Story of Hasan: Icip Kolam Renang Pertama

1 komentar
Selasa minggu lalu, 14 Maret 2016 untuk pertama kalinya Hasan icip-icip kolam renang. Saya tinggal di apartemen yang ada kolam renang di tiap towernya. Tapi baru kali ini setelah Hasan berusia 6.5 bulan ia icip-icip kolam renang. Kemana saja saya selama ini?

Oke.

Jadi sebenarnya niatnya adalah Hasan belajar berenang langsung nyemplung di kolam renang saat usia 6 bulan. Setelah berusaha mencari tempat les renang bayi, akhirnya saya menemukan 2 tempat les renang bayi di Jakarta. Aquatic Baby dan Anak Air. Keduanya dapat menerima bayi minimal berusia 6 bulan. Wah cocok ni pikir saya. Pada saat itu Hasan sudah berusia 5 bulan. Kemudian saya menghubungi Aquatic Baby perihal brosur. Ternyata eh ternyata, berhubung kelasnya terbatas jadi waiting list nya panjang benar. Masa term berikutnya Mei atau Juni, yang mana Hasan sudah berusia 9 atau 10 bulan. Oh iya, Aquatic Baby ini berlokasi di Bintaro. Informasi lebih lanjut mungkin bisa lihat di postingan ini.

Diet Obat

Tidak ada komentar
Saya tergolong orang yang "malas" makan obat. Maksudnya, saya kalau tidak kepepet dan memang harus, saya tidak akan menyentuh obat. Entah kenapa dan entah sejak kapan saya mulai begini. Dulu (dan saban kali sampai sekarang) saya langganan sakit kepala hebat bulanan. Sakitnya seperti migrain, sakit kepala sebelah dari tulang hidung, menjalar  ke mata, pelipis hingga kepala. Sakit kepala hebat sampai keluar air mta dan rasa-rasanya otak saya mau meledak. Namun, daripada saya makan obat, saya memilih jalan dengan tidur. Biasanya bangun paginya sakit kepala sudah hilang. Saya baru akan menyentuh obat sakit kepala jika keesokannya sakit kepala masih terasa.

Mahmud Abas Outing #1: Pelesir Kota Kasablanka

Tidak ada komentar
Baru saja kemarin, Kamis 3 Maret 2015 wacana nge-mall Mahmud Abas (Mamah Muda Anak Baru Satu) Apartemen Green Pramuka terealisasikan setelah diomongkan bulan lalu. Berawal dari Eva (Mom Vya) WA nawarin mau ikutan ke Kota Kasablanka yang deket atau tidak. Akhirnya peserta terdiri dari 5 pasang ibu-bayi. Saya dan Hasan; Eva dan Vya, kak Tita dan Adam, Adit dan Arya Mom Elsa (namanya belum nanya, duh) dan Elsa. Dan kebetulan, jarak usia antar bayi tidak jauh! Vya 7 bulan. Hasan, Adam, dan Elsa 6 bulan, dan yang paling muda Arya 4 bulan. Berhubung ini adalah perjalanan pertama, maka ini titik penentuan. Kalau sukses bakalan diulang lagi nih.

Arti Kepuasan Pelanggan

Tidak ada komentar
"Vun, HPnya setelah gw ganti lancar jaya. Batere yang udah gw ganti juga fully function."
Itu adalah WA teman saya yang baru membeli iPhone 5 saya terdahulu. Ada kelegaan dan kepuasan batin tersendiri pembeli puas.

Story of Hasan: Diakhir MP-ASI Menu Tunggal

Tidak ada komentar
Alhamdulillah, Insya Allah besok adalah hari terakhir Hasan MP-ASI tunggal. Menu MP-ASI tunggal Hasan dapat dilihat di sini. Alhamdulillah Hasan melaluinya dengan relatif lancar. Tanpa alergi dan sembelit. Buang Air Besar (BAB) Hasan lancar seperti biasa. sekitar 2-3 kali sehari. Oh, sehari sekali apabila keluar rumah haha. Demam panggung mungkin. BAB Hasan pun baik aroma, warna dan teksturnya menjadi variatif. Menjadi lebih bau :p

Beberapa puree menu tunggal MPASI Hasan

Menularnya LGBT dan Kekhawatiran Emak-emak

Tidak ada komentar
*disclaimer: Tulisan ini bisa jadi notabene berisi pikiran serta opini dan mengandung sangat minim informasi ilmiah. Segala bentuk ketidakrelevan mohon dikoreksi. Tapi maaf, pandangan saya mengenai LGBT tidak bisa dikoreksi. Hate me, call me a bigot :)

Topik LGBT menghangat bak minyak yang siap disulut api belakangan ini. Pertikaian baik yang muncul di permukaan atau hanya diam-diam di dalam benak. Sosial media dijadikan ajang beradu argumentasi. LGBT dan pernikahan sejenis memang sudah dilegalkan di banyak negara. Namun, seperti yang saya duga, pelegalan pernikahan sesama jenis di Amerika tempo lalu benar-benar realita yang dijadikan momentum untuk mencari "keadilan" bagi kaum LGBT.

Berhubung tanpa disadari saya sudah menyandang status emak-emak (hadeuh..) serta beberapa grup FB emak-emak yang saya diikuti,banyak para emak-emak ini mengungkapkan kegelisahan dan keruwetan hatinya dalam bentuk status sosial media. Salah satunya pada wall Facebook. Salah satu bentuk keluhan yang paling viral adalah ketakutan mereka bahwa LGBT akan menjangkiti dan menular kepada anak mereka. Namun benarkah itu?

Tentang Mimpi

Tidak ada komentar
Suami: Kamu ada rencana sekolah di luar negeri?
Saya: Sebenarnya ada. Tapi santai. Kenapa emangnya?
Suami: Aku ada rencana mau ke luar.

Tiba-tiba percakapan tersebut muncul di layar kaca ponsel. Tersentak. Setau saya suami mana ada keinginan melanjutka sekolah setelah spesialis. After all he has been through. After he will go through. 5 Tahun pendidikan dokter. 1 tahun internship. 5 tahun (rencananya) PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dan kira-kira usianya menjejak 30 tahun saat menyelesaikan semuanya. A long way path. Very. Dan lagi kesibukannya jauh diatas rata-rata dibanding sekolah sarjana atau magister yang banyak waktu lowong seperti yang saya tempuh. Terus kemudian masa mau lanjut lagi? What a exhausted moment.

Tapi di sisi lain, ini rasanya seperti mimpi. Mimpi bisa tinggal di luar for just one year or two. Mimpi kali-kali saya bisa nebeng melanjutkan studi doktoral. Perlahan mimpi itu menjadi nyata.

Kemudian saya terbangun dari tidur.