Tampilkan postingan dengan label teknologi. Tampilkan semua postingan

Interaksi di Metaverse sebagai Literasi Digital Masa Kini

38 komentar
“Hah, kok bisa itu Wade Watts sekolahnya di OASIS, pestanya juga di OASIS. Bahkan banyak yang bisa cari duit dari sana.” ujar saya dalam hati saat menonton Ready Steady One beberapa tahun lalu.

Ready Steady One adalah sebuah film distopik futuristik besutan sutradara spesialis film sci-fi, Steven Spielberg, yang memprediksi literasi digital masa kini. Film ini adalah adaptasi dari sebuah buku berjudul sama karya Ernest Cline yang diterbitkan pada tahun 2011.

Wade Watts adalah seorang bocah payah yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia metaverse OASIS karena dunia nyata sedang dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Kemiskinan merata hingga polusi udara sampai tingkat yang membahayakan. OASIS sendiri menawarkan dunia metaverse yang sangat lengkap, mulai dari sekolah, interaksi sosial, mencari nafkah, hingga berbisnis.

Saya yang menonton pada tahun 2020 saja merasa surealistik skeptis sama prediksi Ernest Cline, apalagi pembaca bukunya di tahun 2011?

Tapi ternyata prediksi Ernest Cline ini semakin mendekati kenyataan.

literasi digital masa kini

Mengenal Metaverse, (calon) dunia paralel baru

Layaknya dunia nyata, metaverse merupakan ruang digital yang memiliki dunianya sendiri. Metaverse adalah dunia 3 dimensi seperti dunia maya yang dilebur ke dalam dunia virtual. Diperlukan dukungan seluruh indera manusia ke akses virtual untuk merasakan dunia metaverse menjadi lebih nyata. Hingga sekarang, kita baru dapat mengakses metaverse melalui dua indera: penglihatan dengan menggunakan kacamata dan pendengaran dengan menggunakan perangkat jenama (headphone).

Bukan tidak mungkin beberapa tahun hingga dekade ke depan manusia dapat mengakses metaverse menggunakan kelima indera.

Layaknya di dunia nyata, kita juga dapat melakukan banyak hal di metaverse. Mulai dari berteman, menghadiri acara konser virtual, hingga jual beli dengan menggunakan uang digital. Pasti belakangan ini kamu pernah mendengar tentang real estate dan karya seni virtual yang dijual? Memahami literasi digital masa kini adalah langkah agar lebih siap masuk ke dunia metaverse.

Dipicu oleh Pandemi

Tidak bisa dipungkiri, perkembangan metaverse berada di puncaknya saat pandemi melanda. Lebih dari 92% responden menjawab hal serupa seperti survei yang dilakukan oleh Statista pada tahun 2022.

Pandemi Covid-19 yang mulai melanda di tahun 2020 menyebabkan banyak sekolah memberlakukan Study from Home (SFH) dan kantor memberlakukan Work From Home (WFH). Dari yang awalnya hanya mengandalkan aplikasi video conference seperti Zoom, Google Meet dan Microsoft Teams, kini mulai banyak aplikasi di internet yang memfasilitasi pertemuan secara daring yang membuat sensasinya terasa lebih nyata ketimbang hanya menonton pembicara dan bercakap-cakap saja.

Beberapa bulan lalu, komunitas dimana saya salah satu anggotanya diundang untuk mengisi acara konferensi bertajuk “International Adolescent Health Week” yang diadakan oleh salah satu universitas di Indonesia. Uniknya, acara tersebut diselenggarakan secara virtual tapi bukan menggunakan salah satu dari 3 platform yang saya sebut di atas, m

literasi digital masa kini

Layaknya bermain game RPG, di platform tersebut kita dapat membuat karakter sendiri. Para peserta yang mendaftar akan diberikan link dan akses untuk mengakses ruangan virtual yang telah didesain oleh panitia. JIka karakter kita kebetulan berpapasan dengan karakter lain, maka kita bisa saling melihat wajah yang terekam via kamera gawai masing-masing. Tidak hanya melihat saja, tapi kita juga dapat bercakap-cakap.

Ya, layaknya dunia nyata, kita hanya bisa berbicara dengan orang yang kebetulan berpapasan saja. Kehadiran aplikasi-aplikasi metaverse semacam ini membuat kehadiran di acara virtual terasa lebih nyata.

Saat hanya menggunakan 3 platform virtual dasar seperti Zoom, Google Meet, dan Microsoft Teams, terasa butuhnya fast internet provider karena pertukaran data akibat adanya video dan suara akan semakin besar. Tidak kebayang saya fast internet provider macam apa yang dibutuhkan untuk menyamai akses ke OASIS seperti yang ada di Ready Steady One.

Fast internet provider sebagai sarana literasi digital masa kini

literasi digital masa kini

Sebelum muluk-muluk memikirkan fast internet provider mana yang bisa memberikan akses internet ke OASIS, mungkin setidaknya kita bisa memilih fast internet provider yang sudah ada di Indonesia saat ini sebagai sarana meningkatkan literasi digital masa kini.

Saya sudah menjadi pelanggan IndiHome dari Telkom Group belasan tahun lamanya. Dengan luasnya wilayah Indonesia, keterandalan jaringan internet tidak hanya berdasarkan fast internet provider saja, tapi juga keterjangkauannya hingga ke pelosok daerah. Bukan sebuah rahasia kalau IndiHome menyediakan jaringan internet hingga ke pelosok daerah sehingga membantu literasi digital masa kini masyarakat yang ada di pelosok.

Indihome sebagai fast internet provider menyediakan kecepatan jaringan dari 10 Mbps hingga 300 Mbps dengan harga sangat terjangkau.

Metaverse tidak akan menggantikan dunia nyata

literasi digital masa kini

Setelah mengetahui kenyataan Metaverse yang sangat nyata, akankah interaksi metaverse akan menggantikan interaksi di dunia nyata?

Tenang saja, mudah-mudahan tidak ya!

Pasalnya, berinteraksi dengan keadaan saling berhadapan adalah sebuah kebutuhan dasar manusia.

Jika para musisi terpaksa konser virtual akibat pandemi, sekarang jadwal konser di dunia nyata sudah saling sambung-menyambung seperti gerbong kereta api yang tak ada habisnya.

Sebagai contoh, kegemaran saya mendatangi konferensi ilmiah bukan cuma mempublikasi jurnal dan mempresentasikannya. Coffee break adalah salah satu waktu yang saya tunggu-tunggu di konferensi karena saya bisa “pedekate” dengan orang baru dengan memulai dari topik presentasinya sebagai pemantik awal basa-basi.

Ini menunjukkan bahwa metaverse sama sekali tidak dapat menggantikan dunia nyata seperti yang ada di novel/film Ready Steady One. Untuk sekarang, keberadaan metaverse seperti pelengkap dunia nyata atau bahkan “cadangan” jika banyak hal tidak mampu dilakukan seperti puncak masa pandemi tahun lalu.

Namun itu mungkin karena keadaan dunia nyata sekarang masih jauh lebih baik ketimbang di Ready Steady One. Jika dunia semakin buruk? Bukan tidak mungkin kehadiran metaverse bagaikan dunia utama layaknya di OASIS.


Namun mari berharap agar hal tersebut tidak terjadi!

Laptop atau Tablet? Sebuah Kisah Perjalanan Mencari Laptop

16 komentar
“Mas, kalau buat ngegame tipis-tipis rekomen mana? Zenbook atau Vivobook? Kok ini ada seri yang harganya ga jauh beda?” Tanyaku penasaran sambil menatap layar kinclong ASUS OLED

“Vivobook RAM-nya lebih besar. Mau pakai buat sehari-hari misal edit foto, cocoknya pakai Vivobook. Zenbook lebih cocok untuk multitasking, bahannya juga terkesan premium. Tapi kalau mau ngegame sayang mba, mending pakai TUF atau ROG. Vivobook sama Zenbook fannya mengarah ke layar jadi kalau sering dipakai gaming malah rentan ngerusak. Kalau seri gaming fannya menghadap keluar laptop dari samping dan belakang laptop.” jelas mas-mas sales konter ASUS PIM 2.

Cukup lama pencarian saya dalam mencari laptop, sampai mata saya diarahkan ke tulisan spesifikasi ASUS Vivobook 13 Slate OLED. Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11.

laptop atau tablet

For some people, they can't work except using Windows Operating System, ain't it?

Perjalanan mencari laptop

laptop atau tablet

Memilih laptop dimulai dari mengenali diri sendiri. Apa yang dibutuhkan, akan digunakan untuk apa, dan berapa dana yang mampu digelontorkan. Setelah mengenali diri sendiri, baru kita mengenali produk dengan cara membaca ulasan hingga langsung mendatangi gerainya. Jangan sampai membeli laptop overbudget dan overspesification padahal sebenarnya kita tidak butuh-butuh amat dengan fitur-fitur yang ditawarkan. Jadi, pastikan budget dan kebutuhan terhadap laptop sesuai.

Misalnya saya membutuhkan laptop untuk blogging, membuat konten, dan menonton film streaming. Laptop seri Vivobook ASUS juga sudah cukup menghadirkan harga yang lebih terjangkau dengan spesifikasi yang lebih tinggi untuk harga setara di lini Zenbook ASUS.

