"Di SMP Negeri anak saya, anak kelas IX diwajibkan memiliki komputer/laptop sendiri untuk mempersiapkan Ujian Nasional dari awal tahun ajaran baru. Soalnya SMPN-nya belum siap memfasilitasi UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer))".
Di atas adalah curahan hati Mba Yuyun, orang yang biasa saya panggil untuk menyetrika di rumah saya seminggu sekali. Para siswa sudah mendapat anjuran ini jauh sebelum Pandemi Corona menyerang. Meski penyelenggaraan UNBK sudah mulai dicanangkan, banyak fasilitas sekolah negeri yang jauh dari kata siap untuk menyelenggarakn UNBK. Padahal, sang anak bersekolah di SMPN yang berlokasi di bilangan Jakarta Timur. Bisa dibayangkan betapa minimnya kesiapan fasilitas UNBK di daerah, terlebih daerah terpencil.
"Bahkan, banyak para orang tua di sekolahan anak saya yang terpaksa rela berutang demi membeli laptop atau komputer untuk menyanggupi persyaratan dari sekolah." tambah Mba Yuyun.
Pada Bulan Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim memutuskan untuk membatalkan penyelenggaraan UNBK tahun ajaran 2019/2020 sebagai dampak pandemi Corona. Mendikbud memberikan 2 opsi yang diserahkan ke tiap sekolah: melaksanakan ujian sekolah daring atau menggunakan nilai siswa 5 semester terakhir. Meski pemerintah berkomitmen memaksimalkan akses internet, tidak dapat dipungkiri, baik sekolah dan siswa tidak semuanya mampu dalam pengadaan perangkat, baik gawai maupun komputer atau laptop.
Pelaksanan UNBK sudah dicanangkan sejak tahun 2015. Namun, menurut Anies Baswedan yang merupakan Mendikbud di kala itu, ada 29 sekolah yang batal melaksanakan UNBK dari 585 sekolah yang direncanakan menggunakan sistem tersebut akibat ketidaksiapan sarana dan prasarana. Bahkan, beberapa sekolah unggulan tetap menggunakan sistem manual. Hal ini ditenggarai karena jumlah komputer tidak sesuai, dibawah rasio 1:3 untuk jumlah komputer terhadap jumlah siswa.
"Dari 54 sekolah (di Kendari, Sulteng), hanya 10 sekolah yang mampu melaksakan UNBK", ujar Muhadjir Effendy, Mendikbud pada saat itu saat mengomentari penyelenggaraan UNBK pada tahun 2018.
Kesulitan pengadaan sarana dan prasarana laptop dan komputer tidak hanya milik sekolah negeri yang notabene difasilitasi pemerintah. Sekolah swasta pun banyak yang mengalami hal yang sama. Sebagai contoh, menurut Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, sebanyak total 168 sekolah Swasta dan Negeri di Bekasi tidak siap mengikuti UNBK karena kekurangan sarana dan prasarana.
5 tahun sudah berlalu sejak penyelenggaraan perdana UNBK, namun pengadaan fasilitas laptop dan komputer bagi sekolah tetap belum memadai. Kekurangan sarana dan prasarana ini memaksa para orang tua murid memaksakan diri untuk membeli laptop atau komputer sendiri, meski harus berutang kesana-kemari. Ini merupakan kondisi yang berat terlebih bagi golongan ekonomi menengah kebawah.
Laptop untuk Semua
"Guys, ada yang punya rekomendasi laptop murah buat PJJ anak ga?", ujar salah seorang teman di sebuah WAG yang saya ikuti.
"Beli laptop seken aja, bisa dapat murah." Tandas saya.
"Ga berani ah, nanti salah-salah ditipu dapat barang jelek."
Di masa pandemi corona ini, kebutuhan laptop meningkat drastis. Ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan Work from Home (WFH) bagi orang dewasa dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi anak. International Data Center (IDC) menaksir permintaan perangkat IT akan tumbuh sebesar 12,3% ketimbang pada tahun 2019. Bahkan, pada kuartal 2 tahun 2020 saja terjadi kenaikan permintaan komputer dan laptop sebesar 18,6%. Menurut Muhammad Firman, Head of Public Relation ASUS, penjualan laptop ASUS tumbuh 15%-20% dan merangkak naik pada Mei dan Juni lalu.
Laptop Murah?
Opsi untuk mendapatkan laptop anak dengan harga terjangkau ada 2: Membeli laptop bekas atau membeli laptop entry level.
