Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan

7 Alasan Kenapa Harus Wisata Edukasi Animalium

21 komentar
Wisata edukasi Animalium adalah alternatif ide liburan anak tapi tidak menyukai kondisi keramaian. Berbeda dengan berbagai tempat wisata di sekitaran Jabodetabek, Animalium berada di komplek BRIN (Badan Riset Internasional), Cibinong, sehingga untuk menuju ke sana tidak seramai jika harus ke pusat Kota Jakarta atau ke Puncak.

wisata edukasi animalium

Animalium adalah lokasi wisata edukasi yang belum lama ini diresmikan. Pastinya akan memikat semua umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Mumpung masih baru, (semoga terus) terawat, dan belum banyak yang tahu, simak 7 alasan kenapa kamu harus banget wisata edukasi animalium!

Kenapa harus wisata edukasi Animalium?

Meski Animalium sudah dibuka untuk umum, kesiapan Animalium sendiri masih 70% menurut saya. Masih ada kandang yang kosong, masih ada habitat mikro yang masih belum terisi, masih ada seksi bilik ruangan yang masih dikunci, hingga masih ada papan identifikasi hewan yang masih belum lengkap. Dalam keadaannya yang belum sepenuhnya rampung, saya tetap merasa wisata edukasi Animalium sangat layak untuk dikunjungi.

Mengapa?

1. Harga cukup mahal tapi puas


Animalium yang berada di bawah BRIN mengklaim bahwa untuk masuk Animalium gratis. Harga tiket yang dibayarkan sebenarnya adalah harga bundel paket edukasi yang akan didapatkan peserta.

Begitu kurang lebih pembelaan pihak “Animalium” saat merespon pengunjung yang mengeluh mengapa mahal sekali harga tiket masuk wisata edukasi Animalium.

Harga minimal masuk Animalium untuk dewasa (pendamping) adalah 75 ribu rupiah dan untuk anak usia sekolah adalah 95 ribu rupiah. Tiket bisa dibeli langsung ke web Animalium. Kok harga masuk anak-anak lebih mahal ketimbang harga masuk dewasa? Oh ya, anak usia di bawah 3 tahun gratis ya!

Meskipun harga tiket yang “cukup mahal”, kamu tidak akan merasaa mahal mengingat betapa luasnya area, interaktifnya multimedia, lengkapnya fasilitas, hingga variatifnya koleksi hewan dan alat peraga.

Memang dapat apa saja dan ada apa saja sih di Animalium?

2. Dapat Workbook dan alat tulis

wisata edukasi animalium
                      
Sekarang saya akan menjawab kenapa harga tiket masuk anak usia sekolah lebih mahal dibandingkan pendamping dewasa. Anak usia sekolah akan mendapatkan “workbook”, pensil warna, dan pensil. Buku kerja ini berupa binder berukuran besar, kokoh, berwarna dan berisi belasan lembar kertas kerja penuh warna pula. Saat mendaftarkan tiket, petugas akan bertanya berapa usia si anak. Ternyata buku kerja yang akan diberikan disesuaikan dengan usia anak.

Misalnya anak saya yang berusia 8 tahun mendapat buku kerja Level 2 dan yang berusia 4 tahun mendapatkan buku kerja Level 1.

Sementara untuk pendamping juga mendapatkan buku kerja biasa tanpa kemasan binder serta sebuah pensil. Namun tetap semua halamannya penuh warna. Tertera di halaman buku kerja untuk orang dewasa adalah Level 4.

Apa perbedaan level di tiap buku kerja?

Semua buku kerja berformat tiap lembarnya berupa satu halaman penjelasan singkat setiap sektor bilik Animalium dan satu halaman lembar pengerjaan. Untuk Level 1 biasanya berupa tracing, mencocokkan bayangan, hingga mewarnai. Untuk Level 2 berupa soal dengan uraian singkat, pilihan ganda, dan mewarnai. Untuk Level 4 berupa soal dengan esai panjang. Level 3? Wah kurang tahu ya, karena keluarga kami belum ada yang segmen umurnya untuk Level 3 😜.

Anak usia di bawah 3 tahun tidak mendapat workbook ya karena tiket masuknya juga gratis.

Untuk yang mendapatkan workbook Level 2 hingga 4 akan sangat seru jika langsung mengerjakan di tempat karena banyak informasi yang jawabannya ditemukan di Animalium langsung. Dikerjakan di rumah bisa sih, tapi harus modal googling. Tentu pengalamannya tidak akan seseru jika mengerjakan langsung di tempat.
 

3. Lokasinya luas

wisata edukasi animalium

Sejalan dengan visi Animalium sebagai wadah penerapan pembelajaran mengenai kehidupan satwa, diharapkan kita bisa berkontribusi membangun kecerdasan ekologis pada generasi penerus bangsa. Animalium didesain sebagai kawasan ilmu pengetahuan satwa (Animal Science Tourism) terbesar di Indonesia yang menempati lahan seluas 1.5 hektare yang terbagi menjadi kawasan indoor dan outdoor berupa aviari. Terdapat juga taman estetik di beberapa titik sehingga mempercantik Animalium.


4. Alurnya edukasi yang runut

wisata edukasi animalium

Saat petugas Animalium membukakan pintu gerbang masuk, pengunjung langsung disuguhkan dengan bilik besar berisi pajangan hewan dengan lighting memukau. Di depannya terdapat 2 layar sentuh besar yang menjelaskan soal klasifikasi hewan beserta status kepunahannya berdasarkan IUCN.

Setelah melewati bilik tersebut, pengunjung diajak belajar Kingdom pertama, Aves (burung-burungan), melalui instalasi dan penjelasannya di ruangan indoor. Setelah itu pengunjung bisa melihat langsung burung secara outdoor di kawasan aviari yang diklasifikasikan berdasarkan jenis habitatnya. Mulai dari ekosistem hutan, perumahan, hingga sungai. Setiap segmen bilik aviari didesain dengan ekosistem yang benar-benar menyerupai ekosistem aslinya.