Sejujurnya saya cukup puas menggunakan laptop yang sekarang aktif saya gunakan untuk kebetuhan blogging dan sesekali gaming. Saya menggunakan laptop ASUS TUF A15 yang sebelumnya digunakan oleh suami saya. Performa laptop gaming memang tidak bohong. Wuss,, wuss,, wuss. Selain performanya yang kencang dan sudah jelas punya kartu grafis mumpuni, yang saya sukai dari laptop gaming adalah layarnya yang besar dan punya numpad. Kalau punya laptop ukuran 15 inci rasanya tidak ingin beli layar desktop tambahan lagi untuk di rumah. Sudah lebih cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, pertanyaan yang kerap muncul di benak saya adalah bagaimana jika saya membutuhkan laptop untuk dibawa mobilisasi. Di jaman sekarang, membawa laptop sebesar 2,3 kg dengan ukuran 15 inci sungguh tidak praktis, terutama bagi saya yang perempuan. Meski laptop 15 inci muat di ransel anti air 15 inci saya, tidak bohong jika sebenarnya saya juga menginginkan laptop super ringan untuk dibawa-dibawa. Jujur, dengan berat dan besarnya laptop gaming saya, keinginan untuk membawanya keluar rumah jadi berkurang drastis.

Melihat saya yang relatif banyak di rumah karena merupakan Ibu Rumah Tangga, memang sih kebutuhan membawa laptop saya sekarang cuma sebatas kalau lagi menginap di rumah orang tua dan mertua atau saat sedang “ngafe” menunggu si sulung selesai sekolah. Intinya, membawa laptop keluar rumah bagi saya hanya sesederhana menentengnya dari mobil-kafe/rumah dan sebaliknya. Meski begitu, tetap terasa muncul rasa resah, berat dan tidak plong jika harus memikirkan mobilisasi laptop besar saat dibawa keluar rumah.

Itu cuma perjalanan mobil-kafe/rumah ya, bagaimana jika harus dibawa dengan mobilisasi yang lebih banyak. Kalau bawa laptop 15 inci praktis saya harus bawa ransel 15 inci saya. Nanti jadi kurang modis donk 😂.

Laptop TUF A15 ini sungguh tidak ingin saya lungsurkan. Laptop ini enak banget dipake di rumah, apalagi kalau nanti ternyata saya butuh mengoperasikan pekerjaan berat seperti coding atau bahkan aplikasi berat lainnya seperti Photoshop dan ArcGis.

Punya laptop ringan dan kecil itu menyenangkan. Tapi laptop kecil untuk dipakai di rumah kurang produktif. Punya laptop bobot ringan juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan jika digunakan di rumah saja.

Sempat terbersit di benak saya untuk menggunakan tablet saja jika harus melakukan pekerjaan di luar rumah. Di rumah ada 1 tablet ukuran 10 inci yang biasanya digunakan oleh anak saya. Tablet ini juga tablet tipe yang sama seperti yang digunakan oleh suami saat ia butuh  mengerjakan pekerjaan jika berada di luar rumah. Suami saya menggunakan case bluetooth keyboard sehingga tablet bisa diposisikan berdiri dan memiliki bentuk persis laptop yang dibuka. Biasanya saat mobilisasi tinggi, suami saya menggunakan konfigurasi tablet-keyboard.

Sempat terbersit untuk melakukan konfigurasi serupa saat saya hendak bekerja di luar rumah. Tidak cuma bisa mengetik, saya bahkan bisa mencorat-coret layar saat sedang mendapatkan ide untuk menulis blog. 

Namun hati masih terasa berat. Saya kurang nyaman jika harus banyak mengetik menggunakan gadget yang tidak menggunakan platform Windows. Pun, saya juga merasa kurang nyaman jika harus mengetik di layar tablet 10 inci. Memang dahulu saya sempat menggunakan tablet 7 inci, untuk kebutuhan utama e-book. Saya anti menggunakan tablet 10 inci karena berat dan besarnya layar untuk membaca buku adalah fitur yang mubazir. Namun kini saya sudah memiliki e-book reader untuk membaca buku sehingga praktis saya tidak membutuhkan tablet lagi.

Selain itu, hanya menggunakan fitur sentuh tablet juga kurang nyaman untuk menyunting foto atau bahkan mendesain blog banner ataupun Instagram post di Canva. Asli, pakai Canva tanpa mouse itu susah dan wasting time sekali.

Penggunaan tablet ini di sisi lain sebenarnya memiliki sisi menggiurkan lainnya, yakni saat melakukan corat-coret untuk brainstorming ide blog saya ataupun kerangka jurnal saintifik. Jujur saat saya melakukan corat-coret di rumah , saya menggunakan kertas yang nantinya kertas itu hanya menumpuk tidak jelas. Kalaupun saya memutuskan untuk membuangnya, sering saya harus memfoto dahulu menggunakan ponsel yang ujung-ujungnya tidak saya lihat lagi karena saya bingung mencarinya di tumpukan galeri ponsel.

Pencarian laptop saya sejujurnya masih berlanjut meski saya sudah memiliki laptop tetap yang memiliki performa mumpuni. 

Sampai tiba-tiba hati saya digerakkan untuk mencari tahu tentang Laptop Vivobook 13 Slate OLED.

Saat hati memilih ASUS Vivobook 13 Slate OLED

laptop atau tablet

Saat hendak membeli gadget, bagi saya hampir wajib hukumnya untuk “mencari ilmu” dengan cara mendatangi ke gerainya langsung. Meski pada akhirnya belinya melalui marketplace, tetap wajib menyambangi toko langsung. Dengan ke toko langsung, saya bisa berdialog dengan mas sales mengenai fitur barang tersebut. Saya juga dapat melihat barang tipe lain sebagai opsi, soalnya sering juga yang awalnya kami tertarik untuk membeli tipe A, pada akhirnya berdasarkan masukan insight dari mas sales, kami malah membeli tipe B.

Ini saya lakukan terakhir kali saat mencari barang elektronik besar di rumah baru saya. Kompor, oven, kulkas. Saya harus memastikan bahwa fitur yang saya inginkan sesuai dengan harga yang saya bayarkan. Saya juga harus memastikan bahwa fitur yang saya dapatkan memang kami butuhkan. Saya dan suami tentu tidak ingin mengeluarkan budget lebih untuk mendapatkan barang yang memiliki fitur-fitur yang sebenarnya tidak digunakan secara optimal di rumah. Mubazir.

Ini juga berlaku untuk laptop. Maka, saya pun menyambangi gerai ASUS di PIM 2 bersama anak saya. Posisi gerai ASUS ini super strategis, yakni di ujung koridor dan persis di samping Foodcourt! Jadi setelah kami mengisi perut, saya bisa langsung asik cuci mata melihat laptop ASUS dengan perut kenyang.

Belakangan ini ASUS sedang banyak merilis edisi laptop layar OLED baik untuk seri Vivobook, Zenbook, dan Expertbook. Saya pun sudah beberapa kali mengulasnya di blog saya meski belum pernah sama sekali melihat kejernihan layar OLED.

laptop atau tablet

Begitu saya ke gerai ASUS di PIM 2? BOOM! Benar-benar layar ASUS OLED sekinclong itu, sejernih itu, sebagus itu, dan senyaman itu untuk mata. Bakal kebayang sih bakalan enak mengedit foto via aplikasi Lightroom ataupun nonton serial tv kesayangan pakai laptop ASUS OLED.

Layar ASUS OLED yang bersinar di pinggir foodcourt beneran kayak magnet yang menarik orang-orang yang lalu lalang di foodcourt!

Sayang sekali, menurut penuturan mas sales ASUS, Laptop Vivobook 13 Slate OLED belum ada fisiknya untuk di test drive di gerai ASUS. Hal yang sama juga saya konfirmasi ulang ke Muhammad Firman (@emmet24son), kepala Public Relation ASUS Indonesia, ternyata seri laptop Vivobook 13 Slate OLED baru resmi dirilis di Indonesia tanggal 29 Juni. Wow jadi tidak sabar untuk melihat dan menggunakan barang aslinya!

Jika belum ada barang aslinya, saya pun belum membulatkan niat untuk menjatuhkan hadi pada Vivobook 13 Slate OLED. Meski begitu, mari bersama-sama dengan saya untuk mempelajari keunggulan Vivobook 13 Slate OLED ini. Siapa tahu fitur-fitur yang ditawarkan beserta harganya yang kompetitif sesuai dengan kebutuhan kamu juga!

Ini di fitur-fitur unggulan dari Laptop Vivobook 13 Slate OLED

1. Laptop? Tablet? Dapatkan keduanya sekaligus

laptop atau tablet

Publik sering dihadapkan dengan 3 pilihan: laptop saja, tablet saja, atau keduanya?

Pilihan laptop saja tentu kurang feasible bagi beberapa orang terutama ilustrator karena mereka menggunakan tablet untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Pilihan menggunakan tablet saja juga dirasa kurang efektif karena meski opsi paling ringan, melakukan pekerjaan mengetik dengan sistem operasi bukan Windows juga sangat tidak nyaman, apalagi jika sampai menyunting tulisan dan gambar. Layarnya pun cenderung kecil, maksimal hanya 10 inci dan rentan membuat sakit mata.

Pilihan menggunakan tablet dan laptop sekaligus adalah pilihan paling efektif namun membawa keduanya sekaligus saat mobilisasi sangat lah berat dan tidak praktis.

