Maag saat Sedang Traveling? Kenali Perbedaan Maag dan GERD Ini!

20 komentar
Apa Perbedaan GERD dan Maag? Bagaimana cara mengatasi maag?


2 Bulan lalu, saya dikagetkan oleh IGS teman yang mengeluh muntah-muntah hebat saat traveling. Ia mengaku tidak sedang hamil karena saat itu sedang menstruasi.

”Kamu GERD ya?”, tanya saya.
“Kata dokter sih aslam (asam lambung) saja.” Jawabnya via DM IG.

Sang teman pada saat itu sedang traveling bersama keluarga ke Sumatera bagian selatan dalam jangka waktu agak lama. Tidak terbayang kalutnya perasaan teman saya itu. Tidak di rumah, sedang dalam perjalanan, dan tetap harus mengasuh keempat anaknya.

Saya yang (tampaknya sejauh ini) tidak memiliki riwayat maag dan GERD, mungkin kurang “relate” tentang betapa tidak enaknya terserang maag dan GERD saat traveling. Palingan, saya hanya pernah merasa perut agak bergas dan tidak enak. Entahlah itu sudah masuk maag atau belum karena cuma kambuh sekali itu saja.

Perbedaan GERD dan Maag bagi saya tidak memiliki batasan yang jelas. Selama ini terpatri di otak saya kalau GERD adalah Maag edisi akut. Ternyata pemikiran saya ini salah. Penasaran apa perbedaan GERD dan Maag?

Garis Tebal Perbedaan GERD dan Maag

“Tiap GERD kambuh, rasanya kayak gw bisa jadi ga ketemu matahari esok pagi.” Ujar seorang teman tempo hari.
Salah satu perbedaan GERD dan Maag adalah maag atau gastritis disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini menyebabkan peradangan pada lambung namun bisa disembuhkan dalam dua bulan jika diobati dengan telaten. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dimana asam lambung naik sampai kerongkongan 1-2 kali dalam seminggu. Penderita GERD sendiri tercatat sampai 27,4 kasus di Indonesia.

“GERD dan Maag bukan penyakit seumur hidup sehingga bisa disembuhkan.” Ujar Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM.

 

1. Penyebab Maag dan GERD

Perbedaan GERD dan maag pertama ada di penyebabnya sendiri. Maag yang kambuh identik dengan terlambat makan, padahal banyak pemicu lainnya seperti stres, merokok, konsumsi alkohol, hingga hobi minum kopi (kafein tinggi). Jadi kebayang kan kenapa beberapa teman saya yang memiliki riwayat maag langsung keder begitu tahu kebiasaan saya mengkonsumsi kopi hitam (americano, espresso, filter) di saat dalam kondisi perut kosong karena masih dalam rentang puasa intermittent fasting. Alhamdulillah selama ini saya tidak merasa keluhan di lambung, malah ngetik-ngetik sambil minum kopi hitam berasa produktif.

Penyakit autoimun, infeksi bakteri, hingga alergi terhadap obat tertentu juga bisa menjadi pemicu datangnya maag.

Sementara GERD disebabkan oleh otot kerongkongan bawah mengerut yang memudahkan naiknya asam lambung. Kalau maag (bisa jad) disebabkan oleh telat makan, sedangkan GERD bisa disebabkan oleh kebanyakan makan. Terutama makan makanan pemicu GERD.

2. Gejala

Gejala maag dan GERD relatif sama, itulah sebabnya banyak orang yang salah dalam membedakan maag dan GERD. Padahal, perbedaan GERD dan maag sangat signifikan di gejalanya.Penyakit maag terjadi di lambung saja, makanya gejalanya berupa begah, mual, nyeri di ulu hati, sendawa, cepat kenyang, hingga muntah.

Semenetara GERD kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan sehingga penderitanya merasakan perasaan yang lebih tidak nyaman seperti mulut terasa pahit, kerongkongan panas, hingga jantung berdebar.

3. Pengobatan

Maag yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi GERD. Tidak hanya itu, komplikasi lebih lanjut akan berdampak pada anemia hingga kanker perut. Baik Maag dan GERD memiliki tingkat keparahan berbeda.