Opsi pertama, membeli laptop bekas. Ini layaknya membeli kucing dalam karung bagi mayoritas orang. Malah terkadang seperti sedang berjudi. Dibutuhkan kemampuan yang mumpuni untuk memahami serba-serbi laptop dan mengatahui detil apa saja yang harus dicek saat membeli laptop bekas. Ini dilakukan untuk menghindari penipuan dan mendapatkan laptop bekas dengan kualitas prima.
Opsi kedua: membeli laptop entry level. Bagi yang memperhitungkan membeli laptop bekas, opsi ini adalah opsi tunggal. Seperti yang jamak terjadi, harga bersahabat yang dimiliki laptop entry level kerap kali membuat kita makan hati, apalagi bagi yang membutuhkan kinerja laptop yang tidak sekedar mengetik dan browsing. Malah, hanya untuk mengetik dan browsing pun juga dapat membuat kita jengkel dengan kelambatannya, apalagi jika laptop tersebut lumayan berumur dan sudah banyak menyita penyimpanan Hard Drive. Belum lagi serangan malware dan virus akibat berselancar di dunia maya. Duh. Menurut Firman, laptop dengan harga dibawah 4 jutaan performanya akan terasa lambat setelah digunakan 1-2 tahun.
Mindset masyarakat saat membeli laptop sedikit berubah pada masa pandemi COVID-19 ini. Karena kebutuhan WFH dan PJJ, masyarakat cenderung membeli laptop yang memiliki masa jangka penggunaan panjang. Menurut catatan ASUS, laptop dengan harga kurang dari 4 juta menjadi kurang diminati, terlebih yang masih menggunakan penyimpanan berbasis hard disk. Masyarakat juga cenderung memilih laptop dengan harga di atas 5 jutaan yang memiliki kemampuan opsi penambahan kapasitas RAM, sudah menggunakan Solid State Drive (SSD), serta memiliki slot untuk penambahan kapasitas penyimpanan.
Jika opsi pertama dan kedua dinilai kurang solutif, bagaimana solusi terbaiknya?
Laptop untuk Sekolah
Di Indonesia, sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya harus menjadikan pengadaan laptop sebagai prioritas penting demi mengejar rasio penggunaan 1:3 seperti yang telah dianjurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Menurut Rivan Fernando, ASUS ID Comercial FAE, pihak pemerintah dan perusahaan menganggap pengadaan sarana dan prasana sebagai investasi. Disini, Pemerintah dan dewan sekolah swasta cenderung akan memilih laptop yang memiliki masa penggunaan yang panjang serta memiliki harga terjangkau mengingat pengadaannya yang akan super masif. Laptop dan komputer juga harus tangguh secara perangkat keras dan minim masalah secara perangkat lunak, terutama perihal serangan virus. Sayangnya, laptop dengan kelas begini biasanya hampir pasti dibanderol dengan harga mahal.
Lantas bagaimanakah solusinya?
Mengenal Chromebook
Ada 2 Operating System (OS) yang populer di kalangan laptop: Windows dan dan macOS. Sebagian besar laptop yang beredar menggunakan sistem operasi Windows, baik Processor Intel maupun AMD. Bagaimana dengan sistem operasi Chrome?
Sistem operasi Chrome beranggapan bahwa sebagian besar komputer yang kita gunakan cepat sekali berasa ketingalan jaman dan kurang mantap. Antivirus yang diinstal sebagai penangkal serangan virus dan malware terpisah dengan update dan sistem optimisasinya. Belum lagi kalau kita ingin menginstal ulang laptop kita, banyak yang harus diinstal dan disesuaikan. Intinya, ribet.
Chromebook adalah proyek optimis Google dengan penjualan hampir sebesar 2 juta unit pada kuartal awal tahun 2016. Bagi sistem operasi Chrome, "cloud" adalah masa depan. Dahulu banyak yang mengandalkan besarnya kapasitas penyimpanan karena banyak diisi dengan file musik, film dan serial televisi. Mulai dari diunduh dari situs resmi maupun tidak resmi. Tapi hei, sekarang sudah banyak sekali situs streaming resmi dengan biaya terjangkau seperti Netflix, Google Play dan Spotify. Jadi, buat apa lagi penyimpanan lokal ekstra untuk keperluan di atas?
Saat ini saja saya sedang menggunakan laptop yang baru diganti dari kapasitas Hard Disk 1 TB dengan SSD 256 GB agar laptop berjalan lebih kencang. Apakah saya merasa kehilangan dengan besarnya kapasitas penyimpanan yang telah hilang itu? Faktanya, saya bahkan belum mengakses kembali hard disk lama saya. Kebanyakan isinya berupa film, lagu, dan serial tv yang tidak akan saya tonton lagi karena sudah ada penyedia streaming resmi. Begitu pun dengan file simpel lainnya. Semua pindaian dokumen resmi saya sudah ada di dropbox atau Google Docs. File yang terkait pekerjaan saya juga sudah ada di surel ataupun aplikasi Telegram. Saya bisa mengakses file tersebut melalui "cloud" untuk dipindahkan ke SSD baru saya.