Lantas bagaimana solusinya?

“ASUS merupakan satu-satunya produsen laptop di Indonesia yang konsisten menghadirkan laptop dengan beragam form factor, mulai dari laptop clamshell tradisional, convertible, hingga detachable,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

 

laptop atau tablet

That's right! ASUS mengeluarkan produk di lini detachableMengapa harus memilih diantara laptop atau tablet kalau kamu bisa memiliki keduanya hanya dalam satu perangkat saja?

laptop atau tablet

Vivobook 13 Slate OLED merupakan perangkat yang serba guna, dengan keyboard ukuran penuh yang dapat dilepas dan cover stand yang memiliki engsel 170°. Tidak hanya itu, laptop yang memiliki kecepatan sampai dengan 3.3 GHz Intel® quad-core CPU ini dibekali layar sentuh, Vivobook 13 Slate OLED dilengkapi dengan layar sentuh sehingga menjadi sangat nyaman saat digunakan pada mode tablet. Laptop ini juga telah mendukung penggunaan stylus dengan teknologi MPP 2.0 yang merupakan teknologi teranyar ASUS Pen 2.0.

Simak 2 mode penggunaan Vivobook 13 Slate OLED yang akan menunjukkan betapa best deal sekali laptop detachable OLED pertama di Indonesia ini!

a. Mode laptop klasik

laptop atau tablet
Everyone need this! Tidak ada yang lebih enak untuk mengetik selain menggunakan laptop dengan bentuk klasik. Artinya, laptop dengan keyboard untuk mengetik dan layar yang berdiri mengarah ke muka. Pekerjaan sehari-sehari seperti mengetik dan mengedit gambar Canva pun menjadi lebih mudah.

Memang banyak tablet yang sudah dibekali dengan detachable keyboard. Namun bagi saya, tablet yang memiliki sistem operasi bukan Windows dan tanpa pointer tidak cukup nyaman untuk digunakan sebagai pengganti laptop seperti umumnya.

b. Mode tablet

laptop atau tablet
Sedang tidak ingin mengetik? Kamu bisa melepas detachable keyboard dan menggunakan layarnya saja seperti tablet.

Di bagian belakang layar ASUS Vivobook 13 Slate OLED terdapat semacam sisi kepak yang bisa digunakan untuk membuat tablet berdiri. Mode tablet ini akan sangat digunakan jika saya butuh untuk menulis sesuatu atau bahkan nonton serial televisi kesayangan! Jika tidak membutuhkan sisi kepak, layar tablet bisa diletakkan sejajar dengan permukaan. Saat ingin menonton, layar tablet bisa diberdirikan dalam posisi landscape.

Kehebatan sisi kepak ASUS Vivobook 13 slate OLED ini juga bisa menopang badan layar saat diberdirikan posisi portrait.

Mode tablet yang dimiliki oleh ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini menurut saya sangat berguna bagi saya baik saat berada di luar rumah ataupun di dalam rumah. Saat di rumah, saya masih menggunakan laptop ASUS TUF A15 sebagai laptop utama dan bisa menjadikan ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini sebagai layar kedua, yakni sebagai layar acuan saat saya sedang mengerjakan tulisan berdasarkan dokumen jurnal. Saya juga bisa mengetik di laptop utama sembari mencorat-coret mengumpulkan ide di Vivobook 13 Slate OLED yang sedang dalam posisi tablet.

laptop atau tablet
laptop atau tablet

Oleh karena itu, jika saya yang biasanya anti membeli aksesoris gimmick, maka tanpa berpikir panjang saya pasti akan membeli ASUS Pen 2.0 yang dilengkapi teknologi MPP 2.0 dan Bluetooth Pairing. ASUS Pen ini keren banget menurut saya karena memiliki fitur perubahan ujung tekanan. Maksudnya, di settingan pen bisa diganti-ganti layaknya mengganti pensil 2H, H, HB, dan 2B berdasarkan tekanan yang diberikan oleh pengguna. Bagi saya yang menggunakan untuk mencorat-coret dan mencatat tulisan tangan saja akan sangat terbantu dengan fitur ini, apalagi bagi seorang ilustrator.

laptop atau tablet

Tidak cuma buat mencoret-coret, ASUS Pen 2.0 ini multifungsi, bisa screenshot, tap ke slide berikutnya saat presentasi, dan hal menarik lainnya. Daya baterainya juga tahan lama. Cuma sekali dicas penuh, bisa digunakan sampai dengan 140 jam! Itu bahkan kayak ngecas sekali sebulan ya 😁. Casnya juga gampang, bisa di laptop ataupun di power bank sekali pun.

2. Mendukung Mobilitas secara maksimal


Bagi saya yang cenderung menggunakan laptop bepergian untuk kepentingan basic, tidak ada fitur lain yang saya butuhkan selain RINGAN. Rata-rata sebuah laptop yang paling tipis sekalipun memiliki berat di atas 1 kg. Bagi kamu yang generasi muda aktif pasti akan jatuh cinta sama ASUS Vivobook 13 Slate OLED karena beratnya KURANG dari 1 kg, tepatnya CUMA 785 gr!

Jaman sekarang sudah tidak jaman deh bawa laptop berat-berat. Sakit punggung coy! Apalagi bagi perempuan yang mayoritas akan membawanya di tas samping. Membawa barang terlalu berat di tas sandang samping itu riskan bisa bikin punggung miring yang pada akhirnya akan merusak postur tubuh secara keseluruhan.

Dimensinya juga cuma 13 inci saja dengan ketipisan layar 7,9 mm yang sudah didukung oleh Corning® Gorilla® Glass touchscreen dengan layar anti sidik jari sehingga tidak membutuhkan tas laptop khusus untuk membawanya. Bahkan saya bisa membawa laptop Vivobook 13 Slate OLED ini hanya di tas sandang sehari-hari saya ukuran medium saja!

Meski memiliki berat ringan dan fisik yang ringkas, untuk kebutuhan sehari-hari saya tidak usah menambah beban charger di tas. Pasalnya, Vivobook 13 Slate OLED bisa bertahan seharian atau sampai 9,5 jam hanya dengan sekali cas saja. Baterainya juga cukup powerful karena dibekali oleh kapasitas baterai sebesar 50 Wh. Pengisian daya juga sangat cepat! Pengisian 60% saja cuma 39 menit menggunakan adapter casan sebesar 65 W. Bye-bye wasting time for charging!

Layaknya tablet biasa atau ponsel, jika saya ingin menggunakan Vivobook 13 Slate OLED lebih lama, saya bisa mengecasnya menggunakan powebank bahkan di pesawat.

3. Layar OLED anti mata sakit

laptop atau tablet

Sesuai namanya, laptop Vivobook 13 Slate OLED sudah dibekali oleh layar OLED yang memanjakan mata. No debate, period. Kalau tidak percaya, kamu bisa langsung lihat di gerai ASUS. Pengalaman melihat jejeran laptop ASUS OLED melalui foodcourt PIM 2 sedemikian berkesannya bagi saya. Dari jauh saja saya sudah seperti tertarik untuk mendatanginya, apalagi saat melihat dari lebih dekat, benar-benar bikin jatuh cinta. Yang awalnya tidak tertarik-tarik amat dengan laptop ASUS OLED, sekarang terbersit di dalam hati untuk punya satu laptop ASUS OLED.

laptop atau tablet

Tentu laptop yang memiliki teknologi ASUS OLED seperti yang sudah pernah saya bahas ini memiliki kelebihan dibandingkan laptop biasa. Bagi content creator, tentunya kehadiran layar OLED ini akan membantu pekerjaan terutama untuk menyunting foto karena menampilkan warna sangat akurat. Bahkan, saya juga sudah membahas secara detail kenapa kamu harus menggunakan laptop ASUS OLED disini karena berhubungan erat untuk meningkatkan kualitas tidur.

Begitu juga untuk tontonan multimedia. Bahkan saya bisa menonton serial televisi LEBIH BAIK dibandingkan menontonnya di layar TV saya meskipun lebih besar. Soalnya, TV layarnya belum OLED sih hehe.

Mau untuk bekerja atau menikmati hiburan, ASUS Vivobook 13 Slate OLED menjaga kesehatan mata berkat kehadiran fitur Eye Care yang telah tersertifikasi TÜV Rheinland.

laptop atau tablet

Nonton hiburan juga bisa dimana saja. Kalau kamu hanya mempercayakan hiburan kamu saat bepergian di tablet yang notabene hanya berukuran 10 inci, tentu pengalaman nonton serial televisi kesayangan di layar 13-inci (16:9) berteknologi ASUS OLED akan SANGAT JAUH BERBEDA. Layar ASUS OLED akan menampiskan kualitas warna terbaik berkat jasa reproduksi warna akurat terserfikasi dari PANTONE® Validated dan color gamut 100% DCI-P3.

Tidak hanya itu, teknologi layarnya juga sudah didukung oleh Dolby Vision yang biasa dipunyai oleh bioskop. Kontras warnanya juga sempurna dengan sertifikasi VESA Display HDR™ True Black 500. Bagaimana tuh, kamu nonton film sudah hampir sama pengalamannya kayak nonton di bioskop cuma lebih kecil dan lebih bisa dinikmati dimanapun dan kapanpun.

laptop atau tablet

Jika kamu tim tablet, coba perhatikan fakta berikut ini dahulu. Rasio aspek yang biasa dihadirkan tablet hanya 4:3 sementara Vivobook 13 Slate OLED menghasilkan rasio aspek 16:9. Tentu saja ini memberikan pengalaman yang signifikan bedanya. Nonton di Vivobook 13 Slate OLED akan lebih nyata karena bisa melihat serial televisi kesyaangan penuh satu layar.