Kingdom burung yang melingkupi instalasi indoor dan kawasan outdoor aviari termasuk paling lengkap dan luas dibandingkan dengan penjelasan kingdom lainnya. Dalam kunjungan kami selama 2,5 jam, mungkin kami menghabiskan waktu satu  setengah jam pertama di Kingdom Aves.

Alur untuk Kingdom lain juga sama, yakni pengunjung mempelajari terlebih dahulu penjelasan soal ekologi Kingdom tersebut beserta klasifikasinya, baru kemudian dibawa ke bilik berikutnya yang terdiri dari berbagai hewan yang hidup langsung di habitat mikronya.

Konsep yang konsisten dan efisien ini membuat Animalium menjadi tempat wisata edukasi menarik bagi anak-anak dan dewasa. Secara desain arsitektur juga Animalium memiliki konsep kronologis ruang yang mengalir sehingga dari satu gedung kotak besar, pengunjung diajak melewati rute berkelok-kelok yang bisa dikunjungi sekali jalan, tanpa mengulang bilik yang sama kembali. Sebuah konsep yang jarang saya temui di lokasi-lokasi wisata edukasi di Indonesia.

5. Koleksinya cukup lengkap

wisata edukasi animalium

Bisa dibilang Animalium layaknya kebun binatang mini. Koleksinya relatif lengkap beserta dengan habitat mikronya. Yah, minus binatang-binatang besar yang tidak ada. Namun tetap cukup representatif serta memperkaya pengalaman wisata edukasi Animalium. 

Animalium sendiri belum lama ini diresmikan. Pun, dari kunjungan kemarin saya melihat bahwa Animalium belum berfungsi secara 100%. Masih ada bilik ruangan yang ditutup dan belum diisi dengan instalasi peraga, masih banyak pula kandang yang kosong. Ada beberapa juga kandang yang sudah terisi hewan tapi papan petunjuknya tidak ada.

Meski belum beroperasi sepenuhnya, saya tetap merasa wisada edukasi Animalium tetap memuaskan bahkan jika dibandingkan dengan biaya masuk yang dibayarkan. Kebayang kan bakalan sememuaskan apa mengunjunguni Animalium nantinya disaat semua ruangan berfungsi dan koleksi hewannya sudah lengkap?

6. Media interaksinya luar biasa

wisata edukasi animalium

Sejauh apa media interaksi mendukung lokasi wisata edukasi di Indonesia? Sadly, I might said very minimum!

Namun tidak untuk Animalium. Animalium yang seperti museum binatang ini jauh dari konsep membosankan karena media interaksinya seperti direncanakan dengan sangat matang dan pastinya rela mengeluarkan kocek yang cukup besar.

Semua media interaksi di Animalium sangat menyenangkan. Dimulai dari layar sentuh besar mengenai status kepunahan hewan yang langsung terhubung dengan pencahayaan instalasi hewan di depan kita, layar yang seolah-olah menjadi X-ray Orangutan, hingga timbangan interaktif yang memberitahu kira-kira kita sama beratnya dengan hewan apa.

Anak-anak kami yang berusia mulai dari 2,5 tahun hingga 8 tahun merasakan kesenangan yang luar biasa. Jangankan mereka. Kami yang sudah dewasa saja merasa terhibur dan banyak belajar dari wisata edukasi Animalium ini.

7. Estetik dan memanjakan mata

wisata edukasi animalium

Animalium tidak hanya cocok untuk belajar saja, tapi semua konsep mulai dari bangunan, desain interior, hingga pencahayaan benar-benar meningkatkan mood untuk belajar. Bahkan, cocok untuk kunjungan orang dewasa yang niat hanya ingin berjalan-jalan santai saja.

Interior gedung bernuansa indusrialis minimalis dengan sudut lighting yang tepat memperkuat penyorotan. Bahkan, sekedar untuk berfoto atau memfoto objek instalasi menghasilkan foto yang sangat indah. Begitu juga dengan suasana di aviari. Habitat yang dirancang sedemikian menyerupai aslinya tidak asal rancang karena juga turut memperhatikan keindahan visual.

Bahkan, mengunjungi area aviari Animalium seperti mengunjungi hutan atau sungai di tengah kota. Tidak lupa dengan suara arus sungai yang menenangkan.

Apakah kami akan mengunjunginya kembali?

wisata edukasi animalium

Tentu saja! Namun tentunya tidak dalam waktu dekat. Kami sangat menunggu mengunjungi Animalium saat semua prasarana sudah lengkap, semua kandang sudah terisi, dan semua seksi bilik sudah terisi. Mungkin awal tahun depan?

Jujur pengalaman di Animalium ini melebihi ekspketasi kami, mungkin juga ekspektasi banyak pengunjuhng lainnya. Mendadak harga yang “tidak murah” dibayarkan terasa menjadi sangat murah.

Pengalaman wisata edukasi Animalium benar-benar pengalaman yang menyenangkan. Semoga saat sudah beroperasi 100% harganya tidak naik. Aamin!

Ingin mengetahui informasi Animalium lebih lanjut, bisa langsung mengunjungi Instagram @animalium.id.

Aktivitas Seru di Parlor Hills Bandung

18 komentar
Bagi kami, mengunjungi Parlor Hills tiap ke Bandung (kalau sempat) tidak akan pernah membosankan karena begitu banyak aktivitas seru di sana. Memang bisa ngapain aja sih?

parlor hills

Kami (lebih tepatnya saya dan anak-anak) sudah dua kali ke Parlor Hills Bandung. Yang pertama, tanpa kehadiran suami karena lagi seminar. Pas cerita ke beliau, asli beliau semupeng itu. Makanya pas kami ke Bandung lagi meskipun hanya di akhir pekan, kami menyempatkan kembali mengunjungi Parlor Hills Bandung. Anak-anak pun senang sekali ketika diberi tahu akan ke sana kembali,

Memang ada apa aja sih di Parlor Hills Bandung sampai suami mupeng minta diajak kesana dan anak-anak juga tidak bosan-bosan?

