukup potong bagian yang mengganggu dan diplitur sedikit bagian pencahayaan dan warna, Tanya diri sendiri apa yang hendak kita tampilkan. Tampilkan apa adanya sembari tetap memperhatikan estetika.

Snapseed, Adobe Lightroom dan VSCO adalah contoh-contoh aplikasi penggubah foto pada gawai yang bisa gunakan. Aplikasi-aplikasi ini bisa digunakan gratis ataupun berbayar dengan mendapat keuntungan beberapa fitur premium.

Suka merasa bingung karena kehabisan ide harus mengambil objek foto apa saja? Ada beberapa objek yang dapat kamu eksplorasi untuk pengambilan foto. Kamu senang wisata alam? Perbanyak ambil foto pemandangan. Kamu termasuk tipe wisatawan kota? ambil foto dengan kekuatan bentuk geduung-gedung. Kamu senang dengan isu-isu sosial lingkungan? Bisa ambil foto aktivitas manusia dan keunikan yang ada di jalanan. Kamu senang makan-makan? Jepret foto yang menggugah selera. Kamu senang memotret model? Lakukan potret dengan subjek utama orang.

Foto Travelling bagi ibu-ibu beranak

konten blog introver idealis
Ang Kaew Reservoir, Chiang Mai (dok. pribadi)

Saya seorang ibu rumah tangga yang pasti membawa "tentengan" berupa anak saat berwisata. Apalagi, di saat saya sedang aktif-aktifnya berwisata, saya kerap kali berjalan-jalan hanya berdua dengan anak balita saya. Saya tahu saya dalam keadaan penuh keterbatasan. Tidak bisa seenaknya menentukan waktu untuk memotret, tidak bisa seenaknya berlama-lama untuk eksplorasi sudut, dan tidak bisa terlalu mengalokasikan daya untuk eksperimen fotografi. Pada Webinar bertajuk "Membuat Foto Travelling dengan Smartphone", Koh Deddy Huang menekankan pentingnya riset lokasi yang akan dikunjungi. Hal ini akan membantu kita memahami apa yang dapat kita ambil dan manfaatkan pada objek foto tersebut.

Saya akui, saya sedikit kelewat melakukan ini. Memang saya hobi riset mendaalam terlebih dahulu sebelum berwisata ke suatu tempat. Namun, riset yang saya lakukan lebih ke umum, seperti bagaimana menuju tempat tersebut, jam berapa buka, ada apa saja disana, dan sebagainya. Hasil foto yang sering saya ambil juga kebanyakan "catch the moment", bukan "prepare for the moment". Padahal jika serius riset objek, saya bisa optimalisasi hasil foto. Misalnya saya mengeluhkan kekurangan kesempatan untuk manuver sudut pengambilan. Jika sudah riset, mungkin saya bisa merancang trek dimana saya harus berjalan sehingga meminimalisasi waktu dalam mengambil sudut terbaik dan tidak harus bolak-balik. 

Koh Deddy juga menyarankan untuk berbaur dengan orang lokal. Ini membuat kita mengetahui apa latar belakang dari orang-orang tersebut, jam aktif objek tersebut, hingga menjadikan sisi-sisi lain dari objek foto tersebut yang dapat kita angkat menjadi sebuah cerita menarik.

Salah satu prinsip saya dalam memfoto adalah tidak ingin menampakkan muka sendiri ataupun keluarga pada foto yang saya sebar ke media sosial. Saya agak bingung, bagaimana kualitas foto bisa terjaga tapi tidak timpang karena tidak ada ekspresi wajah manusia yang bisa menjadi bumbu komposisi foto. Dari penjabaran Koh Deddy, saya menjadi sedikit tercerahkan. Kita bisa melakukan foto portrait dengan manusia yang menghadap ke belakang. Foto seperti ini juga memberikan kekuatan cerita. Selain itu bagi yang hobi bereksperimen, bisa melakukan foto portrait dengan menggunakan totem atau boneka sebagai ganti manusia.


4. Lengkapi dengan video pendukung

konten blog introver idealis

Passion saya adalah fotografi, semenjak dahulu tidak pernah terbersitkan di pikiran saya untuk menangkap momen menggunakan video. Bagi saya, penggunaan video lebih sekedar menangkap momen pribadi yang asal ada saja. Sebagai contoh kegiatan anak saya. Apalagi memikirkan estetika dan menyunting video, tidak pernah terpikir tuh! Makanya opsi menjadi vlogger adalah prioritas saya nomor sekian. Tidak, saya tidak menikmati. Buat apa saya membuat konten hanya untuk memuaskan publik demi mendapatkan uang semata? Apalagi berlakangan ini di instagram saya sering melihat orang-orang membuat video dengan efek-efek klise membosankan dan sok imut.