Tentunya pengalaman menonton yang akan saya rasakan ini tidak cuma didukung oleh layar, tapi juga oleh kualitas suara yang tak kalah hebat.

4. Suara jernih menggelegar seperti nonton bioskop

laptop atau tablet

Kecil-kecil cabe rawit! Itu yang bisa saya ucapkan kepada Laptop Vivobook 13 Slate OLED. Badan boleh kecil, tapi sistem audionya sudah ditenagai oleh Dolby Atmos Quad Speaker yang menggelegar.

Yes. you’ve read right! Bodi 13-inci tapi speaker punya empat! Teknologi Dolby Atmos ini adalah fitur suara yang digunakan untuk menghasilkan suara sekelas nonton di bioskop. Di film-film terbaru di berbagai aplikasi streaming juga sudah mendukung Dolby Atmos sehingga tentu fitur ini tidak akan mubazir. Pengalaman nonton serial televisi rasa bioskop dimanapun juga bersama ASUS Vivobook 13 Slate OLED diperkukuh dengan tekonologi Smart Amplifier.

5. Fitur-fitur pendukung produktivitas

laptop atau tablet

Tontonan berbagai aplikasi streaming multimedia lainnya sudah pasti mengandalkan koneksi internet. Apa gunanya punya layar jernih dan suara menggelegar tapi tontonan terputus-putus karena jeleknya konektivitas?

laptop atau tablet

Asal internet kamu lancar, kamu sudah pasti tidak akan kecewa menonton hiburan di laptop Vivobook 13 Slate OLED karena sudah dibekali oleh teknologi WiFi teranyar, yakni WiFi 6 (802.11ax) yang telah dioptimasi oleh ASUS WiFi Master untuk konektivitas yang lebih stabil dan anda. Kecepatan transfer WiFi juga sangat kencang, yaitu 2.4 Gbps demi menonton serial televisi kualiatas 4K tanpa ngadat.

Tentunya secara ini juga didukung dengan kemampuan internal Asus Vivobook 13 Slate OLED yang sudah menggunakan Windows 11 home dan ditengai dengan Intel® quad-core CPU sampai dengan 3.3 GHz. Penyimpanannya juga cukup lega karena sampai dengan 256 GB PCIe® Gen 3.0 x4 SSD storage yang anti lemot-lemot club. Mau simpan banyak video dan foto? Santai! RAM-nya juga sampai dengan 8 GB LPDDR4x. Jadi sudah dipastikan kamu mau kerja agak berat seperti menyunting foto dan video juga bisa.

FItur-fitur lain yang dapat meningkatkan produktivitas adalah hadirnya Noise Cancelation yang akan sangat efektif mengeliminasi suara ribut anak-anak saya yang sedang bermain saat saya sedang menjadi pembicara via daring. ASUS AI noise-cancelling menggunakan sistem Machine Learning yang didukung dengan fitur ClearVoice Mic dari MYASUS app dapat menyingkirkan suara-suara latar yang tidak diharapkan agar suara kita yang sedang berbicara ini terdengar renyah dan jernih. Tidak cuma menyingkirkan suara latar dari kita yang sedang berbicara, tapi juga menangkap suara pembicara lainnya lebih jernih saat video konferensi berkat hadirnya fitur ClearVoice Speaker.

Oh ya, layaknya ponsel, ASUS Vivobook 13 Slate OLED juga sudah dibekali dengan pemindai sidik jari di tombol power yang berada di atas layar. Benar-benar seperti tablet, saya bisa mengunci laptop tablet ini secepatnya dengan mudah sebelum dipakai dan diambil oleh anak saya hehe.

6. Dual Camera

laptop atau tablet

Jika ASUS memutuskan bahwa varian Vivobook 13 Slate OLED bisa digunakan sebagai tablet, maka mereka tidak main-main dan akan totalitas. Layaknya tablet pada umumnya, Vivobook 13 Slate OLED juga dibekali Dual Camera, yakni 13 MP untuk kamera belakang dan 5 MP untuk kamera belakang.

Tentunya fitur dual camera ini tidak dimiliki oleh laptop pada umumnya. Saya bisa dengan gampangnya memotret apa yang ada di depan saya atau bahkan selfie dengan kualitas gambar resolusi tinggi dan kemudian mencoret-coretnya dengan menggunakan ASUS Pen 2.0.

7. Last but not least, desain yang edgy

laptop atau tablet

Kalau tampak dari jauh sih ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini cuma warna hitam saja. But black is the new modern design! Desain hitamnya juga tidak hitam bland karena ada detail splatter-finished di bodinya serta motif aksen hijau cerah di bagian atas belakang layar yang pastinya membuat laptop ini makin keren bagi siapapun yang menggunakan.

To bring or not to bring laptop..

Pikiran berkecamuk kembali saat hendak menginap di rumah orang tua akhir pekan lalu. Bawa laptop atau tidak. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak membawa laptop karena malas bawa barang besar. Saya melihat suami membawa laptopnya sehingga berharap untuk numpang laptop dia buat mengerjakan artikel ini.

Pada akhirnya saya tidak mengerjakan tulisan ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini karena ternyata suami saya lagi “pelit” karena dia pake buat main game haha 😝.

Akhir pekan depan ini juga kami juga akan liburan ke Solo. To bring or not to bring laptop, jawabannya sudah pasti tidak bawa. Ke rumah orangtua yang notabene cuma packing laptop, naikin ke mobil, melakukan perjalanan dekat dan membawa turun saja saya masih galau. Apalagi ini perjalanan jauh. Padahal terbersit di pikiran saya untuk mencicil tulisan catatan perjalanan saya di blog melalui laptop selagi masih sangat segar di pikiran.

Saya merasa permasalahan ini tidak hanya dialami oleh saya sendiri. Sebenarnya suami pun juga begitu, makanya ia yang tipe praktis tidak mau ribet dan berat lebih memilih membawa tablet beserta keyboardnya saat sebulan ke Prancis.

Laptop atau tablet. Hal yang kerap menjadi pilihan ini sebenarnya tidak perlu menjadi beban pikiran lagi. Hadirnya ASUS Vivobook 13 Slate OLED ini bisa menjadi jawaban bagi saya dan generasi milenial lainnya. Kenapa harus memilih diantara keduanya jika kita bisa memiliki keduanya dalam satu perangkat saja?


ASUS Vivobook 13 Slate OLED.
Too lightweight as laptop, too powerful as tablet.



Mengenal Gastronomi Molekuler: Perkawinan Sains dan Makanan

14 komentar
“Baru matang dari kompor kemudian langsung dimasukkan ke dalam oven? Oh, tampaknya Chef ingin membuat sajian tersebut dalam bentuk bubuk.” Ujar Alton Brown mengomentari salah seorang Chef dalam sebuah acara kuliner favorit saya, Iron Chef.

gastronomi molekuler

Iron Chef adalah acara reality show masak-memasak yang baru diluncurkan di Netflix. Sebenarnya, acara Iron Chef ini adalah acara reality show dari Jepang sejak tahun 1993. Namun baru belakangan ini Iron Chef diproduksi ulang sama Amerika dan jadilah Iron Chef yang dapat kamu tonton di layanan Netflix.

Iron Chef adalah salah satu reality show masak-memasak favorit saya, alasan utamanya karena saya suka cara pembawa acara mengomentari pekerjaan para Chef. Mereka memiliki pengetahuan kuliner yang terverifikasi karena bisa menebak hidangan apa yang akan disajikan oleh Chef hanya dengan mengamati dan menjelaskan teknik-teknik memasak yang mereka gunakan.

Melalui Iron Chef pula saya melihat beberapa teknik memasak yang tidak saya lihat di acara reality show masak-memasak lainnya. Wajar saja para pembawa acara memahami dunia kuliner dan tekniknya begitu mendalam. Alton Brown sudah berpengalaman menjadi pembawa acara masak-memasak dan Kristen Kish adalah seorang Chef yang merupakan pemenang acara Top Chef.

gastronomi molekuler
Sumber: People

Saya kerap memandang sebuah hidangan sebagai hasil peracikan teknis yang piawai berpadu dengan kemampuan eksplorasi palate. Sebuah pola pikir yang tidak populer tapi cukup wajar bagi saya yang lulusan teknik lingkungan ini.

Science of Cooking

gastronomi molekuler

Science of Cooking karangan Stuart Farrington yang kini bertengger di pojok rak dapur saya adalah salah satu pembelian buku terbaik saya. Untungnya, saya beli saat diskon 50% di sebuah toko buku impor. Menang banyak! Di buku ini dijelaskan sangat detil dari A hingga Z soal sains yang terjadi seputar masak. Bahkan dari pemilihan panci dan pisau, lho!

Rasa penasaran saya terhadap sains dalam memasak tidak berhenti disitu. Dua tahun lalu, saya mengambil kursus gratis berjudul “Science of Cooking” dari edx. Tanpa berpikir panjang, saya pun langsung mendaftar kursus gratis ini. Dalam jangka 3 bulan, kita harus menonton video pembelajaran, membaca bahan ajar, mengerjakan kuis, hingga mengerjakan tugas praktek.

