6 Tips Travelling ke Pantai Bersama Bayi Supaya Tidak Repot

29 komentar
Selain bukan tipe penggemar pantai, travelling ke pantai menurut saya adalah sesuatu hal yang merepotkan bagi saya yang berhijab ini. Bayangkan saja, mau ke pantai harus pakaian lengkap berupa baju renang panjang beserta hijabnya. Setelah selesai main pantai juga masih harus melakukan desalinasi baju renang untuk menyingkirkan pasirnya. Belum lagi biasanya kamar akan jorok karena banyak ceceran pasir yang terjatuh dari pakaian renang. Well, saya juga bukan tipe penagih vitamin sea juga sih, saya lebih ke tipe hobi travelling dalam kota.

Repot pakai baju renang. Repot cuci baju renang. Risih pakai baju renang basah yang tidak kering dijemur. Repot nyiapin peralatan berangkat ke pantai.

Setelah sekian banyak daftar kerepotan tersebut, bagaimana ya rasanya jika ditambah dengan daftar kerepotan membawa bayi ke pantai?

travelling ke pantai

Awalnya saya memang rada-rada kepikiran pas diajak ke laut, tepatnya ke Pulau Tidung. Anak pertama yang berusia 6 tahun gampang lah, anak kedua yang berusia 3 tahun juga relatif mudah. Kalau si bayi 1 tahun bagaimana ya?

Namun setelah dijalani bahkan setelah dua kali ke pantai dengan 3 anak, ternyata tidak serepot itu kok!

Dibanding meraba-raba memikirkan bagaimana rasanya bawa bayi saat travelling ke pantai, sini saya bantu ringankan beban pikiran dengan memberikan gambaran travelling ke pantai bersama bayi. Bagaimana tips travelling ke pantai bersama bayi?

1. Set your expectation


travelling ke pantai

Hal pertama yang harus dilakukan saat travelling bersama bayi adalah mengatur ekspektasi. Tidak hanya ke pantai saja sebenarnya, tetapi travelling bersama anak kemana pun. Bawa bayi rasanya seperti bawa koper kemana pun kita berada. Tidak cuma bawa saja, tetapi harus tetap memenuhi kebutuhannya.

Jika kamu travelling ke pantai terus berharap bisa dengan santai nyebur, pulang langsung bebersih dan gegoleran, buang jauh-jauh dulu deh pikiran seperti itu. Kerepotan Travelling ke pantai bersama bayi (dan anak-anak lainnya) banyak banget, dimulai dari repot mempersiapkan barang ke pantai, rela tetap basah-basahan lengket air garam karena harus menyelesaikan mereka semua mandi terlebih dahulu, dan rela tidak bisa santai-santai menikmati momen.

Jadi, kita harus siap mengatur ekspektasi supaya tidak ketinggian. Kerendahan sih tidak apa-apa, tapi lebih baik sih jangan karena nanti malah jadi ribet sendiri dantidak menikmati momen jadinya.

Ekspektasi ini meliputi jadwal tidur anak, kerewelan, pemenuhan kebutuhan anak lainnya, hingga minimnya leha-leha. Dengan mengeset ekpektasi tersendiri, kita pun jadi lebih siap mental dan fisik untuk melakukan persiapan memadai agar liburan kita lebih maksimal di tengah kehadiran anak-anak.

2. Persiapan yang memadai


travelling ke pantai

Tidak punya anak saja harus memiliki persiapan yang memadai saat hendak travelling, apalagi jika sudah punya anak. Satu anak harus ekstra persiapan, dua anak, lebih ekstra lagi, tiga anak lebih maksimal lagi ekstranya!

Dalam melakukan persiapan kita juga harus antisipatif namun tidak lebai. Harus antisipatif supaya nanti kalau mereka butuh sesuatu, semuanya sudah tersedia. Tidak lebai karena nanti capek hati dan fisik sendiri.

Sebagai contoh, jika punya anak yang gampang kelaperan, mending ke pantai tetap bawa cemilan disamping air minum. Kalau anaknya gampang kedinginan, siapin handuk buat membalut badan mereka.

Kalau si kecil ketergantungan menyusu? Maka jangan lupa untuk mempersiapkan apron dan bersiap menyusui si kecil di bibir pantai.


3. Siapkan support system

travelling ke pantai

Menurut saya, travelling ke tempat-tempat berair bersama bayi itu salah yang paling penting adalah adanya support system. Beda dengan jalan-jalan biasa di kota. Dilakukan sendirian bersama suami juga tidak masalah. Bahkan dilakukan tanpa ada suami juga masih mungkin.

