Konsep ANAK pada Keselamatan Balita di Rumah

Tidak ada komentar
Setidaknya, setengah dari hidup si kecil dihabiskan di rumah. Tetapi, apakah anda yakin bawa rumah anda merupakan tempat yang nyaman, selamat dan aman bagi balita anda?


Menurut Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss yang memfokuskan diri pada perkembangan anak, perkembangan kognitif pada anak dibagi menjadi 4 fase tumbuh kembang. Fase ini dibagi berdasarkan bagaimana anak-anak belajar, memahami dan menyesuaikan diri terhadap informasi baru. Anak-anak tidak kurang pintar-nya dibandingkan dengan orang dewasa, perbedaannya hanya pada cara berfikir dan proses informasi yang berbeda.


Pada usia balita, perkembangan sensor motor dan pra-operasional mengalami kemajuan  yang pesat. Fase sensor motor yaitu mengalami lingkungannya melalui indera perasa dan tindakan seperti melihat, merasa, meraba, menggunakan mulut, dan menggenggam. Fase pra-operasional berupa menyatakan kalimat dan gambar dengan lebih menggunakan intuisi ketimbang pikiran logis. Tahap-tahap ini membuat anak-anak menjadi senang bermain, bergerak, eksplorasi, mencoba, meniru, fase "aku bisa" dan merasa dunia ini adalah tempat bermain.

Kecelakaan dirumah paling banyak dialami oleh anak balita berusia dibawah 4 tahun dengan persentase anak laki-laki lebih besar. Anak-anak yang lebih muda memiliki persentase yang lebih tinggi untuk patah tulang, luka terbakar, keracunan hingga tersedak. Kita tidak bisa menahan anak untuk bermain karena itu merupakan tugas dan hak mereka.

Kecelakaan dirumah paling sering terjadi di ruang keluarga dan ruang makan, tetapi kecelakaan yang paling serius terjadi di dapur dan di tangga. Menurut RoSPA (Royal Society for the Prevention of Accidents), setiap tahun lebih dari 67,000 anak mengalami kecelakaan di dapur dan 43,000 orang diantaranya balita dibawah 4 tahun. Seringnya, balita yang sedang asik sendiri cenderung lupa akan sekelilingnya. Mereka memiliki persepsi terbatas akan lingkungannya karena pengalaman mereka akan lingkungan belum memadai. Balita juga tidak menyadari konsekuensi dari berbagai lingkungan yang sedang mereka hadapi.

Ada beberapa jenis kecelakaan dirumah yang sering terjadi:

Terpeleset dan jatuh

44 persen kecelakaan dirumah yang terjadi pada anak-anak adalah terpeleset dan terjatuh. Sebagian besarnya merupakan kecelakaan pada tinggi permukaan yang sama, tetapi kecelakaan pada dua tinggi permukaan berbeda seperti jatuh dari tangga atau tempat tidur menimbulkan efek cedera yang lebih serius. 

Pastikan untuk menggunakan pagar pengaman pada ujung atas dan bawah tangga. Terali susuran tangga juga jangan sampai terlalu renggang sehingga rentan mengakibatkan kepala balita terjebak. Balita dibawah 3 tahun hendaknya memegang pegangan tangga saat hendak naik-turun tangga. Orang dewasa disarankan untuk menemani dan jangan sambil fokus kepada HP. Jangan sampai ada barang tertinggal di anak tangga karena jika terpijak oleh balita akan menyebabkan kehilangan keseimbangannya sehingga dapat terjatuh. 



Jangan letakkan pijakan dibawah jendela karena akan membuat balita memijaknya dan berisiko menggapai jendela diatasya. Pastikan karpet tidak menggelombang atau berlipat agar balita tidak terpeleset.

TV dan lemari juga menjadi salah satu penyebab anak terjatuh. Anak yang masih dipenuhi oleh keinginan eksplorasi tertarik untuk memanjatnya. TV dan lemari yang tidak terkait pada dinding dapat menyebabkan anak terjatuh bahkan tertimpa sehingga mengakibatkan cedera amat serius.

Luka bakar dan lepuhan

Makanan dan minuman panas adalah penyebab terbesar luka bakar pada balita. Kulit balita lebih sensitif daripada orang dewasa dan minuman panas dapat menyebabkan luka bakar sampai setelah 15 menit kejadian berlangsung. Jadi, jangan pegang anak dan minuman panas secara bersamaan. Anak-anak juga beresiko mengalami luka bakar yang disebabkan oleh api terbuka, kompor, setrika, dan lainnya meskipun dalam proses pendinginan. Jadi jauhkan barang-barang ini dari jangkauan mereka. 