Salah satu tugas praktek pertama yang saya ingat adalah “mengenal oven dengan lebih baik.” Intinya, kita melakukan kalibrasi oven sendiri dengan mengacu ke titik leleh gula.

Mempelajari sains dari memasak itu nyatanya bisa membuat kamu lebih paham dengan apa yang kamu masak bahkan menambah kualitas hasil masakan kamu pula. Bahkan, kamu memasak daging pun terjadi proses "penghancuran" dalam daging tersebut. 

Lho, bagaimana maksudnya?

Memasak daging: Proses penghancuran protein

Tahukah kamu kalau kalau proses memasak protein artinya telah terjadi proses penghancuran protein?

Telur mentah mengeras, artinya panas telah menghancurkan struktur protein pada telur tersebut sehingga teksturnya mengeras seiring dengan lamanya memasak. Daging berubah warna dari hitam dan melunak menjadi merah, artinya ada protein yang “dihancurkan” agar makanan tersebut lebih layak untuk dimakan. Itu baru proses fisik dan kimiawi ya, belum termasuk proses biologis yang terlibat seperti matinya bakteri yang dapat menimbulkan penyakit seperti Salmonella.

Sains menarik dalam memasak lainnya adalah sains dibalik snack buah-buahan yang dikemas dalam kemasan. Apa yang terjadi dibaliknya?

Rahasia dibalik snack durian kering dari Thailand


gastronomi molekuler

Saya sering menemui grafik fasa padat-cair-pada di atas di beberapa mata kuliah dahulu. Lucunya, saya lebih mengerti grafik tersebut sekarang ketimbang saat saya duduk di bangku kuliah.

Sebagai contoh, apakah kamu pernah kebayang kenapa bisa ada yang jual snack durian kering? Proses apa yang terjadi dari durian berukuran besar dengan daging lembek basah berubah menjadi durian berukuran kecil?

Grafik di atas adalah jawabannya. Durian yang baru dibelah berada dalam area warna ungu dimana cairan buahnya berada dalam fasa cair. Kemudian, suhu diturunkan sehingga cairan durian membeku dan fasanya berada di area oranye. Setelah itu, tekanan diturunkan secara drastis sehingga merubah cairan durian yang tadinya beku berubah menjadi gas dan menguap ke udara. Tada! Jadilah snack durian kering dimana sekarang kondisi cairannya berada di area hijau.

Jadi, durian kering yang kamu makan itu sudah hampir tidak mengandung air, makanya bisa berukuran kecil dan bisa dikemas di kantong plastik. Tidak hanya itu, makanan yang memiliki kadar air rendah bakal memiliki ketahanan (shelf life) yang jauh lebih tinggi.

Proses pengeringan makanan menjadi bentuk bubuk seperti yang dikomentari Alton Brown di acara Top Chef juga melalui cara serupa. Menggunakan oven adalah salah satu cara proses pengeringan. Caranya dengan menyetel oven dengan suhu rendah (60 derajat Celcius) ditambah dengan membuka pintu oven sedikit agar sirkulasi udara lancar. Jangan menyetel suhu lebih tinggi dari itu karena akan membuat makanan bertambah tingkat kematangannya.

Proses pengeringan makanan berdasarkan diagram di atas hanyalah salah satu partikel kecil dari ilmu kuliner yang dijelaskan secara sains. Jika kita biasanya hanya memahami proses masak-memasak hanya sebagai ketepatan meracik bumbu dan menyajikannya secara pantas (asal tidak gosong atau kematangan), maka saatnya kamu mengenal gastronomi molekuler.

Ilmu kuliner ini sangat memperhatikan segala aspek fisis dan kimiawi sebagai bentuk rekayasa. Oleh karena itu, saya menyebutnya teknik kuliner. Mari mengenal gastronomi molekuler lebih dalam!

Mengenal Gastronomi Molekuler

gastronomi molekuler



Gastronomi molekuler adalah cabang ilmu kuliner yang fokus kepada proses fisis dan kimia yang terjadi pada saat proses memasak terjadi. Proses dan interaksi ini dieksplorasi dan dimanipulasi untuk menghasilkan rasa yang maksimal hingga menghasilkan penampakan akhir yang artistik.

Istilah gastronomi molekuler ini juga pertama kali ditemukan tahun 1988 oleh dua ilmuwan yang berasal dari Oxford, Nicholas Kurti dan Hervé This. Awalnya, gastronomi molekuler merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari proses fisis dan kimia selama memasak. Namun tidak untuk sekarang.

Gastronomi molekuler ini seperti mendobrak ilmu kuliner tradisional yang berfokus pada produksi makanan dalam skala industri alias dalam skala massal. Intinya asal hasil masakan enak dan dimasak dengan benar.

gastronomi molekuler

Alat-alat yang digunakan para chef gastronomi molekuler juga layaknya ilmuwan di laboratorium. Mereka menggunakan nitrogen cair, pipet, gel, alat pembakar, dan alat-alat laboratorium lainnya.

Ilmu sains yang dipelajari di gastronomi molekuler biasanya berkutat pada transfer panas, interaksi makanan tiap fasanya, kestabilan aroma, masalah kelarutan suatu zat, hingga hubungan tekstur-aroma. Kalau kamu hobi nonton acara masak-memasak seperti Masterchef, Top Chef, Hell's Kitchen, dan lain-lain, pasti kamu akan familiar dengan komentar yang mengomentari hubungan tekstur-aroma sebuah hindangan dan bagaimana bisa menghancurkan satu sama lain jika tidak diramu dengan cermat.

Sekarang mulai bermunculan restoran-restoranyang fokus pada gastronomi molekuler. Saya menganggapnya restoran yang menyajikan penipuan.

Bukan, bukan penipuan dalam arti negatif, tapi dari arti positif haha. Banyak restoran gastronomi molekuler yang memiliki visi sebagai fun dining dengan mengoptimasi seluruh indera di tubuh demi menikmati makanan secara maksimal. Bahkan, terkadang Chef dari restoran fun dining tersebut menyediakan makanan yang secara bentuk berlawanan 180 derajat dengan rasanya.

Contoh molekular gastronomi adalah kamu dihadapkan dengan sebuah apel di atas piring namun nyatanya makanan itu memiliki rasa seperti steak. Persepsi kamu terkecoh dengan indra kamu sendiri. Inilah yang menyebabkan menyantap hidangan di resto gastronomi molekuler menjadi sangat menyenangkan.

You prepare to be surprised!

Pekan lalu, saya dan suami berkesempatan menikmati sepaket sajian hidangan dan hiburan di sebuah restoran molekuler gastronomi di bilangan Jakarta Selatan. Sejujurnya, saya tidak pernah membayangkan akhirnya bisa duduk di salah satu kursi restoran ini mengingat harga sekali makan disana yang cukup tidak masuk akal.

Honestly, I'm dying to writing the full review for the food and experience. But unfortunately, please wait until the end of this year since I don't want to ruin the fun and the food that planning to be served. I'm not that viral FOMO ike people in Tiktok.

"Kok bapaknya tahu ini makanan apa, habis lihat di TikTok ya?" Duga sang pelayan menanggapi tanggapan tebakan suami saya.
Jadi saya cuma bisa kasih sneak peak saja ya, supaya semakin penasaran haha. Lebih baik lagi kalau langsung cuss ke restorannya (saya rasa sih sebagian besar yang baca ini sudah tahu restoran apa).

Contohnya ini. Menurut kalian ini makanan apa?

gastronomi molekuler

Apa yang kamu harapkan jika yang disediakan "cuma" seperti ini?

gastronomi molekuler

 clue: coba berpikir out of the box

Stelah saya dan suami melakukan fun dining disana, persepsi saya terhadap mahalnya makan di restoran gastronomi molekuler mahal berubah. Harga tersebut SANGAT MASUK AKAL.

“Aku makan bukan fine dining cuma dapat four course di Prancis aja harganya setengah dari restoran ini yang menyajikan 17 menu. Kata temanku juga makan sebanyak itu dijamin kenyang”. Ujar suami tempo hari.


Setelah mengenal gastronomi molekuler, tertarik mencoba fun dining di restoran gastronomi molekuler?

Melakukan Live Streaming seperti Yoo Hobin dari How To Fight dengan IDN App

17 komentar
Saat membaca Webtoon Korea di gawai, sering sekali saya melihat mereka melakukan live streaming, mendapatkan sumbangan karena puas dari aksi mereka, dan mendapatkan uang sebagai hasilnya.

Contohnya Webtoon How to Fight karangan Park Taejoon. Komik tersebut bercerita tentang seorang anak SMA cupu, Yoo Hobin, yang tidak sengaja menemukan channel tutorial berkelahi bagi pemula. Karena sering dibuli, akhirnya ia mempelajari channel video berkelahi tersebut. Setelah sukses menang pertarungan pertamanya, ia memutuskan untuk membuka channel dan sering melakukan live streaming. Tidak jarang juga saat live streaming ia mendapatkan “hadiah” dari subscribernya.

live streaming idn

Loh, memang live streaming bisa dapat hadiah dan sumbangan uang ya?