Parlor Hills Bandung: All you can do there!

parlor hills

Parlor Hills Bandung itu bagaikan paket komplit. Mulai dari main sampai makan bisa. Balita hingga bayi juga sama-sama bisa menikmati. Yuk, mari cari tahu kenapa Parlor Hills seseru itu dan kenapa bisa banyak orang rela balik kesini berulang-ulang meski berasal dari luar Kota Bandung.

1. Lokasi Strategis

parlor hills

Salah satu alasan saya kenapa senang banget ke Parlor Hills adalah lokasinya yang strategis dan familiar!

Pernah 6 tahun di Bandung dengan pusat aktivitas di Dago, Rancakendal adalah daerah yang sangat familiar bagi saya. Selain dekat dengan kampus dan Kota Bandung (tentunya), dulu saya bersama teman-teman beberapa kali menghabiskan waktu di rumah salah seorang teman untuk mengerjakan tugas angkatan. Pernah juga saya dan teman mencari jerami di sawah-sawah yang terletak persis di sebelah perumahan Rancakendal ini untuk keperluan acara jurusan 😉.

Lokasinya juga dekat dengan kampus, apalagi jika melalui jalan tembus via Tubagus Ismail yang kayaknya hanya diketahui oleh warga lokal saja. Asli, dua kali kesana dari posisi pusat Kota Bandung, tidak pernah Google Maps mengarahkan kami agar melalui jalan tembus Tubagus Ismail itu meski jalan normal via Dago macet parah.

6 tahun di Bandung membuat saya tahu persis bahwa jalanan Kota Bandung di akhir pekan macet bukan main, apalagi jika mengarah ke atas (Lembang). Banyak keriaan Kota Bandung yang berada di area Lembang sehingga berulang kali kami malas berakhir pekan kesana. Lokasi Parlor Hills Bandung di Rancakendal membuatnya terasa dekat sehingga tak ragu untuk kami datangi.

2. Nongkrong Cantik

parlor hills

Sejujurnya kami bukan instagrammable family, bukan pula tukang hobi narsis atau tukang hunting tempat-tempat “cantik”. Meski pun begitu, mendatangi Parlor Hills sangat menenangkan karena bisa menikmati suasana pegunungan cantik dengan nuansa rumahan. Kamu bisa memilih duduk di balkon, di pelataran halaman, di loteng, atau bahkan di joglo. Oh iya, kalau kamu ke Parlor Hils untuk makan siang jangan pilih tempat di loteng atau pun di joglo yakarena,, panas dan gerah.

Namun, kalau kamu memang hobi berswafoto, banyak juga spot dimana kamu bisa mengambil foto dengan latar belakang indah. Parlor Hills Bandung bertengger di kaki bukit dengan pemandangan asri dan memiliki desain interior industrial minimalis. Kebayang kan oke-nya?

3. Makan bersama keluarga

parlor hills

Salah satu tujuan utama orang ke Parlor Hills ya makan bersama keluarga dan teman sembari menikmati pemandangan indah. Menempati gedung setinggi 3 lantai, Parlor Hills menawarkan banyak tempat duduk dengan berbagai macam kapasitas mulai dari dalam ruangan atau luar ruangan, di kursi atau lesehan.

Meski kami sudah dua kali ke Parlor Hills Bandung, kami cenderung tidak cocok makan disana. Menu yang disajikan cenderung seperti menu kafe kekinian di kota-kota besar. Keluarga saya yang beberapa diantaranya mengikuti diet keto tidak bisa menikmati makan disini. Namun, makanan di Parlor Hills bagi anak-anak cukup menyenangkan. Ada pizza, spaghetti, burger, hingga kentang-kentangan yang bisa dipesan

Di kunjungan terakhir kami ke Parlor Hills, yang makan cuma anak-anak dan ART yang ikut. Saya dan suami lebih memilih minum sembari mengambil sisa Pizza jatah anak dan lanjut makan di Sate Hadori biar puas haha.

4. Beragam Aktifitas seru

parlor hills

Segudang aktifitas seru merupakan poin jual utama lainnya Parlor Hills Bandung bagi keluarga kami. Benar-benar aktifitas yang bisa dinikmati oleh semua umur. Mulai dari balita hingga dewasa. Apa saja aktifitas yang ada di The Parlor Bandung:

a. Playground Arena

parlor hills


Playground Arena yang berlokasi di area makan The Parlor Bandung berpotensi membuat anak langsung minta main begitu sampai di lokasi. Pasalnya, posisinya ada di lantai yang sama dengan restoran. Playground Arena ini cukup sederhana tapi membuat anak bahagia. Ada kolam bola dilengkapi dengan perosotan hingga mini trampolin. Cocok untuk anak usia prasekolah.

Bahkan si sulung yang saat itu berusia 7 tahun juga masih seru main di Playground Arena, lho!

Dahulu saat kami pertama kali ke The Parlor Bandung, tiket Playground Arena bisa dibeli sendiri. Sekarang minimal harus bundling dengan wahana virtual game.

b. Karting Arena

parlor hills

Semua bisa merasakan main gokart di The Parlor Bandung, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Di Parlor Hills ada 2 arena gokart: Gokart dewasa dan anak. Gokart dewasa bertempat di lantai dasar, yakni lantai terbawah Parlor Hills. 2 lantai di atasnya ada gokart anak. Tentu yang membedakan adalah kecepatan dan ukuran gokart tersebut.

Punya anak masih balita tapi mau main gokart? Bisa! Ada tiket gokart tandem, alias ortu memangku si kecil saat menaiki gokart. Kecepatan gokart anak juga cukup lambat, jadi Insya Allah aman ya. Selain itu, semua pemain gokart baik anak yang menyetir sendiri hingga anak yang dipangku harus menggunakan helm. Peserta juga diberikan semacam "shower cap operasi" agar rambut tidak mengenai langsung helm yang digilir dari orang ke orang.

Untungnya, petugas Karting Arena tidak memberlakukan peraturan yang ketat. Kami hanya membeli satu tiket gokart anak (untuk si sulung) dan satu tiket tandem (dengan asumsi suami memangku si tengah). Pada realitanya, saat suami memangku si bungsu, si tengah juga ingin ikutan naik.

