8 Tips Meningkatkan Kualitas Konten Blog untuk Para Introver Idealis bersama IIDN dan IM3 Ooredoo

15 komentar

Terjebak kekinian atau tetap berpegang teguh kepada prinsip?

Begitu yang saya pikirkan saat mengikuti rangkaian seri webinar IM3 Ooredoo X IIDN yang bertajuk "Mengoptimalkan Peluang Dunia Blog". Acara ini telah diselenggarakan sejak tanggal 29 Agustus hingga 3 Oktober, total terdiri dari 25 Webinar yang membuat hati kecil saya menangis meraung-raung karena terlalu banyak hal tentang blog yang harus ditingkatkan 😭. 

Belakangan ini mental saya dalam menulis blog agak sedikit terpuruk karena berbagai lomba blog yang saya ikuti tak urung menang, apalagi beberapa blog yang saya ikuti sepenuh hati dengan bahan riset yang tidak main-main. Bahkan kategori harapan pun tidak masuk!

konten blog introver idealis

Setelah mengikuti rangkaian webinar, hati kecil saya pun berkecamuk. Pilihan apa yang akhirnya saya ambil?


Saat introver idealis berkecimpung di dunia maya

Mengorbankan segala prinsip demi menghasilkan uang semata?

Menampilkan foto dan video yang ada muka sendiri padahal pemalu?

Menggunggah foto tanpa ada wajah sendiri dan keluarga?

Ikut-ikutan tren media sosial yang sedang kekinian?

Memiliki prinsip hidup yang kuat dan tidak bisa mempromosikan produk yang berlawanan dengan jati diri?

konten blog introver idealis

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini lah yang terus menggelayuti hati kecil saya. Kemudian saya kembali merenungi diri. Perempuan, bukan tulang punggung keluarga, dan sedang memprioritaskan fokus pada tumbuh kembang anak. Saat ini saya sedang dalam kondisi tidak diwajibkan untuk menghasilkan uang selain untuk bahan aktualisasi diri. Menurut saya, ini adalah sebuah hak istimewa yang belum tentu dimiliki semua orang. Banyak di luar sana yang tidak memiliki pilihan seperti ini karena dihadapkan pilihan finansial, sebagai contoh. Apalagi di masa sulit seperti pandemi kali ini, dimana yang awalnya memiliki penghasilan tetap sebagai pegawai kantoran, mendadak harus ada pemotongan gaji bahkan pemutusan hubungan kerja. Padahal tiap bulan harus tetap ada pengeluaran.

Penghasilan saya dari dunia blog tidak besar, bahkan cenderung untung-untungan. Meski begitu, saya tetap melihat segala upaya daya baik moril dan materil sebagai investasi besar di nantinya. Tidak ada yang sia-sia.

Motivasi utama saya adalah berbagi dan memberikan manfaat bagi orang banyak. Beserta kondisi  yang ada, inilah yang menjadi bahan bakar saya untuk tidak pantang menyerah mempertahankan idealisme sambil tetap realistis dalam menulis blog.


Meningkatkan kualitas konten blog untuk para introver idealis

konten blog introver idealis

1. Perkuat identitas diri

konten blog introver idealis

Saat hendak mengembangkan diri dalam blog, terkadang kita bingung harus mengembangkan ke arah apa. Bertanyalah pada diri sendiri, apa sih awal mula tujuan kita menulis blog? Mencari duit, memberi manfaat bagi orang lain, melepas stres, atau apa?

Sebenarnya, apapun motoivasi yang kita punya, tidak ada ada yang salah. Bagi saya yang introver idealis ini, alasan utama menulis blog adalah untuk berbagi. Agar orang-orang di luar sana bisa tahu informasi-informasi penting nan trivial yang saya tulis. Supaya lebih banyak lagi yang menerima manfaat membaca blog saya ketimbang hanya lingkar kecil saya saja. Uang bagi saya adalah bonus, hadiah dari kerja keras saya.

Oleh karena itu, saya sangat berhati-hati dalam mengisi konten blog. Saya tidak ingin menulis tulisan yang memiliki kepentingan yang bertabrakan. Sebagai contoh, saya pendukung real food, maka saya menghindari menulis mempromosikan makanan instan dan cepat saji. Saya juga cenderung tidak ingin  berlaku palsu dalam tulisan, makanya sebisa mungkin saya menulis dengan sejujur-jujurnya tanpa mengorbankan idealisme saya. Pribadi yang plegmatis membuat saya menghindari bentuk penulisan yang menghakimi dan mengajak ribut. Bahkan untuk topik yang sedikit sensitif, saya lebih memilih diksi dan gaya penulisan yang netral karena adanya perasaan tidak ingin menyinggung pihak-pihak tertentu.

Terkadang saya berpikir, memiliki jiwa idealisme seperti ini malah membuat sulit berkembang, ternyata jika ditelusuri, justru dengan seperti inilah saya bisa berpotensi menulis tulisan-tulisan unik dengan tema yang cenderung tidak bisa ditiru. Keunikan adalah salah satu fokus saya, seperti kata atasan saya di tempat kerja saya 7 tahun silam:

Jadilah entitas dengan kemampuan yang unik, menjadi orang yang tidak bisa ditiru oleh orang lain. Misalnya saya diajak menjadi pembicara, boleh aja saya kasih tiket dan kesempatan ke orang lain. Tapi tidak ada yang bisa karena tidak ada yang bisa menggantikan saya.

 

Menjadi idealis akan sangat berpengaruh ketika kita ingin mengikuti berbagai lomba blog. Bukan rahasia umum, penyelenggara dan sponsor lomba memegang kepentingan utama, seperti mempromosikan produknya. Oleh karena itu, apa topik dan siapa dibalik lomba menjadi prioritas utama saya dalam menentukan apakah saya mengikuti lomba tersebut atau tidak. Saya tidak ingin "menjual" diri saya dengan mengorbankan prinsip dan citra diri yang sudah saya bangun hanya untuk mencari muka kepada sponsor.