Kalau travelling ke pantai atau wisata air lainnya harus ada support system atau “tangan” yang megangin bocah saat orangtuanya tidak ada. Ya kalau kita dan suami nyebur bareng, siapa yang megangin bayi? 😄

Kalau ternyata support system-nya hanya bersama suami, maka harus siap nyeburnya gantian. Makanya, set your expectation menjadi tips travelling ke pantai bersama bayi pertama karena segitu krusialnya. Kalau realita terasa kacau dibandingkan ekspektasi, maka adanya kita makan hati saat liburan.


4. Tetap jaga rutinitias bayi


travelling ke pantai

Tips travelling ke pantai bersama bayi ini baru saya sadari saat perjalanan kedua kami ke pantai dengan tiga anak ini. Berbeda dengan dua anak lainnya yang usianya lebih besar dan kebutuhannya lebih fleksibel serta tidak harus segera terpenuhi. Kebutuhan seorang bayi lebih banyak dan harus lebih dipenuhi.

Salah satu yang menjadi perhatian bayi adalah menjaga waktu tidur bayi. Jika bayi biasa tidur siang 2 kali, maka jagalah tidur siangnya tetap 2 kali. Waktunya tidak mesti persis seperti saat di rumah, tapi paling tidak, tidak jauh berbeda.

Saat kami pergi ke Pulau Tidung, jadwal kami semua snorkeling adalah jam 1 sehabis makan siang.

“Waduh, gimana nih si bungsu tidur?”, pikir saya.

Ternyata dalam perjalanan ke lokasi snorkeling menggunakan kapal kecil, si bungsu tertidur karena nyaman terkena angin sepai sepoi dan goyangan kapal. Saya pun merasa lega. Cukup lama juga ia tertidur di pangkuan ayah saya. Ia terbangun saat kami sudah berada di lokasi snorkeling.

Kenapa saya menaruh perhatian dengan jam tidur bayi? Karena ini berhubungan dengan anteng dan rewelnya seorang bayi selain urusan perut! Betul saja dugaan saya, selama perjalanan di tengah laut ia bahagia dan tidak rewel. Bahkan ia juga turut ingin turun nyebur di lokasi snorkeling, lho!

Yang namanya travelling (kemanapun!) apalagi jika ikut jadwal rombongan makan sudah barang pasti jadwal rutinitas bayi juga harus ikut rombongan. Namun sebagai orangtua, kita juga harus turut membantu adaptasi bayi mengikuti jadwal rombongan agar ia tidak terlalu jauh melakukan rutinitas biasanya sehingga ia pun lebih tenang, nyaman, dan tidak rewel.

Contoh lainnya saat kami semua pulang dari Anyer. Kebetulan kami pulang setelah solat zuhur sehingga harus mencari perhentian tempat makan siang terlebih dahulu. Karena saya ingin si bungsu makan dahulu dan baru tidur di perjalanan panjang setelah makan, maka saya berusaha agar ia tidak tidur selama perjalanan ke restoran. Bagaimana caranya? Ya rusuh-rusuh saja mengajak ia main supaya ga terlena dengan dinginnya AC dan goyangan mobil. Selain itu, pertimbangan saya supaya ia tidur setelah makan siang ya apalagi supaya saya bisa santai menikmati perjalanan pulang. Perjalanan tanpa harus meladeni bayi yang melek ehehe.

5. Bawa gendongan


travelling ke pantai

Penting, penting, dan penting. Apalagi saat perjalanan kami ke Pulau Tidung tempo hari.

Tidak bisa dibayangkan rasanya memanggul bocah selama perjalanan kapal 2-2,5 jam. Dengan menggunakan gendongan, si bungsu bisa tidur nyenyak lama dan saya pun masih bisa ngemil ataupun baca buku di gawai.

Dibanding bawa stroller, jelas menggunakan gendongan jauh lebih ringan, ringkas, dan praktis. Kebayang kan kalau harus membawa stroller dalam keadaan mengangkutnya naik-turun kapal?


6. Safety first!


travelling ke pantai

Air adalah lingkungan yang sangat bahaya bagi si kecil. Kalau perjalanan naik kapal, biasanya kapal menyediakan pelampung untuk penumpang, tetapi apakah mereka menyediakan pelampung untuk anak kecil? Kemungkinan besar tidak. Pun, saat beraktivitas di pantai atau kolam, akan lebih aman jika anak-anak memakai pelampung. Menggendong anak tanpa pelampung meski hanya main ombak tetap memiliki risiko anak terlepas dari pegangan.

Ini bukan mengada-ngada. Saya sendiri bahkan pernah tidak sengaja melepas gendongan saya terhadap si bungsu saat ia masih kecil. Badan kami terhempas ombak Tanjung Lesung yang cukup ganas di bulan Desember dan kami pun terguling-guling kelelep. Untung saya bisa menangkap ia lagi dan ia pun tidak menangis.