Sebagai pemain baru, sistem operasi Chrome tidak sepopuler 2 sistem operasi lainnya. Lantas, apa perbedaan laptop biasa dan Chromebook?
Perbedaan Chromebook dengan laptop lainnya
Keduanya relatif sama secara fisik. Perbedaan paling mendasar adalah sistem operasi. Kalau laptop biasa menggunakan Windows, Google Chrome menggunakan sistem operasi Google. Ruang penyimpanan laptop beragam dan cenderung besar, sementara Chromebook relatif kecil, yakni 16 GB dan 32 GB. Hal ini disebabkan aplikasi yang berjalan pada sistem operasi Chrome tidak membutuhkan terlalu banyak ruang. Pun, pada awal kemunculannya, sistem operasi Chrome menitikberatkan pada cloud computing meski pada akhirnya mereka mulai berdamai dengan memberi kapasitas internal lebih besar dan kemampuan menyimpan data serta penggunaan aplikasi secara offline.
Chromebook adalah pilihan tepat jika menginginkan laptop untuk mengekseskusi penggunaan dasar dengan harga murah. Sistem operasi Chrome cocok untuk berselancar, bermain game dan memutar multimedia. Selain itu, sistem operasi Chrome sangat aman dan sulit ditembus oleh virus karena hanya aplikasi legal yang didistribusikan di Google Play saja yang dapat diunduh.
Saya paling senang menggunakan Google Chrome saat berselancar. Kenapa? Selain paling kencang kinerjanya, Google memiliki fasilitas sinkronisasi luar biasa untuk hampir semua jenis data. Browser history, bookmark, informasi kredensial, pengaturan website, hingga aktivitas terakhir youtube bisa disinkorinisasi. Dengan demikian, mudah bagi saya untuk menggunakan Google Chrome di perangkat manapun mulai dari laptop suami hingga tablet dengan rasa menggunakan perangkat sendiri. Selain itu, tampilan Chrome yang minimalis dan simpel sangat menyenangkan dan tentunya sangat memudahkan pengguna awam.
Menjalankan laptop seperti menggunakan Google Chrome, bakal jadi pengalaman yang menyenangkan bukan?
Chromebook untuk Sekolah
Chromebook sudah diperkenalkan ke sekolah-sekolah di Amerika semenjak tahun 2013. Awalnya, penggunaan tablet sebagai sarana multimedia di sekolah lebih marak. Survei yang dilakukan oleh Kepala Teknologi Sekolah Lanjut New Caney Independent School di Texas dengan responden pada ketua kelas memperoleh hasil yang mengejutkan. Mereka ditanyakan perihal fitur apa yang paling mereka inginkan pada sebuah perangkat dalam peningkatan proses belajar. Sebagian besar responden menjawab bahwa mereka membutuhkan fitur keyboard. Hasil survei ini cukup mencengangkan karena bertentangan dengan perangkat edukasi yang biasa digunakan, yakni tablet yang tidak memiliki keyboard.
Chromebook ini dirasa sebagai perangkat dengan teknologi yang mengisi celah antara kepraktisan tablet dan kekompletan laptop. Para pendidik di Distrik Sekolah Charlott-Mecklenburg, North Carolina, melakukan evaluasi penggunaan laptop, tablet, dan Chromebook dengan melakukan pembobotan poin. Hasilnya, Chromebook yang menang. Chromebook dinilai paling efektif dalam membantu proses pembelajaran digital. Sekarang di Amerika, jumlah siswa terhadap ketersediaan chromebook sudah mencapai rasio 1:1.
Banyak sekolah yang ingin memakai Google Apps for Educatioin (GAFE). Sekolah dapat mengontrol aplikasi apa saja yang bisa digunakan oleh anak. Dengan demikian, saat anak menggunakan Chromebook tersebut di rumah, anak hanya bisa membuka aplikasi yang diizinkan oleh sekolah.
Kemendikbud juga sudah mulai melirik penggunaan Chromebook untuk sekolah. Direktorat Sekolah Menengah Pertama (DITSMP) dikabarkan sudah mulai memberikan prasarana berupa Chromebook ke sekolah berbagai daerah untuk menunjang pembelajaran jarak jauh.