Ternyata bentuk live streaming ini populer di Korea dan beberapa negara lainnya. Di Indonesia sendiri melakukan live streaming dan mendapatkan “hadiah” merupakan bentuk yang kurang populer di Indonesia. 

Ternyata sekarang ada lho aplikasli lokal yang memungkinkan penggunanya melakukan live streaming dan melakukan monetisasi dari hobi ini. Sebut saja IDN App, sebuah aplikasi yang dimiliki oleh jaringan berita IDN.

Yuk kenalan lebih jauh dengan IDN App dan kenapa kamu harus mengunduhnya di ponselmu.

Mengenal lebih jauh IDN App

live streaming idn

IDN media adalah salah satu jaringan media terbesar di Indonesia yang terkenal di kalangan gen Z dan milenial. Jaringan ini memiliki ekosistem media amat besar, tercatat ada 16 anak perusahaan media dibawahnya yang membawahi berbagai macam bidang, seperti Yummy untuk kuliner, Popbela untuk gaya hidup, dan Fortune Indonesia untuk bisnis.

live streaming idn

IDN App diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2020. Sesuai dengan target audiensnya yang merupakan gen Z dan milenial, IDN App dilengkapi dengan berbagai fitur atraktif seperti pengelompokan berita berdasarkan topik, tanya jawab bagi pengguna yang antusias, hingga menulis artikel yang penulisnya akan mendapatkan reward berupa poin yang dapat ditukarkan ke uang tunai!

Sebagai seorang blogger, fitur menulis artikel ini sangat menggiurkan. Meski siapapun dapat menulis artikel di IDN app, bukan berarti artikel yang dihasilkan tidak bermutu. Artikel yang didaftarkan sebelum diterbitkan akan diperiksa terlebih dulu oleh tim editor redaksi IDN. Kabarnya, penulis teraktif bisa mendapatkan hingga lebih dari Rp 50.000.000 lho hanya menulis di IDN!

Nah, sekarang IDN app meluncurkan fitur terbaru yang menjadi wadah menarik bagi content creator lho! Penasaran apa fitur terbarunya?

IDN Live streaming

live streaming idn

Sebelum merasakan sensasi menonton atau bahkan melakukan live streaming, jangan lupa unduh IDN app dulu ya! Bagi kamu pengguna iOS atau Android jangan khawatir karena IDN app sudah tersedia baik di App Store ataupun Google play.

Setelah membuka IDN app, nanti kamu lihat ada tab IDN live di tengah bagian sisi atas. Kamu dapat menonton pembuat konten yang sedang live streaming.

Kita tidak sekadar menonton live streaming saja, bisa juga ngobrol sama streamer bahkan mengirimkan aneka virtual gift dengan “gold” milik kita. Kita bisa lebih dekat dengan streamer dan mereka akan lebih semangat dengan virtual gift yang kita berikan kepada mereka.

live streaming idn

Sejauh ini di IDN app saya sudah melihat konten E-sport dan sharing hal-hal positif lainnya. Seru juga sih liat orang push rank hehe.

Setelah menonton live streaming di IDN app kemudian kamu kepikiran membuat konten bermanfaat?

Nah, kebetulan, bagi kamu yang tertarik menjadi live streamer, IDN sedang mengadakan IDN Live Streamer Fund. Wow, apa lagi ini?

IDN Live Streamer Fund, ajang live streamer berbakat

live streaming idn

ID Live streamer adalah portal melakukan live-streaming yang menghubungkan pembuat konten dengan komunitasnya. Tidak hanya sebagai wadah melakukan live-streaming, tetapi juga membuat para live streamer dan penonton terasa lebih dekat karena dapat berinteraksi satu sama lain.

Seiring dengan berkembangnya kepopuleran live-streaming, IDN juga ingin turut ambil andil mengapresiasi komunitas live-streamer atas konten yang telah dibuat.

Menariknya, live-streaming kamu dimonetisasi oleh IDN lho! Jadi kamu bisa menjadikan passion dan hobi kamu ini untuk menghasilkan uang.

Siapa saja yang bisa menjadi peserta IDN Live Streamer Fund

live streaming idn

Pada dasarnya, semua orang bisa menjadi live streamer di IDN. Namun, ntuk ikutan di ajang IDN Live Streamer Fund, ada beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi:
  1. Tinggal di Indonesia dan berusia minimal 18 tahun. Minimal punya KTP ya, usia 18 tahun artinya kamu sudah cukup dewasa untuk bertanggung jawab atas konten yang akan kamu siarkan
  2. Memiliki setidaknya 100 pengikut di aplikasi IDN, jadi kamu juga harus aktif di IDN!
  3. Konsisten melakukan streaming harian di IDN Live. Jangan jadi streamer dadakan. Nanti kalau hilang-muncul bakal dicariin sama penonton setia live streaming kamu lho!
  4. Mempromosikan hal-hal positif. Menjadi seorang konten kreator juga harus memiliki prinsip kalau yang dibagikan adalah hal-hal yang bermanfaat, bukan mengajak ke hal-hal negatif.
  5. Berjiwa kreatif dan otentik. Coba cari apa yang menjadi ciri khas kamu yang membedakan kamu dengan live streamer lain. Seorang pembuat konten yang kreatif dan orisinil secara organik akan mendatangkan penonton setia, lho!
  6. Sesuai dengan kebijakan komunitas IDN Live. Jangan lupa baca peraturan yang diterapkan oleh IDN ya!

Keuntungan menjadi streamer

live streaming idn

IDN sebagai platform baru yang menyediakan fitur live streaming tentu berniat memanjakan penggunanya ekosistem media IDN sendiri ada banyak, yakni IDN, IDNTimes.com, Popbela.com, Popmama.com, Yummy, Fortune Indonesia, dan Duniaku.com.

Kamu para streamer yang masih memiliki perlengkapan terbatas juga suatu saat akan berkesempatan menggunakan studio profesional milik IDN yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Para streamer boleh menggunakan perlengkapan tambahan milik IDN seperti kamera, mic, mixer, tripod, lighting, layar hijau, dan banyak lainnya.

Untuk meningkatkan skill para live streamer, IDN akan memberikan program pelatihan dan mentorship dari tim profesional IDN. Tidak hanya itu, dari koneksi IDN yang sudah luas, kesempatan para streamer untuk mendapatkan sposor juga semakin besar.

Bagaimana, cukup menarik kan? Bagi kamu yang merasa seorang pembuat konten ulung, tidak ada salahnya untuk ikutan IDN Live Streamer Fund. Tidak cuma hobi dan passion kamu dimonetisasi, tapi IDN juga akan membantu kamu meningkatkan skill dan peralatan sehingga lebih profesional.

Langsung aja unduh IDN App dan daftar IDN LIve Streamer Fund. Siapa tau kamu jadi seterkenal Yoo Hobin dari How to Fight yang sampai bisa membayar biaya rumah sakit Ibunya.

Data Scientist, Posisi Vital Penyokong Suksesnya Sebuah Bisnis

37 komentar
Nia, seorang Ibu rumah tangga yang sudah lama hengkang dari dunia kantoran selama 5 tahun kini kembali lagi menapaki kakinya di dunia karir. Pernahkah terbayangkan olehmu untuk memperoleh karir kembali setelah lama absen dari dunia kerja? Hal serupa juga bahkan dirasakan oleh Nia. Tidak tanggung-tanggung, yang mempekerjakan dia adalah sebuah perusahaan multinasional dari Swiss yang bergerak di bisnis yang berbasiskan perubahan iklim.

Hasil kerja keras mengikuti Bootcamp menjadi seorang data scientist terbayar lunas.

data scientist posisi vital

Mendadak ngetren sekarang, banyak perusahaan bisnis menyadari kebutuhan data scientist sebagai landasan pengambilan kebijakan di perusahaan. Data scientist di dalam tim akan menganalisis sekumpulan big data yang nantinya dapat menghasilkan arah keputusan bisnis.

Pekerjaan menjadi seorang data scientist kerap identik dengan aktivitas coding. Seperti yang kita tahu, aktivitas coding juga membutuhkan kemampuan komputer yang mumpuni serta laptop pendukung yang menjaga kerahasiaan data agar tercegah dari kebocoran.

Mari kita mengenal profesi data scientist ini lebih dalam!

Data scientist, sebuah peran vital dalam perkembangan bisnis

data scientist posisi vital

Jika ada sebuah peran yang berjasa dalam pengembangan strategis kebijakan perusahaan, maka data scientist lah peran tersebut. Sebuah perusahaan kerap memiliki data dalam jumlah yang masif sebagai hasil dari market pasar. Namun, perusahaan kerap bingung mentransformasikan data tersebut agar menjadi sebuah informasi yang vital dan krusial bagi perkembangan arah kebijakan perusahaan nantinya.

Seorang data scientist di perusahaan dibutuhkan di berbagai sektor bisnis mulai dari bisnis teknologi, manufaktur, finansial, hingga kesehatan. Berbagai angka dan data akan diracik menjadi kebijakan strategis di tangan tim data saintis.

Seiring dengan perkembangan zaman, sebuah bisnis semakin memiliki ketergantungan terhadap data. Sekumpulan big data di perusahaan bisnis menjadi sangat berharga sehingga perusahaan berusaha dengan segala cara agar data tersebut tersimpan dengan baik.