Namun paradigma soal video mulai sedikit berubah sejak mendengar webinar tentang "smartphone videography" dengan pembicara Mas Joe Chandra. Tujuan mengambil video untuk konten tidak hanya demi menjadi vlogger semata. Padahal membuat video dapat memudahkan kita membuat konten apa pun, mengemas sosial media lebih baik dan membuat konten blog lebih hidup.

Apalagi kalo kamu sering melakukan ulasan suatu produk. Hadirnya video membuat audiens terbayang lebih nyata mengenai produk tersebut. Ada unsur emosional yang terjalin, apalagi jika kita mengemasnya dengan menggunakan intonasi dan nada yang menarik. Saya telah buta, padahal konten video ini sebenarnya penting untuk proyek sebelah saya, yaitu blog dan instagram yang mengulas dan mengedukasi pentingnya penggunaan child seat untuk anak-anak dibawah 12 tahun. Betapa pentingnya video agar audiens lebih jelas mengetahui cara memakaikan child seat yang benar. Betapa pentingnya video agar audiens bisa memilih child seat sesuai kebutuhan mereka berdasarkan konten yang saya buat.

Pembuatan video juga sangat bisa menggunakan gawai. Tinggal melengkapi dengan berbagai alat tambahan dan menyuntingnya menggunakan aplikasi gawai. Beberapa peralatan yang penting untuk disiapkan adalah tripod. Mas Joe Chandra sendiri bercerita bahwa tripod adalah barang wajib yang ia bawa kemanapun, termasuk pasti ada di kendaraannya. Sebenarnya saya sudah mengidam-idamkan tripod sejak dahulu, tapi semua hanya wacana karena saya tidak serius membesut konten video. Namun tampaknya saat ini juga saya harus membeli tripod baik statis maupun fleksibel yang mumpuni.

Banyak aplikasi penyuntingan video yang tersedia di gawai, mulai dari gratis sampai berbayar untuk fitur tertentu. Adobe Premier, Inshot, Kinemaster, Filmorago, Viva Video dan lain-lain. Pilihlah sesuai selera dan kemudahan yang didapatkan.


5. Perkuat SEO (Search Engine Optimization)

konten blog introver idealis

Selain prioritas membuat konten yang baik, kita tidak boleh melupakan SEO. Apa sih tujuan kita menulis? Agar dibaca dan bermanfaat bagi orang banyak bukan? Semakin suatu blog memenuhi kaidah SEO, semakin luas jangkauan pembacanya.

SEO merupakan optimalisasi halaman situs melalui bantuan mesin pencari sehingga halaman yang kita tulis menjadi mudah muncul saat pengguna mengetik kata kunci di mesin pencari. SEO meliputi SEO on-page dan SEO off-page.

SEO on-page merupakan proses optimalisasi yang berasal dari halaman situs tersebut. Banyak tips dan trik yang bisa dilakukan seperti menggunakan kata kunci yang populer, penggunaan tampilan yang user friendly, hingga penggunaan plugin.

Sementara SEO off-page adalah cara optimalisasi tulisan menggunakan perangkat-perangkat luar, misalnya menggunakan bantuan media sosial lainnya. Adanya backlink yang kita buat atau promosi ajakan kepada para calon pembaca untuk memasuki blog kita juga meningkatkan ketercarian blog kita di mesin pencari semacam Google.


6. Optimasi sosial media lainnya

konten blog introver idealis

Kamu senang bermain media sosial apa saja? Facebok, Instagram, Youtube, Twitter, atau malah semuanya?

Tahukah kamu kalau kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengoptimasi blog kita? Karena saya pengguna rutin instagram, maka saya coba bahan optimasi instagram untuk blog.

Pada awal penggunaanya, saya sudah menentukan bahwa instagram dengan akun pribadi hanya untuk kepentingan personal saja yang berisi hasil random kepala saya dengan isi tidak begitu penting. Akun saya pun digembok. Pengikut sebagian besar adalah teman-teman sendiri. Pun, saya juga hanya mengikuti akun teman yang dikenal baik dan akun edukasi yang menurut saya menarik. Itulah kenapa saya tidak suka dengan permintaan pribadi untuk "follow back". Saya tidak suka isi instagram saya muncul postingan orang yang tidak saya kenal. Syukurlah sekarang Instagram sudah ada fitur "mute".