Tidak hanya sekolah negeri, sekolah swasta seperti IPEKA Integrated Christian School juga sudah mulai menggunakan Chromebook untuk mewujudkan sistem pembelajaran Blended Learning sejak tahun 2017.
Penggunaan Chromebook tidak melulu harus dalam keadaan online. Saat dalam keadaan offline, pengguna dapat melakukan berbagai hal seperti mengakses media pembelajaran sekolah dan mengakses file pembelajaran melalui penyimpanan lokal (hardisk, flashdisk, Micro SD) dan jaringan lokal sekolah. Pengguna juga tetap bisa mengirim email yang nantinya tersimpan dahulu di kotak keluar untuk kemudian terkirimkan setelah terhubung dengan jaringan internet. Chromebook juga menyediakan kapasitas penyimpanan "cloud" gratis sebesar 15 GB yang dapat diupgrade sesuai kebutuhan dengan biaya tambahan terjangkau.
ASUS sebagai brand laptop dan komputer terkemuka tentunya juga sudah memiliki koleksi di lini Chromebook. Untuk segmen yang cocok untuk anak sekolahan, ASUS Indonesia menawarkan 2 seri Chromebook, yakni ASUS Chromebook C204 dan ASUS Chromebook C214. Keduanya dibanderol dengan harga 5 jutaan saja.
ASUS Chromebook C204 dan C214, si tangguh untuk pendidikan
ASUS memiliki 2 tipe Chromebook dengan target jenjang sekolah SD hingga SMA dengan rentang usia 7 - 12 tahun. Chromebook tersebut adalah tipe C204 yang memiliki slogan "Tangguh, ringkas, siap untuk sekolah" dan C214 dengan slogan "Lipat, jelajahi, belajar". ASUS mempertimbangkan penggunaan kedua jenis Chromebook ini sebagai sarana pembelajaran, pencarian informasi, dan kebutuhan hiburan. Alasan harga, keterandalan, kemudahan perbaikan, hingga kemampuan produktivitas menjadi landasan perancangan Chromebook C204 dan C214. Atas dasar inilah product value yang diusung adalah desain yang mudah digenggam, kemampuan baterai yang tahan lama hingga desain komponen modular.
Kedua laptop asus ini dijual di rentang harga 5 jutaan saja. Cukup murah mengingat durabilitas yang ditawarkan. Bingung menentukan mana diantara C204 dan C214 yang lebih cocok untuk anak atau sekolah anda?
Pada ASUS C214 tersedia juga pilihan bundling bersama stylus yang mempermudah pekerjaan dalam mencatat dan menggambar ilustrasi.
Mengapa ASUS Chromebook cocok untuk sekolah?
Per tahun 2019, 85% dari sekolah di Amerika telah menggunakan Chromebook dalam program pendidikannya. Kemendikbud pun sedang jor-joran melakukan pengadaan Chromebook untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh.
Lantas, mengapa penggunaan Chromebook sangat populer dan dinilai tepat untuk tujuan pendidikan di sekolah?
1. Harga yang terjangkau
Chromebook menjembatani sekolah dengan latar belakang siswa berpenghasilan besar dan rendah. Berbeda dengan laptop dengan sistem operasi Windows, sistem operasi Google lebih ringan sehingga tidak dibutuhkan spesifikasi perangkat keras yang yang berdampak pada harga yang murah. Untuk harga yang sama, Chromebook menawarkan fitur lebih banyak ketimbang laptop biasa. Selain itu, keamanan tinggi sistem operasi Google dari virus dan malware membuat biaya pemeliharaannya lebih murah. Ini sangat menguntungkan pihak sekolah dan siswa. Baik ASUS Chromebook C204 dan C214 dibanderol dengan harga hanya 5 jutaan saja!
2. Super kencang
ASUS Chromebook C204 dan C214 "hanya" menggunakan Intel Celeron. Oke, saya tahu. Sebagian orang pasti skeptis mendengarnya. Berdasarkan pengalaman saya menggunakannya di laptop biasa kategori entry level murah, performa laptop yang menggunakan prosesor ini relatif akan lamban saat sudah satu atau dua tahun pemakaian.
Tetapi ini tidak berlaku untuk Chromebook. Transisinya sangat halus. Bahkan saat bermain PUBG masih optimal dengan pengaturan grafis: smooth dan frame rate: high. Bayangkan, harga 5 jutaan sudah bisa dapat laptop kencang.
Karena sistem operasinya yang tidak memakan daya yang besar, Intel Celeron justru bekerja dengan sangat baik pada ASUS Chromebook C204 dan C214. Tidak lamban sama sekali, malah berasa menggunakan laptop harga belasan juta.
