"Mobilku boros banget nih, masa belum seminggu sudah harus isi bensin penuh lagi, padahal ga kemana-mana banget. Ga usah beli mobil (sebut merk) ini deh!"
Ada kah yang memiliki keluhan serupa? Atau merasa tiba-tiba mobil atau motor kamu mendadak boros bahan bakar bakar (BBM) padahal sebelumnya tidak begitu? Mungkin penyebabnya bukan kendaraanmu yang boros BBM, tapi perilakumu yang membuat kendaraanmu boros.
Ada banyak langkah simpel dan tidak terduga yang dapat membuat penggunaan BBM mu menjadi irit, atau setidaknya mendekati klaim para manufaktur kendaraan tersebut.
Lakukan Langkah Ini Agar Hemat BBM!
1. Menggunakan BBM yang tepat
Sepeda motor dan mobil yang umumnya beredar di jalanan sekarang minimal sudah memiliki kualifikasi mesin Euro 2 dan Euro 3. Mesin dengan kualifikasi ini minimal harus menggunkan bahan bakar dengan RON 90 atau Pertalite. Artinya, jangan sampai kamu menggunakan Premium (RON 88) dengan dalih berhemat. Alih-alih berhemat, kamu malah makin boros dan mesin kendaraan kamu malah semakin rusak.
Masyarakat menengah bawah masih sering menggunakan Premium meski kendaraan yang dimiliki mensyaratkan penggunakan minimal nilai Pertalite. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Teknik Lingkungan ITB, penggunaan bahan bakar dengan nilai RON yang tidak sesuai malah akan menyebabkan kerusakan mesin akibat pembakaran yang tidak efektif. Artinya, jarak tempuh untuk bahan bakar Premium 2 L akan lebih pendek dibandingkan Pertalite 2 L. Mesin rusak, boros pula.
Pemerintah sendiri juga sudah melakukan transisi Premium menjadi Pertalite agar masyarakat lebih memilih menggunakan Pertalite. Distribusi Premium perlahan dikurangi hingga sama sekali hilang dari peredaran. Selain itu, dilakukan pembatasan SPBU yang boleh mengedarkan Premium.
Selain tidak boleh menggunakan BBM yang lebih jelek dari kebutuhannya, kita juga diharapkan tidak menggunakan BBM dengan spesifikasi di atas mesin kendaraan kita mampu. Sebagai contoh, mesin kendaraan kita hanya bisa memproses BBM dengan nilai RON 90 sanpai 92. Jangan sampai kita memaksakan mesin dengan menggunakan BBM Pertamax Turbo (RON 95). Selain percuma, sudah lah lebih mahal, lebih boros pula.
2. Melakukan servis berkala
Dengan melakukan servis berkala, kita memastikan mesin mobil berfungsi sebagaimana mestinya. Apakah pembakaran masih efektif, apakah alat konversi katalitiknya masih bekerja dengan baik, apakah pergerakan busi mesin dan roda masih lancar.
Motor dan mobil wajib dilakukan servis berkala. Tidak hanya sebagai bentuk usaha memelihara mobil, servis berkala juga memastikan agar BBM yang digunakan tidak boros dari yang seharusnya dibutuhkan. Saat servis berkala, mobil dan motor kamu dicek komponen-komponennya. Ini membuat pembakaran yang terjadi berlangsung maksimal dan menghindari terjadinya keborosan bahan bakar. Jika pembakaran tidak sempurna, bensin yang keluar tidak sesuai dengan tenaga yang ingin dihasilkan.
3. Memastikan ban tidak kempes
Pernahkah kamu mengemudi tapi merasa kendaraanmu lebih berat dari biasanya?
Ban adalah komponen yang sangat krusial dalam kendaraan bermotor untuk menopang dan menjaga kestabilan moda. Tekanan angin ban berpengaruh terhadap usia ban dan efisiensi bahan bakar. Tekanan angin ban yang rendah membuat ban berat sehingga tidak dapat menopang kendaraan dengan ideal. Akibatnya, mesin kendaraan pun harus bekerja ekstra dengan cara mengkonsumsi bahan bakar dari yang seharusnya. Tekanan angin ban pun tidak boleh terlalu berlebih karena akan menyebabkan ban benjol dan mengurangi usia ban juga.
Perawatan tekanan angin ban tidak lah mahal karena gampang ditemukan kompresor pengisian tekanan angin di pinggir jalan. Biaya yang dikeluarkan pun tidak mahal.
4. Tidak membawa beban berlebih
Alih-alih berpikiran praktis bahwa lebih ekonomis memboyong banyak penumpang dan bagasi dalam satu mobil dan motor, ternyata perilkau ini dapat membahayakan keselamatan dan membuat boros bahan bakar!
Setiap mobil dan motor memiliki batas beban muatan maksimal. Muatan berlebih akan membuat beban tambahan bagi kendaraan saat melaju dari kondisi diam. Mesin butuh kerja keras untuk mengimbanginya sehingga cenderung mengegas dan butuh gigi rendah lebih lama. Ini menyebabkan putaran mesin yang tinggi dimana proses pembakarannya lebih besar. Semakin besar proses pembakaran maka semakin banyak pula bahan bakar yang digunakan.
5. Eco-Driving
Eco-Driving adalah cara mengemudi ramah lingkungan yang mengoptimalkan konsumsi bahan bakar. Selain ramah lingkungan dengan melakukannya kamu dapat menghemat bahan bakar, biaya, minimalisir emisi, hingga meningkatkan kesehatan.