Lama-kelamaan, hasil random pemikiran kepala saya semakin berfaedah. Saya malah ingin semakin banyak yang mendapat manfaat dari hasil pemikiran saya, baik dari post ataupun stories. Terlebih lagi saya mulai mempromosikan tulisan blog baru saya di Instagram.. Akun pun saya buka. Yah, meskipun page view blog saya tidak terlalu melonjak 😌.

Beruntung saya mengikuti webinar dengan pembicara mba Pungky Prayitno. Selain mengemas webinar dengan jenaka, banyak sekali ilmu yang beliau bagikan dan patut untuk dicoba.

Jika kita hendak mengoptimasi blog memakai sosmed lain, pastikan sosial media kita tidak dalam keadaan digembok. Bagaimana orang umum non pengikut kita bisa mengambil faedah dari postingan kita jika digembok?

Menurut Mbak Pungky, blog dan instagram adalah mengenai visual branding. Seperti apa kita tampil di sosial media? Bagaimana mau orang mengenal kita dan apa saja yang ingin kita transfer ke audiens. Oleh karena itu sebisa mungkin buatlah personal branding yang kuat. Buatlah orang membaca karena saya penulisnya. Karena tidak ada yang bisa menuliskan seperti itu kecuali saya. Sepertinya hal ini berkesesuaian dengan seperti apa yang mantan atasan saya katakan di atas ya!

Saya merasa postingan mengenai blog teranyar saya kurang mendapat respons audiens. Mbak Pungky memberikan tips menariknya disini. Bangun hubungan yang baik dengan audiens! Kita bisa membuat stories yang memuat latar belakang dari blog post terbaru kita dan kemudian melempar pertanyaan. Jangan lupa balas komen, DM, mention, ataupun tag kepada kita. Ini membuat audiens merasa terkait dan dekat dengan kita. Apresiasi mereka dan jangan segan-segan untuk memberi hadiah kepada follower.

Lalu apa gunanya orang mengetuk tulisan kita di blog? Toh, isinya juga sama seperti yang kita buat di Instagram. Caranya, bedakan isinya! Buat keterangan secara tersirat bahwa audiens harus buka tulisan blog kita karena memuat informasi yang lebih lengkap. Jelaskan bahwa di dalamnya ada hal-hal menarik yang tidak ditemui di postingan Instagram.

Saat mengikuti lomba juga perhatikan dengan seksama ketentuannya. Jangan sampai kita salah mention bahkan salah hashtag. Ini menyebabkan tulisan kita tidak dapat dicari menggunakan keduanya karena tidak terdata oleh media sosial yang dituju.


7. Aktifkan afiliasi

konten blog introver idealis

Di salah satu komunitas blog yang saya ikuti, ada yang menawarkan untuk mengaitkan afiliasi suatu marketplace ke blog kita. Entah kenapa saya tidak tertarik sama sekali, semacam "doesn't sparks joy". Saya merasa afiliasi semacam berlebih-lebihan dan murni hanya untuk jualan saja.

Padahal tidak seperti itu.

Afiliasi sendiri adalah cara mendapatkan uang dengan mempromosikan produk atau jasa dari perusahaan penyedia jasa afiliasi. Kita melakukan promosi dengan memasang banner afiliasi atau tautan afiliasi pada media blog ataupun media sosial lainnya. Komisi sistem CPS (Cost per Sale) diberikan jika ada pembelian produk atau jasa melalui tautan yang kita sediakan. Tapi tergantung pada penyedia jasa afiliasi, ada juga yang modelnya CPA (Cost per Action) atau dibayar setiap audiens melakukan sesuatu, semisal membuat akun, mendaftar newsletter dan lain-lain.

Mas Ditya Pandu menjelaskan soal afiliasi dengan seksama, sehingga saya lebih terbayang apa itu afiliasi dan bagaimana agar afiliasi sesuai dengan nilai saya. Misalnya tipe-tipe tulisan yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak afiliasi seperti ulasan produk, komparasi produk, rekomendasi produk, sharing pengalaman hingga info harga. Padahal dari tipe-tipe tulisan di atas, saya bisa memilih produk manapun yang sesuai value saya dan mengulas hingga membagi pengalaman pemakaian secara jujur dan memang karena saya benar-benar puas. Sehingga bukan rekayasa dan tidak berisi kalimat-kalimat ala sales.