Tidak ada perbedaan GERD dan Maag selain berobat dengan telaten. Untuk mendapatkan diagnosis lebih tepat, lebih baik konsultasikan kepada dokter. Jangan menganggap enteng hanya dengan cara mengkonsumsi obat-obat maag di pasaran. Ketergantungan mengkonsumsi obat maag memiliki efek samping berupa gagal ginjal, tulang patah, hingga demensia.

Mencegah lebih baik dibandingkan mengobati. Lantas bagaimana cara mengatasi maag?

4. Pencegahan

Di sub bab bagian ini, saya akan menulis agak personal. Jadi, selain menulis cara mengatasi maag yang merupakan common practice (yang biasa dianjurkan oleh tenaga kesehatan), saya juga hendak menuliskan tips mencegah maag dan GERD terjadi.

Tidak ada perbedaan GERD dan maag selain sama-sama harus menghindari makanan pemicu.

”Gw udah ke dokter, kaget banget ternyata banyak sayuran yang gw ga diperbolehin makan. Misalnya brokoli, kembang kol, dan jamur. Padahal common knowledge yang kita tahu, semua sayuran itu bagus.” Cerita seorang teman penyintas GERD.

Salah satu keyword makanan yang harus dihindari adalah makanan ber-“gas”, termasuk sayuran yang mengandung “gas”. Selain itu, makanan pedas dan berlemak sebaiknya dihindari.

Cara lain mengontrol mengatasi maag dan gerd yang sering tidak diperhatikan adalah mengelola stres dan cukup tidur. Tidak usah terlalu glorifikasi budaya “hustle and bustle”. Jaga pola makan, kelola stres, dan cukup tidur jauh lebih penting.

Tips mencegah maag dan GERD kambuh saat sedang traveling

Dalam kacamata Islam, safar (berpergian, travelling adalah cobaan), oleh karena itu saat hendak traveling jangan cuma memikirkan enaknya saja, tapi kesiapan mental saat menghadapi kemungkinan terburuk.

Salah satu persiapannya bisa berupa membawa obat-obatan pribadi yang lengkap. Apalagi jika kamu memang sebelumnya memiliki riwayat maag dan GERD, maka bawalah obat-obatan maag baik dari obat-obatan kimiawi maupun herbal. Jangan lupa untuk berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu agar dosisnya tepat dan tidak ketergantungan obat maag nantinya.

Selain itu, penting bagi kamu untuk menjadwalkan agar tidak telat makan saat traveling. Jenis makanan yang disantap juga harus dikontrol, jangan terlalu banyak makan makanan bersantan. Tidur pun jangan lupa dijaga untuk mengurangi risiko kemunculan maag dan GERD saat traveling.

Semoga lancar-lancar saja ya saat traveling dan baik si maag dan GERD tidak muncul!

20 komentar

  1. Saya pernah menderita gerd akut duh gak nyaman banget dan spya sembuh harus minum obat rutin dan menjauhi faktor penyebab gerd...

    BalasHapus
  2. Kalau dari gejalanya mirip ya antara gerd dan maag ini, hmm jadi introspeksi diri nih, selama ini aku kurang istirahat alias kurang tidur jadi harus diubah ya, supaya terhindar dari maag dan gerd, kalau stres sih insyaallah dah bisa kelola, apalagi saat bepergian, tantangan banget di pola makan yang jadi kacau

    BalasHapus
  3. noted banget ini kak, perjalanan saat bepergian alias traveling, tetiba sakit. Mana harus urus 4 anak lagi. Duh, enggak kebayang. Infromasi ini penting banget ya, jadi tahu perbedaan maag dan GERD

    BalasHapus
  4. Aku juga tidak menderita keduanya, mungkin karena aku hobi ngemil ya, jadi perut ga sempat kosong. Btw aku baru tahu kalau ternyata ada sayuran tertentu yang nggak baik buat penderita GERD

    BalasHapus
  5. Aku punya riwayat mag, tapi tidak sampai mengalami Gerd. Mudah-mudahan sih tidak, ya. Sakit itu gak enak banget, apalagi kalau mag sudah kambuh. Jadi, harus selalu jaga pola makan agar tidak terkena mag dan gerd.