Pengalaman tersebut lumayan traumatis sehingga membuat saya lebih menepi ke bibir pantai untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terjadi lagi.


Memiliki anak bukan menjadi momok dalam travelling. Jika kita melakukan kalibrasi fisik, mengeset ekspektasi, dan melakukan tips lainnya bukan tidak mungkin para orangtua dan si kecil bisa sama-sama menikmati liburan tanpa makan hati. Siap travelling ke pantai bersama bayi?

29 komentar

  1. HUwaaw aku mah milih liburan ke kolam renang semi indoor aja Teh hehehe

    BalasHapus
  2. Waaaaaa seru dan lengkap banget infonya. Makasiii kak

    BalasHapus
  3. Cantik banget pantai negara kita 😍
    Saya di sini nggak punya siapa2 teh jadi cuma sama suami doang. Tiap ke pantai saya selalu bagian jaga tenda/tikar, yang ke air cuma Pak suami sama dua anak kecil2. Tapi emaknya juga kurang berambisi sih jadi ya udah di pasir aja baca buku alias malas dan lembam 😅

    Asyik banget baca tulisan dan liat gambar2nya teh, makasih ya!

    BalasHapus
  4. Ya ampun masya Allah Mamah Zeneth. Ini tipsnya luar biasa. Saya sudah klenger duluan membaca yang bagian usia ketiga putra-putri teh Zeneth: 6 tahun, 3 tahun, dan 1 tahun.
    Wadaawww, sudah nyerah duluan saya ehehehehe.

    Salut dengan teh Zeneth yang rela berkorban, rela riweh dan repot, demi mengajak putra putri menikmati keindahan pantai dan membuat memori serta pengalaman luar biasa ketika usia masih sangat kecil.

    Pemilihan kalimat Mamah Zeneth yang ini: "Kalau si kecil ketergantungan menyusu?", bikin saya terkagum sampai ngakak ehehe. Ada-ada saja istilahnya Teh, 'ketergantungan menyusu', unik dan keren, Teh.

    Terima kasih tipsnya ya teh Zeneth :). Sangat bermanfaat sekali buat para Mamah yang putra putrinya masih balita.

    Saya pribadi, anaknya sudah gede, sudah mau SMP; tapi adik-adik saya yang anaknya masih kecil-kecil, pasti butuh banget dengan tips ini. :) Nuhuun pisan ya :)

    BalasHapus
  5. Bawa support system. Beneran ini tuh paling berasaaaa. Sejauh ini aku bawa anak anak balita aku ke pantai ya selalu barengan pas Bundo aku minta ditemenin ke pantai juga. Jadi bisa saling bantu tuh, ngurusin dua balita berenam, haha sekeluarga banget lah.

    Selain itu, jam istirahat mereka dan jam makan juga ngemil nih ga bisa ditawar biar nggak rewel selama dijalan.

    BalasHapus
  6. Yeesss setuju banget mom, kalau traveling sama anak2 apalagi bayi tu memang harus pinter2 nyiapin amunisi A sampai Z hehehe

    BalasHapus
  7. aku di sini ga ada support system, ga ada pantai juga, akhirnya ke pantai pas mudik ke indo hahaha. tapi anak2 udah ga bayi banget dan biarin aja main sama bapaknya.

    aku tapi ga demen main ke pantai laut, kulitnya lengket. tapi soal jalan2 sama bayi oake gendongan itu bener banget, lebih praktis daripada bawa stroller. ga semua tempat stroller friendly juga soalnya.

    btw klo ga ada support system, gantian nyelam apakah anak yg umur 6 dan 3 ikut nyelam?

    BalasHapus
  8. akhir tahun kemaren bawa 2 anak bayi itu masyaALlah teh. waktu itu kami ke Padang dan pergi via darat bawa mobil sendiri. Kita harus benar2 nge set waktu pergi, kecepatan mengemudi dan tempat yang nyaman agar bayi gak rewel pas dibawa bepergian. alhmdulillah anak-anak kooperatif sekali teh waktu itu. yang paling penting sih obat-obatan dan makanan anak-anak harus lengkap dibawa. hahahha...pokoknya bawa anak-anak bepergian itu sangat amat penting utk positive thinking.

    BalasHapus
  9. Meskipun bawa bayi dan balita tetep ga mengurangi semangat travelling kita ya teh 🤗
    PR kalau abis dari pantai itu bajunya jadi keisi pasir 😅

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Usia anak-anak kita hampir sama, nih, Teh. Anakku 6, 4, dan 2 tahun. Kami baru pernah ke pantai sekali. Itu juga main di pasir aja, ga sampe basah-basahan karena cuma bapaknya yang pegang. Aku jaga tikar, sama kayak teh Dea, wkwkwk.. Makasih tips-tipsnya. Nanti insya Allah aku coba terapkan pas di Indonesia 👍🏻.