Dengan catatan yang saya yang memangku!

Jadi lah saya dan suami bergiliran menggunakan gokart, begitu juga si tengah dan si sulung. Ujung-ujungnya kami semua bisa merasakan naik gokart 😅.


c. Mega Playground dan Trampoline

parlor hills

Ketiga anak kami sangat senang disini! Tiket masuknya juga cukup murah. Bayangkan, hanya mengeluarkan uang 60 ribu seorang sudah bisa menikmati playground 2 lantai. Di lantai bawah playground dan di lantai atas trampolin. 

Area playground juga tergolong unik karena tali temalinya berkonsep rajutan dari tali rami. Oh ya, semua peserta playground harus memakai kaus kaki KHUSUS yang ada anti slip di bawahnya. Baik dewasa maupun anak-anak. Jika tidak ada, bisa dibeli di tempat.

Arena trampolin di lantai dua juga terdiri dari beraneka ragam trampolin yang bisa dicoba oleh anak-anak hingga dewasa. Ada trampolin elevasi di dinding, ada ring basket yang hanya bisa dimasukkan bola basket hanya dengan cara melompat tinggi di trampolin, hingga trampolin dengan sisi pantul maksimal yang bisa membuat kita akrobat salto di udara.

Jujur saya sungguh takjub saat fasilitator area trampolin mempraktikkannya. Fasilitatornya juga ramah terhadap anak-anak, contohnya anak saya dan beberapa anak lain diajarkan bagaimana cara berguling ke depan sehingga berguling ke depan dengan elevasi lebih rendah.

d. Panahan

Panahan atau yang dikenal dengan branding Jamparing Arena adalah salah sedikit dari wahana yang tidak dicoba karena si sulung di sekolah juga mengambil ekskul panahan. Harga fasilitas panahan ini tergantung dari berapa anak panah yang diberikan untuk sekali sesi, mulai dari 10 hingga 20 anak panah.

e. Panjat tebing

parlor hills

Ini adalah area permainan yang paling disukai oleh si sulung. Terbukti ia selalu main kesini di tiap kali kedatangan ke The Parlor Bandung.

"Aku belum pernah sama sekali ngerasain wall climbing. Pengen sih, tapi belum sempat", ujar suami

Terdetak mendengar ujaran itu lah yang membuat saya bela-belain untuk mengajak kembali ke The Parlor Hills agar si sulung bisa merasakan wall climbing bersama dengan babehnya.

Harga tiket Lancah raba sudah termasuk sewa sepatu dan harness serta asistensi dari pelatih. Area Lancah Raba cukup luas dengan berbagai macam jenis dinding panjatan mulai dari untuk pemula hingga ahli. Mulai dari yang lurus dengan jarak pin dekat hingga dinding miring dengan jarak pin jauh. 

f. Playground balon

parlor hills

Balloon Castle adalah playground balon yang cukup membuat si tengah terdiam memandang. Pasalnya, ia sudah cukup lama ingin main di playground balon tapi berulang kali dilarang suami. Soalnya playground balon di alun-alun suka tidak higienis sehingga babehnya melarang.

Tapi lagi-lagi wahana ini tidak jadi dimainkan oleh si tengah dan si bungsu. Kami datang siang bolong, jam 11. Adanya gosong main di playground balon ini. Pantas saja saat kami datang tidak ada satu anak pun main disini. Mungkin waktu sore hari ramai, ya!

Bakal balik lagi ke Parlor Hills Bandung?

parlor hills


Absolutely!

Aktifitas favorit kami adalah panjat tebing dan gokart! Biaya panjat tebing disini cukup murah dibandingkan panjat tebing di Jakarta. Cocok bagi kami yang belum meniatkan latihan rutin panjat tebing. Main gokart disini juga seru. Have fun lah pokoknya kesini.

Saran, kalau mau puas ke Parlor Hills datang pagi sekitar jam 10-an. Bisa puas main 2 wahana total 2 jam dulu sebelum break makan siang dan sholat. Kami sih sudah cukup setelah break makan siang pulang, namun kalau kamu masih mau lanjut permainan lain juga bisa kok. Selain itu, Parlor Hills makin sore makin ramai, jadi datang pagi belum terlalu ramai adalah pilihan yang terbaik.

Kamu tertarik ke Parlor Hills juga? Bisa kunjungi Instagram @theparlorhills untuk lebih detailnya!

Review Edokko Playground: Keseruan untuk Semua Usia

Tidak ada komentar
Setelah sekian lama muncul di feed notifikasi soal Edokko Playground, benarkah review Edokko Playground seoke itu?

review edokko playground

Sudah beberapa tahun terakhir kami lebaran di Jakarta saja. Lebaran di Jakarta tentu memiliki sisi positif juga, salah satunya menikmati jalanan Kota Jakarta yang lengang. Karena di Jakarta saja, otomatis si bungsu yang libur sekolah selama 3 bulan praktis tidak ke luar kota. Apakah membosankan? 

Tentu tidak, banyak sekali tempat hiburan Kota Jakarta yang bisa dieksplorasi di Kota Jakarta. Mulai dari wisata alam, sejarah, hingga taman bermain. Setelah scrolling Traveloka, saya menemukan deal yang menggiurkan banget. Saya bisa membeli tiket Edokko untuk durasi 2 jam hanya dengan setengah harga!

Belum lagi jika ditambah dengan kupon kode di Traveloka. Jadi super murah. Bayangkan, untuk tiga anak termasuk tiga pendamping kurang dari 250 ribu rupiah! Mau dibocorin kupon kodenya apa? Sssttt, baca terus sampai bawah ya!

Lantas, apakah Edokko Playground memuaskan dan sebanding dengan harganya? Simak review Edokko Playground di bawah ini!