8. Perkuat public speaking

konten blog introver idealis

Katakanlah jejaring kita semakin luas. Orang banyak terinspirasi dari tulisan-tulisan kita dan hendak mengajak kita menjadi pembicara. Baik itu di kulwap, seminar daring maupun seminar muka umum. Menjadi pembicara memiliki banyak manfaat. Selain membuat kita lebih dikenal lagi, kita juga diberi kesempatan lebih untuk lebih menginspirasi orang lain dalam bentuk audio. Ditambah dengan adanya sesi tanya jawab membuat keberadaan kita lebih bermanfaat bagi orang lain.

Maukah kita dikenal sebagai orang yang "vokal" dalam tulisan tetapi "melempem" di muka umum? Alih-alih peserta semakin terinspirasi, adanya malah bosan dan menganggap mending membaca tulisan kita dibanding mendengarkan langsung.

Meski saya mantan akademisi dan sudah bolak-balik menjadi pembicara baik melalui daring atau tatap muka, saya masih merasa seorang pembicara yang payah. Sering lupa materi penting di atas panggung, intonasi kurang menarik, hingga merasa  audiens kurang tertarik kepada performa saya. Sebagai contoh, saya pernah menjadi narasumber video pemasangan child seat di sebuah media. Itu adalah pengalaman pertama saya. Video hanya 3 menit tapi setengah mati saya melakukan take berulang-ulang. Entah karena gugup, kelupaan, atau intonasi yang monoton.

Beruntung saya mengikuti webinar Ibu-Ibu Doyan Nulis bersama IM3 Ooredoo yang menghadirkan mbak Sara Neyrhiza. Untuk memaksimalkan peran kita di masyarakat, penting buat penulis blog untuk belajar bagaimana melakukan berbicara di muka umum dengan baik dan benar. Berikut tips-tips yang bisa kamu coba:

a. Kendalikan diri

Bagi yang belum terbiasa berbicara di muka umum, ini akan menjadi momok yang besar. Gugup di muka umum hanya akan menghilangkan perisiapan materi yang sudah disiapkan jungkir balik, tetapi memperburuk citra diri kita dan tujuan sampainya materi kepada peserta malah tidak sampai. Sebelum tampil, latih diri kita di muka cermin. Pelajari air muka yang terjadi saat kita sedang menyampaikan sesuatu.

Untuk menghindari kegugupan, kita bisa mempelajari tata letak medan terlebih dahulu. Dimana letak layar, microphone, audiens, bahkan letak peralatan audio. Dengan begini kita bisa merasa familiar terhadap medan yang sudah ada sehingga kegugupan berangsur hilang. Jika saat sedang berbicara kegugupan menghampiri kembali, tenangkan diri dahulu sebelum mulai berbicara kembali. Rasa gugup yang muncul bisa mengacaukan intonasi, tempo, dan volume suara kita. Hal penting lainnya yang turut terlupakan adalah jangan membuka media sosial beberapa saat sebelum tampil. Ini dapat mengacaukan materi yang sudah kita siapkan karena muncul keraguan.

b. Persiapkan naskah

Ada beberapa teknik menyiapkan public speaking, mulai dari menyiapkan naskah lengkap ataupun naskah poin. Sesuaikan dengan keadaan. Jika yang digunakan naskah lengkap, hati-hati pembawaan malah kaku dan hanya keluar intonasi dan nada yang datar. Paling baik menggunakan naskah poin. Kita bisa mencatat hal-hal penting yang hendak diutarakan agar tidak kelupaan pada saat tampil.

c. Gunakan suara perut.