2. Tingkatkan konten yang baik

konten blog introver idealis

Referensi yang tidak plagiat dan unik

Orisinal

Mulai dari penulis blog, media, hingga tulisan saintifik rentan terjerat oleh tuduhan plagiarisme. Beberapa waktu silam, saya pernah membaca cuitan di Twitter mengenai adanya seseorang pembuat konten yang melakukan pesanan untuk klien. Konten tersebut bagus, klien juga puas. Sayangnya, si pembuat konten kurang memahami kaidah pemakaian hasil karya orang lain seperti lupa menghubungi atau menulis kredit hak cipta. Sang pembuat konten asli menyadari dan menuntut si pembuat konten untuk klien. Alih-alih untung besar, si pembuat konten malah harus membayar uang dalam jumlah besar karena terjerat tuntutan plagiarisme karya.

Agar tidak terjerat plagiarisme, tulisan-tulisan umum yang beredar di situs web terlebih dahulu bisa kita baca, pahami, resapi untuk kemudian kita tulis ulang. Tulis poin-poin penting dan gunakan bahasa sendiri. Bagi saya yang gampang mengalami "information overwhelmed", saya cenderung menulis tiap poin penting yang saya temui di situs secara acak. Berhubung bakal banyak situs yang saya buka, saya akan kebingungan berat jika harus pada saat itu juga memikirkan letak penulisan informasi pada susunan blog yang seharusnya. Saya lebih memilih untuk menulis semua yang saya anggap penting terlebih dahulu dan mengatur serta mengelompokkannya nanti pada saat membahasakan ulang dan menyuntingnya.

Unik

Untuk meningkatkan kualitas blog, sebisa mungkin kita mencari referensi yang umum dipakai oleh orang. Sebagai contoh, referensi yang muncul pada halaman pertama Google. Referensi yang hampir pasti dipakai oleh orang banyak sehingga membuat konten kita tidak unik dan mudah ditemui di blog manapun. Gali lebih dalam konten apa yang hendak kita tulis. Gunakan kata kunci yang sedikit tidak umum tapi tetap berhubungan dengan blog kita saat mengetikkan di mesin pencari google.

Jujur saja, menggunakan referensi di halaman pertama Google sering menjadi kebiasaan saya untuk menulis pembuka. "Ah, ini kan hanya pembuka dan informasi latar saja.", pikir saya. Ternyata, jika ingin menghasilkan konten unik, saya harus lebih serius lagi dan tidak gampang meremehkan untuk semua hal. Being fully comitted to what I write.

Mbak Widyantari Yuliandari di salah satu rangkaian webinar mengungkapkan bahwa menggunakan referensi yang tidak mainstream akan meningkatkan keunikan konten, salah satunya penggunaan jurnal ilmiah. Banyak info-info yang didapatkan dari jurnal ilmiah yang tidak bisa ditemukan di referensi situs apalagi halaman pertama Google. Selain itu, penggunaan jurnal ilmiah juga dapat membuat tulisan kita lebih dalam, bukan sekedar info-info trivial yang mudah didapatkan di tulisan situs lain. 

Sebagai seorang mantan akademisi yang terbiasa menggali jurnal-jurnal ilmiah, tentunya ini menjadi kelebihan saya untuk mendapatkan referensi unik. Saran dari Mba Wid benar-benar membuat saya semangat untuk semakin menunjukkan keunikan yang bisa saya lakukan.

Judul dan Isi

konten blog introver idealis

Judul

Terkadang kita terlalu takut bereksperimen dengan judul karena terlalu terpaku dengan SEO. Membuat judul sesuai kemauan SEO dan takut membuat judul panjang karena tidak enak dilihat dan terkesan kurang berkualitas. Padahal, kita bisa bereksperimen dalam penggunaan judul panjang namun tetap menarik dan sesuai SEO. Mba Wid mencontohkan judul ini:


Jaga Nasi Sehat! Ketahui 3 hal penting untuk Memasak Beras Hitam Menjadi Nasi Hitam yang Enak dan Pulen


Meski panjang, judul diatas tetap memuat kata kunci yang menjadi acuan SEO, yaitu "Jaga Nasi Sehat". Bisa dibayangkan jika hanya menulis judul berdasarkan SEO, pembaca pasti kebingungan. Jaga nasi sehat? Maksudnya apa sih? Namun judul menjelaskan bahwa artikel tentang memasak beras hitam menjadi nasi hitam yang enak. SEO terpenuhi, judul penarik pembaca juga terpenuhi. Tidak sepenuhnya kita harus terus diperbudak SEO. Dengan memainkan trik, kita juga tetap bisa membuat judul yang memenuhi SEO sekaligus judul yang membuat tulisan kita menarik dan berkarakteristik.

Selain itu, saat mengikuti lomba, bukan rahasia kalau penyelenggara lomba juga "menuntut" tulisan kita sebagai salah satu sarana kampanye dan promosi. Penggunaan judul yang panjang juga bisa membuat kita bisa mengekspresikan judul sembari mengangkat penyelenggara blog tanpa sepenuhnya terkesan "jualan" seperti sales.

Hal terpenting lainnya adalah jangan sampai typo atau salah tulis judul! Ini sepele tapi sangat krusial. Judul yang typo membuat pembaca merasa penulis tidak serius. Bahkan saat mengikuti lomba, juri tidak akan bisa memenangkan blog semacam ini meski kualitas isi tulisan jempolan. Audiens akan merasa aneh apabila juri memenangkan blog seperti itu karena terkesan tidak profesional.

Isi

konten blog introver idealis

Isi dari sebuah blog bagaikan daging pada buah. Rasa buah yang akan dinilai pembaca, apakah ranum dan manis atau malah keras dan asem.

