Tampilkan postingan dengan label psikadelik. Tampilkan semua postingan

Dialog Mengenai Dunia Psikadelik (Episode 2)

6 komentar
Menjadi serpihan-serpihan kecil, debu-debu berterbangan, larut dengan udara yang kita hirup. Semuanya menyatu, menjadi satu. Dan alam ini menjadi terkoyak seperti kertas yang disobek-sobek kecil dan dilemparkan begitu saja. Menghambur, lalu hangus terbakar menjadi seperti celacah rokok. Rokok yang terus terbakar sehingga menyisakan hanya abu.
Kemudian, Sang nelayan meraba-raba sekitarnya.

Dziiiiinnnnngggg,,,

Berharap bisa menemukan kesadarannya, sang nelayan terkaget.
"Apa yang terjadi padaku?".
Dengan matanya yang baru terbuka, pikirannya begitu terkecamuk. Sambil mengucek-ucek matanya. Sang nelayan masih gamang, membedakan antara pikirannya dan keadaan nyata. Lulungu.

keluarganya.

Lalu baru ia sadar. Bahwa, dia telah kembali kedunia nyata. Bersama keluarga disekitarnya. Anaknya pun langsung menghambur menuju padanya. Berpelukan. Tiba-tiba pikirannya yang penuh gundah gulana itu telah tergantikan dengan suatu kesejukan. Kehangatan yang tidak tergantikan. Kemesraan dan kehangatan keluarga. Aura sang anak seperti menambal bobroknya pikirannya itu. Membuat sang nelayan tersadar bahwa selama ini ia terjerembab ke alam pikirannya sendiri. Lalu sang anak bertanya,
"Ayah,, kemana saja?"
Sang ayah terdiam. Sejenak kemudian, ia berkata,
"Terima kasih."

Ia menyadari sesuatu bahwa ia tak boleh begini terus. Ia tidak akan membiarkan pikirannya menjadi raja bagi dirinya. Membawa dia meninggalkan dunia nyata. Menuju awang-awang tanpa ujung. Kemudian, setelah sekian lama pada akhirnya, aura keluarganya lah yang membimbing ia meninggalkan kekelamannya. Menyelamatkanya menuju dunia nyata. Meninggalkan alam bawah sadarnya. Hal itu seperti sebuah cahaya yang menghampiri.

Cahaya itu,,

Cahaya itu adalah aura keluarganya

FIN
TAMAT

Tunggu,,tunggu,,jangan buruan merasa puas dulu. Tidak terpikirkah kalian mengenai nasib si pemilik suara asing itu?

Penasaran?
Gundah Gulana?
Nantikan laporan nasib sang manusia di blog berikutnya!

Dialog Mengenai Dunia Psikadelik (Episode 1)

2 komentar
Siapa sih yang ga tau aibon? Sesungguhnya aibon sangat mengasikkan jikalau dihirup sambil mendengar lagu psikadelik. Ternyata sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan legenda aibon. Langsung pikiran terbang menembus awan-awan di kayangan. Sampai-sampai, rahwana dari negeri khayangan turun menghampiri. Lalu dia bilang, "Mau ikutan dong!". Dan rahwana pun ikut. Dewa langit dan dewa bumi menegur. Kemudian tiba-tiba awan2 menghilang. Gemuruh petir menggelegar, terlihat seperti garis lurus bercahaya yang menyambar. Tapi entah kenapa tiba2 garis itu melengkung,, dan melengkung. Hingga seperti benang kusut. Lalu berubah warna dengan sendiriny, menjadi mejikuhibiniu. Menjadi pelangi yang sangat indah. Ini bukan dunia lagi, tapi alam yang sangat indah. Jauh melampaui yang bisa orang bayangkan. Jauh dari relung pikiran manusia.

hening..hening...hening...

Planet alam dimana2 semua warna menyebar membaur dan biru laut pun ikut bergembira. Bergabung dengan warna pelangi, kemudian laut-laut tersebut beriak seolah-olah melompat kegirangan. Dan terlihat lah siluet sang bapak nelayan yang mencari ikan disore hari. Berharap membawa beberapa ekor ikan untuk dimasak dirumah bersama anak dan isterinya.

hupp,,

Ah..kehidupan..
Dengan jaringnya,,sang nelayan mendapatkan seekor ikan. Memandangi ikan hasil tangkapannya dengan memasang senyum penuh syukur. Kemudian tiba2,,,

eng ing eng,,

ikan tersebut ikut tersenyum dan langsung menguakkan mulutny dengan gigi-gigi ikan yang tajam bak ikan piranha. Kemudian mulut ikan itu terkoyak.

lalu,,,
semuanya menjadi hitam,,
Di tengah kehitaman pekat, tiba-tiba ada suara yang memanggil. Terdapat celah yang memungkinkan cahaya untuk menembusnya. Panggilan apakah itu gerangan?
itu suara anaknya.

ya,,
Ia dapat melihat anaknya melalui lobang yang sangat teramat kecil. Dengan nada penuh harap kepulangan bapaknya, "bapak,, ayo pulang..". Tiba2 lobang itu membesar dan semakin membesar. Semuanya terlihat seperti menyeruak, warna - warna yang sempat hilang tiba-tiba menghambur.

backsound: blue jay way

"please dont be long,,,,"

Tiba2 saja sang ayah sudah berada di rumah. Tentu saja bersama sang anak dan istrinya. Dada terasa bergemuruh, seperti ada sesuatu yang tak tertahankan. auman serigala dan menghentak seperti langit akan runtuh. Bergenuruh seperti suasana dugem. Dan petir pun terlihat bukan seperti biasanya.

ya ampun,,
"itu bukan petir!! itu langit retak!!".
Seperti cangkir yang disiram air panas, retak perlahan. Menimbulkan garis-garis hitam seperti dinding disebuah gedung yang retak karena ada kekuatan maha dashyat di neraka didalam perut bumi yang menekan keatas. Sehingga, retak-retik dimana mana. Dan semuanya,,

BLAMMMMM!!!!


To be continued,,,

Dialog Mengenai Dunia Psikadelik (Preface)

4 komentar
Sesuai janji saiah!

Dialog yang aneh ini hasil kerjaan dari makhluk yang mengaku-ngaku bernama mamat dan junet. Setelah dikocok, dicincang, direbus,dibumbuin, diasepin, dibuat menjadi kwetiaw, jadilah menjadi hasil tulisan epik[??] yang akan beredar di next blog si matzen ini.

Darimana asal muasalnya pangkal psikadelik itu?
Don't think too far!
Jangan ragu!
Jangan heran!
Semuanya hanya bermula dari lem aibon.

*terdengar suara dari kejauhan sana,,
"Huahh,,,,awalnya dari lem aibon? ngaco lu! Ampe dunia kiamat pun ga bakal ada hubunganna antara lem aibon ama psikadelik!"

Si Matzen ini lantas tidak terima,,ia pun membalas si pemilik suara itu,,
"Ya adalah! lu aja yang dudulz. Pemikiran serba terbelakang. Primitip! Kita liat aja,,klo ternyata ada hubungannya,,lu mesti gegulingan jungkir balik keliling Bandung!"

Lantas,,bagaimana nasib si pemilik suara itu selanjutnya?
Silahkan liat di blog si matzen ini berikutnya!