Dua Cerita Pendek tentang Aliran Rezeki tak Terduga

17 komentar
Manusia kerap menerjemahkan aliran rezeki hanya perkara material. Padahal rezeki memiliki arti yang sangat luas. Mulai dari keluarga yang baik, kemudahan hidup, kesehatan, lingkungan keluarga yang suportif, kepastian bisa makan tiap hari, hingga nikmat iman.

Aliran rezeki pun tidak sekaku perkara gaji bulanan yang rutin didapatkan saja. Lagi ingin jajan martabak tiba-tiba dibeliin suami martabak tanpa harus bilang juga termasuk rezeki. Lagi butuh uang tiba-tiba nemu seratus ribu nyelip di saku celana juga termasuk rezeki.

Aliran rezeki juga tidak sesempit apa yang murni kita usahakan saja. Kita disunnahkan untuk menyisihkan sebagian uang untuk sedekah secara rutin. Sedekah bagaikan bertransaksi dengan Allah dimana tidak akan pernah rugi. Bahkan dilipat gandakan. Eits, tapi jangan sampai niat utama bersedekah itu karena ingin “diganti berlipat-lipat” apalagi dalam bentuk uang, lho! Bersedekah itu harus ikhlas.

Tidak hanya itu, kita memperlancar hidup orang lain juga termasuk pintu masuk rezeki dan menambah aliran rezeki kita.

aliran rezeki

Cerita dibalik sebuah stroller pinjaman

Alkisah beberapa tahun lalu saat anak kami baru satu dan masih berusia balita, orangtua saya mengajak kami sekeluarga besar ramai-ramai ke Taman Safari. Karena rumah orangtua lebih dekat dengan Taman Safari, kenapa kami tidak sekalian menginap disana.

Semua juga tahu kalau Taman Safari memiliki area yang sangat luas. Meski beberapa area dilakukan dengan perjalanan mobil, area yang ditempuh dengan berjalan kaki juga tidak kalah luas. Pasti lah stroller menjadi barang yang tidak boleh terlupakan.

Sayangnya, saya baru ingat kelupaan membawa barang maha penting ini ketika sudah sampai di rumah ortu. Padahal, sebelum berangkat sudah saya patri di otak saya agar jangan sampai lupa terbawa.

Qadarullah, kami pun harus bersikap adaptif. Saya berusaha mencari rental stroller di sekitar Cibubur (area rumah orangtua) namun tidak kunjung ketemu. Akhirnya terbersit di pikiran saya untuk mencari pinjaman stroller hanya untuk sehari saja di beberapa Whatsapp Group (WAG) yang saya tahu ada beberapa yang berdomisili di Cibubur. Tidak lama kemudian saya mendapat balasan seperti ini.

“Gw tinggal di Apartemen Cibubur, gw ada stroller tipe x. Mau pinjam?”

Pucuk ulam tiba, saya pun menyambut tawaran tersebut. Karena agak sibuk saya memutuskan mengambil barang tersebut melalui Gocar. Biaya Gocar juga tidak mahal karena lokasinya yang relatif dekat.

Betapa stroller memudahkan perjalanan kami saat membawa si sulung di Taman Safari. Tepat dugaan saya, banyak jalan antar wahana kandang di taman safari yang menanjak. Tidak kebayang rasanya jika harus menggendong anak balita, sepanjang perjalanan, meski menggunakan gendongan sekali pun.

“Makasih ya, asli strollernya berguna banget. Minta waktu bentar ya mau cari londrian dulu.” Ketik saya di Whatssapp.
“Ga usah, dibalikin langsung juga ga masalah kok, hehe.”

Asli saya merasa tidak enak. Udah lah dipinjam gratisan, yang punya juga menolak agar stroller dicuci dahulu. Memang saya sudah meminimalisir sedemikian mungkin agar stroller tidak jorok selama perjalanan. Tapi tetap saja kan, apalagi sempat hujan di Taman Safari. Kebayang kan lumpur yang lengket paling tidak di roda stroller?

