3 Jenis Semen untuk Pembuatan Taman Kering Mini dengan Beton Berpori

Tidak ada komentar
Sini saya bisikin 3 jenis semen rekomendasi jika kamu sedang berniat membuat taman kering mini dengan beton berpori.

taman kering mini

Di rumah saya ada 2 taman kecil: Taman depan dan belakang. Ukurannya tidak besar, hanya sekitar 0,8m x 5m untuk taman depan dan sekitar 3 m x 3 m untuk taman belakang. Oh, ada juga jejeran Monstera dan 2 jenis tanaman hias lainnya (asli saya lupa namanya hehe) di bagian lain carport kalau juga ingin dihitung sebagai “taman”. Bisa dibilang taman belakang saya sukses sesuai harapan. Taman basah dengan rumput gajah mini beserta ragam tanaman bumbu dapur dan tanaman hias.

Namun tidak untuk taman depan saya.

taman kering minitaman kering mini
Ki-ka: taman belakang dan taman depan

Taman kecil di sebelah carport mobil ini rencananya berupa taman basah juga dengan jajaran Calathea beserta rumput gajah sebagai alasnya. Nyatanya, lebih banyak gagalnya bahkan sampai sekarang. Tanahnya dipadati oleh rumput gajah mini ternyata hanya sekedar wacana karena sepertinya tidak mendapat asupan sinar matahari yang cukup. Sepertiga lahan taman depan samping tertutup oleh kanopi yang di atasnya kamar utama. Tidak hanya itu, bagian yang terkena sinar matahari pun tertutup oleh kanopi Calathea.

Tengah tahun bulan lalu saya memanggil tukang kebun dengan tujuan “deep cleaning” dan “deep maintaining” halaman rumah. Saya ganti rumput gajah mini dengan tanaman yang gampang tumbuh (duh lupa namanya haha). Saya juga beli satu pot Calathea lain karena Calathea yang tertutup kanopi sudah mati.

Ternyata hasilnya lebih buruk dari sebelumnya.

Sekarang Calathea saya pada miring. Calathea yang terakhir diganti sudah mati (juga). Tanaman rerumputan juga tidak tumbuh. Tampaknya saya salah memilih media tanam dan pupuk. Terbukti dari tanah halaman depan yang keliatan lembab dan berjamur.

Jujur hampir putus asa sih hehe. Sempat terpikir sekalian saja panggil jasa landscape taman supaya halaman depan saya lebih “pencitraan” haha. Selain itu, saya juga terpikirkan untuk integrasi taman mini depan dengan “garasi” gantung sepeda mengingat ada 7 sepeda di rumah ini. Lebih banyak dari penghuninya!

Akhirnya saya coba browsing dan mencoba mencari tahu ide taman kering, salah satunya taman kering mini dengan menggunakan beton berpori mengingat saya akan mengintegrasikannya dengan garasi sepeda. Ada apa saja?

Taman kering mini dengan menggunakan beton berpori

taman kering mini

Taman kering mungkin identik sebagai ide pragmatis taman kalau tidak ingin terlihat jorok dan becek. Proses perawatannya relatif mudah dan memberikan nilai plus estetik. Taman kering mini dengan menggunakan beton berpori adalah salah satu cara mengakali taman kering anti becek. Air terserap melalui pori sehingga tidak ada genangan air. Dengan demikian, penyerapan air oleh tanah pun terjaga.

Salah satu elemen lainnya pada taman kering mini dengan menggunakan beton berpori adalah penggunaan batuan untuk meminimalisir tanah yang terciprat saat disiram air. Jenis batuan yang digunakan berupa batu koral sikat atau koral tabur.

Lantas bagaimana cara menghasilkan beton berpori yang bagus untuk menghasilkan taman kering mini dengan menggunakan beton berpori?

3 Rekomendasi Semen yang Sering Digunakan untuk Taman Kering

Beton sendiri adalah campuran antara semen, kerikil, dan pasir. Sementara semen adalah bubuk halus yang mengeras jika dicampur dengan air. Dalam membangun taman kering, memilih semen tidak boleh asal-asalan meskipun penggunaannya cuma sedikit. Berikut 3 rekomendasi semen yang sering digunakan untuk taman kering.

1. Semen Dynamix

Rekomendasi semen yang sering digunakan untuk taman kering yang pertama adalah Semen Dynamix. Semen ini sudah memiliki keunggulan berupa Micro Filler Particle. Butiran halus dari partikel kecil ini akan mengisi rongga pengisian untuk taman kering dengan sempurna. Semen ini juga memiliki harga yang cukup terjangkau.

2. Semen Tiga Roda

Merek semen berikutnya yang menjadi rekomendasi semen yang sering digunakan untuk taman kering adalah Semen Tiga Roda. Semen ini salah satu merek populer yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan European Standard (EU).

Semen Tiga Roda menghasilkan plester yang halus dan lebih rapat sehingga diharapkan taman kering yang dihasilkan juga lebih kokoh dan estetik sesuai yang diharapkan.

3. Semen SCG

taman kering mini
Banyak merk semen yang dapat dipilih di berbagai toko bangunan, salah satunya SCG. Mungkin banyak yang belum familiar dengan SCG. SCG kepanjangan dari Siam Cement Group. Dari namanya bisa ketahuan kalau merk semen ini berasal dari Thailand.

SCG mengeluarkan berbagai jenis semen, salah satunya Semen Portland Komposit atau PCC (Portland Composite Cement). Tekstur semen PCC ini memiliki berbagai keunggulan seperti tekstur semen yang lebih halus, rendah penyusutan, dan daya rekat tinggi sehingga memudahkan dan mempersingkat waktu pengerjaan plesteran dan acian. Karena keunggulan inovasi formula terbaru dari Semen SCG PCC, semen ini cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan. Semen SCG sangat cocok untuk pembuatan taman kering yang membutuhkan pekerjaan pembetonan.

Selain Semen SCG PCC, SCG mengeluarkan seri SCG Beton instan. Semen ini memiliki mutu K175 yang artinya memiliki kekuatan tekanan 175 kg/cm2. Penggunaan SCG beton instan ini cocok untuk pengecoran pondasi, plat lantai (slab), balok (beam), atau kolom (column) pada bangunan 1 lantai. Penggunaannya juga cukup simpel, cukup menambahkan 4-5 air per zak. 1m3 = 43 zak. Penggunaan beton instan ini cocok bagi area terpencil yang sulit dijangkau truk.

Jangan termakan tren, desain tamanmu sesuai selera, kebutuhan dan keadaan

“Kamu mau taman kering apa taman basah?” Tanya saya pada suami 2 tahun lalu saat proses pembuatan rumah.
“Taman basah aja ya, aku ga suka taman kering?”

Kalau saya pribadi, saya suka keduanya. Ya karena saya suka keduanya maka saya lempar opini ini ke suami. Pada akhirnya sepertinya memang bakal ada 2 jenis taman di rumah ini. Taman kering dan taman basah.

Taman kering bagi milenial sedang naik daunnya karena minimalis, estetik, dan mudah perawatannya. Tapi apakah taman basah itu jelek?

Tidak juga sih, lihat saja rumah orang tua dan mertua saya. Taman basah tapi tetap enak dipandang. Sebenarnya taman kering tidak melulu kering kerontang. Toh di taman kering juga dipasang berbagai aneka ragam tanaman sesuai selera.

Jadi lebih baik taman kering atau taman basah?

Dua-duanya sama baiknya. Sesuaikan dengan selera, kebutuhan, dan keadaan rumah. Yang penting jangan sampai memaksakan karena cuma atas nama tren.

Tidak ada komentar