Menggunakan Jasa Pawang Hujan, Syirik kah?

20 komentar
Publik dihebohkan oleh berita penggunaan jasa pawang hujan MotoGP agar langit yang dirundung hujan deras segera cerah. Penggunaan jasa pawang hujan sebenarnya bukanlah kejadian yang langka karena jasa pawang hujan sering digunakan untuk berbagai acara, mulai dari acara pemerintah, swasta, hingga sampai gelaran pernikahan yang dilangsungkan di alam terbuka.

Beragam respon diutarakan oleh netizen melihat fenomena jasa pawang hujan MotoGP. Mulai dari mengecam habis-habisan, mengacuhkan dan menganggap itu hanyalah lelucon, hingga pro mati-matian dan menganggap pihak yang mengecam adalah pihak yang alergi dengan “Bhineka Tunggal Ika”.

Sebagai seorang muslim yang memiliki landasan mutlak dalam hidup, sikap apakah yang akan kita ambil menanggapi fenomena jasa pawang hujan MotoGP ini? Sebelum itu, mari kita ulas pembatal keislaman pertama, yaitu syirik.

----------KHUSUS MUSLIM------------

jasa pawang hujan

Mengenal Syirik

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 22)

Syirik adalah sebuah perbuatan dosa yang lebih sulit untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam seperti yang dikutip dari perkataan Sahabat Ibnu Abbas r.a dalam menafsirkan surat Al-Baqarah di atas.

Syirik juga kerap dikenal sebagai ungkapan menyekutukan Allah. Beberapa bentuk kesyirikan berupa menyembelih, bernazar, berdoa, dan meminta dihilangkan musibah (istighotsah) kepada selain Allah.

Meminta dihilangkannya hujan dengan menggunakan jasa pawang hujan termasuk kategori yang manakah?

Kita sebagai seorang muslim tidak boleh menjadikan makhluk atau benda sebagai satu-satunya sebab musabab yang terjadi di muka bumi ini. Sebagai contoh saat kita sakit, kita dilarang mengucapkan, “aku sembuh berkat dokter x” karena dokter x menjadi sandaran sembuhnya penyakit kita.

Sebaiknya kita mengucapkan dan meyakini dengan perkataan, “Alhamdulillah aku bisa sembuh berkat izin Allah melalui bantuan dokter x.”

Jenis-jenis syirik juga bermacam-macam, ada yang otomatis mengeluarkan pelakunya dari Islam, ada juga yang tidak. Apakah menggunakan jasa pawang hujan termasuk syirik?

Jenis-jenis syirik

jasa pawang hujan

Syirik kepada Allah ta’ala dibagi dua, yakni syirik akbar dan syirik asghar.

Syirik akbar atau syirik besar adalah perbuatan syirik yang dapat mengeluarkan seseorang dari agama Islam, menghapuskan seluruh amal, dan pelakunya pun kekal di neraka. Contoh dari syirik besar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menyekutukan Allah.

Syirik asghar atau syirik kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, namun dapat mengurangi derajat ketauhidan seseorang. Seseorang yang melakukan syirik asghar akan terhapus amalannya yang bercampur dengan syirik dan tidak terancam kekal di neraka. Biasanya syirik kecil berupa melakukan perbuatan sesuatu tapi ingin dipuji oleh manusia.

Meskipun definisi syirik terdengar sangat dasar dan pengetahuan akan hal ini sudah diketahui oleh umat muslim, namun ternyata masih banyak sekali bentuk syirik yang terjadi di masyarakat modern.

Beberapa bentuk syirik yang banyak tersebar di masyarakat

jasa pawang hujan

Banyak perbuatan syirik baik syirik kecil ataupun besar yang dilakukan oleh kaum muslimin yang tidak kita sadari bahwa hakikat sebenarnya itu adalah syirik. Perbuatan syirik juga sudah dilakukan sejak jaman jahiliyah sebelum datangnya Islam.

Lantas apa saja bentuk perbuatan syirik yang banyak terjadi di masyarakat modern ini? Simak contoh perbuatan syirik seperti yang dikuti dari muslim.or.id.

1. Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah Ta’ala

Salah satu bentuk syirik ini berdoa memohon kepada orang-orang shaleh yang telah mati, meminta pengampunan dosa, menghilangkan kesulitan hidup seperti mendapatkan sesuatu yang diinginkan kepada selain Allah.

Lantas, bagaimana menurutmu tindakan umat muslim yang mengunjungi kuburan orang sholeh (atau dianggap wali) dan berdoa melalui orang yang sudah meninggal tersebut? Mereka yang sudah mati saja tidak bisa membantu dirinya sendiri selain amalnya, apalagi membantu orang yang masih hidup?

“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS al-An’aam:162-163)

Bentuk syirik yang jamak ditemukan di tengah masyarakat ini merupakan syirik besar dan mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

2. Mendatangi para dukun, tukang sihir, paranormal dan sebagainya

jasa pawang hujan

Mendatangi dan membenarkan ucapan mereka adalah perbuatan syirik besar dan pelakunya akan dianggap kafir. Ini berdasarkan sabda Rasulullah:

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR Ahmad (2/429) dan al-Hakim (1/49))

Para dukun, tukang sihir, dan paranormal mengaku-ngaku mengetahui hal yang ghaib. Tahukah kamu bahwa bahkan Rasulullah pun tidak mengetahui hal yang ghaib? Jika Rasulullah tidak bisa, siapa pula para dukun, tukang sihir, dan paranormal sehingga mereka bisa mengetahui hal yang ghaib?

Mengetahui hal yang ghaib adalah kekhususan yang dimiliki oleh Allah Ta’ala seperti firman-Nya:

“Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bilamana mereka akan dibangkitkan” (QS an-Naml:65)

Lantas dari mana para dukun, tukang sihir, dan paranormal mengetahui hal ghaib? Tentunya mereka harus bekerjasama dahulu dengan para jin dan setan. Biasanya, para jin dan setan tersebut tidak akan membantu manusia kecuali ingin menjerumuskan manusia ke lubang kekafiran.

3. Berlebihan dalam mengagungkan Rasulullah

Beberapa bentuk pengagungan yang berlebihan kepada Rasulullah yang dikategorikan sebagai syirik besar berupa:
  • Meyakini bahwa Rasulullah mengetahui perkara yang ghaib. Ingatkah kamu di pernyataan sebelumnya bahwa mengetahui perkara yang ghaib adalah kekhususan yang dimiliki oleh Allah?
  • Memohon pengampunan dosa dan masuk surga kepada Rasulullah.
  • Melakukan perjalanan dengan tujuan menziarahi kuburan Rasulullah. Bahkan Beliau sendiri yang melarang perbuatan ini dalam sabda: “Tidak boleh melakukan perjalanan dengan tujuan Ibadah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.”
Rasulullah juga menentang dengan keras jika ada umatnya berlebihan dalam mengagungkannya. Hal ini tertuang dalam sabda Rasulullah:

“Janganlah kalian berlebihan dan melampaui batas dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan dan melampaui batas dalam memuji (nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba (Allah), maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya” (HR. Al-Bukhari no. 3261)

4. Berlebihan mengangungkan kuburan orang shalih


Banyak fenomena-fenomena di tengah kaum muslimin modern yang mengagungkan kuburan orang shalih berlebihan karena menganggap orang shalih tersebut memiliki keutamaan untuk disanjungkan. Beberapa fenomena yang jamak kita temukan:
  • Memasukkan kuburan ke masjid dan meyakini keberkahannya. Tindakan ini mirip dengan yang dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani di masa lalu yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah.
  • Membangun dan meninggikan kuburannya
Jika kita tidak boleh berlebihan mengagungkan Rasulullah, apalagi jika manusia biasa yang tampak agung karena derajat kesholehannya?