3. Berat yang ringan
Sistem operasi yang simpel membuat Chromebook tidak membutuhkan perangkat keras yang banyak sehingga beratnya pun menjadi ringan. Untuk Asus Chromebook C204 dan C214 hanya memiliki berat 1,2 kg, cocok untuk anak sekolahan tanpa harus membebani punggung mereka secara berlebihan.
4. Kokoh dan tahan banting
Percaya kah anda bahwa laptop dengan harga 5 jutaan bisa memiliki fisik standar kelas militer?
Baik ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah dibekali fisik standar kelas militer. ASUS Chromebook tahan terhadap benturan dan tumpahan yang sangat mungkin terjadi dilakukan oleh anak. Kedua jenis Chromebook ini jauh melampaui standar daya tahan MIL-STD 810G kelas militer yang juga sudah diuji untuk lolos tes ketat ASUS. Tidak perlu khawatir jika Chromebook anak jatuh dari ketinggian 120 cm dalam keadaan menyala atau tertumpuk barang-barang lain saat berada di dalam tas karena sudah teruji mampu menahan beban sampai dengan 30 kg!
ASUS Chromebook C204 dan C214 dikemas dengan fitur pintar seperti bumper karet, keyboard yang tahan tumpahan air, mudah digenggam, keyboard anti copot, dan material anti gores. Keempat ujung eksterior sudah dilindungi oleh karet yang kuat untuk mengurangi dampak fisik pada komponen dalam yang terjadi saat terjatuh.
Air adalah musuh utama peralatan elektronik. Ucapkan selamat tinggal untuk permasalahan ini pada ASUS Chromebook. Chromebook C204 dan C214 mampu menghadapi anak-anak yang secara tidak sengaja menyenggol gelas sehingga air tumpah mengenai keyboard. Fitur keyboard anti-airnya dapat menahan cairan sebanyak 66 cc. Tinggal tiriskan air, bersihkan dan tunggu kering semua cairan, maka Chromebook dapat digunakan kembali.
Tangan yang kecil membuat genggaman terhadap laptop tidak sekuat orang dewasa. Karet di setiap pojokan memperbesar gaya gesek sehingga genggaman tangan terhadap laptop menjadi lebih erat dan mengurangi resiko terjatuh secara tidak sengaja.
Jarak antara tepian tuts dan badan keyboard juga sudah dirancang sedemikian rupa sehingga meminimalisir resiko tuts keyboard terlepas dari gerakan iseng jari anak. Tekstur eksterior ASUS Chromebook C204 dan C214 bertekstur 3D dengan bintik-bintik halus mengurangi kekhawatiran goresan pada badan Chromebook dan ketempelan sidik jari dimana-mana.
ASUS Chromebook C204 dan C214 memperkuat bagian-bagian rentan pada laptop seperti koneksi engsel, keempat ujung dan bawah perangkat, serta memiliki struktur baja internal yang kuat. Bagian keyboard dipasangkan pada pelat baja ringan yang dapat menahan tekanan fisik agar perangkat keras di dalamnya tidak rusak.
5. Baterai tahan lama
Apa browser favoritmu? Kalau saya adalah Google Chrome, bahkan saya menulis tulisan ini melalui Google Chrome. Menurut saya, Google Chrome adalah browser paling cepat. Begitu pula yang dapat kamu rasakan jika menggunakan Chromebook. Penggunaan Chromebook layaknya sedang menjalankan Google Chrome. Karena penggunaan sumber perangkat kerasnya hemat dan tidak perlu spek tinggi, penggunaan baterainya juga jadi jauh lebih efisien. ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah ditenagai dengan baterai 3-Cell 50 WH yang mampu bertahan hingga 11 jam! Cocok untuk anak sekolahan bahkan yang sekolah dengan metode full-day school. Datang dengan baterai berkapasitas penuh, tidak usah lagi repot mencari colokan untuk mengecas Chromebook mereka.
6. Keamanan nomor satu
Chromebook dan jaminan keamanan ujian sekolah
Bukan isu baru kalau setiap mendekati masa ujian, mulai dari ujian sekolah hingga ujian nasional pasti cloud yang dimanajemeni oleh Google?
