Tampilkan postingan dengan label edukasi. Tampilkan semua postingan

Serba-Serbi Disabilitas dalam Pemilu 2024

1 komentar
Bagaimana peran disabilitas dalam Pemilu 2024 yang akan datang?

disabilitas dalam pemilu

Pemilu 2024 sudah di depan mata, tepatnya diadakan tanggal 14 Februari 2024 nanti. Saya yang sudah berusia berkepala tiga ini bakal mengikuti ajang perhelatan demokrasi untuk keempat kalinya. Di bayangan saya, prosesi pemilu di hari-h berupa verifikasi data pemilu, pencoblosan, pemasukan suara ke kotak suara, dan cap jari biru.

Suatu hari saya random terpikirkan, bagaimana para teman disabilitas melangsungkan pemilunya? Bagaimana mereka mendapat edukasi para calon pemimpin rakyat? Bagaimana cara melakukan pencoblosan saat hari H Pemilu? Contoh nih, bagi teman tunanetra, apakah mereka didampingi atau mereka diberikan surat suara khusus yang dicetak dengan huruf Braille

Beruntung, akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu terjawab sudah. Penasaran dengan jawabannya?

Pemilu untuk Semua

disabilitas dalam pemilu

Setelah melihat postingan di sosial media, saya memutuskan untuk ikut menonton (lebih tepatnya mendengarkan) Youtube Radio KBR karena topiknya tentang Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024 yang dipandu oleh Rizal Wijaya, Kata Remaja sangat ditekankan. Remaja, dalam Bahasa Inggris berarti Teenager, atau manusia dengan usia belasan tahun. Remaja yang bisa ikutan Pemilu, artinya remaja dengan usia memiliki KTP, yakni usia 17, 18, dan 19 tahun. Kata “remaja” patut digarisbawahi karena berarti mereka akan melakukan Pemilu untuk pertama kalinya.

Sesi wawancara yang dilangsungkan live pada Selasa, 28 November 2023 ini mengundang Kenichi Satria Kaffah, seorang remaja 18 tahun penyandang netra total. Sebelum menginjak kelas 7, Kenichi masih memiliki sedikit penglihatannya sehingga terkategori netra sebagian. Kondisi disabilitas tidak menyurutkan semangat Ken dalam mengejar mimpi-mimpinya. Buktinya, ia aktif berkuliah di 2 kampus: UIN Jakarta dan Universitas Terbuka serta merupakan aktivis disabilitas.

“Kenapa sebagai anak muda harus ikut memilih, karena masa depan kita, kita lah yang memilih” Tegas Ken.

Ada lebih dari 400.000 atau 52% pemilih pemilu pemula. Kita harus memaksimalkan potensi ini untuk menuju Potensi emas. Itu bukanlah langkah yang instan, harus dibina dari sekarang.

Kemudian, bagaimana panwaslu memfasilitasi para pemilih disabilitas agar tetap memiliki hak yang sama seperti pemilih non-disabilitas lainnya? Salah satu yang berkelebat di benak saya, disabilitas kan banyak macamnya. Artinya panwaslu harus memfasilitasi sekian banyak jenis untuk jumlah partisipan yang tidak semasif itu.

Radio KBR mengundang Noviati, S.IP yang merupakan anggotan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) dan Tim Panwaslu kec. Sidoharjo, kab. Wonogiri, Jawa Tengah.

Tujuan pemilu adalah menyampaikan aspirasi warga negara memilih pemimpin yang akan mewakili mereka di pemerintahan, tidak terkecuali pemilih dengan disabilitas. Noviati menjelaskan bahwa ada payung hukum dimana disabilitas bisa berpartisipasi dalam Pemilu. Semua itu tertera di UU No. 8/2016 Pasal 13 tentang hak pemilu bagi penyandang disabilitas.

Bersinergi bersama para penyandang disabilitas bukanlah hal yang baru bagi PPRBM Solo. Sejak 1978, PPRBM Solo sudah sering mengadvokasi dan memperjuangkan kelompok-kelompok yang termarjinalkan, termasuk penyandang disabilitas.

Bersinergi dengan NLR Indonesia dari 2012, PPRBM Solo melakukan pendampingan difabel dan OYPMK untuk pemenuhan hidup di berbagai kota seperti Tegal dan Brebes. Melalui program PADI, mereka memperjuangkan hak anak disabilitas dan kusta. Anggota PPRBM tentunya juga ada yang disabilitas dan aktif berkegiatan di lembaga.

Salah satu tugas panwaslu adalah meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu, termasuk agar para disabilitas yang memenuhi syarat mendapatkan hak pemilunya. Semua disabilitas diusahakan sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sayang sekali, kenyataanya malah para disabilitas banyak yang salah terdaftar, bahkan tidak diizinkan oleh keluarganya untuk mengikuti pemilu.