5. Menggantungkan jimat

jasa pawang hujan

Seorang muslim dilarang keras percaya pada jimat bahwa jimat tersebut sebagai penangkal bahaya dan pengundang kebaikan. Ini sama saja dengan menyekutukan Allah dan merupakan syirik besar karena kita menyandarkan hajat kita hanya pada sebuah benda. Jimat juga dilarang keras diletakkan di anggota tubuh dan di rumah

6. Tidak melakukan ath-Thiyarah/at-Tathayyur

Maksudnya adalah tidak menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan padahal Allah ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab. Contoh menjadikan sesuatu sebagai sebab adalah:

“Ah sial, gara-gara macet aku jadi tidak dapat tiket pulang”

“Hebat akhirnya tidak hujan lagi akibat jasa pawang hujan.”

Menimpakan sesuatu padahal bukan sebab sebenarnya tergolong syirik kecil dan dapat menurunkan derajat ketauhidan seseorang.

7. Bersumpah dengan nama selain Allah 

“Demi orangtuaku, aku tidak berbohong”

Apakah kamu pernah mendengar jenis sumpah serupa, atau kamu sendiri pernah melakukannya? Jika iya, maka jangan diulangi dan segeralah bertaubat. Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang bersumpah dengan (nama) selain Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik” (HR. Abu Dawud no. 3251 dan HR. At-Tarmidzi no. 1614)

Bersumpah dengan nama selain Allah merupakan jenis syirik kecil yang jamak kita temui di masyarakat modern.

Perkuat tauhid sebagai landasan dalam hidup

jasa pawang hujan

Tahukah kamu bahwa Allah menciptakan kita untuk mentauhidkan-nya? Tauhid adalah landasan dalam agama Islam, makanya rukun islam pertama adalah mengucapkan syahadat dimana didalamnya terdapat penetapan (bahwa Allah adalah tuhanku) dan penafian (bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah).

Banyak perkara-perkara yang terasa normal berlaku di masyarakat ternyata malah merupakan salah satu bentuk syirik besar maupun kecil.

Dengan memperkuat tauhid, kita jadi lebih memahami sebuah permasalahan atau isu terkini sesuai dengan landasan yang dimiliki oleh umat Islam, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan memperkuat fondasi ketauhidan kita, kita bisa lebih arif dalam mengkaji polemik jasa pawang hujan Mandalika. Jangan sampai bias terlena oleh opini masyarakat!

Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai penggunaan jasa pawang hujan?



jasa pawang hujan
sumber: kompas.com


20 komentar

  1. Sebagai Muslim yg taat, perlu sekali mengetahui macam2 syirik, mana yg termasuk syirik ashgar dan mana yg sirik akbar, agar tidak terjerumus karena ketidakpahaman. Trimakasih sharingnya, mba.

    BalasHapus
  2. Pawang hujan kalau di Jawa biasanya sering dipakai buat hajatan. Walau dibilang syirik, masyarakat tetap memakai dengan alasan tradisi. Dilema sih, mengingatkan tapi dibilangnya sok tahu, kalau dibiarkan kok ya menjadi.

    BalasHapus
  3. Ini ilmu yang sangat penting banget untuk diketahui dan dipelajari. Menurut saya untuk yang nomer 1 boleh asalkan ditanamkan dalam diri sendiri bahwa kita tidak berdoa kepada orang-orang sholeh yang mati tersebut tp jadikan orang-orang shaleh yang meninggal tersebut sebagai wasilah atau perantara kita berdoa kepada allah. Untuk lebih memahami hal ini bisa dilihat dan dikaji di kitab mafahim. Kalau ada yang salah maaf karna masih sama-sama belajar

    BalasHapus
  4. Jadi ingat dulu waktu 3 anak perempuan ayah nikah (termasuk aku), ada saudara yang sarankan kami pakai pawang hujan sambil itu semvak pengantin dilempar ke atap rumah. Alhamdulillah ayahku nolak. Ya kalau semvak bisa menolak hujan. Kalau hujan mah, hujan aja 😁

    BalasHapus
  5. Thank you sharing hal2 begini kak 👍. Reminder juga buatku, supaya ga melakukan hal2 yg ternyata itu termasuk syirik dlm Islam.