Kendaraan bermotor sebagai penyumbang terbesar emisi udara di Indonesia mengeluarkan gas-gas seperti Karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), PM10 (Particulate Matter 10), (Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), Sulfat Oksida (SOx) dan air. Hasil emisi kendaraan ini membuat kualitas kesehatan menurun karena memperbesar kemungkinan terjadinya iritasi dan infeksi penyakit pernafasan, terutama bagi yang sehari-hari terpapar emisi kendaraan di jalanan.
Saat melihat jalanan lowong, apakah kamu tergoda untuk mengebut?
Sebuah studi yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Lingkungan, ITB menyatakan bahwa emisi CO2, CO, dan hidrokarbon akan lebih kecil seiring dengan semakin besarnya kecepatan kendaraan. Namun ini tidak menjadi pembenaran untuk perilaku mengebut. Perhatikan rambu keselamatan dan batas kecepatan maksimal yang telah diberlakukan. Pikirkan keselamatan pengemudi dengan melakukan defensive driving atau mengemudi secara berhati-hati.
Dari hasil studi yang sama, tercatat bahwa emisi yang dihasilkan saat kendaraan berada dalam kondisi diam dengan mesin menyala (idle) cukup besar. Keadaan ini dicapai sewaktu kendaraan tersendat saat terjadi kemacetan dan di tengah lampu merah. Jalanan macet memang merupakan suatu kondisi yang tidak dapat kita kontrol. Oleh karena itu kita bisa meminimalisirnya dengan cara mencari jalur yang paling lancar melalui aplikasi semacam Google Maps dan Waze. Selain itu, apabila waktu berhenti lampu merah diatas 60 detik, kamu dapat mematikan mesin mobil dahulu dan menyalakannya lagi sebelum lampu berubah menjadi hijau. Hindari pula memberhentikan kendaraan dalam kondisi mesin menyala jika lebih dari 10 menit.
Apakah kamu sudah melakukan semua langkah-langkah di atas? Jika kamu sudah melakukan 2 atau 3 langkah di atas, artinya kamu sudah cukup peduli terhadap kendaraan, lingkungan dan tentu kondisi dompetmu. Jika belum, mari kita coba aplikasikan semua langkah di atas. Coba bagikan ya pengalamanmu apabila sudah melakukan semuanya!
Wah makasih ya mbak infonya sangat bermanfaat sekali tentang penggunaan BBM ini
BalasHapusSama-sama mbaa,, semoga bermanfaat
HapusKendaraan belum punya, tapi ilmunya udah bisa disimpen duluan nih. Tipsnya mantul mbak 👍
BalasHapusEco driving ini hal baru bagiku. Wah siap nih aku akan coba praktikkan semuanya.
BalasHapusCakep mba informasi artikelnya, mudah juga diaplikasikan. Kurang lebih harus menjaga performa dari kendaraan itu sendiri ya. Mungkin 1 lagi supaya hemat bbm, banyakin jalan kaki kalau nggak terlalu butuh naik kendaraan. Hihi..
BalasHapusKeren banget ini Infonya. Aku jarang bawa kendaraan dan lebih sering jalan kaki. Selama ini nggak pernah kepikiran tentang ban dan BBM sampai sejauh itu..
BalasHapusMakasih, ya, mbak untuk infonya 😊
Nah .. bahkan cara mengemudi pun sekarang ada cara mengemudi ramah lingkungan yang harus kita perhatikan ya supaya bisa berkontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan kita.
BalasHapuseco-driving nih yang kudu ajeg dipraktikkan
BalasHapusdaku udah sering dengar/baca tapi baru paham maknanya
makasiii ya
Wah, informasi yang sangat bermanfaat Mbak. Daku selalu mengisi angin ban seminggu sekali dan servis beberapa bulan sekali, biar motor nggak berat bawaannya. Eco-driving ini istilah baru bagiku, sepakat banget dengan eco driving ini.
BalasHapusUlasan yanv bermanfaat. Terima kasih Mbak Zeneyh. Di daerah kami premim sudah ditinggalkan oleh masyarakat.
BalasHapustips yang sangat bermafaat ini mbak, hemat bbm itu penting banget ya mbak
BalasHapusaku jadi paham tentang istilah eco driving ini
Jadi makin ngeuh dengan ECO driving. Tips ini perlu banget diingat pengendara. Thanks infonya mbak Zeneth... :)
BalasHapusNah ternyata membawa muatan berlebih bisa boros bahan bakar ya mbak..hmm baru tau saya terima kasih infonya
BalasHapusThank you informasinya mam... Jujur aja aku berharap transportasj publik di Indonesia makin baik sehingga bikin masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
BalasHapusAku dulu sering eco driving pas masih kuliah, karena pake motor, hehhee..jadi berasa hematnya. Tapi setelah punya anak, pernah doonk...aku matiin mesin saat lampu merah, udahannya aku gak terlalu aware karena terlalu nyaman, mungkin yaah..
BalasHapusJadi meski menggunakan kendaraan, kebiasaan ini penting agar hemat BBM sekaligus mencintai bumi dan dompet kita.
Hehhee..
Terima kasih untuk tips bermanfaat ini. Eco driving ini kalau diterapkan sama semua pengguna kendaraan pasti bisa bikin bumi lebih baik.
BalasHapusBaru tahu aku istilah ecodriving. Alhamdulillah beberapa tips di atas sudah dikerjakan. Tapi kalau servis kadang suka lupa euy berapa bulan sekali. Heu
BalasHapusinsyaallah no1,2,3 selalu dilakukan Mbak. tapi kalau menghindari jalan macet gimana ya, di jakarta jalan macet semua huhu.
BalasHapusServis berkala ini memang penting banget ya mba, agar performa kendaraan kita selalu terjaga. makasih tipsnya
BalasHapus