    BalasHapus
  12. Duh, kalau saya mending nunggu dedek agak gedean kali ya. Soalnya belum apa-apa udah minder. Takut dedek rewel, belum lagi suami yang nanti mungkin enggak bisa diajak kerja sama. Apalagi sekarang pandemi, jadi ke pantainya nanti aja (yang ini alasan belaka, hehe)

    BalasHapus
  13. Ponakanku yang masih di bawah 2 tahun juga beberapa waktu yang lalu di ajak ke pantai. Saya juga ikut sebagai support system.
    Banyak banget sih emng pretelannya, tapi biar gimana keamanan dan kenyamanannya penting banget.

    BalasHapus
  14. jadi kangen mantaiiii 😆 dulu hampir tiap minggu main ke pantaii hehe.. bener teh walaupun sebenernya repot dan rada susah buat kita buat bener2 berleha-leha nikmatin angin sepoy pantai, tp Insya Allah jadi memori yg berkesan buat experience anak2 ya teehh ❤️

    BalasHapus
  15. Simpel dan lengkap neh tipsnya. Izin bookmark yah mba. Semoga bisa kesampaian liburan bareng anak nanti saat diberikan rezeki keturunan oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  16. Bawa bayi ke mall atau sekedar ke rumah saudara aja sudah harus menyiapkan berbagai kebutuhannya ya kan,kak apalagi ini ke pantai. Tentu lebih banyak barang-barang khusus disiapkan ke pantai. Ngomong-ngomong support system ini emang paling penting banget deh biar nyaman perjalanan selama di pantai.

    BalasHapus
  17. memang gak mudah membawa bayi traveling yaa, butuh persiapan ekstra dan harus matang agar si bayi bisa tetap nyaman selama jalan

    BalasHapus
  18. Nggak gampang lah kemana-mana bawa baby tu. Apalagi ke pantai. Tapi kalau udah ada persiapan ya semua jadi lebih mudah.

    BalasHapus
  19. Keselamatan yang utama, dan penunjang lainnya perlu diperhatikan. Apalagi bawa anak-anak ya, jadi kudu persiapan yang matang juga

    BalasHapus
  20. ada istilah bagi seorang ibu, liburan itu cuman mindahin tempat main anak. intinya tetep sama, jagain anak, hehehe. malah lebih extra sih karena banyak spot yang membahayakan. tapi emang begitu seharusnya ya, mau gimana lagi. liburan pengen bareng keluarga, tetep asyik kok meski lebih repot, hihihi. yang penting semua kebutuhan dan perlengkapan dibawa. dan bawaannya udah pasti banyak, hehehe.

    BalasHapus
  21. Persiapan bekal, mental sebelum berangkat memang jadi double ya mba kalau bawa bayi. Selama traveling juga harus dijaga extra, tapi asyik kayaknya, hihi

    BalasHapus
  22. Bener ya tips pertama paling penting yakni set your expectation, karena kadang liburan bersama bayi/anak terkadang orangtua lebih banyak melihat-lihat dan menjaga anaknya. Kejadian juga di ibu aku pas liburan, hehe.

    BalasHapus
  23. Saat bepergian bersama bayi, apalagi seharian, memang perlu persiapan yang pas ya kak, mungkin perlu juga memperhatikan rutinitas harian seperi makan dan tidur, karena nanti rutinitas ini harus tetap dijalankan di perjalanan.

    Seru banget ini pengalamannya! :)

    BalasHapus
  24. Izin disave ke bookmark yaa, buat referensi nanti ketika traveling bersama buah hati 😊

    BalasHapus
  25. Wah iya, mengajak bayi jalan jalan ke pantai bisa menjadi moemen yang seru ya mbak
    Tapi emang harus banyak yg dipersiapkan

    BalasHapus
  26. Udah capek sensiri baru ngebayanginnya Kak. Sempet tahan napas bacanya. Hahahaha...

    BalasHapus
  27. Harus tetap safety first, agar para travel mengutamakan keselamatan di kapal dan di tempat lainnya

    BalasHapus
  28. jalan-jalan bawa anak memang perlu persiapan ekstra ya, apalagi mood anak yang susah ditebak. Belum barang-barang keperluan anak yang segambreng. haha

    Kadang baru packing aja udah ngerasa capek, wkwk

    BalasHapus
  29. Benar yaa kak, semuanya mesti dipersiapkan ini kalau bawa bayi apalagi ke pantai. Harus persiapkan mental, barang2nya dan sebagainya sehingga kalau tiba2 rewel gak begitu panik

    BalasHapus