Dimulai dari pembuka. Pembuka tulisan blog harus menarik, menghibur, dan berkesan. Pembuka dalam blog ini padahal sangat krusial dan banyak penulis lupa menseriusi bagian ini. Dari rangkaian kalimat-kalimat awal lah pembaca memutuskan apakah terus atau berhenti membaca. Maka dari itu, tinggalkanlah kesan yang baik.

Saat mengikuti lomba juga ini sangat berpengaruh. Bayangkan saja, juri bagaikan sedang dihadapi dengan puluhan hingga ratusan makanan. Pembuka blog yang menarik lah yang akan membuat juri menentukan apakah makanan yang sedang dihidangkan itu layak untuk dicicipi lebih detil atau tidak. Maka dari itu, buiatlah judul yang berkesan!

Pernah membaca situs dengan judul click-bait? Kesan apa yang kita dapatkan? Kesal bukan? Maka dari itu, tulislah tulisan yang relevan dengan judul. Tulisan click-bait mungkin memancing page view, tapi apakah memberikan kesan yang baik kepada kita sebagai seorang penulis beridentitas dan beridealis?

Kemudahan blog untuk dibaca juga penting. Sebagai pembaca, kita pasti malas mengakses situs yang lamban loadingnya serta keharmonisan huruf dan tata letak gambar yang jelek. Tak peduli sebagus apa kontennya, pembaca tetap malas untuk menyelesaikan bacaannya.

Sebisa mungkin, kita menggunakan template blog yang enak dilihat, huruf yang selaras, serta mobile view friendly, mengingat jaman sekarang orang lebih banyak mengakses tulisan situs menggunakan gawai. Untuk mengecek apakah tulisan kita enak dilihat melalui gawai bisa menggunakan aplikasi Responsinator. Selain itu, pastikan kita menyisipkan gambar-gambar hingga video yang relevan terlebih apabila tulisan kita panjang. Pasti kita lelah kan membaca blog yang penuh tulisan tanpa jeda layaknya buku teks? Jangan lupa gunakan gambar yang berkapasitas tidak begitu besar untuk memudahkan loading page. Gambar bisa berupa hasil jepretan kita sendiri, gambar dari internet atau bahkan infografis. Jika mengambil gambar dari internet, pastikan kita tidak terjerat problematika hak cipta. Kita bisa mengambil bebas gambar dari situs semacam Pexel.

Bagaimana dengan gaya bahasa yang kita pakai? Bebas! Kalau kita ingin membentuk citra diri kita "gaul", kita bisa menggunakan bahasa dan kata tidak baku ataupun mencampurnya dengan bahasa inggris. Kalau kita ingin dikenal sebagai orang yang "runut", kita bisa sangat memperhatikan penggunanan susunan dan kata yang baku. Kreatiflah terhadap penggunaan kalimat, hindari penggunaan kalimat klise, usang, dan ambigu.

Jangan lupakan kalau blog berbeda dengan situs-situs umum milik media. Blog memiliki sentuhan personal. Blog menjadi citra diri identitas penulisnya, jadi perhatikanlah apa yang hendak dibangun. Sebagai seorang idealis, saya cenderung mengusung tulisan-tulisan blog yang jujur apa adanya dan tidak merekayasa. Apabila harus mengusung suatu produk, saya sangat berhati-hati membawanya agar saya dapat mempromosikan produk tersebut tanpa terlalu kelihatan seperti sales produk. Sebisa mungkin saya akan "promosikan" menggunakan gaya khas saya tetap dengan konten yang baik dan tidak asal.

Penutup juga tidak kalah penting dari pembuka dan isi. Penutup yang baik adalah penutup yang berupa keismpulan keseluruhan yang berkesan tulisan serta ajakan kepada pembaca supaya semakin tergugah. Lebih baik lagi, pada penutup kita juga bisa mengajak pembaca untuk membaca artikel kita yang lain dan menumbuhkan kepercayaan terhadap tulisan-tulislan kita.

Lakukan penyuntingan berkali-kali. Pastikan antara pembuka, isi dan penutup terdapat alur logika dan kepaduan paragraf yang koheren.


3. Lengkapi dengan foto berkualitas

konten blog introver idealis
Gunung Salak (dok. pribadi)

Pada awalnya, saya sempat agak kecewa dengan kualitas foto yang akan saya hasilkan tanpa menggunakan gawai yang mumpuni. Apa lagi saat saya belum mengganti dengan gawai baru. Gawai yang saya gunakan saat itu sudah ketinggalan zaman, selain itu tampaknya pada lensa penuh debu dan (mungkin) goretan yang memuat kualitas foto tidak begitu bagus apalagi saat pencahayaan minim. Bola-bola cahaya tampak bergaris pada hasil foto. Sayang sekali, padahal di saat itu saya sedang aktif-aktifnya berwisata. Hasil foto pada segmen blog konten travelling di foto saya menjadi kurang optimal.

Ternyata, jangan khawatir jika kamu merasa tidak memiliki kamera canggih. Jika kamu memiliki anggaran lebih, kamu bisa tukar tambah dengan peralatan yang lebih canggih. Jika hanya sedikit anggaran lebih, bisa lengkapi dengan tambahan peralatan yang bisa mempercantik foto. Jika belum ada anggarab, sabar saja dahulu. Manfaatkan yang sudah ada dan optimasi dengan aplikasi penggubah foto di gawai.