Penggunaan suara perut menghasilkan suara yang lebih bulat dan keras serta lebih enak didengar oleh audiens. Penggunaan suara dada menghasilkan suara yang lebih kecil dan tidak jelas didengar. Berlatihlah bernapas dengan perut agar menghasilkan suara perut. Caranya bernapas namun bukan dada yang turun-naik, melainkan diaftagma perut.

d. Meniru penyiar favorit

Merasa memiliki lidah "medok"? Kadang kala kita tidak merasa pede, apalagi banyak yang menuntut agar suara medok tidak keluar. Entah dengan alasan sulit didengar ataupun demi alasan ketidakseragaman. Cara menghilangkannya adalah dengan meniru nada dan intonasi penyiar favorit kita. Lidah medok tidak masalah keluar pada percakapan sehari-hari, tetapi dengan teknik di atas, kita bisa menghilangkan lidah medok pada saat melakukan public speaking.

e. Pelajari audiens

Pelajari siapa yang mengundang kita, siapa yang mendengarkan, dimana acara digelar dan dalam rangka apa kita diundang. Sesuaikan kostum, tingkah laku, dan tata bahasa kita sesuai dengan yang mengundang kita. Kan tidak mungkin kita berbicara gaul anak muda dengan kostum santai padahal audiens adalah para lansia berumur di tengah acara formal?

f. Terus berlatih

Sudah melakukan 5 tips di atas namun masih merasa "gagal"? Jangan khawatir, terus lah berlatih sampai semuanya menjadi kebiasaan. Banyak melakukan kesalahan dan kegagalan adalah pengalaman berharga yang membuat kita untuk terus semangat berlatih untuk mencapai kesempurnaan performa.


Bagaimana IM3 Ooredoo membantu memanfaatkan peluang dunia blog

konten blog introver idealis


Apa yang sangat dibutuhkan oleh penulis blog dalam menulis? Tentunya koneksi internet!

Tanpa koneksi internet sebenarnya bisa saja menulis, tetapi kita tidak akan bisa "mengudarakan" tulisan kita. Tulisan yang hanya disimpan untuk diri sendiri tanpa memberi manfaat kepada orang lain adalah sebuah kesia-siaan. Lantas, koneksi internet semacam apa yang kita cari?

"Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." - Pramodedya Ananta Toer

Saat ini saya sedang berlangganan internet rumahan non-IM3. Harganya relatif mahal dan entah kenapa modem yang diberikan keterjangkauannya tidak baik. Meja kerja kami ada di dalam kamar utama, tapi secara menyedihkannya justru laptop saya tidak cukup kuat untuk menangkap sinyal internet. Mau automatic save draft, sering gagal. Mau mencari referensi daring, tidak bisa. Mau membuat ilustrasi gambar, tidak mampu. Saya sering kesal dengan keadaan ini. Sudahlah menghambat keproduktifan, kesehatan mental saya juga dipertaruhkan. Saya harus menulis blog di sofa yang letaknya tidak jauh dari modem dengan postur tubuh yang tidak ergonomis untuk mendapatkan koneksi stabil.

Sebenarnya saya dan suami acap kali berpikir kapan waktu yang tepat mengganti koneksi internet. Kebetulan sekali, anak pertama saya tiba-tiba mengambil brosur paket GIG by Indosat Ooredoo dari lobi apartemen. Apakah ini pertanda?

Kebutuhan internet di rumah kami cukup krusial. Baik gawai dan laptop saya serta suami mengandalkan wifi modem rumah. Apalagi di masa pandemi kali ini. Saya butuh koneksi internet untuk menulis blog dan mengikuti seminar Zoom. Suami meski tidak berkerja di rumah, ia juga sering butuh Zoom untuk seminar dan berkomunikasi dengan koleganya. Bahkan anak sulung saya membutuhkan koneksi internet yang baik agar pembelajaran jarak jauh (School from home)-nya berjalan lancar. Meski kami bukan tipe penonton sehingga tidak menggunakan layanan televisi kabel, kami membutuhkan koneksi kencang nan murah untuk bisa mengakses Netflix tanpa lemot. Kesal bukan jika harus menonton Netflix dengan waktu loading lama bahkan render gambar yang jelek karena internet lamban?

GIG merupakan layanan internet rumahan persembahan dari IM3 Ooredoo yang menjanjikan internet cepat, harga terjangkau dan tidak memiliki batasa kuota! Luar biasa sekali, ini artinya kami bisa mengunduh dan mengupdate game tanpa takut kehabisan kuota. Ada 5 paket yang ditawarkan GIG: GIG 20, GIG 30, GIG 50, GIG 100,  dan GIG ONE.

Bagi pengguna jaringan IM3 Oooredoo pada gawainya, ada harga khusus promo juga loh! Bagi pecinta televisi kabel, cukup menambahkan sedikit saja dari biaya bulanan, kamu sudah bisa mendapatkan GIG BOX loh!