Berbagai sektor bisnis butuh orang yang memiliki kemampuan di bidang statistik dan pemodelan data untuk menyulap nilai data mentah yang terdiri dari berbagai sumber seperti dari sosial media, dokumen internal maupun survei pengguna.

Melalui big data yang diolah oleh data scientist, perusahaan bisnis bisa mengetahui gambaran yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki keamanan jaringan, proses rekrutmen, tingkat produktivitas karyawan, dan banyak lagi.

Nantinya, seorang data scientist akan mempresentasikan hasil temuannya dari olahan data melalui gambar atau tulisan yang akan sangat mempengaruhi kebijakan bisnis.

Tahukah kamu bahwa hadirnya data scientist dapat meningkatkan keuntungan perusahaan sampai jutaan dolar?

Pentingnya laptop yang tangguh untuk seorang Data Scientist

data scientist posisi vital

Dengan peran yang begitu krusial di perusahaan, seorang data scientist wajib memiliki laptop tangguh yang dapat bekerja secara cepat, mudah dibawa kemana-mana, serta jaminan data tidak bocor.

Lantas mengapa ExpertBook B5 series adalah laptop yang cocok bagi seorang data scientist?

1. Mendukung performa komputasi yang berat

data scientist posisi vital

“Minimal butuh processor i5 atau spek laptop gaming, kalau ga panas banget laptop.” ujar Nia

Dalam melakukan komputasi big data, ada 3 hal yang harus dipenuhi: kapasitas RAM besar agar laptop tidak “panas”, kapasitas penyimpanan besar, dan prosesor yang mendukung semuanya dengan baik.

ASUS ExpertBook B5 series sudah tervalidasi Intel EVO yang artinya sudah memenuhi standarisasi dari Intel mulai dari performa yang tinggi dan efisien dalam penggunaan daya hingga mampu bertahan lama dalam keadaan tidak dicas.

Jika menurut pengalaman Nia, dibutuhkan spek minimal Processor Intel i5, seri Laptop bisnis ASUS ExpertBook B5 sudah diperkuat oleh Processor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics, lebih tepatnya menggunakan Processor Intel® Core™ i7-1165G7 dengan clock speed sampai 2.8GHz. Seorang data scientist juga dituntut untuk menyajikan pengolahan grafis yang cukup memadai untuk mempresentasikan hasil big data yang sudah diproses. ASUS ExpertBook B5 dapat menyajikan presentasi data yang mumpuni karena sudah dilengkapi dengan sistem grafis Intel Iris Xᵉ Graphics.

Dalam pemrosesan big data tidak bisa menggunakan RAM standar seperti yang dimiliki oleh laptop biasa. Namun, para data scientist cocok menggunakan ASUS ExpertBook B5 karena sudah menggunakan RAM 3200Hz DDR4 berkapasitas 16GB! Jika dirasa perlu, RAM bisa diupgrade hingga kapasitas 48GB.

Seperti namanya, Big Data adalah data dengan jumlah yang besar. Seorang data scientist yang bekerja di dalam tim mengolah satu set big data dan data tersebut bisa disimpan di ASUS ExpertBook B5. Jenis penyimpanan data yang digunakan adalah M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 x 4 SSD dengan kapasitas maksimal hingga 2 TB. Jadi, akan ada 2 SSD yang masing-masing memiliki kapasitas maksimal 1 TB. Di era jaman sekarang, penyimpanan data dalam bentuk SSD adalah keharusan untuk mendukung kecepatan pengaksesan internal hard drive sehingga proses pengerjaan komputasi pun menjadi lebih gesit.

Namun, sering kali storage yang besar membuat dalam prosesnya terjadi bottleneck bagi CPU yang ngebut. Jangan khawatir, jenis penyimpanan yang digunakan dapat menembus kecepatan hingga 3500 mb/detik.

2. Meminimalisir risiko kehilangan data

data scientist posisi vital

Kehilangan data dalam sebuah bisnis baik skala kecil maupun besar merupakan sebuah malapetaka. Kehilangan data sama artinya dengan kehilangan waktu dan uang yang cukup besar, baik untuk mengembalikan informasi yang penting bagi bisnis ataupun atau demi menghasilkan keputusan strategis bisnis di kemudian hari.

Kalaupun perusahan berusaha mengembalikan data yang hilang, biasanya data yang didapatkan tidak akan selengkap data yang awalnya dimiliki. Tahukah kamu bahwa kehilangan data dalam sebuah bisnis dapat berpengaruh pada berkurangnya pelanggan?

Saking berbahayanya data yang hilang dalam suatu bisnis, inilah yang dapat terjadi pada perusahaan menurut Consolidated Technologies, Inc:

  • 94% perusahaan yang kehilangan data tidak berhasil mendapatkannya kembali
  • 51% dari perusahaan-perusahaan ini tutup dalam 2 tahun setelah kehilangan data
  • 43% dari perusahaan-perusahan yang tutup ini tidak buka kembali
  • 70% dari firma-firma kecil menutup bisnisnya setelah setahun terjadinya kehilangan data

Lantas, apa penyebab sebuah bisnis kehilangan datanya? Menurut David M. Smith, Ph.D dari Pepperdine University, penyebab sebuah bisnis kehilangan data meliputi:

  • 40% dari kerusakan hardware
  • 29% dari kesalahan manusia
  • 13% dari software yang gagal berfungsi
  • 9% dari pencurian data
  • 6% dari virus komputer
  • 3% dari hardware yang dirusak

Semua jenis bisnis baik dari skala besar hingga kecil memiliki risiko kehilangan data. Oleh karena itu, berbagai usaha pun dilakukan untuk memperkecil risiko kehilangan data tersebut.

Salah satu usaha tersebut adalah penggunaan komputer yang memiliki teknologi mumpuni dalam melindungi data.

Kini risiko kehilangan data dapat diminimalisir jika perusahaan menggunakan teknologi RAID (Redundant Array of Independent Disks) yang berguna untuk memaksimalkan potensi penyimpanan data jika dipasangkan dua keping SSD sekaligus. Ada 2 mode RAID yang digunakan oleh seri ASUS ExpertBook B5 series ini:

  • Raid 0 yang menggabungkan kedua kapasitas SSD. Semua data disimpan secara merata di antara kedua SSD tersebut sehingga kecepatan pengoperasian SSD bisa lebih cepat. Ini cocok digunakan jika seorang data scientist jika ingin mengkomputasi big data secara cepat dan efisien.
  • Raid 1 yang membuat salinan otomatis pada masing-masing keping SSD. Fungsi ini sangat efisien jika bekerja pada data-data yang bersifat sangat rahasia dan sangat penting. Jika data di salah satu keping SSD rusak karena satu dan lain hal, masih ada salinan data di keping SSD lainnya.

Fitur 2 mode RAID ini menurut saya adalah fitur strategis yang dimiliki oleh ASUS ExpertBook B5 Series yang tidak dimiliki oleh laptop biasa karena karena selain dapat melindungi data, pengguna juga dapat merubah modenya menjadi mode komputasi cepat jika dibutuhkan untuk menjalankan coding.

Karena ASUS ExpertBook B5 series fokus pada penggunaan level bisnis dan korporasi, makanya seri laptop ASUS ini tentu memberikan perhatian lebih dari sisi keamanan.

Seperti yang dibahas di atas, 9% dari kasus kehilangan data adalah akibat pencurian data. Ini belum termasuk penyadapan data yang tidak berdampak pada kehilangan data, jumlahnya tentu akan berlipat ganda.

Untuk menjawab keresahan tersebut, ASUS ExpertBook B5 hadir dengan chip TPM (Trusted Platform Module) yang berguna melindungi berbagai data dan informasi krusial bagi bisnis. Chip TPM 2.0 tersebut akan mengenkripsi baik data mentah big data hingga proses coding yang dilakukan oleh data scientist. Diharapkan para penyadap data ini tidak dapat mencuri data mentah ataupun memata-matai proses pengolahan data yang dilakukan data scientist dan seluruh timnya.

Keunggulan ASUS ExpertBook B5 yang sudah ditanam chip TPM 2.0 adalah jika laptop dicuri, dan dikeluarkan kepingan SSD untuk dibaca di komputer lainnya, maka sang pencuri data tidak dapat membaca data yang ada. Jadi, antara kepingan SSD dan laptop menjalin hubungan unik dimana data hanya dapat dibaca di satu perangkat saja, yaitu ASUS ExpertBook B5 yang digunakan tersebut.

Fitur TPM pada pada laptop ini dimaksimalkan dengan hadirnya Windows Hello. Apa yang istimewa dari Windows Hello ini?

Jika biasanya password login disimpan pada penyimpan SSD atau HDD sehingga rentan diretas, namun pada ASUS ExpertBook B5 ini password akan disimpan pada chip TPM. Ya betul sesuai tebakan, password kamu akan dienkripsi pada chip TPM tersebut. Tentu saja kemungkinan untuk meretas laptop hampir mendekati nol.

Selain fitur password yang dilindungi oleh chip TPM, sistem login Windows Hello juga dilengkapi dengan sensor pemindai jari tangan yang menyatu pada tombol power. Selain mempercepat proses login, sensor pemindai jari tangan ini meningkatkan keamanan berdasarkan keunikan peta sidik jari yang dimiliki oleh pengguna.

