Akhir tahun sudah mendekati hilalnya, well, saya bukan orang yang berpedoman akan awal dan akhir tahun. Tetapi kadang-kadang suka terbersit beberapa keinginan yang ternyata sampai detik ini belum tercapai. Tidak semuanya ngotot harus tercapai di tahun depan, ada yang berharap keras ada juga yang berharap santai. Ada kesempatan mari, tidak ada dan bukan jalannya juga tidak masalah. Ini beberapa keinginan yang semoga tercapai secepatnya.
1. Haji
Jujur saja, dari 2-3 tahun lalu saya suka baper tiap baca
thread soal daftar haji atau bahkan akan pergi haji. Sudah banyak teman-teman seangkatan yang sudah mendaftar haji reguler, bahkan teman yang tidak jauh umurnya juga sudah bisa mendaftar haji plus! Mana semakin kesini saya mendengar banyak cerita betapa panjangnya antrian haji reguler khususnya daerah Jakarta. Uang pangkal untuk mendaftar haji reguler saja kami belum ada rezeki, apalagi haji plus hehe.
Mendekati musim keberangkatan haji saya tidak kalah bapernya. Ada yang masih muda, tapi karena kerja bahkan hanya kuliah di luar negeri jadi bisa langsung dapat jatah haji tanpa perlu mengantri. Dalam hati saya berpikir, enak banget ya yang tinggal di luar negeri, sudah hidup lebih menantang, haji pun bisa dilaksanakan tanpa harus memikirkan antrian. Di tahun ini tentunya membuat saya tidak kalah baper, ternyata ada sekitar 2-3 ibu-ibu di grup mengabarkan akan berangkat haji. Dari tanggal keberangkatan dan diperkuat dari kepulangan saya tahu, mereka berangkat menggunakan haji plus. Saya tahu karena pada saat itu orang tua saya juga berangkat dengan haji plus. Wah, tajir-tajir sekali ya kenalan saya!
Tapi sudahlah, tidak usah dikaji. Kan tiap orang punya rejekinya masing-masing. Lagian, haji dan umroh itu masalah terpanggil atau tidak. Ada yang hartanya berlimpah, terapi tak kunjung haji. Ada yang hartanya kekurangan, malah bisa berangkat entah bagaimana caranya. Keadaan sekarang juga belum tentu bisa dijadikan acuan. Kejutan selalu ada, keadaan sekarang dengan nanti juga belum tentu sama. Yang penting dibanyakin saja doanya ☺️.
2. Travelling Bucket List
Dari dulu saya senang dengan yang namanya menjelajah, tetapi rejekinya memang saya tidak banyak jalan-jalan haha. Mungkin baru setahun belakangan ini saja saya terkesan banyak jalan-jalan karena kebetulan mengikuti suami saya tugas keluar kota di pelbagai tempat di Pulau Jawa. Bahkan kami sempat sekali mencicip luar negeri selama sebulan, Chiang Mai! Banda Aceh, Purwokerto, Surabaya,
Jombang, Mojokerto, Bandung, Yogyakarta, Solo, Klaten, Semarang dan Insya Allah nanti Pemalang dan Cirebon. Mungkin bagi sebagian orang cukup remeh-temeh, tapi bagi saya yang pecinta eksplorasi kota dan mendapatkan kesempatan eksplorasi selama sebulan di beberapa kota diatas rasanya wow bersyukur sekali. Saya sungguh-sungguh menikmatinya meskipun katakanlah, kampung, tidak berpengaruh bagi saya. Ada banyak sisi-sisi kehidupan yang bisa dipelajari dan dinikmati.
Meskipun sudah pernah tinggal di luar negeri selama sebulan, tetapi tinggal di luar negeri minimal setahun menjadi bucket list saya semenjak 10 tahun yang lalu. Kenapa minimal setahun? Karena saya bukan tipe yang ingin membesarkan keluarga secara permanen di luar negeri, terlebih membesarkan anak di negara non-muslim. Saya ingin merasakan hidup yang benar-benar saling mengandalkan dengan suami, perbedaan kultur dan alam, rasa kangen terhadap yang tersimpan pada tanah air, mengambil kursus dan sertifikasi yang tidak ada di Indonesia, dan bercampur baur serta berkomunitas dengan orang-orang yang berbeda sama sekali dari kita.