Saya pun segera memesan Gocar dan mengembalikannya ke teman saya itu. Sampai tiba-tiba saya mendapat balasan WA yang mengejutkan.

“Asli ga nyangka banget, begitu gw minjamin stroller, tiba-tiba suami gw dapat rejeki tidak terduga!”

Wah, ini kah salah satu contoh memudahkan orang lain dibalas dengan aliran rezeki instan lainnya?

Cerita dibalik makanan katering


Kali ini contoh cerita aliran rezeki tak terduga bukan saya yang mengalaminya. Tetapi ustadz (guru sekolah) si sulung.

“Ma, Hasan mau ikut catering kayak teman!” Pinta Hasan.

Si sulung biasanya membawa bekal makan siang dari rumah. Namun, karena beberapa temannya ikut katering, tentu saja ia ingin merasakan makan katering bersama teman-temannya. Makanya tiap seminggu per-bulannya si sulung langganan katering. Kebetulan penyedia katering adalah ibu dari salah satu teman Hasan. Jadinya enak komunikasi memesan kapan saja si sulung mau katering.

Biasanya saat akhir pekan saya menawarkan kapan si sulung mau katering di bulan tersebut. Namun Qadarullah, di bulan Februari ini saya lupa sekali menawarkan si sulung. Sampai di suatu hari senin ia mengatakan kapan ikut katering karena merasa sudah lama tidak ikutan.

Maka saya langsung pesan katering sampai senin depannya (biar genap lima hari) kepada ibu temannya Hasan.

Qadarullah, esoknya Hasan sakit panas. Saya lupa bilang soal katering ini kepada ustadz Hasan agar disalurkan saja jatah Hasan kepada yang membutuhkan. Sampai saya mendapat pesan Whatsapp ini.

“Ummu, katering Hasan boleh saya makan?”

Tentu saja saya memperbolehkan. Tahu ia butuh, mending saya langsung sampaikan agar langsung konsumsi saja. Lagian saya pikir esok hari Hasan sudah masuk lagi melihat riwayat ia sakit yang hanya sebentar. Ternyata dugaan saya salah. Hasan izin sakit sekolah sampai 4 hari! Alias hampir seminggu saat menyatakan ia ingin katering esok harinya.

Alhamdulillah, artinya saya mentraktir ustadznya Hasan makan siang selama 4 hari ya, haha. Tentu saja saya tidak berkeberatan, unik saja kalau diingat-ingat. Secara tidak langsung ustadz si sulung mendapat aliran rezeki tak terduga dari orangtua salah satu muridnya berbentuk makan siang.

Insya Allah si sulung masuk senin nanti. Namun kasihan juga ya, dia minta katering tapi hanya menikmati sehari. Tampaknya saya akan memperpanjang katering si sulung sampai hari Jumatnya, alias nambah empat hari.

Sebuah rezeki tambahan untuk ibu temannya si sulung bukan?

Di momen seperti ini menjadi waktu yang tepat juga mengajarkan si sulung soal aliran rezeki tak terduga. Saya juga menceritakan soal makanan kateringnya yang saya putuskan untuk dikonsumsi ustadznya saat dia tidak masuk. Insya Allah si sulung ikhlas dan tidak  berkeberatan.

Insya Allah rezeki kami semua selalu berkah, melimpah dan terbuka aliran rezeki tak terduga dari banyak pintu. Aaamin ya rabbal ‘alamin.

17 komentar

  1. Masha Allah, bener banget Mba, rezeki itu suka datang dari arah yang nggak terduga sama sekali. Kadang-kadang suka terharu sendiri begitu Allah kasih rezeki yang nggak disangka-sangka.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah, setuju banget Mba. Kalau soal rezeki memang nggak perlu dirisaukan lagi ya. Allah akan kasih dari pintu mana aja, asalkan kita tetap berprasangka baik dengan segala kejadian yang nggak mengenakkan. Aku juga sering banget ngalamin aliran rezeki tak terduga kaya gini, suka speechless juga kadang2 aku sebagai manusia yang banyak kekurangan.