    Kalo ttg pawang hujan sendiri, aku ga percaya. Hujan ya datangnya dari Allah. Tapi masalah di Mandalika kemarin, ya mau bilang gimana yaaa.. aku jelas ga mendukung. Tapi kalo orang2 menganggab itu sebagai tradisi dan mungkin gimmick utk suatu perhelatan, terserah merekalah.. yg pasti sedikitpun aku ga akan mempercayai jasa seorang pawang hujan.

    BalasHapus
  6. Jaman sekarang harus makin memperkuat aqidah kita dan keluarga ya mbak, miris sih udah banyak banget hal-hal yang jelas diatur dalam agama tapi masih banyak yang melanggarnya

    BalasHapus
  7. Ya Allah sedih aja kalau bahas ini...tapi belum ada ilmu buat komentar

    BalasHapus
  8. waaah ngena banget mbak penjelasannya, karena memang tipis sekali batsan ini

    BalasHapus
  9. Terima kasih sharingnya kak, perlu banget paham terkait syirik. Jangan sampai ibadah kita jadi menjerumuskan ke neraka ya karena kurnag ilmu

    BalasHapus
  10. Terima kasih artikelnya, kak
    Keluarga saya salah satu yang tidak pernah pakai pawang hujan ketika mengadakan acara bahkan nikah saya.
    Walau memang ini salah satu tradisi negara kita, tapi berhak juga memilah dan memilih mana budaya yang masih sejalan dengan Agama yang kita yakini

    BalasHapus
  11. Terimakasih kak sudah menulis ini. Pergeseran nilai nilai Islam sangat terasa. Sedih kalau yang paling ngotot bilang kalau pawang hujan itu hal yang lumrah adalah seorang muslim.

    BalasHapus
  12. iya, syirik ini variasinya banyak dan perlu diwaspadai, menggantungkan dan berserah diri hanya pada Allah saja

    BalasHapus
  13. Huhuhuhu saya ada di lokasi lho pada waktu itu. Apalagi yang orang-orang lihat cuma mangkuk itu kan? Padahal ada lho di sana, satu tepi gitu isinya ya pisang, dll (sesajen), entahlah.. tapi menurut Islam itu kan syirik..

    BalasHapus
  14. Saya tidak nonton GP Mandalika kemarin hanya sedikit mengikuti beritanya. Orang luar sih menganggap Mbak Pawang Hujan itu sebagai keunikan Indonesia. Tapi kalau dari sudut pandang syariat, tentu saja itu perbuatan syirik. Nauzubillah

    BalasHapus
  15. Naudzubillah semoga ngga terulang aja sih. Saya jg syok banget ternyata sekelas dunia masih pakai cara segitu heheheh

    BalasHapus
  16. Iya ini beritanya rame banget. Rasanya pengen ngakak juga pas doi bilang ada temen-temennya di langit dan bawa remote langit. Hihi. Astaghfirullah.

    BalasHapus
  17. semoga kita bisa lebih banyak meng-ilmui apa yang diajarkan dlam islam meski kitatahu dinegara ini tradisi masih kental dipraktikan. dan jika sudah dibenturkan dengan tradisi maka orang banyak yang mengiyakan.. namun sebagi muslim maka sebiaknya kita memang meyakini apa yang kita imani. semoag kita idjauhkan dari perbuatan syirik

    BalasHapus
  18. klu saya lebih melihat kepada hiburannya
    saya tidak percaya dengan pawang hujan
    jadi tontonan ttg pawang hujan saya anggap atraksi di sebuah acara aja

    BalasHapus
  19. sebagai orang pariwisata, saya lebih melihatnya ini sebuah atraksi wisata dan strategi marketing untuk menarik dan memperkenalkan indigeneous culture bahkan something unique yang bakal attract dunia untuk berkunjung, at least mengenal budaya kita itu berbeda dari negara lain. terlepas penggunaan pawang benar atau tidaknya balik lagi ke kepercayaan dan agama masing-masing, tapi ini memang menarik untuk jadi bahan diskusi dari berbagai sudut pandang ya

    BalasHapus
  20. Duh, area sensitif dan ngeri-ngeri sedap nih.

    BalasHapus