Ada beberapa penyebab kenapa soal ujian dapat bocor menjelang diselenggarakannya ujian:
- Komputer si pembuat soal diretas
- Soal yang sudah dicetak dicuri atau hilang
- "Orang dalam" yang membocorkan
Pada Maret tahun 2018, Ombudsman menyatakan terjadi kebocoran soal ujian USBN di DKI Jakarta, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Kebocoran tersebut disinyalir berasal dari tempat kursus maupun sekolah sendiri. Hal ini juga terjadi di Kota Bandung. Menurut Kabid Humas Polda Jakbar AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko, diduga penyebaran tersebut melalui Whatsapp Grup. Iwan Hermawan yang merupakan Ketua FAGI Kota Bandung mensinyalir ada dua kemungkinan kebocoran: oknum internal yang membocorkan dan penyadapan komputer oleh pihak luar.
Lantas, bagaimanakah pendistribusian soal USBN?
Pendistribusian soal berupa file di dalam flashdisk yang berisi kisi-kisi indikator soal, kartu soal, kunci jawaban, dan password untuk membuka file setiap mata pelajaran. Kebocoran ini mendorong agar dilakukan ujian berbasis komputer untuk pelaksanaan USBN berikutnya.
Peretasan komputer meliputi peretasan lokal dan peretasan cloud. Peretasan lokal berupa adanya pihak yang beruusaha mengakses soal yang disimpan di dalam hard disk lokal komputer. Peretasan cloud berupa usaha menembus informasi kredensial seperti kata sandi untuk memasuki akses penyimpanan lokal melalui internet.
ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah dibekali dengan chip perangkat keras H1 yang berfungsi menyimpan informasi sensitif seperti kata sandi dan kunci enkripsi secara aman. Chip H1 dapat digunakan untuk memproses operasi kriptografi pada fitur built-in security key.
Keamanan informasi berupa perlindungan informasi dalam bentuk apapun. Contoh asetnya berupa dokumen tercetak, informasi digital, hingga hak milik intelektual. Pada kasus USBN 2018, perlindungan terhadap informasi soal sangat lemah, sehingga dokumen soal yang sudah tercetak bahkan soft file soal bocor. Untuk keamanan siber, asetnya berupa informasi yang diproses, disimpan dan ditransfer melalui sistem dan jaringan komputer. Saat penyelenggaraan ujian sekolah dan nasional sudah berbasis komputer, perlu diperhatikan keamanan sibernya karena soal ujian tersimpan dalam cloud. Melalui penggunaan ASUS Chromebook yang sudah menggunakan sistem operasi Google, peretasan terhadap cloud sangat sulit ditembus. Pun, strategi melalui malware dan virus yang disusupkan juga relatif mustahil mengingat aplikasi yang dapat kita instal di chromebook hanya aplikasi yang sudah diverifikasi. Sistem Google for Education (GAFE) juga memungkinkan pengontrolan terpusat mengenai aplikasi yang dapat diakses dan digunakan.
Menurut Budi Sulistyo pada salah satu webinar mengenai keamanan data yang diselenggarakan oleh ASUS Indonesia dan Ibu-Ibu Doyan Nulis, penyerangan informasi digital bisa dengan sengaja atau tidak sengaja. Penyerangan dengan sengaja berupa penyerangan menggunakan virus, phising, dan malware serta pemaksaan terhadap korban untuk menyerahkan data. Kejadian yang tidak sengaja berupa kegagalan fungsi, kerusakan fisik perangkat, hingga perangkat yang hilang. Dengan menggunakan ASUS Chromebook, penyerangan dengan sengaja dapat di minimalisir. Begitu pula dengan penyerangan tidak sengaja karena meski perangkat hilang atau rusak, data penting masih bisa diakses karena tersimpan pada cloud.
Aspek-aspek keamanan data meliputi Confidentiality (Kemanan), Integrity (Integritas), dan Availability (Ketersediaan) atau bisa disingkat menjadi CIA. Keamanan data meliputi data, objek, dan sumber yang dilindungi dari akses yang tidak dikenal. Integritas data meliputi data yang dilindungi dari perubahan yang tidak disetujui untuk memastikan data tersebut dapat diandalkan, akurat, dan konsisten. Ketersediaan berupa pengguna yang sudah terdaftar memiliki akses kepada sistem dan sumber-sumber yang dibutuhkan, data tidak hilang dan aksesnya selalu bisa. Dalam memanajemeni sistem ujian sekolah dan nasional, pemerintah dan sekolah sendiri wajib memperhatikan aspek-aspek ini.
Internet juga merupakan salah satu gerbang pertama dari serangan virus maupun malware. Salah satu tindakan kita yang beresiko yang rentan terhadap keselamatan data adalah penggunaan wifi umum dan membuka website yang tidak terpercaya. Semua aplikasi yang bisa diinstal di Chromebook hanya aplikasi yang tersedia dari Google Play, layaknya gawai android lainnya. Dengan demikian, semua aplikasi yang diinstal hanya aplikasi yang sudah terverifikasi dan tersaring dari sangkutan virus dan malware.