Daftar yang lain adalah merasakan musim dingin. Entahlah, tapi saya selalu suka dengan musim dingin dan ingin merasakannya dibanding musim yang lain. Palingan musim yang lain hanya minor seperti menyaksikan bunga sakura mekar di musim semi, atau bunga-bunga kemerahan di musim gugur yang berpadu dengan udara dingin. Sementara kalau musim dingin sih, ingin dimanapun itu juga haha. Musim dingin di Moskow apalagi 🙈. Padahal sebenarnya saya sudah beberapa kali merasakannya di Jazirah Arab dan sekali di salah satu negara bagian paling selatan di Amerika. Tetapi karena daerahnya di garis sub tropis, jadi jangan harap ada salju. Naik sedikit ke negara bagian yang lebih utara juga tetap tidak ada salju meski akhirnya ketemu dan merasakan salju pakai perjuangan perjalanan darat 1.5 jam haha. Ke Moskow juga pernah, meski cuma transit. Benar-benar salju bulan Januari disana, cuma lewat garbarata saja dinginnya masih terasa meski sudah pakai jaket yang tidak terlalu tebal.
Sudah pernah melakoni jalan darat dari Aceh sampai ke Batu membuat saya menjadi maniak jalan darat sampai sekarang. Nomor satu impian sih tetap, road trip di Amerika. Kebanyakan nonton film mungkin, rasanya seru saja mengunjungi berbagai negara bagian dan ke-khas-annya serta didukung fasilitas jalan yang memadai. Yang menarik lainnya road trip di Inggris, ini juga gara-gara memantau perjalanan darat seorang teman dekat sampai ke Glasgow tempo lalu pas kebetulan sedang tugas disana. Pemandangan Inggris pinggir kota memang juara sih. Yang belakangan sering muncul di IG adalah roadtrip di New Zealand, tapi entah kenapa saya tidak begitu tertarik. Perjalanan kereta api juga menarik, terutama saya ingin merasakan overnight train yang memakai kasur. Soal kereta yang mana, tidak lain dan tidak bukan selain Trans Siberia menjadi urutan pertama saya! Bayangkan, Rusia yang menjadi negara dengan arsitektur dan sejarah favorit saya ditambah dengan perjalanan dari Asia menuju Eropa.
Bucket list yang lain adalah kunjungan ke negara dan tempat wisata yang bagi banyak orang sungguh aneh. Istilahnya anti-mainstream. Misalnya Korea Utara atau negara pecahannya Uni Sovyet. Saya tertarik Korea Utara semenjak baca dan melihat foto dari perjalanan seorang blogger Prancis yang tinggal di Jepang, Jordy meow. Sungguh menarik sepertinya masuk ke negara terisolir dengan gaya kehidupannya yang aneh serta suasana kota yang jadul. Dahulu saat seorang teman bercerita tertarik menjelajahi negara-negara pecahannya Uni Sovyet, tidak pernah terbersit ketertarikan sama sekali di pikiran saya. Tetapi entah mengapa semenjak melihat Opening Asian Games (lah apa hubungannya?) malah jadi sangat tertarik. Arsitektur Eropa yang bercampur dengan Mongol dan Asia ditambah dengan pemandangan Islam yang tidak terlalu ramai dibumbui oleh orang-orang yang berbahasa Rusia.
Belakangan ini saya malah suka kepikiran ingin ke daerah reservasi Suku Indian di Amerika dan mengunjungi kota-kota di sepanjang Sungai Mekong. Entah saya tidak kepikiran atau tidak sempat minta atau tidak ada waktu cukup, ya kenapa dulu saya tidak ke Reservasi Indian padahal menurut google reservasi terdekat hanya memakan 1.5 jam perjalanan darat dari tempat kami tinggal. Padahal waktu saya Texas saya sudah khatam buku Winnetou, sebuah trilogi buku mengenai kehidupan Indian Apache serta orang Eropa kepercayaannya karangan Karl May. Saya tergiur mengunjungi Vietnam sambil wisata sejarah juga gara-gara percakapan random dengan seorang bule Australia di kedai kopi di salah satu pelosok Kota Chiang Mai yang baru saja menyusuri kota-kota disekitar Sungai Mekong bersama anak lelakinya. Ditambah sewaktu saya disana, saya melihat Viet jet baru buka rute penerbangan baru Chiang Mai - Ho Chi Minh dan promo dengan harga 65 ribu rupiah! Jadilah saya susah move on sampai sekarang haha.
