Bingung Menjelang Anak Puber? Simak 7 Tips Sukses Bicara Menstruasi kepada Anak Ini!

25 komentar
Tahukah kamu kalau 1 dari 2 anak perempuan tidak mengetahui bahwa menstruasi adalah tanda fisik bahwa perempuan bisa hamil? (UNICEF, 2019)
Lebih parahnya lagi, menurut sebuah laporan UNICEF pada tahun 2015, 1 dari 6 anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih pada saat menstruasi. Alasannya? Takut dirundung oleh temannya jikalau darah menstruasi bisa sampai tembus di rok seragam. Biasanya di hari pertama yang lagi deras-derasnya.
bicara menstruasi

Saya jadi ingat pengalaman saya 20 tahun lalu. Waktu itu saya masih duduk di kelas 6 SD. Teman-teman saya termasuk saya banyak yang mengalami menstruasi pertama pada umur ini. 

"Wah, parah!. Ada yang bocor di kelas!" Ujar salah seorang anak laki tetangga kelas saya.

"Bocor apaan sih? Emang ada apa?" Tanya saya bingung.

 Saya pun mencoba mengintip ke kelas tetangga itu. Terlihat bercak darah merah di rok bagian belakangnya. "HAH, apaan itu?"

"Si X ternyata "bocor", darah menstruasinya tembus." Ujar salah seorang teman.

Ternyata secara tidak langsung, si anak yang "bocor" itu dibuli oleh teman-temannya. Dan lebih parahnya lagi ia dirundung oleh teman laki-lakinya!

Akar dari perundungan tersebut adalah ketidakpahaman perihal tanda-tanda pubertas oleh anak laki-laki tersebut. Agar hal-hal seperti ini tidak terjadi, ternyata memberikan edukasi pubertas wanita juga perlu kepada anak laki-laki.

Berbicara menstruasi, ternyata edukasi pubertas termasuk soal menstruasi kepada anak perempuan termasuk sangat kurang. UNICEF mencatat bahwa 1 dari 4 anak Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi tentang menstruasi sebelum mereka mendapatkan menstruasi pertama. Edukasi kepada anak perempuan saja masih jarang, apalagi kepada anak laki-laki.


Bahkan saya pun tidak faham soal "bocor" itu disaat saya melihat kejadian perundungan itu.

Apa Itu Menstruasi?

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M. Epid, menstruasi merupakan proses biologis yang normal dialami setiap perempuan.

Menstruasi adalah kondisi normal yang terjadi pada seorang perempuan yang menandakan kesuburannya. Artinya, perempuan yang sudah mengalami menstruasi bisa hamil. Menstruasi ditandai dengan keluarnya 'darah' selama beberapa hari (3-7 hari) dari organ intim. Tiap periode bervariasi tiap perempuan, umumnya diantara 21 sampai 35 hari satu siklus.

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)

Lantas apakah itu Manajemen Kebersihan Menstruasi?

MKM adalah pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi. Perempuan harus paham bagaimana menjaga kebersihan mulai dari pemakaian pembalut hingga akses pembuangannya.  Faktanya, pengetahuan MKM ini sangat rendah bahkan bagi orang dewasa sekali pun. Apalagi bagi anak perempuan yang baru menstruasi. Data mencatat bahwa hanya 5 dari 10 anak perempuan faham apa yang harus dilakukannya pada saat menstruasi. Ini meliputi pengetahuan keharusan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut serta penggantian pembalut yang harus dilakukan tiap 4 jam sekali selama periode menstruasi. Bahkan, hanya 1 dari 3 anak perempuan yang hanya mengganti pembalut 2 hari sekali saja.


Menurut Anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH, pada saat menstruasi, keputihan, risiko infeksi meningkat karena bertambahnya jumlah bakteri buruk pada vagina karena turunnya tingkat keasaman vagina karena haid. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan daerah kewanitaan selalu dalam keadaan bersih. Area kewanitaan yang tidak bersih meningkatkan potensi bau tidak sedap dan gatal pada vagina.

Mungkinkah itu termasuk kamu?

Bahkan, perihal tentang kesehatan reproduksi ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 61 Tahun 2014 pasal 8 ayat  3, pasal 11, dan pasal 12. Artinya kesehatan reproduksi sudah menjadi hal penting bagi pemangku kebijaksanaan.