Pengguna Chromebook juga tidak usah dipusingkan dengan kerepotan harus terus mengupdate program aplikasi dan anti virusnya. Sistem operasi Google memungkinkan semua program yang terinstal sudah terbaharui secara otomatis saat terkoneksi pada internet, termasuk security dan anti-virusnya.
Tidak hanya itu, baik ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah dilengkapi dengan slot Kensington yang dapat melindungi perangkat saat melakukan transfer data melalui USB.
Dengan demikian, kemungkinan bocornya soal ujian sekolah dapat diminimalisir dengan cara mencegah poin pertama penyebab kebocoran terjadi. Sisanya, tinggal mengantisipasi terjadinya human error agar tidak terjadi pencurian soal fisik dan permasalahan mental kejujuran "orang dalam".
Tidak hanya bagi pemangku petinggi sekolah, ASUS Chromebook ini juga cocok buat siswa sekolah karena sangat simpel tanpa harus pusing memiliki perangkat laptop yang tergerogoti virus sehingga mengganggu produktivitas.
7. Layar Sentuh
Baik ASUS Chromebook C204 dan C214 memiliki layar sentuh berukuran 11,6 inci yang sudah menggunakan teknologi multitouch 10 titik sehingga menambah pengalaman interaksi layar. Fitur layar sentuh ini dapat menambah pengalaman interaktif belajar dan bermain game di waktu luang. Tidak usah khawatir kesulitan melihat layar saat perangkat dibawa ke luar ruangan. ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah memiliki fitur anti-silau yang dapat memastikan pengurangan pantulan di setiap sudut layar sehingga dapat mengurangi kualitas gambar.
Layar sentuh menggunakan Corning Gorilla Glass yang tangguh dengan teknologi Native Damage Resistance yang menahan kerusakan dan membantu mencegah goresan pada layar. Selain itu, Corning Gorilla Glass memiliki 10 kali tahanan terhadap soda kapur.
8. Fleksibel dengan Layar Engsel 180 Derajat dan 360 Derajat
Dengan harga 5 jutaan saja, kita bisa mendapatkan laptop dengan engsel 180 derajat (ASUS Chromebook C204) dan 360 derajat (ASUS Chromebook C214) yang bisa dibuka penuh. Fitur ini memudahkan siswa berbagi layar, berdiskusi, dan berkolaborasi yang memudahkan komunikasi karena memperbesar sudut jangkauan penglihatan untuk orang banyak. ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah memiliki view angle yang sangat bagus sehingga menjaga kualitas gambar dari berbagai sudut pengihatan.
Ada 5 mode yang bisa dilakukan:
- Mode laptop untuk mengerjakan tugas, bekerja, dan bermain
- Mode datar untuk berbagi layar
- Mode berdiri untuk membaca artikel dan menandai dokumen
- Mode tenda untuk berbagi layar
- Mode tablet untuk mencatat dan beraktifitas menggunakan stylus
Adapun mode 3, 4, dan 5 khusus untuk seri ASUS Chromebook Flip C214.
9. Dilengkapi dengan stylus
Tersedia stylus khusus ASUS C214 secara opsional. Kehadiran stylus ini menambah kepresisian untuk mempermudah dalam menggambar, mencatat, bahkan menandai dokumen. Takut kehilangan stylus? Jangan khawatir, tersedia slot menyimpan stylus pada Chromebook sehingga meminimalisir resiko kehilangan.
10. Memperkaya pengalaman proses pembelajaran
Dengan menggunakan Chromebook, sekolah dapat membeli lisensi Chrome Education yang dapat memberikan kemampuan pengelolaan sederhana sejumlah perangkat milik sekolah seperti menginstal dan memblokir aplikasi serta diawasi langsung oleh Google. Chromebook juga memiliki fitur Google Classroom yang mulai banyak digunakan sejumlah sekolah di Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini. Fitur tersebut dapat memberikan kemudahan untuk para guru kemampuan untuk membuat kelas, membagikan bahan ajar dan tugas, mengajar, mendistribusikan tugas, menerima kiriman tugas murid, memeriksa tugas murid, mengirim penilaian, hingga memantau status pembelajaran.
Sistem operasi Chrome juga menyediakan berbagai aplikasi dasar bawaan yang mendukung pembelajaran seperti Google Docs untuk menulis tugas, Google Slides untuk membuat bahan presentasi, Google Hangout untuk diskusi, dan Google Drive untuk menyimpan data lainnya. Selain itu, sistem Cloud merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh Chromebook sehingga semua pekerjaan bisa diakses dalam keadaan terupdate dari perangkat manapun dan kapanpun asal ada koneksi internet. Sistem Cloud ini juga mempermudah membagi dan mengumpulkan tugas sehingga guru mudah mengawasi.