    BalasHapus
  3. Aku percaya banget sih mba kalau rezeki pun bisa datang dengan mempermudah urusan orang lain. Menjemput rezeki lewat sedekah juga dibalas berkali2 lipat juga pernah. Kadang suka yang ngga nyangka sama matematikanya Allah lhoo, bikin mberebes mili, karena merasa kita pun bukan apa2, bukan siapa2.

    BalasHapus
  4. MasyaAllah, betul sekali Mbak. Perkara rezeki ini memang sebenarnya harus dilihat dengan mata yang lebih luas dan hati yang lapang. Karena bentuk rezeki pun tak selalu berupa materi atau uang. Anak-anak yang sehat atau jarang sakit, keluarga yang bahagia tanpa konflik, teman-teman yang baik juga beberapa bentuk rezeki.

    BalasHapus
  5. Masya Allah... bener banget tuh mbak, rejeki akan selalu mengalir tepat waktu. Meskipun kita tak pernah meminta balas akan kebaikan yang kita lakukan, Allah selalu tau bagaimana cara menyayangi umatnya dengan rejeki yang tiada pernah putus.

    BalasHapus
  6. Masya Allah..
    Rejeki emang nggak kemana ya. Kalau memudahkan urusan orang, Allah juga akan memudahkan urusan kita.

    BalasHapus
  7. Rezeki akan selalu datang menghampiri orang yang dikehendakiNya bahkan semua orang akan dapat apalagi semua sudah diatur sesuai takaranNya

    BalasHapus
  8. Masyaallah kalau berbuat baik pasti akan kembali ke pemiliknya. Siapa tahu bantuan yang Kita dapatkan itu balasan dari kebaikan tak terduga yang pernah dilakukan.

    BalasHapus
  9. masyaallah bener banget lo ini, rezeki itu datangnya dari mana aja, Allah tahu yang terbaik, kalau dilogika memang ga masuk akal sih ya

    BalasHapus
  10. rezeki ini memang bukan hal yang bisa kita kalkulasi ya, mbak. dan memang sebagai muslim kita harus selalu yakin dengan jaminan rezeki dari Allah untuk umatnya

    BalasHapus
  11. Masyaa Allah, bener-bener ya rezeki itu kadang datangnya nggak disangka-sangka, salut banget deh sama kisahnya

    BalasHapus
  12. MasyaAllah mba.... Emang namanya rejeki tuh bisa datang dari mana aja ya mba.

    BalasHapus
  13. MasyaAllah, aku juga ngerasain itu mbak
    Terakhir kali, aku drama sol sepatu, udah ke kota, nitipin di tukang sol sana, eh udah 5 hari gak dikerjain juga (padahal janjinya 2 hari), akhirnya muter2 kota, sampek marah2, hingga pasrah.

    Eh tiba2 ada tukang sol sepatu yang nongkrong gak jauh dari rumah. Ya Rabb, ternyata ini rezeki beliau. Ternyata dari drama2ku, ada rezeki orang yang harus diberikan

    apalagi ini aku ngalamin pas hari pertama puasa, cuapek banget wkwk

    BalasHapus
  14. Dan semua kejadian atas izin Allah. Masyaallah makasih sudah mengingatkan mbak bahwa rezeki sangat luas ternyata bentuknya

    BalasHapus
  15. MasyaAllah, memang kalau kita berniaga dengan Allah tidak akan pernah merugi ya Kak... Allah Maha Pengatur dan benar-benar pengaturan Allah yang terbaik...

    BalasHapus
  16. Maa syaa Allaah, aliran rezeki yang sering tidak disadari ya karena selama ini fokus pada materi saja padahal adanya kesehatan, peluang dan hal-hal baik yang tak terduga lainnya juga merupakan bagian dari.aliran reseki ini^^

    BalasHapus