Coba lihat foto dibawah ini:

konten blog introver idealis
Hasil karya Deddy Huang

Kedua foto ini diambil hanya menggunakan kamera gawai loh! Tidak percaya? Yang paling penting dalam menciptakan foto yang baik adalah menguasai teknik-teknik mengambil foto seperti komposisi dan warna. Kita juga turut bisa mengeksplorasi pantulan objek, sudut pengambilan, hingga pembingkaian objek. Selain itu, kita bisa menggubah foto menjadi hasil yang lebih baik. Tapi patut diperhatikan, jangan terlalu banyak menggubah foto. Cukup potong bagian yang mengganggu dan diplitur sedikit bagian pencahayaan dan warna, Tanya diri sendiri apa yang hendak kita tampilkan. Tampilkan apa adanya sembari tetap memperhatikan estetika.

Snapseed, Adobe Lightroom dan VSCO adalah contoh-contoh aplikasi penggubah foto pada gawai yang bisa gunakan. Aplikasi-aplikasi ini bisa digunakan gratis ataupun berbayar dengan mendapat keuntungan beberapa fitur premium.

Suka merasa bingung karena kehabisan ide harus mengambil objek foto apa saja? Ada beberapa objek yang dapat kamu eksplorasi untuk pengambilan foto. Kamu senang wisata alam? Perbanyak ambil foto pemandangan. Kamu termasuk tipe wisatawan kota? ambil foto dengan kekuatan bentuk geduung-gedung. Kamu senang dengan isu-isu sosial lingkungan? Bisa ambil foto aktivitas manusia dan keunikan yang ada di jalanan. Kamu senang makan-makan? Jepret foto yang menggugah selera. Kamu senang memotret model? Lakukan potret dengan subjek utama orang.

Foto Travelling bagi ibu-ibu beranak

konten blog introver idealis
Ang Kaew Reservoir, Chiang Mai (dok. pribadi)

Saya seorang ibu rumah tangga yang pasti membawa "tentengan" berupa anak saat berwisata. Apalagi, di saat saya sedang aktif-aktifnya berwisata, saya kerap kali berjalan-jalan hanya berdua dengan anak balita saya. Saya tahu saya dalam keadaan penuh keterbatasan. Tidak bisa seenaknya menentukan waktu untuk memotret, tidak bisa seenaknya berlama-lama untuk eksplorasi sudut, dan tidak bisa terlalu mengalokasikan daya untuk eksperimen fotografi. Pada Webinar bertajuk "Membuat Foto Travelling dengan Smartphone", Koh Deddy Huang menekankan pentingnya riset lokasi yang akan dikunjungi. Hal ini akan membantu kita memahami apa yang dapat kita ambil dan manfaatkan pada objek foto tersebut.

Saya akui, saya sedikit kelewat melakukan ini. Memang saya hobi riset mendaalam terlebih dahulu sebelum berwisata ke suatu tempat. Namun, riset yang saya lakukan lebih ke umum, seperti bagaimana menuju tempat tersebut, jam berapa buka, ada apa saja disana, dan sebagainya. Hasil foto yang sering saya ambil juga kebanyakan "catch the moment", bukan "prepare for the moment". Padahal jika serius riset objek, saya bisa optimalisasi hasil foto. Misalnya saya mengeluhkan kekurangan kesempatan untuk manuver sudut pengambilan. Jika sudah riset, mungkin saya bisa merancang trek dimana saya harus berjalan sehingga meminimalisasi waktu dalam mengambil sudut terbaik dan tidak harus bolak-balik. 

Koh Deddy juga menyarankan untuk berbaur dengan orang lokal. Ini membuat kita mengetahui apa latar belakang dari orang-orang tersebut, jam aktif objek tersebut, hingga menjadikan sisi-sisi lain dari objek foto tersebut yang dapat kita angkat menjadi sebuah cerita menarik.

Salah satu prinsip saya dalam memfoto adalah tidak ingin menampakkan muka sendiri ataupun keluarga pada foto yang saya sebar ke media sosial. Saya agak bingung, bagaimana kualitas foto bisa terjaga tapi tidak timpang karena tidak ada ekspresi wajah manusia yang bisa menjadi bumbu komposisi foto. Dari penjabaran Koh Deddy, saya menjadi sedikit tercerahkan. Kita bisa melakukan foto portrait dengan manusia yang menghadap ke belakang. Foto seperti ini juga memberikan kekuatan cerita. Selain itu bagi yang hobi bereksperimen, bisa melakukan foto portrait dengan menggunakan totem atau boneka sebagai ganti manusia.


4. Lengkapi dengan video pendukung

konten blog introver idealis

Passion saya adalah fotografi, semenjak dahulu tidak pernah terbersitkan di pikiran saya untuk menangkap momen menggunakan video. Bagi saya, penggunaan video lebih sekedar menangkap momen pribadi yang asal ada saja. Sebagai contoh kegiatan anak saya. Apalagi memikirkan estetika dan menyunting video, tidak pernah terpikir tuh! Makanya opsi menjadi vlogger adalah prioritas saya nomor sekian. Tidak, saya tidak menikmati. Buat apa saya membuat konten hanya untuk memuaskan publik demi mendapatkan uang semata? Apalagi berlakangan ini di instagram saya sering melihat orang-orang membuat video dengan efek-efek klise membosankan dan sok imut.

Namun paradigma soal video mulai sedikit berubah sejak mendengar webinar tentang "smartphone videography" dengan pembicara Mas Joe Chandra. Tujuan mengambil video untuk konten tidak hanya demi menjadi vlogger semata. Padahal membuat video dapat memudahkan kita membuat konten apa pun, mengemas sosial media lebih baik dan membuat konten blog lebih hidup.

Apalagi kalo kamu sering melakukan ulasan suatu produk. Hadirnya video membuat audiens terbayang lebih nyata mengenai produk tersebut. Ada unsur emosional yang terjalin, apalagi jika kita mengemasnya dengan menggunakan intonasi dan nada yang menarik. Saya telah buta, padahal konten video ini sebenarnya penting untuk proyek sebelah saya, yaitu blog dan instagram yang mengulas dan mengedukasi pentingnya penggunaan child seat untuk anak-anak dibawah 12 tahun. Betapa pentingnya video agar audiens lebih jelas mengetahui cara memakaikan child seat yang benar. Betapa pentingnya video agar audiens bisa memilih child seat sesuai kebutuhan mereka berdasarkan konten yang saya buat.