Yang berkesan di review Edokko Playground

review edokko playground

Area Jakarta Barat adalah area yang tampaknya paling jarang saya kunjungi secara sengaja kecuali ada keperluan, ya contohnya karena Edokko Playground di Puri Indah Mall. Meskipun lokasinya di Jakarta Barat, sangat mudah menuju ke lokasi karena relatif keluar-masuk tol saja. Saya kaget ternyata Puri Indah Mall seluas dan selengkap itu. Edokko Playground berada di lantai 3 gedung timur

Edokko Playground adalah tempat bermain yang mengusung tema Jepang. Benar saja, saat memasuki gerbang, kami melihat patung kucing Jepang besar dan disambut oleh resepsionis yang memakai kimono.

review edokko playground
Proses check in di Edokko juga sangat mudah. Saya tinggal menunjukkan layar konfirmasi pembelian melalui Traveloka dan langsung diverifikasi. Kemudian petugas memberikan nomor gantungan kunci loker dan gantungan penitipan stroller.

Memasuki area playground, kami disambut dengan suasana penuh ornamen Jepang berupa lampion Jepang, bunga sakura artifisial, hingga jembatan dan jalanan batu ala Jepang. Kami langsung menuju ke sisi kiri dimana ada gapura bertuliskan “SEKOLAH NINJA”.

Lucu juga ya, jadi seolah-olah wahana playground adalah wahana latihan menjadi ninja. Tersedia pula kimono yang dapat dipakai oleh anak untuk lebih menghayati.

Semua umur dapat menikmati

review edokko playground

Meski masih libur lebaran, suami sudah masuk kantor sehingga pendamping dewasa hanya saya dan mertua berdua. Kami bawa 5 anak (anak saya dan sepupunya) dengan rentang usia dari 2,5 tahun hingga 8 tahun.

review edokko playground


Semua bisa menikmati karena range permainan di Edokko Playground benar-benar bervariasi. Mulai dari kolam bola mini untuk anak dibawah 1 tahun hingga wahana “agak berbahaya” seperti ayunan flying fox. Anak-anak bisa memilih permainan apa yang bisa dimainkan sesuai dengan preferensi dan kemampuan mereka.

review edokko playground

2 balita gadis saya yang berumur 2,5 dan 4 tahun sangat menikmati permainan memanjat jaring, perosotan kolam bola, hingga brakiasi besar yang disebut “castle”. Brakiasi ini di dalamnya selain panjat-panjatan terdiri berbagai macam halang rintang seperti jembatan titi, kolam ruangan bola, hingga ayunan flying fox.

Berhubung 2 anak balita saya masih perlu diikuti saat bermain, naik-turun mengikuti mereka main sungguh seru dan lumayan menaikkan denyut jantung. Jujur saya pun ikut menikmati naik-turun wahana.

review edokko playground

Di sebelah kolam bola raksasa, ada “wahana” yang disebut Gunung Fuji. Jadi anak-anak memanjat “Gunung Fuji” yang katanya memiliki tinggi 3 meter lebih dan kemudian turun melalui perosotan stainless steel. Tidak semua anak berani turun melalui perosotan setelah mendaki. Tidak perlu khawatir, ada petugas yang membantu di atas dan anak bisa turun melalui tangga via akses pintu belakang.

Ada Mini game

review edokko playground


Di tengah Edokko Playground, ada sekumpulan kios-kios bernuansa Jepang yang dikelilingi oleh jalur “rel” kereta api. Oh ya, anak-anak bebas mau naik kereta api mini ini kapan pun, asal jangan lupa untuk gantian dengan yang lain ya! Orang dewasa sebagai pendamping cuma boleh satu yang ikut dari seluruh rangkaian kereta api.

review edokko playground

Ada banyak mini game yang bisa dimainkan apabila anak ingin agak istirahat fisiknya tapi tetap ingin bermain dengan cara duduk-duduk. Ada pasir kinetik, chip magnetik, atau pun main simulasi main belanja-belanjaan. 

Tidak hanya itu, pendamping dewasa yang sudah mulai bosan bisa sembari berjalan-jalan dan berfoto dengan latar suasana Jepang. Lumayan kan, menikmati suasana ala-ala Jepang tanpa harus jauh-jauh ke Jepang. Hitung-hitung pemanasan sebelum ke Jepang, hehe.

review edokko playground
review edokko playground

Ada live interaction

review edokko playground

Tepat sebelum jadwal sesi kami selesai, tiba-tiba terdengar suara halo-halo dari Microphone di jam setengah 1. Ternyata ada sesi live interaction di dekat gerbang masuk gapura bertuliskan “Sekolah Ninja”.

Saat kami menuju area, saya melihat seorang MC berpakaian kimono Jepang, seorang yang berpakaian ninja hitam, dan satu orang lagi berpakaian biasa yang menjadi asisten. Ternyata MC mengajak anak-anak untuk seru-seruan bareng menangkap sang ninja yang (ceritanya) kabur. Anak-anak juga antusias mengikuti jalannya acara.

Beristirahat sejenak

review edokko playground

Di sisi ujung, tepatnya bersebelahan dengan restoran, terdapat bangunan dengan suasana rumah tradisional Jepang. Bangunan dengan koridor teras, pintu geser, tatami, meja rendah, dan alas duduk di lantai. Persis kayak yang kamu lihat di komik-komik.

Ruangan ini difungsikan untuk pendamping dan anak yang hendak beristirahat. Di bagian sini juga terdapat toilet dan diseberangnya juga ada restoran. Buat yang beli tiket untuk seharian, lumayan kan tidak usah keluar dari Edokko Playground untuk susah-susah cari makan siang. Tinggal duduk manis di restoran bergaya Jepang dan memesan yang kamu suka.

Review Edokko Playground: Yang harus dibenahi

Jujur, berkesan sekali pengalaman (menemani) anak-anak main di Edokko Playground. Namun saya melihat beberapa sisi yang perlu diperhatikan oleh manajemen Edokko Playground demi menciptakan pengalaman bermain yang lebih aman, nyaman, dan menyenangkan. Apa saja yang perlu dibenahi?

1. Safety feature kurang memadai di beberapa aspek

review edokko playground

Sebelum pergi ke Edokko, saya terbiasa melihat ulasan terlebih dahulu, salah satunya ulasan dari Traveloka karena memang kebetulan saya membeli tiket disana.