Efeknya ada di pemungutan suara karena saat data tersedia komprehensif sehingga berpengaruh dalam spesifikasi pembuatan TPS. Misal di TPS tersebut ada difabel netra, berarti harus ada template surat suara. Jika ada difabel menggunakan kursi roda, berarti tidak boleh ada undakan di TPS dan lorongnya juga tidak boleh sempit. Peran Panwaslu adalah menjembatani agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Mari Bantu agar Disabilitas mendapatkan hak pemilu

Panwaslu sudah menyediakan posko-posko pengaduan masyarakat, termasuk pengaduan lokasi TPS yang tidak ramah para difabel yang sudah terdata. Lokasi TPS tidak siap dalam satu malam, tapi bisa 1 bulan sebelum pemilu dilaksanakan. Jadi, masyarakat sudah bisa memantau dan mengkonfirmasi apabila TPS tidak ramah difabel.

Novianti menyatakan bahwa masyarakat banyak yang tidak sadar soal kebutuhan mengikuti pemilu bagi para disabilitas. Masyarakat bisa cek DPT online dan silapor. DPT online untuk memastikan keikutsertaan pemilu dan silapor untuk melaporkan apabila ada DPT yang tidak sesuai atau bahkan apabila ada pelanggaran.

Oleh karena itu, inilah salah satu alasan kenapa saya menulis blog ini, untuk membantu edukasi ke berbagai masyarakat. Jangan sampai rekan disabilitas menjadi pihak termarjinalkan yang hanya menjadi objek eksploitasi. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?

Serunya Jalan-Jalan ke Planet Saturnus Bersama Paddle Pop

Tidak ada komentar
Tidak terasa, Hasan sudah lulus TK!

Entah kenapa, saya merasa sedikit campur aduk. Terkenang-kenang masa awal Hasan yang seorang bocah pemalu dan bagaimana saya benar-benar membimbingnya mulai dari menemani sepanjang ia bersekolah, menemani setengah jam pertama saja, hingga akhirnya ia mampu hanya antar-jemput saja.

Hasan pun selesai wisuda. Apa rencana Hasan berikutnya? Selepas lulus TK formal, Hasan setahun tidak melanjutkan jenjang pendidikan formal dahulu, alias ia menunggu dulu setahun sebelum masuk SD. Keputusan ini diambil mengingat usia Hasan belum genap 6 tahun per 1 Juli.

Pas sekali, Paddle Pop mengadakan acara virtual seru loh untuk mengisi liburan sekolah. Nah, judul acara Paddle Pop ini adalah Liburan ke Planet Mochi. Loh bagaimana nih maksudnya liburan ke Planet Mochi?
Yuk Simak keseruannya!

jalan-jalan-paddle-pop


Liburan ke Planet Mochi bersama Paddle Pop

Melanjutkan kesuksesan Seaventure Paddle Pop, kini Paddle Pop bikin liburan seru lagi loh. Selama 4 minggu berturut-turut, anak-anak akan dimanjakan oleh program edukatif dari Paddle Pop. Jadi dari kapan aja sih ini acara Liburan ke Planet Mochi?

Ada 4 hari Liburan ke Planet Mochi bersama Paddle Pop yang jadwalnya bisa dipilih:
  • Jumat, 25 Juni: Liburan ke Planet Mochi bareng Mona Ratuliu & Wonder Fest
  • Sabtu, 3 Juli: Main ke Planet Saturnus bareng Enno Lerian & Rumah Dandelion
  • Sabtu, 10 Juli: Main ke Planet Uranus bareng Nana Mirdad & Mungilmu
  • Sabtu, 17 Juli: Main ke Planet Jupiter bareng Melki Bajaj & Buumi Playscape
Kebetulan sekali, Hasan belakangan ini sedang sangat menggandrungi Tata Surya. Bermacam acara edutainment seputar Tata Surya seperti Storybots sudah khatam ditonton olehnya berkali-kali.

“Hasan mau ga ikut acara Paddle Pop main ke Planet Saturnus?”
“Mau!” Sambut Hasan hangat tanpa berpikir dua kali. Kebetulan, kami punya waktu luang untuk ikut acara Main ke Planet Saturnus bareng Enno Lerian & Rumah Dandelion.

 

Pendaftaran Liburan ke Planet Mochi

Sebelum mengikuti acara, orang tua harus mendaftarkan dulu melalui nomor WhatsApp Paddle Pop yang tertera link bio Instagram Paddle Pop. Setelah mengikuti tahapan, calon peserta akan mendapatkan link Google Drive yang berisi panduan mengikuti acara beserta link zoom di hari-H. Sejujurnya saya sempat mengalami kebingungan saat mengikuti langkah pendaftaran. Sebagai contoh, saat registrasi harus memasukkan data tanggal lahir. Awalnya saya bingung karena begitu memasukkan data tanggal lahir anak saya malah tidak bisa. Ternyata harus memasukkan data tanggal lahir orang tua si anak! Agak aneh sih, tapi Alhamdulillah akhirnya sukses juga tahap pendaftaran. Yey!