Kejadian perundungan di atas terjadi 20 tahun yang lalu. Lantas bagaimanakah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi?

7 tips bicara menstruasi kepada anak

bicara menstruasi
Banyak orang tua yang merasa bahwa pembicaraan soal kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu. Ternyata, rendahnya pengetahuan anak perempuan soal menstruasi tidak hanya terjadi di Indonesia. 40% anak perempuan di Pakistan tidak masuk sekolah akibat menstruasi karena takut dirundung bahkan merasa itu penyakit. Pengetahuan soal reproduksi di Nigeria cukup bagus, namun komunikasi reproduksi buruk.

Selain Tabu, rendahnya pengetahuan menstruasi di remaja perempuan juga disebabkan oleh ketidakmampuan Para ibu dalam menjelaskan soal menstruasi. Mereka bingung harus memulai darimana. Para remaja perempuan itu pun menjadi tidak yakin kepada ibunya. Muncul lah generasi remaja perempuan yang bingung soal kesehatan reproduksi. Hal ini amat disayangkan. Terjadi krisis kepercayaan antara remaja perempuan dan ibunya soal kesehatan reproduksi. Padahal, menurut data DITPSD pada tahun 2017, lebih dari 90% anak perempuan percaya kepada orangtua dan guru sebagai sumber informasi.


Lantas, bagaimanakah strategi sukses bicara tentang menstruasi kepada anak agar tidak muncul generasi remaja perempuan gagap pengetahuan menstruasi?

1. Ibu menjadi tumpuan harapan anak

Jangan sia-siakan kepercayaan anak terhadap ibunya. Sesungguhnya Ibu adalah sumber informasi perihal menstruasi yang diharapkan oleh anak perempuannya. Oleh karena itu, Ibu wajib membekali diri dengan pemahaman yang tepat serta mengetahui mana yang fakta dan mitos sehingga bisa bicara menstruasi kepada anak secara optimal.

2. Menganggap pembicaraan menstruasi tidak tabu

Hindari perasan tabu saat hendak bicara menstruasi kepada anak. Seorang anak perempuan seharusnya sudah mendapatkan pemahaman perihal menstruasi sejak ia belum mendapatkannya, bukan di waktu ia mendapatkannya pertama kali.

3. Lakukan berulang kali

Anak perempuan yang belum sampai kepada masa menstruasinya tentu tidak familiar dengan topik pembicaraan menstruasi. Topik menstruasi bisa dibicarakan sejak ada tanda-tanda awal pubertas atau sebelumnya. Tentu saja saat bicara menstruasi harus mengikuti pemahaman di usianya.

4. Bersikap positif

Topik pubertas bisa menjadi isu yang sensitif bagi remaja. Padahal, jika Ibu tidak bicara menstruasi kepada anak perempuan, akan muncul emosi negatif berupa takut dan cemas, ketidaksiapan menghadapi menstruasi, dan kesalahpahaman tentang menstruasi.

5. Banyak bertanya & berdiskusi

Di usia remaja dimana emosi sering tidak stabil, mereka akan merasa defensif apabila banyak diceramahi dan dinasihati. Diceramahi dan dinasihati boleh, namun ada trik-triknya agar remaja lebih terbuka dan mau mendengarkan kita, termasuk perkara menstruasi.

Ibu bisa membuka bicara menstruasi dengan membagi pengalaman pribadi secara positif. Ini membuat remaja perempuan lebih terbuka karena merasa Ibunya sepihak dengannya. Kemudian Ibu bisa banyak bertanya dan mendengarkan mereka agar frekuensi Ibu dan anak menjadi sama. Dengan ini, komunikasi antara Ibu dan anak soal menstruasi menjadi lebih enak dan positif.

Apabila Ibu tak siap menjawab pertanyaan, Ibu bisa jujur kepada anak bahwa Ibu butuh waktu mencari informasi terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan mereka. Pertanyaan seputar menstruasi bisa berupa:
  • Bagaimana menstruasi bisa terjadi?
  • Mengapa laki-laki tidak menstruasi?
  • Apa tanda-tanda menstruasi?
  • Berapa lama menstruasi?
  • Apa beda pembalut bersayap dengan yang tidak bersayap?
  • Apakah menstruasi dan keputihan itu sama?
  • Mengapa saat menstruasi badan lebih mudah capek dan kita mudah marah?
  • Kapan perempuan berhenti menstruasi?