“Aku lihat flying fox-nya ada yang kurang safety, makanya aku lebih nyaranin anak yang berusia cukup tua yang main di Edokko.”

Akhirnya saya melihat juga “flying fox” mana yang yang dimaksud oleh sang ibu ini. Lokasi Flying Fox ada di atas “istana”. Tidak panjang dan ada jaring-jaring di bawahnya. Namun flying fox ini tidak ada safety belt pengikat dengan pegangan atau tempat duduknya. Memang sih mereka berinisiatif memasang jaring-jaring agar jika ada (semoga jangan pernah ada!) yang jatuh, maka akan tertangkap jaring-jaring. Namun, saat flying fox berhenti di ujung paling bawah, akan ada sentakan yang mana jika anak akan jatuh jika fisiknya tidak siap. Meski pun tertangkap jaring-jaring, tetap ada risiko cedera yang cukup berarti.

Saat saya menemani (baca: mengekor) kedua anak gadis, saya pun bertanya ke mba yang bertugas membantu anak naik flying fox.

“Mba, ini anak saya yang 4 tahun boleh naik ga?”

Dengan muka sedikit ragu dan tidak langsung menjawab, ia mengatakan,

“Boleh aja, asal anaknya yakin.”

Lah, jadi menyerahkan feeling begitu saja kepada anak? Harusnya pihak Edokko punya SOP minimal berat badan/tinggi badan/usia anak yang boleh menaiki wahana.

Sebenarnya saya lihat sih ketentuan seperti ini di dekat perosotan gunung Fuji, minimal tinggi 100 cm. Tapi sepertinya hanya disitu saja!

Mungkin akan lebih baik jika Edokko menyewa konsultan safety playground untuk menciptakan pengalaman aman, nyaman, dan menyenangkan di Edokko Playground. Bingung cari ke siapa? Bisa hubungi saya ya, nanti saya beri tahu rekomendasi tenaganya!

2. Ornamen terlepas yang kurang diperhatikan

review edokko playground

Saya bukanlah pengunjung rewel yang menjujung kesempurnaan penampilan. Apalagi semata cuma penjualan dengan gimmickinstagrammable”.

Di tangga yang berada di area minigame dan selfie di Edokko Playground, saya menemukan pengaman ujung kaki tangga yang terlepas. Tangganya cukup curam, saya memahami itikad baik pihak Edokko Playground untuk minimalisir cedera bagi yang terpeleset di tangga ini.

Namun sayang sekali, saya melihat banyak pengaman ujung tangga yang terlepas disini. Sungguh menaikkan potensi bahaya. Pihak Edokko kurang tanggap menyikapinya. Padahal tinggal mengelem kembali. Tidak sulit.

Pun, untuk orang dewasa yang minim risiko cedera di area tangga ini juga tidak menguntungkan. Padahal posisi tangga ini cukup instagrammable. Eh karena banyak pengaman tangga belepotan, langsung keliatan jelek banget.

Sayang banget kan?

Akankah kami kembali lagi ke Edokko Playground?


Yes, of course!

Edokko Playground sejauh ini adalah salah satu playground yang unik dan menyenangkan meski menurut saya harganya cukup lumayan. Di Edokko Playground, semua usia bisa menikmati. Mulai dari bayi, balita, anak-anak usia sekolah dasar, hingga orang tuanya sekali pun!

Edokko Playground membuat kami ingin kembali ke area mall yang sebelumnya tidak bakal kepikiran deh akan disambangi karena cukup jauh dari rumah kami.

Kamu penasaran ingin main di Edokko Playground juga tapi tidak jadi-jadi karena harganya (terasa) mahal? Ikuti langkah di bawah ini:
  1. Buka aplikasi Traveloka
  2. Klik Xperience
  3. Search “Edokko Playground”
  4. Pilih tiket sesuai jadwal dan banyaknya pengunjung
  5. Arahkan ke menu pembayaran
  6. JANGAN LUPA masukkan kode promo “XPWITHZENETH”
  7. Selamat menikmati tiket Edokko diskon hingga 20%! Belum lagi kalau harga awalnya sudah diskon, seperti kami yang bagaikan membeli tiket Edokko diskon 60% hehe.

Sampai jumpa kembali di Edokko ya!



15 Tempat Wisata Ramah Anak di Jakarta Selama Liburan Lebaran

Tidak ada komentar
Tidak usah khawatir kalau kamu bukan termasuk tim mudik saat lebaran karena ada banyak tempat wisata ramah anak di Jakarta selama liburan Lebaran.

tempat wisata ramah anak

Berbeda dengan keluarga suami yang sedari kecil tidak mudik saat lebaran, saya menempuh pengalaman mudik tiap tahunnya saat masih kecil. Dulu kami tiap tahun mudik ke Medan tempat keluarga Ibu saya dan ke Tegal tempat keluarga Ayah saya. Bahkan saya dan suami pun masih merasakan momen mudik selama liburan lebaran di tahun-tahun awal pernikahan kami. Momen mudik selama liburan lebaran ke Medan tidak kami alami lagi semenjak atok dan nenek (orang tua dari pihak Ibu) meninggal. Pun, mudik ke Tegal juga beriringan tidak lagi karena eyang (Ibu dari Ayah) sudah tinggal bersama orangtua saya ataupun tante saya.

Praktis setelah semua nenek-kakek saya meninggal, kami tidak merasakan momen mudik selama liburan lebaran. Kebalikannya, akhirnya saya mengalami nikmatnya lalu lintas Jakarta selama liburan lebaran yang lengang! Momen lebaran sekarang dihabiskan di Jakarta saja, mengunjungi sanak saudara dari pihak suami dan ayah saya yang tinggal di Jabodetabek. Kunjungan ke rumah orangtua saya juga biasanya seminggu setelah lebaran karena mereka biasanya umroh saat lebaran.

Momen liburan lebaran biasanya berbarengan dengan libur sekolah anak. Tidak usah takut anak kebosanan selama liburan lebaran di Jakarta karena banyak sekali tempat wisata ramah anak di Jakarta. Apa saja?