Persiapan ke perjalanan ke Saturnus

Ternyata sebelum mengikuti perjalanan ke Saturnus, ada barang-barang yang harus disiapkan loh karena selain jalan-jalan ke Saturnus, anak-anak akan dilibatkan untuk membuat prakarya. Apa prakaryanya?

Membuat DIY Cardboard TV!

Wah seru kan! Ini alat yang harus disiapkan:
  • Download Worksheet di https://bit.ly/PaddlePopMochi
  • 2 buah kardus sepatu/kardus sereal
  • 2 lembar kertas A4
  • Roll tissue/karton yang digulung
  • Alat pewarna (pensil warna/spidol/krayon)
  • Karet gelang
  • Alat perekat (tape/double tape/lem)
Selain itu, kita juga harus menyiapkan bahan untuk kegiatan berikutnya: Sweet Mochi! Jadi peserta juga jangan lupa mempersiapkan bahan di bawah ini:
  • Paddle Pop Mochi Chocolate Vanilla
  • Icing/glaze/selai/cokelat leleh
  • Piping bag
  • Sprinkle/meses
Seru kan aktivitasnya! Jadi selain melakukan perjalanan ke planet Saturnus, akan ada kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus, meningkatkan kreativitas, imajinasi, keberanian dan kepercayaan diri anak, meningkatkan fokus dan kesabaran anak, serta melatih kesabaran anak.

Hari-H

jalan-jalan-paddle-pop
Pada hari Sabtu, 3 Juli, saya dan Hasan sudah bersiap-siap di depan komputer untuk mengikuti rangkaian acara. Pada awalnya, cukup sulit untuk masuk ke link Zoom. Banyak yang harus berkali-kali berusaha sampai bisa masuk ke link Zoom karena penuh. Meski begitu, semua acara Jalan-Jalan bersama Paddle Pop ini secara paralel juga streaming melalui Youtube meski tentunya jika via Youtube, akan kehilangan sesi interaktif dibandingkan jika masuk menggunakan Zoom. Alhamdulillah, kami dapat masuk ke Zoom tanpa masalah berarti.

Acara dimulai dengan pemanasan. Anak-anak diajak untuk rileks dengan cara menyanyi dan berjoget bersama. Setelah anak-anak merasa “terajak”, ada kakak fasilitator yang mengajak anak-anak seolah-olah sedang mengendarai roket yang terbang melaju menuju planet Saturnus. Sampai juga akhirnya di Planet Saturnus!

Kakak fasilitator pun mengajak anak-anak untuk berdialog secara interaktif mengenai tata surya, terutama tentang planet Saturnus. Sebagai contoh, ada berapa satelitnya, apa saja nama satelitnya, serta terdiri dari material apa sajakah. Tentu Hasan yang sangat tertarik terhadap planet banyak sudah mengetahuinya. Meski begitu, tetap banyak informasi yang Hasan belum ketahui sebenarnya. Ia pun sangat senang mendapat pengetahuan baru.

Sayang sekali, untuk acara prakarya berikutnya seperti DIY Cardboard dan Sweet Mochi tidak bisa kami ikuti karena kebetulan Hasan ada acara lain. Yah sayang sekali ya. Meski begitu, Hasan tetap menonton kelanjutan acara di hari berikutnya melalui Youtube Paddle Pop.

Bagaimana? Seru bukan liburan bersama Paddle Pop?

Jangan lewatkan acara seru bareng Paddle Pop berikutnya. Mulai dari Seaventure, Jalan-jalan ke Planet Mochi, tidak ada yang tidak memuaskan. Anak senang, ibu juga bahagia!

Angin Darat dan Angin Laut, Bukan Sekedar Perbedaan Temperatur dan Tekanan

Tidak ada komentar
Pelajaran mengenai angin darat dan angin laut merupakan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang paling dasar dan diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Dijelaskan bahwa angin darat dan angin laut adalah angin yang terjadi akibat perbedaan temperatur dan tekanan saja. Yakni, temperatur rendah ke tinggi serta tekanan tinggi ke rendah. Sayangnya, konsep ini hanyalah seperti serpihan puzzle dari sebuah gambar utuh. Konsep-konsep yang tercecer ini menghilangkan sisi satu kesatuan logikanya.

Seiring bertambahnya usia, meningkatnya pendidikan apalagi bagi yang mengambil jurusan sains dan teknik, saya rasa perlu mengetahui bagaimana konsep sebenarnya dari angin darat dan angin laut. Saya sendiri baru sadar akan konsep ini ketika mengambil kuliah Pemodelan Pencemaran Udara di jenjang S2.