    BalasHapus
  6. Emang bener sih, kalo berpergian itu sebaiknya bawa obat-obatan pribadi. Karena untuk mencegah tiba-tiba kambuh. Dan yang paling penting banyak bawa cemilan, karena orang yang sakit maag nggak boleh telat makan.

    BalasHapus
  7. duuh tersiksa banget deh kalau pas lagi traveling kita malah jatuh sakit, saya pernah mengalaminya dan rasanya gak enak banget, bahkan harus balik lebih awal dari peserta training lainnya karena kondisi saya yang benar-benar ngedrop.
    maag dan GERD ini emang gak bisa disepelekan, harus diatasi dengan benar apalagi jika saat hendak traveling.

    BalasHapus
  8. Aku kira dulu maag itu Gerd, ternyata beda banget ya. Setelah baca ini, jadi tahu mana maag dan mana gerd. Kalau udah gerd agak mengkhawatirkan banget ya.

    BalasHapus
  9. Urusan lambung memang harus waspada,kalau sudah kambuh, ya ampun sakitnya itu lho ampun ampunan, sekarang jadi tahu apa itu maag apa itu gerd, makasih ya infonya.

    BalasHapus
  10. harus lebih peduli lagi nih dengan kondisi tubuh khususnya bagian sistem pencernaan agar dijaga dengan baik. apalagi bentar lagi kita akan berpuasa biar nyaman ketika beribadah

    BalasHapus
  11. Saat travelling sangat penting untuk tetap menjaga asupan makanan ya mbak
    Biar tak terserang maag ataupun gerd

    BalasHapus
  12. aku pernah kena dua2nya mba. maag dan gerd. ga enak bgt deh

    BalasHapus
  13. Perlu banget ini aku tahu soalnya sering kena gejalanya
    Semoga bukan GERD beneran deh ya
    Khawatir aku

    BalasHapus
  14. Sebenernya, misalnya untuk mencegah GERD dengan minum obatnya dulu saat akan travelling ini membantu gak yaa..
    Soalnya kebayang sakitnya. Dan aku jadi tau untuk menghindari makanan ber-GAS ini gak baik untuk penderita GERD.

    BalasHapus
  15. Sering banget ngerasain yang namanya sakit maag kalau dalam perjalanan tapi sejak pola hidup makan yang sehat dan menghindari pemicunya jadi mulai berkurang

    BalasHapus
  16. Pas banget nih informasinya. Aku juga suka bingung membedakan mana maag, mana gerd. Memang ya, kalau salah mengatur pola makan bisa berabe dan merusaka kesehatan banyak organ tubuh

    BalasHapus
  17. Jd tau bedany gerd dan maag, dan ternyata brokoli adlah saturan yg ber gas...perlu bgets informasi² penting tntg kesehatan ini apalagi masuk ramadhan supaya ibadah jd maksimal

    BalasHapus
  18. suamiku kena gerd, tiap kambuh bukan karena makan sembarangan, tapi lebih ke faktor pikiran. setiap ada masalah yang lumayan menguras emosi pasti kambuh, huhu

    BalasHapus
  19. Jadi ingat kemarin teman cerita punya GERD. Terus pas dia mau makan sayur kol, langsung aku tegur. Karena memang setauku sayur ber-gas nggak boleh dimakan sama penderita GERD dan maag

    BalasHapus
  20. Aduh aku termasuk yang ngak tahu nih beda gerd dan aslam tahu nya ya ulu hati sering sakit dan panas gitu. Tapi alhamdulillah sekrang udah mulai berkurang interval waktu kambuhnya. Di sisi lain merasa tenng banget sama perkataan dokter di atas bahwa magh dan gerd bukan penyakit seumur hidup, jadi lebih termotivasi lagi buat terbebas dari dua hal ini.

    BalasHapus