Dual Kamera, mendukung Augmented Reality
Asus Chromebook C214 dilengkapi oleh dua kamera: satu webcam normal yang terletak di atas layar dan satu kamera khusus terletak di sudut bawah area keyboard. Perangkat ini memungkinkan kita melipat laptop secara penuh sehingga berbentuk seperti tablet dengan posisi kamera kedua berada di belakang layar. Siswa dapat mengambil foto dan video dalam mode tablet sehingga menambah pengalaman belajar lebih menarik seperti pembelajaran dengan menggunakan
augmented reality. Selain itu, pengguna dapat menggunakan kamera belakang pada saat melihat layar pada mode tablet.
11. Mudah dalam penggantian part
Apa yang kamu rasakan jika laptopmu bermasalah? Pasti panik dan kemungkinan kecil bisa kita perbaiki sendiri karena keterbatasan pengetahuan mengenai bagian-bagian dari laptop dan bagaimana cara memperbaikinya. Pun, saat memasukkan laptop ke tempat servis, dibutuhkan waktu yang cukup lama hingga kita menerima laptop yang sudah direparasi dengan baik. Bisa dibayangkan jika dalam satu kelas berisi 25 anak ditemukan 3 laptop yang bermasalah? Sudah pasti kegiatan belajar-mengajar akan pincang dan menjadi terhambat.
Namun ini tidak berlaku bagi ASUS Chromebook. ASUS Chromebook C204 dan C214 sudah memiliki konstruksi modular yang memungkinkan konstruksi utama seperti keyboard, baterai, modul termal, dan motherboard diganti dalam hitungan menit hanya dengan menggunakan alat sederhana. Hal ini dapat dikerjakan sendiri oleh administrator TI sehingga sangat mengurangi downtime servis. Perangkat yang bermasalah pun dapat cepat dikirim kembali ke tangan siswa.
Masih ragu menggunakan Chromebook?
Banyak yang ragu menggunakan Chromebook karena merasa kemampuan sistem operasi Google memiliki banyak keterbatasan. Padahal, layaknya gawai android, hampir semua aplikasi yang anda gunakan di gawai android bisa diunduh dan digunakan di Chromebookmu. Selain itu, banyak yang tidak berani mencoba hal baru hanya karena belum terbiasa dengannya. Banyak yang tidak berani mencoba sistem operasi Chrome karena belum berani keluar dari pakem kebiasaan.
Selain dilapisi sistem operasi Google, ASUS Chromebook juga dilapisi sistem operasi Linux sehingga pengguna juga dapat menggunakan aplikasi keluaran Linux ataupun mengkustomisasi pengalaman sistem operasi melalui Linux.
Berikut jawaban dari anggapan keterbatasan kemampuan Chromebook!
- Penggunaan Offline. Jangan gentar dengan cap Chromebook hanya bisa digunakan saat terhubung dengan internet. Sistem operasi Chrome juga menyediakan fitur penggunaan offline bagi beberapa aplikasinya seperti Gmail, Google Calendar dan Google Docs. Video yang sudah diunduh juga bisa disimpat di penyimpanan lokal Chromebook dan bisa diputar sewaktu-waktu. Daftar aplikasi yang bisa digunakan saat mode offline bisa dilihat disini.
- Penggunaan penyimpanan lokal. Meski hanya disematkan penyimpanan lokal yang relatif kecil, kita tetap bisa menghubungkan USB, hard drives eksternal, SD Card, dan berbagai jenis perangkat penyimpanan.
- Jenis file dan perangkat eksternal yang bisa dibaca dan dikoneksikan pada Chromebook dapat dibaca disini daftar lengkapnya.
- Aplikasi. Merasa hanya dapat menggunakan aplikasi terbatas pada Chromebook? Bisa cek disini daftar lengkapnya. Kita tetap dapat menyunting foto dan video, mendesain, hingga melukis mengunakan berbagai aplikasi terkenal karena sudah didukung sistem operasi Google. Bahkan, kita tetap bisa menggunakan Microsoft Office loh!
- Bermain Game. Meski kita tidak dapat bermain games PC, kita tetap dapat bermain game terkenal lainnya yang telah tersedia di Google Play seperti Mobile Legend.
Masih ragu menggunakan Chromebook?
|
Spesifikasi ASUS Chromebook C204 |
|
Spesifikasi ASUS Chromebook C214 |