Tempat Wisata Ramah Anak untuk Alam dan Hewan

Meski Jakarta merupakan kota Metropolitan, ternyata banyak spot kunjungan menikmati alam dan hewan yang merupakan tempat wisata ramah anak.

1. Kebun Binatang Ragunan

kebun binatang ragunan

Menempati luas 140 hektar, Kebun Binatang Ragunan adalah Kebun Binatang tertua di Indonesia yang didirikan sejak tahun 1864. Koleksi hewan di Ragunan sangat banyak, termasuk spesies hewan langka dari burung kakatua, orangutan, gajah, gorila ,dan anoa. Tidak hanya menyimpan koleksi spesies hewan langka, Kebun Binatang Ragunan juga menjadi lokasi penelitian primata di Indonesia yang berada di Pusat Primata Schmutzer yang berada di satu komplek dengan Ragunan.

Tempat wisata ramah anak di Jakarta ini memiliki tiket masuk yang sangat murah dan berada sangat strategis dengan akses banyak transportasi umum. Tidak heran Kebun Binatang Ragunan menjadi destinasi liburan favorit keluarga selama liburan lebaran!

2. Sea World Ancol

sea world ancol

Ancol menawarkan banyak tempat wisata ramah anak di Jakarta selama liburan lebaran. Salah satunya adalah Sea World. Pengunjung dapat menikmati berbagai macam aneka ikan mulai dari kolek hiu hingga ikan piranha.

Saat memasuki arena Ancol, dikenakan tiket masuk motor dan mobil seharga Rp 15.000 dan Rp 25.000. Seluruh tiket bisa dibeli langsung di website resmi Ancol atau melalui OTA (Online Travel Agency)

3. Jakarta Birdland

jakarta birdland

Jakarta Birdland adalah tempat wisata ramah anak terbaru di Ancol yang menjadi favorit para orangtua dan anak selama liburan. Koleksi burung di Jakarta Birdland sangat lengkap mulai dari Kakatua, Hornbill, hingga koleksi burung perairan. Burung dibiarkan bebas di “sarang besar” dimana pengunjung dapat berinteraksi seperti memberi makan. Selain itu, terdapat beberapa jadwal Mini Show sehingga pengunjung dapat bersantai sembari mendapat pengetahuan baru seputar burung.

Jangan lupa cek harga tiket di situs resmi karena sering ada promo diskon, lho!

4. Pantai Ancol

pantai ancol

Pantai Ancol adalah pantai terdekat dari Jakarta. Tanpa harus ke Anyer, kamu bisa menikmati suasana pantai di Pantai Ancol mulai dari main pasir hingga main air. Jika kamu tidak berminat kotor-kotoran pasir dan air pantai, kamu bisa berjalan-jalan di pinggiran pantai sembari menikmati pemandangan yang indah, terutama saat matahari terbenam.

5. Jakarta Aquarium

jakarta aquarium

Akuarium tapi lokasi di mall? Jangan kaget, meski berada di dalam mall, Jakarta Aquarium juga memberikan suguhan atraksi yang tidak kalah menarik dibandingkan Sea World Ancol. Koleksi ikan cukup banyak, termasuk beragam atraksi yang ditawarkan mulai dari kolam sentuh, Sea Explorer, hingga Aqua trekking.

Lokasinya juga strategis, lebih gampang dicapai dari area Jakarta manapun. Selain itu,lokasinya di mall membuat ada banyak pilihan tempat makan siang saat sudah selesai mengeksplorasi Jakarta Aquarium.

6. Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

taman mini indonesia indah

Wisata ke TMII identik dengan tempat wisata yang usang dan jadul. Namun sejak revitaliasi beberapa tahun lalu, TMII berubah menjadi lokasi wisata yang bonafid sebagai tempat wisata ramah anak di Jakarta. Sejak revitalisasi, tidak semua wahana TMII dibuka. Beberapa wahana TMII yang sudah bisa dikunjungi seperti Taman Burung, Museum Fauna, dan Dunia Air Tawar & Dunia Serangga. Selain tiket masuk wahana, dikenakan juga tiket masuk kendaraan di gerbang TMII sebesar Rp 25.000.

Menempati area seluas 259 hektar, kamu bakalan puas berkeliling menggunakan gondola. Cocok juga dijadikan untuk tempat piknik sore dan jalan santai bersama keluarga.

7. Mangrove Ecoutourism

taman wisata mangrove

Jakarta punya taman Mangrove yang asik dieksplor juga, lho! Tempat wisata ramah anak ini menempati area seluas 99 hektar dikenal juga dengan Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk. Pohon Mangrove adalah habitat alami yang menjadi ciri badan air pantai. Tanpa Pohon Mangrove, bencana erosi akan menghantui.

Selain jalan-jalan santai, kamu juga bisa ikutan wisata air mengarungi kanal-kanal air di TWA Mangrove Angke Kapuk ini.

Wisata Sejarah dan edukasi sebagai tempat wisata ramah anak

Wisata sejarah dan edukasi adalah pilihan tepat jika kamu menginginkan liburan ke tempat wisata ramah anak yang sepi di musim liburan. Sebagai keluarga pecinta sejarah, kunjungan wisata sejarah adalah hal yang tidak boleh kami lewatkan. Pun, wisata sejarah dan edukasi di Jakarta merupakan pilihan murah meriah karena tiket masuknya sangat murah.

1. Museum Nasional – ImersifA

museum nasional imersifa

Museum Nasional disebut juga Museum gajah karena patung berbentuk gajah yang khas berdiri di depan pintu museum. Patung gajah ini sendiri merupakan sumbangan dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand.

Sebagai salah satu museum tua di Jakarta, sangat disayangkan jika tidak mengunjungi Museum Nasional. Instalasi yang dihadirkan mulai dari senjata Indonesia jaman batu sampai Keris. Arca yang dipamerkan disini sebagian asli dan hanya beberapa yang merupakan imitasi.