6. Jelaskan secara konkrit

Ibu bisa menggunakan gambar anatomi untuk membantu memberikan pemahaman kepada anak perempuan. Bermain game Menstrual Maze juga cukup seru untuk menunjukkan proses ovulasi. Tunjukkan juga pembalut dan peragakan bagaimana cara menggunakannya. Bicara menstruasi pun menjadi lebih seru

7. Jelaskan juga kepada anak laki-laki

Ibu tidak ingin kan punya anak laki-laki yang membuli teman sekelasnya saat "bocor" karena mereka tidak faham?
Oleh karena itu, anak laki-laki juga perlu mendapatkan edukasi mengenai menstruasi meski bicara menstruasi kepada mereka tidak sedetil seperti menjelaskan kepada anak perempuan.

Betadine Feminine Care sebagai Pembersih Antiseptik

bicara menstruasi

Mundipharma Indonesia melalui Betadine Feminine Care melakukan kampanye edukatif #YangIdeal untuk mengajak perempuan Indonesia mengetahui dan mengerti cara yang ideal dan tepat menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim kewanitaan. Salah satunya dengan menggunakan pembersih khusus area kewanitaan.

Kenapa sih harus pembersih antiseptik?
Soalnya pembersih antiseptik memiliki pH rendah (asam) yang mirip dengan pH vagina. Jangan sampaip karena ketidak-tahuan, kita malah memakain sabun mandi. Bisa rusak nanti area kewanitaan kita. Ini gara-gara pH sabun mandi bersifat basa (tinggi). pH tinggi ketemu pH rendah maka menjadi?

Intinya jadi merusak suasana "asam" di vagina. Pada akhirnya malah menjadi tempat ideal bakteri tumbuh sehingga kita lebih rentan terkena infeksi melalui vagina.

Betadine adalah produk yang sudah dipercaya selama 50 tahun di seluruh dunia untuk mencegah dan mengobati infeksi. Betadine Feminine Care adalah varian baru dari Betadine yang merupakan rangkaian lengkap untuk mendukung kebersihan dan kesehatan area kewanitaan mulai dari sehari-hari, menstruasi, keputihan, hingga saat terjadi infeksi.

Produk Betadine ini gampang ditemu di minimarket maupun supermarket besar. Kamu juga dapat membelinya melalui marketplace seperti Shopee dan Tokopedia!

Dalam rangka menyambut hari Menstruasi sedunia pada tanggal 28 Mei silam, mari kita buka mata kita soal kesehatan menstruasi dan jadilah komunikator menstruasi kepada anak kita. Jangan sampai terjadinya kasus perundungan akibat menstruasi gara-gara kita juga.

25 komentar

  1. Ternyata laki-laki juga perlu diberikan edukasi terkait menstruasi, ya...

    BalasHapus
  2. Strategi sukses bicara tentang menstruasinya bisa saya coba kepada anak perempuan saya, nih

    BalasHapus
  3. Dulu waktu saya pertama haid, sama tuh kejadiannya sama kebanyakan anak perempuan. Bingung dan nggak tau harus ngomong ke siapa karena ortu bukan tipe yang terbuka bahas2 soal menstruasi..

    Alhamdulillah zaman sekarang pembicaraan ini udah nggak dianggap tabu lagi. Buktinya kita2 bebas menulis seputar menstruasi dan mengkampanyekan pentingnya pengetahuan juga pemahaman ttg menstruasi ya..

    BalasHapus
  4. Ibulah yang memang berperan penting dalam mengedukasikan tentang menstruasi kepada anak perempuannya jangan sampai bertanya kepada temannya atau lewat internet ya

    BalasHapus
  5. Anak laki laki yang masih mengejek anak perempuan haid brarti belum cukup edukasi pubertas nya ya kak.. hari gini kudu semua paham ya

    BalasHapus
  6. Perlunya edukasi pada anak laki-laki ya Mbak? Jadi keinget pengalaman bocor saya di sekolah he..he..semoga semua Bunda mulai mengedukasi anandanya.