Pembuatan video juga sangat bisa menggunakan gawai. Tinggal melengkapi dengan berbagai alat tambahan dan menyuntingnya menggunakan aplikasi gawai. Beberapa peralatan yang penting untuk disiapkan adalah tripod. Mas Joe Chandra sendiri bercerita bahwa tripod adalah barang wajib yang ia bawa kemanapun, termasuk pasti ada di kendaraannya. Sebenarnya saya sudah mengidam-idamkan tripod sejak dahulu, tapi semua hanya wacana karena saya tidak serius membesut konten video. Namun tampaknya saat ini juga saya harus membeli tripod baik statis maupun fleksibel yang mumpuni.

Banyak aplikasi penyuntingan video yang tersedia di gawai, mulai dari gratis sampai berbayar untuk fitur tertentu. Adobe Premier, Inshot, Kinemaster, Filmorago, Viva Video dan lain-lain. Pilihlah sesuai selera dan kemudahan yang didapatkan.


5. Perkuat SEO (Search Engine Optimization)

konten blog introver idealis

Selain prioritas membuat konten yang baik, kita tidak boleh melupakan SEO. Apa sih tujuan kita menulis? Agar dibaca dan bermanfaat bagi orang banyak bukan? Semakin suatu blog memenuhi kaidah SEO, semakin luas jangkauan pembacanya.

SEO merupakan optimalisasi halaman situs melalui bantuan mesin pencari sehingga halaman yang kita tulis menjadi mudah muncul saat pengguna mengetik kata kunci di mesin pencari. SEO meliputi SEO on-page dan SEO off-page.

SEO on-page merupakan proses optimalisasi yang berasal dari halaman situs tersebut. Banyak tips dan trik yang bisa dilakukan seperti menggunakan kata kunci yang populer, penggunaan tampilan yang user friendly, hingga penggunaan plugin.

Sementara SEO off-page adalah cara optimalisasi tulisan menggunakan perangkat-perangkat luar, misalnya menggunakan bantuan media sosial lainnya. Adanya backlink yang kita buat atau promosi ajakan kepada para calon pembaca untuk memasuki blog kita juga meningkatkan ketercarian blog kita di mesin pencari semacam Google.


6. Optimasi sosial media lainnya

konten blog introver idealis

Kamu senang bermain media sosial apa saja? Facebok, Instagram, Youtube, Twitter, atau malah semuanya?

Tahukah kamu kalau kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengoptimasi blog kita? Karena saya pengguna rutin instagram, maka saya coba bahan optimasi instagram untuk blog.

Pada awal penggunaanya, saya sudah menentukan bahwa instagram dengan akun pribadi hanya untuk kepentingan personal saja yang berisi hasil random kepala saya dengan isi tidak begitu penting. Akun saya pun digembok. Pengikut sebagian besar adalah teman-teman sendiri. Pun, saya juga hanya mengikuti akun teman yang dikenal baik dan akun edukasi yang menurut saya menarik. Itulah kenapa saya tidak suka dengan permintaan pribadi untuk "follow back". Saya tidak suka isi instagram saya muncul postingan orang yang tidak saya kenal. Syukurlah sekarang Instagram sudah ada fitur "mute".

Lama-kelamaan, hasil random pemikiran kepala saya semakin berfaedah. Saya malah ingin semakin banyak yang mendapat manfaat dari hasil pemikiran saya, baik dari post ataupun stories. Terlebih lagi saya mulai mempromosikan tulisan blog baru saya di Instagram.. Akun pun saya buka. Yah, meskipun page view blog saya tidak terlalu melonjak 😌.

Beruntung saya mengikuti webinar dengan pembicara mba Pungky Prayitno. Selain mengemas webinar dengan jenaka, banyak sekali ilmu yang beliau bagikan dan patut untuk dicoba.

Jika kita hendak mengoptimasi blog memakai sosmed lain, pastikan sosial media kita tidak dalam keadaan digembok. Bagaimana orang umum non pengikut kita bisa mengambil faedah dari postingan kita jika digembok?

Menurut Mbak Pungky, blog dan instagram adalah mengenai visual branding. Seperti apa kita tampil di sosial media? Bagaimana mau orang mengenal kita dan apa saja yang ingin kita transfer ke audiens. Oleh karena itu sebisa mungkin buatlah personal branding yang kuat. Buatlah orang membaca karena saya penulisnya. Karena tidak ada yang bisa menuliskan seperti itu kecuali saya. Sepertinya hal ini berkesesuaian dengan seperti apa yang mantan atasan saya katakan di atas ya!

Saya merasa postingan mengenai blog teranyar saya kurang mendapat respons audiens. Mbak Pungky memberikan tips menariknya disini. Bangun hubungan yang baik dengan audiens! Kita bisa membuat stories yang memuat latar belakang dari blog post terbaru kita dan kemudian melempar pertanyaan. Jangan lupa balas komen, DM, mention, ataupun tag kepada kita. Ini membuat audiens merasa terkait dan dekat dengan kita. Apresiasi mereka dan jangan segan-segan untuk memberi hadiah kepada follower.

Lalu apa gunanya orang mengetuk tulisan kita di blog? Toh, isinya juga sama seperti yang kita buat di Instagram. Caranya, bedakan isinya! Buat keterangan secara tersirat bahwa audiens harus buka tulisan blog kita karena memuat informasi yang lebih lengkap. Jelaskan bahwa di dalamnya ada hal-hal menarik yang tidak ditemui di postingan Instagram.