Harganya sangat terjangkau bukan? Bahkan jujur saja, harga internet bulanan saya lebih dengan kecepatan yang mulai mengecewakan lebih mahal dibanding harga langganan GIG! Meski belum termasuk biaya PPN 10% dan biaya materai, biaya diatas sudah termasuk biaya instalasi, sewa moden dan sewa STB senilai 250 ribu, 40 ribu dan 40 ribu.

konten blog introver idealis
Internet bulanan saya yang seharga 340 ribu/bulan itu ternyata kecepatannya hanya up 10 Mbps 😓


Pendaftaran yang mudah

Saya mencoba untuk mendaftar paket berlangganan GIG 20. Tidak disangka, pendaftarannya begitu mudah. Tinggal masuk ke halaman resmi GIG, pilih paket berlangganan sesuai dengan kebutuhan, masukkan harga data diri dan alamat dan lakukan pembayaran. Voila! Kamu sudah resmi berlangganan dan petugas akan datang ke rumahmu. 

Saya sejujurnya agak terkejut dengan kemudahan pembayaran yang semudah menjentikkan jari ini. Pengalaman saya dahulu menggunakan layanan internet rumah sekarang, saya harus menghubungi nomor via telepon dan terkadang saya tidak yakin apakah permintaan saya diproses atau tidak.

Kemudahan ini juga didukung dengan kemudahan pembayaran yang bisa menggunakan virtual account, pembayaran online, hingga minimarket. Tinggal pilih sesuai kemudahanan yang kita inginkan!


I'm not such a quitter

konten blog introver idealis


Setelah saya mengikuti beberapa webinar blog dari IM3 Ooredoo dan IIDN, alih-alih kecewa karena belakangan belum menang lomba blog lagi, saya malah bahagia karena saya tahu persis kenapa blog saya tidak dimenangkan. Ya, kualitas konten blog saya jauh, bahkan amat sangat jauh dari baik dan memuaskan. Saya pun kembali bisa memutuskan apa yang hendak saya lakukan terhadap blog saya ketimbang menggadaikan jati diri saya sebagai seorang idealis dan hanyut kepada tren.

Yang bikin sedih hanya satu, terlalu banyak poin-poin yang harus saya lakukan untuk membuat diri saya sebagai pembuat konten blog lebih baik.

"Step by step ya!"

Ucapan Mbak Wid melalui DM Instagram saya terus memotivasi saya untuk terus bergerak maju dan mengingatkan saya pada buku GRIT: The Power of Passion and Perseveranve karangan Angela Duckworth.  

Buatlah target-target kecil dan cara mencapainya untuk mencapai target bersarmu. 

Saya kerap curhat kepada suami tentang mengapa belakangan ini tulisan blog saya kurang dihargai. Tidak menang lomba lah, kurang diminati lah, padahal saya menulisnya dengan sepenuh hati. Suami berpesan, jangan putus semangat, pelajari terus dan perbaiki kekurangan. Berkali-kali saya mengeluh, berkali-kali ia menyemangati, berkali-kali juga saya bangkit. Dukungan suami agar istrinya tetap bisa mengaktualiasi dirinya ini lah yang bikin saya bersyukur punya suami semacam ia. Saya sempat memutuskan untuk berhenti menulis blog, kemudian saya membatalkan rencana itu karena saya sudah menyusun rencana-rencana jangka pendek untuk memperbagus kualitas blog saya dari berbagai sisi, meski saya harus berdamai dengan keterbatassan waktu.

Kamu nulis apa sih ga kelar-kelar? Palingan juga ga menang

Ujaran satir oleh suami melihat saya mendedikasikan menulis blog ini. Anehnya, saya tidak sentimentil sama sekali. Melalui rangkaian webinar blog kali ini, saya buktikan bahwa saya masih semangat belajar untuk menjadi lebih baik, mengevaluasi kesalahan, dan siap memenangi lomba yang diadakan IM3 Ooredoo dan IIDN kali ini. Bukan, tujuan utama saya adalah sebagai catatan pengingat saya akan webinar yang telah saya pelajari dan saya sangat berharap tulisan ini bermanfaat bagi orang banyak, terutama yang melewatkan rangkaian webinar emas tempo lalu. Karena menang adalah bonus dan hadiah dari hasil dedikasi yang telah dilakukan.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog IM3 Ooredoo X IIDN Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging

konten blog introver idealis