3. Menerbitkan Buku
Ketawa aja lah saya sama diri sendiri hehe. Sebenarnya keinginan ini sudah ada dari lama sekali. Baru 2 tahun belakangan saja saya baru kepikiran buku apa. 2 tahun loh dan saya belum melakukan progres apa-apa. Beberapa bulan lalu teman saya menawarkan sebuah kelas dan bimbingan online berbayar sekitar sejuta yang dalam sebulan sudah bisa diterbitkan menjadi buku. Ia berkata beberapa ITBMH sudah ada yang sukses menerbitkan buku dari kelas online itu. Dia yang sebelumnya pernah ikutan mengatakan benar-benar diperas habis tenaga. Eh, sebelum saya mengkonfirmasi dia langsung memberi nomor kontak saya kepada si pemilik kelas online. Sial haha. Akhir bulan November saya mendapat WA mengenai akan dibukanya kelas baru mulai tanggal 8 Desember. Saya merasa tidak mampu karena sebulan terhitung setelahnya saya banyak keluar kota. Mungkin kalau batch berikutnya sebelum lahiran saya akan ikut. Mulai disiapkan saja bahannya, karena buku yang saya ingin tulis beul-betul membutuhkan riset dan data. Semoga segera terealisasikan ya dengan adanya tenggat waktu.
4. Penggunaan Carseat Masuk Peraturan dan Jadi Pengulas Berpengaruh
Saya sudah banyak melakukan riset mengenai baby gear semenjak hamil hasan. Pada akhirnya saya benar-benar tergugah untuk mendalami keselamatan berkendara pada anak yang menggunakan carseat merupakan salah satu tahapannya. Saya prihatin dengan kultur yang ada di Indonesia serta banyaknya keadaan fatal bagi anak akibat kecelakaan mobil. Beruntung 2 tahun lalu saya menemukan sebuah komunitas yang memiliki kepedulian yang sama. Komunitas Safekids Indonesia (SKI) sudah berafiliasi dengan Safekids Internasional. Bersama SKI kami memiliki mimpi untuk memasukkan penggunaan carseat serta aspek-aspek lainnya kedalam perumusan perundang-undangan keselamatan berkendara. Jalan masih panjang, terapi semoga segera terbuka jalannya.
Karena saya senang melakukan riset dan menulis ulasan, saya benar-benar ingin menjadi pengulas yang diakui. Yang diakui ini konteksnya menjadi narasumber. Saat saya “menjual diri” saya sadar ternyata saya bukan apa-apa dan masih menjadi anak kemarin sore hehe. Tapi tidak masalah, saya juga baru memulainya. Jalan masih panjang, jadi santai saja. 😎
5. Doktoral
Hehehehehehehehehehe
Loh kok ketawa?
Saya pernah menuliskan tentang ini pada blog saya yang berbahasa inggris d
isini. Berdasarkan di deskripsi atas, ini termasuk keinginan yang ada rejeki ayuk, tidak ada juga tidak masalah. Mengingat saya sudah 3.5 tahun meninggalkam dunia akademisi, mimpi ini menjadi terasa tidak valid lagi. Tapi apa salahnya toh jika masih menginginkannya, lagian juga tidak ngotot harus terkabul. Memang saya merasa menjadi akademisi pada saat itu sangat cocok bagi saya. Saya senang mengajar, saya senang berpikir, dan saya senang menulis. Benar-benar passion saya.
Sekarang keadaan sudah berbeda. Riset saya sudah basi, saya sudah tidak update terhadap perkembangan ilmu, dan saya sudah lama sekali tidak sempat membaca jurnal. Jikalau pun sampai sekolah lagi ya mungkin ambilnya S2 saja lagi.