Saat mengikuti lomba juga perhatikan dengan seksama ketentuannya. Jangan sampai kita salah mention bahkan salah hashtag. Ini menyebabkan tulisan kita tidak dapat dicari menggunakan keduanya karena tidak terdata oleh media sosial yang dituju.


7. Aktifkan afiliasi

konten blog introver idealis

Di salah satu komunitas blog yang saya ikuti, ada yang menawarkan untuk mengaitkan afiliasi suatu marketplace ke blog kita. Entah kenapa saya tidak tertarik sama sekali, semacam "doesn't sparks joy". Saya merasa afiliasi semacam berlebih-lebihan dan murni hanya untuk jualan saja.

Padahal tidak seperti itu.

Afiliasi sendiri adalah cara mendapatkan uang dengan mempromosikan produk atau jasa dari perusahaan penyedia jasa afiliasi. Kita melakukan promosi dengan memasang banner afiliasi atau tautan afiliasi pada media blog ataupun media sosial lainnya. Komisi sistem CPS (Cost per Sale) diberikan jika ada pembelian produk atau jasa melalui tautan yang kita sediakan. Tapi tergantung pada penyedia jasa afiliasi, ada juga yang modelnya CPA (Cost per Action) atau dibayar setiap audiens melakukan sesuatu, semisal membuat akun, mendaftar newsletter dan lain-lain.

Mas Ditya Pandu menjelaskan soal afiliasi dengan seksama, sehingga saya lebih terbayang apa itu afiliasi dan bagaimana agar afiliasi sesuai dengan nilai saya. Misalnya tipe-tipe tulisan yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak afiliasi seperti ulasan produk, komparasi produk, rekomendasi produk, sharing pengalaman hingga info harga. Padahal dari tipe-tipe tulisan di atas, saya bisa memilih produk manapun yang sesuai value saya dan mengulas hingga membagi pengalaman pemakaian secara jujur dan memang karena saya benar-benar puas. Sehingga bukan rekayasa dan tidak berisi kalimat-kalimat ala sales.


8. Perkuat public speaking

konten blog introver idealis

Katakanlah jejaring kita semakin luas. Orang banyak terinspirasi dari tulisan-tulisan kita dan hendak mengajak kita menjadi pembicara. Baik itu di kulwap, seminar daring maupun seminar muka umum. Menjadi pembicara memiliki banyak manfaat. Selain membuat kita lebih dikenal lagi, kita juga diberi kesempatan lebih untuk lebih menginspirasi orang lain dalam bentuk audio. Ditambah dengan adanya sesi tanya jawab membuat keberadaan kita lebih bermanfaat bagi orang lain.

Maukah kita dikenal sebagai orang yang "vokal" dalam tulisan tetapi "melempem" di muka umum? Alih-alih peserta semakin terinspirasi, adanya malah bosan dan menganggap mending membaca tulisan kita dibanding mendengarkan langsung.

Meski saya mantan akademisi dan sudah bolak-balik menjadi pembicara baik melalui daring atau tatap muka, saya masih merasa seorang pembicara yang payah. Sering lupa materi penting di atas panggung, intonasi kurang menarik, hingga merasa  audiens kurang tertarik kepada performa saya. Sebagai contoh, saya pernah menjadi narasumber video pemasangan child seat di sebuah media. Itu adalah pengalaman pertama saya. Video hanya 3 menit tapi setengah mati saya melakukan take berulang-ulang. Entah karena gugup, kelupaan, atau intonasi yang monoton.

Beruntung saya mengikuti webinar Ibu-Ibu Doyan Nulis bersama IM3 Ooredoo yang menghadirkan mbak Sara Neyrhiza. Untuk memaksimalkan peran kita di masyarakat, penting buat penulis blog untuk belajar bagaimana melakukan berbicara di muka umum dengan baik dan benar. Berikut tips-tips yang bisa kamu coba:

a. Kendalikan diri

Bagi yang belum terbiasa berbicara di muka umum, ini akan menjadi momok yang besar. Gugup di muka umum hanya akan menghilangkan perisiapan materi yang sudah disiapkan jungkir balik, tetapi memperburuk citra diri kita dan tujuan sampainya materi kepada peserta malah tidak sampai. Sebelum tampil, latih diri kita di muka cermin. Pelajari air muka yang terjadi saat kita sedang menyampaikan sesuatu.

Untuk menghindari kegugupan, kita bisa mempelajari tata letak medan terlebih dahulu. Dimana letak layar, microphone, audiens, bahkan letak peralatan audio. Dengan begini kita bisa merasa familiar terhadap medan yang sudah ada sehingga kegugupan berangsur hilang. Jika saat sedang berbicara kegugupan menghampiri kembali, tenangkan diri dahulu sebelum mulai berbicara kembali. Rasa gugup yang muncul bisa mengacaukan intonasi, tempo, dan volume suara kita. Hal penting lainnya yang turut terlupakan adalah jangan membuka media sosial beberapa saat sebelum tampil. Ini dapat mengacaukan materi yang sudah kita siapkan karena muncul keraguan.

b. Persiapkan naskah

Ada beberapa teknik menyiapkan public speaking, mulai dari menyiapkan naskah lengkap ataupun naskah poin. Sesuaikan dengan keadaan. Jika yang digunakan naskah lengkap, hati-hati pembawaan malah kaku dan hanya keluar intonasi dan nada yang datar. Paling baik menggunakan naskah poin. Kita bisa mencatat hal-hal penting yang hendak diutarakan agar tidak kelupaan pada saat tampil.

c. Gunakan suara perut.