Museum Nasional memiliki wahana baru berjudul ImersifA dimana seluruh dinding dan lantai diproyeksikan gambar bergerak yang dilengkapi dengan tata suara. Satu sesi berlangsung selama 30 menit dan ada 8 sesi dalam satu hari. Pembelian tiket Museum Nasional dan ImersifA bisa langsung di situs resmi Museum Nasional.

2. Museum Satria Mandala

museum satria mandala

Museum Satria Mandala adalah tempat wisata ramah anak yang dikelola oleh TNI AD. Lokasinya di pinggir kota, ditandai dengan instalasi pesawat-pesawat yang dengan mudah terlihat dari pinggir jalan Gatot Subroto.

Terdapat banyak diorama cerita dari jaman pra-kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan. Dipamerkan juga senjata puluhan senjata yang dipakai di masa peperangan itu. Puluhan pesawat dipamerkan mulai dari Mustang hingga helicopter. Sebagian menggunakan atap, sebagian pula terpampang di halaman Museum Satria Mandala.

3. Monas

monas

Siapa yang tidak kenal dengan ikon kota Jakarta ini? Monas merupakan tujuan utama wisatawan luar kota Jakarta. Faktanya, masih banyak lho warga Jakarta yang belum pernah mengunjungi Monas.

Lokasi monas yang tepat di tengah kota identik dengan lokasi Car Free Day di akhir pekan. Banyak pedagang membuka lapak di komplek Monas. Pun, banyak pengunjung menjajali lantai bawah monas. Bagian gedung monas yang bisa dikunjungi meliputi dua bagian : Lantai dasar dan puncak monas. Biaya masuknya pun berbeda-beda. Lantai dasar merupakan museum monas yang terdiri dari berbagai diorama sejarah kemerdekaan Indonesia. Sementara untuk puncak monas dibandrol harga yang berbeda. Pengunjung naik menggunakan lift dan dapat menikmati pemandangan Kota Jakarta dari atas.

Oh ya, kabarnya puncak Monas terbuat dari emas, lho!

4. Kota Tua dan Museum Fatahillah

museum fatahillah

Tidak lengkap rasanya jadi penduduk Kota Jakarta kalau belum jalan-jalan di Kota Tua. Area Kota Tua ini cenderung ramah pejalan kaki sehingga cocok digunakan untuk jalan santai bersama anak sekaligus menjadi lokasi yang cocok untuk berfoto.

Nah, kunjungan kota Tua tidak lengkap jika tidak mampir ke Museum Fatahillah yang dulunya merupakan Balai Kota Batavia. Bangunan ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam. Nama Museum Fatahillah ini juga dikenal dengan Museum Sejarah Jakarta. Museum ini terkenal dengan gedung khas kolonialnya dan berisi instalasi dan cerita seputar sejarah Kota Jakarta.

5. Perpustakaan Cikini

perpustakaan cikini

Selamat datang ke surganya para pecinta buku. Perpustakaan Cikini awalnya bernama Perpustakaan Jakarta Pusat karena dimiliki oleh Pemda. Semenjak dipugar dan diarsiteki oleh Andra Matin, popularitas Perpustakaan Cikini mendadak meledak.

Bentuk bangunan yang ikonik, interior dan eksterior yang menawan, hingga koleksi buku yang sangat banyak.

Rasanya jika hanya berdua bersama si sulung, bisa menghabiskan waktu seharian deh! Oh ya, kamu juga bisa dengan mudah bikin keanggotaan perpustakaan ya, tinggal minta bantuan petugas.

Taman Hiburan Sebagai Tempat Wisata Ramah Anak

Datang ke Taman Hiburan adalah pilihan mayoritas keluarga saat masa liburan. Karena Jakarta adalah kota Metropolitan, pilihan taman hiburan pun cukup banyak. Apa saja?

1. Dufan

dufan

Dufan adalah taman hiburan paling favorit di keluarga Indonesia dengan wahana Jet Coaster Halilintar yang paling populer. Namun, permainan di Dufan sebagian besar baru bisa dimainkan oleh anak dengan tinggi badan minimal 120 cm. Untuk anak yang lebih kecil, pilihan arena bermain tidak terlalu banyak.

Tiket Dufan bisa dibeli di situs resmi Ancol. Bagi kamu yang berencana sering ke Dufan dalam setahun, kamu bisa membeli Annual Pass dengan harga yang sangat terjangkau.

2. Pondok Indah Waterpark

pondok indah waterpark

Pondok Indah Waterpark adalah salah satu tempat wisata ramah anak di Jakarta Selatan yang kerap terlewatkan, padahal kehadiran Pondok Indah Waterpark ini termasuk pelopor waterpark di Jakarta. Lokasinya persis di samping Pondok Indah Mall. Pondok Indah Waterpark pernah sempat ditutup sementara untuk pemugaran. Kini Pondok Indah Waterpark tampil dengan lebih modern.

Wahana air yang disajikan juga cukup banyak, mulai dari kolam arus selancar hingga perosotan ular.

3. Kidzania

kidzania

Anak mana yang tidak senang dengan playground profesi bernama Kidzania?

Kidzania yang berada di lantai paling atas Pacific Place merupakan area dengan puluhan simulasi profesi orang dewasa. Mulai dari pemadam kebakaran, polisi, pilot, sampai pegawai pabrik roti. Kidzania disarankan untuk anak berusia minimal 6 tahun karena orangtua tidak boleh ikut masuk kedalam “wahana profesi”. Pun, anak dengan usia 6 tahun ke atas sudah mulai faham dengan apa yang dikerjakannya di tiap “wahana profesi”.

Mau mengunjungi tempat wisata ramah anak di Jakarta yang mana?

Meski tidak mudik, banyak tempat wisata ramah anak di Jakarta yang bisa dikunjungi bersama si kecil. Mulai dari taman hiburan, museum, hingga wisata alam. Meski tinggal di Jakarta, masih ada beberapa tempat wisata ramah anak di daftar ini yang belum kami kunjungi.

Tempat wisata ramah anak yang akan kamu kunjungi bersama keluarga di liburan lebaran kali ini?