Tersengat listrik

Kabel listrik yang tidak rapi serta usang dan stop kontak yang terbuka merupakan sumber anak tersengat listrik. Periksa perangkat elektronik beserta kabelnya secara berkala. Jauhkan perangkat listrik dari kamar mandi. Tutup stop kontak dengan pengaman.

Kecelakaan akibat kaca

Hindari penggunaan Furnitur kaca yang tidak menggunakan tempered glass. Karena jika bukan, apabila kaca itu pecah makan akan pecah berkeping-keping menjadi beling sehingga sangat riskan mencederai anak.

Keracunan

Kebanyakan kasus keracunan disebabkan oleh obat-obatan, produk rumah tangga, dan kosmetik. Jauhkan produk kimia berbahaya dari jangkauan anak. Disarankan, produk-produk tersebut tersimpan dalam lemari terkunci. Kebanyakan obat-obatan dan produk rumah tangga memiliki warna menarik yang membuat balita tertarik untuk mencobanya. 

Tersedak dan Tercekik

Anak-anak dapat menelan dan menghirup benda-benda kecil seperti mainan kecil, kacang dan kelereng yang bisa mengakibatkan tersedak. Awasi mereka saat bermain dan makan, jauhkan mereka dari bungkus makanan yang gampang dibuka. Pilih juga mainan-mainan yang sesuai kebutuhan anak, seperti mainan yang tidak beracun dan mengandung bagian kecil yang mudah terlepas.

Kabel-kabel yang terlilit juga dapat menyebabkan balita tercekik. Sebaiknya kabel tersimpan dalam keadaan rapi dan jauh dari pandangan balita. Balita yang berusia diantara 16 sampai 36 bulan belum memiliki koordinasi fisik yang memadai, sehingga apabila mereka terjebak pada kabel yang terlilit, mereka cenderung tidak bisa membebaskan diri sendiri. 

Tenggelam

Anak-anak dapat tenggelam bahkan pada genangan air kurang dari 3 cm. Jadi saat anak berada dekat air, pastikan selalu dalam keadaan diawasi. Jangan tinggalkan anak di bak mandi meskipun kakaknya mengawasi. Jika memiliki kolam renang dan kolam ikan, pasang pengawas di sekitarnya dan pastikan anak tidak dapat mencapai kolam dengan sendiri.


Dengan sekian banyak bahaya mengerikan di rumah, lantas pantaskah kita melarang anak-anak untuk bermain dan mengeksplorasi dunianya? Kita baru pantas melarang apabila anak-anak melakukan tindakan amoral dan hal-hal yang berbahaya bagi dirinya.

Konsep ANAK


SKI (Safekids Indonesia), sebuah komunitas yang peduli terhadap keamanan dan keselamatan anak mempopulerkan metode ANAK. Metode ini terdiri dari 4 poin penting:
  • Amati bahayanya
  • Nilai risikonya
  • Ambil Tindakan
  • Komunikasikan
Persepsi tentang keselamatan bagi mayoritas kita sebenarnya masih menjadi hal tabu dan kurang penting. Padahal keselamatan bukan sekedar masalah teknis tetapi pembiasaan dan pola pikir. Masih banyak yang merasa keselamatan hanya penting bagi dunia kerja dan merasa sudah cukup hati-hati sehingga kecelakaan tidak akan terjadi pada dirinya dan keluarga. 

Home proofing juga perlu dilakukan pada ujung meja tajam, listrik, benda terbuka seperti lemari dan kulkas, serta daerah licin. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dirumah yang sudah dijelaskan di poin-poin sebelumnya bisa kita rangkum menjadi sebagai berikut.

https://www.asecurelife.com/baby-proofing-house/
Produk-produk home proofing bisa ditemukan di toko bangunan terdekat yang terdiri dari berbagai macam merk seperti ClevaMama. Pastikan juga mainan si kecil, pakaiaannya sudah berstandar SNI untuk mencegah zat kimia yang tidak diinginkan. Untuk perlengkapan tidur seperti bantal, guling, dan selimut yang aman dari material berbahaya bisa didapatkan pada produk babybee.

1 hal yang sering terlupakan oleh kita adalah menghafal nomor-nomor penting apabila terjadi kecelakaan. Kita bisa menulis dan menempelkan nomor panggilan darurat (112), pemadam kebakaran (113), polisi (110), nomor anggota keluarga lain, dan nomor rumah sakit terdekat.

Karena kita tidak bisa mendapatkan keadaan dengan kemungkinan 0% bahaya, mengenali bahaya dan mencegah adalah bentuk kasih sayang kita kepada anak-anak tercinta.

Tidak ada komentar