Penggunaan suara perut menghasilkan suara yang lebih bulat dan keras serta lebih enak didengar oleh audiens. Penggunaan suara dada menghasilkan suara yang lebih kecil dan tidak jelas didengar. Berlatihlah bernapas dengan perut agar menghasilkan suara perut. Caranya bernapas namun bukan dada yang turun-naik, melainkan diaftagma perut.

d. Meniru penyiar favorit

Merasa memiliki lidah "medok"? Kadang kala kita tidak merasa pede, apalagi banyak yang menuntut agar suara medok tidak keluar. Entah dengan alasan sulit didengar ataupun demi alasan ketidakseragaman. Cara menghilangkannya adalah dengan meniru nada dan intonasi penyiar favorit kita. Lidah medok tidak masalah keluar pada percakapan sehari-hari, tetapi dengan teknik di atas, kita bisa menghilangkan lidah medok pada saat melakukan public speaking.

e. Pelajari audiens

Pelajari siapa yang mengundang kita, siapa yang mendengarkan, dimana acara digelar dan dalam rangka apa kita diundang. Sesuaikan kostum, tingkah laku, dan tata bahasa kita sesuai dengan yang mengundang kita. Kan tidak mungkin kita berbicara gaul anak muda dengan kostum santai padahal audiens adalah para lansia berumur di tengah acara formal?

f. Terus berlatih

Sudah melakukan 5 tips di atas namun masih merasa "gagal"? Jangan khawatir, terus lah berlatih sampai semuanya menjadi kebiasaan. Banyak melakukan kesalahan dan kegagalan adalah pengalaman berharga yang membuat kita untuk terus semangat berlatih untuk mencapai kesempurnaan performa.


Bagaimana IM3 Ooredoo membantu memanfaatkan peluang dunia blog

konten blog introver idealis


Apa yang sangat dibutuhkan oleh penulis blog dalam menulis? Tentunya koneksi internet!

Tanpa koneksi internet sebenarnya bisa saja menulis, tetapi kita tidak akan bisa "mengudarakan" tulisan kita. Tulisan yang hanya disimpan untuk diri sendiri tanpa memberi manfaat kepada orang lain adalah sebuah kesia-siaan. Lantas, koneksi internet semacam apa yang kita cari?

"Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." - Pramodedya Ananta Toer

Saat ini saya sedang berlangganan internet rumahan non-IM3. Harganya relatif mahal dan entah kenapa modem yang diberikan keterjangkauannya tidak baik. Meja kerja kami ada di dalam kamar utama, tapi secara menyedihkannya justru laptop saya tidak cukup kuat untuk menangkap sinyal internet. Mau automatic save draft, sering gagal. Mau mencari referensi daring, tidak bisa. Mau membuat ilustrasi gambar, tidak mampu. Saya sering kesal dengan keadaan ini. Sudahlah menghambat keproduktifan, kesehatan mental saya juga dipertaruhkan. Saya harus menulis blog di sofa yang letaknya tidak jauh dari modem dengan postur tubuh yang tidak ergonomis untuk mendapatkan koneksi stabil.

Sebenarnya saya dan suami acap kali berpikir kapan waktu yang tepat mengganti koneksi internet. Kebetulan sekali, anak pertama saya tiba-tiba mengambil brosur paket GIG by Indosat Ooredoo dari lobi apartemen. Apakah ini pertanda?

Kebutuhan internet di rumah kami cukup krusial. Baik gawai dan laptop saya serta suami mengandalkan wifi modem rumah. Apalagi di masa pandemi kali ini. Saya butuh koneksi internet untuk menulis blog dan mengikuti seminar Zoom. Suami meski tidak berkerja di rumah, ia juga sering butuh Zoom untuk seminar dan berkomunikasi dengan koleganya. Bahkan anak sulung saya membutuhkan koneksi internet yang baik agar pembelajaran jarak jauh (School from home)-nya berjalan lancar. Meski kami bukan tipe penonton sehingga tidak menggunakan layanan televisi kabel, kami membutuhkan koneksi kencang nan murah untuk bisa mengakses Netflix tanpa lemot. Kesal bukan jika harus menonton Netflix dengan waktu loading lama bahkan render gambar yang jelek karena internet lamban?

GIG merupakan layanan internet rumahan persembahan dari IM3 Ooredoo yang menjanjikan internet cepat, harga terjangkau dan tidak memiliki batasa kuota! Luar biasa sekali, ini artinya kami bisa mengunduh dan mengupdate game tanpa takut kehabisan kuota. Ada 5 paket yang ditawarkan GIG: GIG 20, GIG 30, GIG 50, GIG 100,  dan GIG ONE.

Bagi pengguna jaringan IM3 Oooredoo pada gawainya, ada harga khusus promo juga loh! Bagi pecinta televisi kabel, cukup menambahkan sedikit saja dari biaya bulanan, kamu sudah bisa mendapatkan GIG BOX loh!

Harganya sangat terjangkau bukan? Bahkan jujur saja, harga internet bulanan saya lebih dengan kecepatan yang mulai mengecewakan lebih mahal dibanding harga langganan GIG! Meski belum termasuk biaya PPN 10% dan biaya materai, biaya diatas sudah termasuk biaya instalasi, sewa moden dan sewa STB senilai 250 ribu, 40 ribu dan 40 ribu.

konten blog introver idealis
Internet bulanan saya yang seharga 340 ribu/bulan itu ternyata kecepatannya hanya up 10 Mbps 😓


Pendaftaran yang mudah

Saya mencoba untuk mendaftar paket berlangganan GIG 20. Tidak disangka, pendaftarannya begitu mudah. Tinggal masuk ke halaman resmi GIG, pilih paket berlangganan sesuai dengan kebutuhan, masukkan harga data diri dan alamat dan lakukan pembayaran. Voila! Kamu sudah resmi berlangganan dan petugas akan datang ke rumahmu. 

Saya sejujurnya agak terkejut dengan kemudahan pembayaran yang semudah menjentikkan jari ini. Pengalaman saya dahulu menggunakan layanan internet rumah sekarang, saya harus menghubungi nomor via telepon dan terkadang saya tidak yakin apakah permintaan saya diproses atau tidak.