    BalasHapus
  7. tips yang pas banget untuk bicara dengan anak perempuan maupun anak laki laki.

    BalasHapus
  8. Thank you informasinya mam... Aku juga ikutan webinarnya. Sangat mencerahkan dan bermanfaat ya. Jadi makin semangat untuk membagikan ilmu dan mengedukasi teman-teman agar lebih peduli pentingnya mengajarkan anak tentang apa itu menstruasi dan menjaga kebersihan saat menstruasi.

    BalasHapus
  9. Termasuk hal yang penting dibicarakan ya ternyata topik menstruasi ini, bahkan gak cuma sama anak perempuan aja, anak laki-laki juga penting tahu nih :)

    BalasHapus
  10. Sebenarnya anak lelaki juga wajib nih diberi edukasi perihal menstruasi jadi biar bisa lebih menghargai saat teman perempuan nya

    BalasHapus
  11. Sebagai calon Ibu memang aku juga banyak belajar agar nantinya mampu menjelaskan tentang hal-hal terkait kesehatan reproduksi baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki

    BalasHapus
  12. Aku dulu pernah punya temen cowok, gantle banget kak
    Pas aku datang bulan, dia langsung nawarin diri buat beliin aku pembalut. Aku salut sih sama didikan ortunya, bisa sesigap itu bantuin

    BalasHapus
  13. Ih iya nyebelin. Dulu zaman SMP kan aku dapat pertama kali, itu teman-teman cowok suka banget ngejekin cewek-cewek yang lagi menstruasi. Makanya besok anak cowokku aku ajarin lah caranya menghormati dan menghargai wanita yang sedang menstruasi.

    BalasHapus
  14. Seneng sekali ya mba bisa ikut hadir di Zoominar ini, selain banyak ilmu yg didapatkan, kitapun jadi semakin tahu tentang pentingnya edukasi masalah Menstruasi.

    BalasHapus
  15. Baru ngerti banget kalau anak cowok perlu diedukasi juga. Thank you mbak

    BalasHapus
  16. Ibu memang punya peranan penting ya mba dalam memberikan edukasi tentang menstruasi

    BalasHapus
  17. Senang sekali bisa ikutan zoominar ini, dan membuktikan semakin banyak perempuan indonesia yang aware terhadap masalah kewanitaan. Kereeen

    BalasHapus
  18. terima kasih tipsnya mbak
    dengan ini, saya jadi nggak bingung gimana menajekaskan tentang menstruasi kepada anak

    BalasHapus
  19. Ngga cuma anak perempuan aja yang harus tahu tentang menstruasi, anak laki-laki juga harus tahu siklus menstruasi & bagaimana cara memperlakukan perempuan saat menstruasi supaya bisa meminimalisir perundungan di kemudian hari.

    BalasHapus
  20. Semoga semakin banyak ibu dan perempuan pada umumnya memahami pentingnya hal ini. Berusaha mampu menjelaskan dengan baik dan benar kepada anak perempuannya.

    Terimakasih sudah panjang lebar menjelaskan ke kami buna..

    BalasHapus
  21. Jadi inget jaman dulu pas aku sekolah juga kalo ada yang pertama kali haid pada malu padahal itu usia SMP. Mungkin bisa disebabkan kurangnya pembicaraan mengenai menstruasi juga ya jadi masih seakan dianggap tabu.

    BalasHapus
  22. Tengkyu tipsnya. Jaman dulu aku kelu banget mau nanya-nanya ini ke ibu, karena ibu jg ngga pernah bicarain hal ini, hanya yg umum-umum saja diketahui.

    BalasHapus
  23. wah sangat bermanfaat, terimakasih sudah sharing ilmu ya kak :D

    BalasHapus
  24. Memberikan informasi mengenai menstruasi sejak dini memang penting utk anak di masa puber ya mbak.

    BalasHapus
  25. Iya bener, aku juga dulu ngalamin dibully karena darah mens tembus di rok huhu, Sekarang karena udah tahu ilmunya, ntar ajarin anak buat jgn nge bully anak cewek

    BalasHapus