Tampilkan postingan dengan label safety. Tampilkan semua postingan

Tips Sendiri Berenang Bersama Anak Anti Ribet

1 komentar
Lagi inap di hotel, anak 3 minta renang, suami ga ada karena inapnya bukan dalam rangka staycation. Bagaimana cara sendiri berenang bersama anak? Apa saja yang harus dipersiapkan agar semua bisa menikmati?


Mengingat suami berprofesi sebagai seorang tenaga kesehatan yang hmmm,, akhir pekan pun sering sibuk, secara tidak langsung saya “dituntut” untuk banyak melakukan hal sendiri. Check in hotel sendiri, check out hotel sendiri. Menyiapkan renang anak sendiri, memandikan mereka semua sendiri.


Kadang-kadang sering terbesit kepikiran ideal banget ya orang-orang. Pergi liburan bareng, inap bareng, menyiapkan anak bareng-bareng. Pun, Setelah 8 tahun menikah, kami belum bisa kebanyakan keluarga lain yang merencanakan liburan jauh-jauh hari dan bisa mengambil cuti untuk mempersiapkan liburan tersebut. Suami tipe yang belum mendapatkan “privilege” untuk ambil cuti sana-sini. Maklum, 5 tahun menjadi seorang residen dan sisanya selepas lulus menjadi junior dengan status belum terlalu jelas. Di tahun ke-9 kami menikah suami terhitung sudah setahun resmi cpns, artinya (insya Allah) menjadi PNS. Bisa mengambil cuti berarti?


But anyway, semua tahap harus dinikmati, termasuk liburan mendadak dan waktu-waktu singkat di sela kerjaan suami.


Sebelum pengesahan PNS itu, maka liburan keluarga kami biasanya ya nempel dengan pekerjaan suami. Contohnya traveliving tahun 2018, atau saat ke Solo 3 hari karena suami tim medis Rugby, atau 4 hari di Bandung karena suami kongres. Sisanya staycation di dalam kota karena lagi-lagi kebetulan ada acaranya suami.


Salah satu yang dilakukan saat staycation di dalam kota adalah anak-anak berenang. Karena biasanya baru ketemu suami sore, jadi saya harus sendiri menemani anak berenang, mulai dari menyiapkan, mendampingi, dan memandikan.


Bagaimana tips sendiri berenang bersama anak tanpa mengurangi keseruan yang ada?


1. Set ekspektasi

Mengatur ekspektasi adalah hal yang pertama ditanamkan saat ingin sendiri berenang bersama anak. Menyiapkan ekspektasi bahwa kita tidak bisa asik drill berenang saat sendiri berenang bersama anak. Fungsi kita lebih ke menemani dan mengawasi mereka. Ini penting agar kita tidak kecewa saat tidak mendapatkan apa yang kita ingini saat sendiri berenang bersama anak.


2. Menyiapkan baju dan perlengkapan mandi anak

Saat berenang dimanapun itu, hampir tidak pernah saya dan anak-anak mandi di fasilitas kolam renang. Jangankan kolam hotel, si sulung yang les renang di kolam yang berjarak 5 km dari rumah kami saja hanya mengeringkan badan dan langsung masuk ke mobil untuk mandi di rumah.


Apalagi jika berenang di kolam fasilitas hotel, tinggal lari naik masuk ke kamar saja bukan? Nah, jangan sampai setelah selesai berenang dan masuk kamar hotel, kita pontang-panting mengambil baju anak dari koper dan mengambil sabun mandi mereka. Sudahlah semua dalam keadaan kedinginan, belum pula kita terbirit-birit membasahi koper dan lantai kamar karena harus mengambil perlengkapan mandi.


Saya menjejerkan baju anak dan baju saya sendiri lengkap sudah termasuk dalamannya bererta minyak dan lotion setelah mandi. Sabun dan sampo anak juga sudah tertata di kamar mandi berserta handuk mereka. Jadi, saat masuk kamar hotel saya langsung fokus memandikan 2 anak gadis paling kecil yang sekarang berusia 3,5 tahun dan 2 tahun. Setelah mereka selesai, saya tinggal menyuruh si sulung mandi sendiri sementara saya menyiapkan kedua adiknya pasca mandi. Biasaya si sulung selesai mandi bersamaan dengan adiknya yang telah rapi dan wangi, barulah bisa meninggalkan mereka di kasur untuk saya mandi.


3. Anak pakai pelampung dan awasi selalu

Sepenting itu tahap memakaikan pelampung pada anak, terutama kedua anak yang paling kecil. Selain meminimalisir terjadinya resiko kecelakaan kolam renang yang sangat berbahaya, penggunaan pelampung bagi anak saat sendiri berenang bersama anak akan sangat memudahkan kita.

Biasanya saya tinggal menggendong “ringan” mereka saja. Si sulung karena sudah mulai bisa berenang suka tidak pakai pelampung, apalagi jika ia bisa berdiri di kolam. Meski begitu, saya tetap penuh mengawasi mereka bertiga. Mengawasi 3 anak sekaligus dalam pengawasan penuh itu sulit, oleh karena itu penggunaan pelampung dapat meminimalisir risiko kecelakaan renang saat pandangan kita teralihkan ke anak yang lain atau sedang tidak fokus penuh.


Misalnya, baru saja kejadian si bungsu dalam kondisi tertelungkup wajahnya saat kami semua berada di kolam kecil. Meski hanya sekian detik perhatian saya teralihkan, ngeri membayangkan jika ia dalam keadaan tidak pakai pelampung dan tercemplung begitu saja menelan air dan megap-megap. Nauudzubillah mindzalik. Oh ya, kami biasanya sesekai berada di kolam anak-anak yang cetek dan sesekali berada di kolam dewasa. Jadi penting sekali anak memakai pelampung terutama saat mereka berada di kolam besar.


Have fun!

Last but not least, have fun! Meski kondisi tidak ideal, tetap harus penting bersenang-senang berenang sendiri bersama anak. Jangan sampai mutung kepikiran kesal kenapa suami tidak bisa ikut mendampingi haha. Nikmati saja momen kebersamaan bersama anak ini. Suami bukan sengaja menghilangkan diri kok, bapaknya anak-anak juga sebenarnya maunya ya berenang sama anak-anak, bukan menghilang untuk kerja, tapi qadarullah kan karena harus menunaikan kewajiban.


Bagaimana? Siap jika harus berenang sendiri bersama anak tanpa bantuan suami? Selamat bersenang-senang dan tetap perhatikan keselamatan anak di dalam air ya!