Kemudahan ini juga didukung dengan kemudahan pembayaran yang bisa menggunakan virtual account, pembayaran online, hingga minimarket. Tinggal pilih sesuai kemudahanan yang kita inginkan!


I'm not such a quitter

konten blog introver idealis


Setelah saya mengikuti beberapa webinar blog dari IM3 Ooredoo dan IIDN, alih-alih kecewa karena belakangan belum menang lomba blog lagi, saya malah bahagia karena saya tahu persis kenapa blog saya tidak dimenangkan. Ya, kualitas konten blog saya jauh, bahkan amat sangat jauh dari baik dan memuaskan. Saya pun kembali bisa memutuskan apa yang hendak saya lakukan terhadap blog saya ketimbang menggadaikan jati diri saya sebagai seorang idealis dan hanyut kepada tren.

Yang bikin sedih hanya satu, terlalu banyak poin-poin yang harus saya lakukan untuk membuat diri saya sebagai pembuat konten blog lebih baik.

"Step by step ya!"

Ucapan Mbak Wid melalui DM Instagram saya terus memotivasi saya untuk terus bergerak maju dan mengingatkan saya pada buku GRIT: The Power of Passion and Perseveranve karangan Angela Duckworth.  

Buatlah target-target kecil dan cara mencapainya untuk mencapai target bersarmu. 

Saya kerap curhat kepada suami tentang mengapa belakangan ini tulisan blog saya kurang dihargai. Tidak menang lomba lah, kurang diminati lah, padahal saya menulisnya dengan sepenuh hati. Suami berpesan, jangan putus semangat, pelajari terus dan perbaiki kekurangan. Berkali-kali saya mengeluh, berkali-kali ia menyemangati, berkali-kali juga saya bangkit. Dukungan suami agar istrinya tetap bisa mengaktualiasi dirinya ini lah yang bikin saya bersyukur punya suami semacam ia. Saya sempat memutuskan untuk berhenti menulis blog, kemudian saya membatalkan rencana itu karena saya sudah menyusun rencana-rencana jangka pendek untuk memperbagus kualitas blog saya dari berbagai sisi, meski saya harus berdamai dengan keterbatassan waktu.

Kamu nulis apa sih ga kelar-kelar? Palingan juga ga menang

Ujaran satir oleh suami melihat saya mendedikasikan menulis blog ini. Anehnya, saya tidak sentimentil sama sekali. Melalui rangkaian webinar blog kali ini, saya buktikan bahwa saya masih semangat belajar untuk menjadi lebih baik, mengevaluasi kesalahan, dan siap memenangi lomba yang diadakan IM3 Ooredoo dan IIDN kali ini. Bukan, tujuan utama saya adalah sebagai catatan pengingat saya akan webinar yang telah saya pelajari dan saya sangat berharap tulisan ini bermanfaat bagi orang banyak, terutama yang melewatkan rangkaian webinar emas tempo lalu. Karena menang adalah bonus dan hadiah dari hasil dedikasi yang telah dilakukan.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog IM3 Ooredoo X IIDN Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging

konten blog introver idealis


15 komentar

  1. Jadi self reminder untuk aku yang baru memulai dunia blog nih. Semoga kali ini bisa menang ya kak. Semoga jadi rejekinya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau dapat bonus begitu,, makasih ya! haha

      Hapus
  2. Waaah artikel ini bagus dan lengkap banget mbak, bisa jadi panduan blogger pemula. Memang kalau hobi menulis blog ini ditekuni malah mendatangkan banyak manfaat dan rezeki. Saya dulu niatnya cuma buat curhat, eh makin diseriusin ternyata malah nambah cuan. Alhamdulillah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mbaa,, aku udah mulai nulis dari jaman kuliah. Isinya juga curhat. Coba ni mba alumni tumblr, multiply apa keduanya? haha

      Hapus
  3. Isinya suka, bermanfaat banget buat yg blog kaya aku. Blog emang menuangkan pikiran kita lebih banyak ya, makanya aku pikih ngeblog daripada yg lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mba mirza! aku suka buka blognya mba Mirza hehe

      Hapus
  4. omaigat, Mbak. I can relate so much pada apa yang Mbak tulis. Beginilah introvert idealis. Repot memang. Haha.
    Tulisan Mbak bagus kok. Aku menikmati membaca artikel ini tanpa banyak skimming meskipun panjaaaaang. Hehe.
    Semoga usaha Mbak kali ini berbuah manis. Aamin.
    Salam kenal dari akuh, Muna Fitria a.k.a mamahfaza.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terharu sama responnya T.T Salam kenal ya mba Muna!

      Hapus
  5. terima kasih mom ilmunya sangat bermanfaat buat saya yang baru mulai belajar nulis blog dan yang dulu malu kerjain sesuatu sekarng harus berani tampil di medsos bukan sesuatu yang mudah tapi gimana kondisi sekarng emang harus mengoptimalkan kemampuan yang kita bisa asalkan ada niat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya,, emang jaman sekarang udah ga boleh kebanyakan excuse,, optimalkan aja apa yang ada

      Hapus
  6. Bermanfaat banget dan lengkap ulasan ini..sebagai newbie sbg blogger kudu byk bljr ini.. bookmarks dlu biar bsa dbaca kmbalii 🥰

    BalasHapus
  7. Halo Mba, salam kenal😊 isi dari post ini lengkaaap sekali.. bisa kubaca-baca ulang kalau nanti tiba-tiba stuck saat nge-blog.

    Terimakasih sdh berbagi mba😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo,, salam kenal juga ya mba! senang bisa berguna :D

      Hapus
  8. Halo salam kenal mba.. bermanfaat banget artikelnya.. beberapa persis sama kondisi aku hihi

    BalasHapus