Jangan khawatir terhadap pencurian gambar langsung karena terdapat Webcam Shield yang bisa ditutup untuk menghindari peretasan jaringan sehingga peretas tidak dapat mengintip pengguna dan segala aktivitasnya.

Agar lebih maksimal lagi, Kensington Lock juga dapat digunakan untuk mengunci laptop untuk menghindari pencurian data secara fisik seperti dengan cara menggunakan USB drive.

3. Mendukung ketangguhan laptop secara fisik

data scientist posisi vital

Nia adalah seorang data scientist di sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang perubahan iklim. Meski Nia adalah seorang data scientist yang bekerja secara remote, bukan tidak mungkin anggota tim data scientist lainnya harus bekerja di area ekstrim seperti kutub utara untuk mendapatkan data terkait perubahan suhu, ketebalan es, dan ketinggian muka air yang nantinya berimplikasi pada arah kebijakan bisnis serta kelangsungan hidup manusia.

Oleh karena itu, menggunakan laptop yang tangguh secara fisik wajib dimiliki oleh sebuah bisnis, tidak terkecuali untuk anggota data scientist.

ASUS ExpertBook B5 series dirancang dengan durabilitas kelas militer yang terbukti teruji dengan sertifikasi MIL-STD 810H. Tidak main-main untuk mendapatkan sertifikasi ini. Penasaran dengan uji apa yang dilakukan?

  • Sukses beroperasi di temperatur tinggi (32°C ~ 49°C) selama 3 hari
  • Sukses beroperasi di temperatur rendah (-21°C ~ -32°C) selama 3 hari
  • Sukses beroperasi di temperatur ekstrim (-51°C ~ 71°C) dengan transisi perubahan suhu hanya 1 menit
  • Sukses beroperasi di ketinggian hingga 15.000 kaki (5°C ~ -40°C)
  • Sukses beroperasi di lingkungan dengan kelembaban tinggi (30°C ~ 60°C di kelembaban 95%) selama 10 hari
  • Sukses dalam keadaan menyala saat dijatuhkan (drop test) dari ketinggian 120cm
  • Sukses melalui uji getaran selama satu jam dari semua arah dengan frekuensi getaran 10 - 500Hz

Dengan standar laptop kelas militer, ASUS ExpertBook B5 cocok digunakan bagi data scientist yang bekerja di lapangan dengan kondisi ekstrim. Bahkan, laptop ini juga anti ketumpahan cairan hingga 66cc karena memiliki fitur spill-resistant.

Dibalik ketangguhan laptop ini, pengguna juga tidak usah khawatir karena engsel laptop sukses melalui siklus buka-tutup hingga 50.000 kali. Begitu juga dengan ketangguhan port yang dimiliki yang sukses melalui siklus 15.000 kali cabut-pasang.

4. Praktis untuk dibawa bepergian

data scientist posisi vital

Sebuah persoalan yang menjadi momok banyak orang termasuk seorang data scientist adalah bobot laptop yang berat. Bagi pelaku bisnis dan seorang data scientist, laptop yang mudah dibawa kemana-mana adalah prioritas.

Jangan tertipu dengan bobot ASUS ExpertBook B5yang hanya 1,11 kg saja, laptop ini tetap tangguh karena materialnya menggunakan \magnesium-alumunium alloy pada bagian cover dan bawah laptop.

Dimensi laptop ini juga cukup tipis, yakni hanya 1,69 cm saja, sehingga mudah dibawa kemana-mana bahkan dalam keadaan tas yang penuh sekalipun.

Bagi seorang data scientist yang bekerja di lapangan untuk mengumpulkan dan memproses data, pilihan menggunakan ASUS ExpertBook B5 sangatlah tepat karena laptop ini dapat bertahan hingga 14 jam saat digunakan dalam penggunaan ringan karena kemampuan baterai 4-cell berkapasitas 66WH.

5. Layar ASUS OLED yang menjaga kesehatan mata

data scientist posisi vital

Pekerjaan menjadi seorang data scientist adalah pekerjaan yang mengharuskan pengerjaan pada laptop secara intens. Mata akan cepat lelah jika terus-menerus melihat layar laptop, apalagi seorang data scientist akan sangat sering melihat data dalam ukuran kecil dan melakukan coding dengan tulisan yang kecil pula.

Namun jangan khawatir, layar ASUS OLED yang digunakan pada ASUS ExpertBook B5 menggunakan layar yang membuat mata tidak cepat lelah karena menggeser sinar birunya sehingga lebih nyaman di mata. Saya pernah membahas soal pentingnya layar OLED dan implikasinya terhadap tidur.

Saat hendak menghadirkan presentasi hasil olahan data, seorang data scientist akan diuntungkan dengan layar ASUS OLED yang memiliki tingkat reproduksi hingga 100% DCI-P3 pada layar tersebut. Layar OLED Ini juga sudah tersertifikasi seperti:

  • Pantone validated yang memastikan bahwa warna yang dihasilkan laptop sangat akurat
  • Sertifikasi TUV Rheinland berupa low blue light dan anti-flicker yang membuat pengguna merasakan kenyamanan pada mata saat harus memandangi layar dalam waktu lama
  • VESA DisplayHDR TrueBlack yang memastikan layar ditampilkan memiliki kontras rasio yang baik sehingga gambar untuk presentasi data pun akan terlihat jelas

Bagi seorang data scientist yang bekerja di lapangan akan sangat diuntungkan dengan lapisan anti-glare yang dimiliki oleh ASUS ExpertBook B5 karena dapat meminimalisir efek silau pada layar akibat pantulan cahaya di luar ruangan.

Fitur tambahan ASUS ExpertBook B5 untuk produktivitas seorang data scientist

data scientist posisi vital

ASUS ExpertBook B5 juga dilengkapi dengan aplikasi MyASUS yang fungsinya tidak sekadar mengecek garansi saja. Melalui fitur Link to MyASUS, seorang data scientist dapat menghubungkan antara gawai dan laptop sehingga dapat mengontrol arus data diantara keduanya dengan mudah.

Seorang data scientist juga dengan mudah melakukan akses data jarak jauh dengan menggunakan remote file access sehingga memungkinkan mereka untuk memberikan hasil olahan big data kepada rekan data scientist lainnya meski dalam keadaan tidak membawa laptop.

ASUS ExpertBook B5 juga memiliki fitur two way AI noise-cancelling yang dapat menyaring suara yang tak diinginkan saat sedang melangsungkan teleconference dengan rekan tim data scientist lainya. Fitur ini juga bekerja secara dua arah, lho! Jadi suara bising dari kita tidak terdengar ke pengguna lain dan suara bising dari pengguna lain tidak terdengar ke kita.

Fitur menarik lainnya adalah hadirnya NumberPad 2.0 pada touchpad yang mempermudah mengetik codingan yang menggunakan angka. Uniknya, touchpad cukup pintar membedakan mana input yang dimaksud dan mana yang hanya tidak sengaja tersentuh. Touchpad juga masih tetap dapat digunakan kok meskipun fitur numberPad diaktifkan.

Untuk layanan garansi, laptop segmen bisnis seperti ASUS ExpertBook series berbeda dengan laptop konsumer lainnya. ASUS memberikan penawaran garansi tidak hanya 2 tahun, tetapi perusahaan dapat mengajukan perpanjangan garansi sesuai yang diharapkan. ASUS juga memberikan ADP (Accidental Damage Protection) selama satu tahun sehingga pengguna dapat mengklaim kerusakan akibat kecelakaan tanpa tambahan biaya lagi. Layanan ini bisa diklaim sebanyak satu kali saja dalam jangka masa berlaku.

Saya ingat salah satu kelengkapan mengajukan klaim adalan menyertakan penyimpanan SSD saat service. Namun bagi seri ASUS ExpertBook B5 ini, pengguna bisa tidak menyertakan penyimpanan saat servis sehingga menjaga keamanan data agar tidak dibaca orang lain.

Data Scientist, sebuah pekerjaan yang harus dipersenjatai dengan perangkat yang tepat

ASUS ExpertBook B5 series dibanderol dengan harga yang cukup mahal dibandingkan varian ASUS lainnya seperti ASUS Vivobook, ASUS Chromebook, ataupun ASUS Zenbook. Harga ASUS ExpertBook B5 dibanderol mulai dari 19 jutaan rupiah dan Asus ExpertBook B5 Flip mulai dari 17 jutaan rupiah. meskipun begitu, harga ini tidak akan mahal mengingat fitur dan kemampuannya yang dapat membantu meningkatkan kinerja seorang data scientist serta melindungi data-data krusial yang sedang diolah. Harga ini tidak sebanding dengan fungsi dan manfaat yang akan diperoleh dari sebuah bisnis!

Seorang data scientist yang terjun langsung ke lapangan pun lebih tidak khawatir karena ASUS ExpertBook B5 ini sudah teruji ketangguhannya.

Laptop yang cepat saat proses komputasi serta data vital yang aman. Sebuah pilihan yang bijak bukan menetapkan bahwa ASUS ExpertBook B5 merupakan laptop yang tepat bagi seorang data scientist? Termasuk bagi Nia, sang Ibu Rumah Tangga yang sudah lama absen di dunia kerja dan kini memulai kiprahnya dengan lembaran karir baru di perusahaan multinasional sebagai seorang data scientist.

Spesifikasi Lengkap ASUS ExpertBook B5


Spesifikasi lengka ASUS ExpertBook B5 Flip