Alasan Kenapa Saya Memiliki Blog

1 komentar
Mungkin tidak seperti blogger lainnya, alasan saya memiliki blog tidak keren sama sekali. Ah, saya pun sebenarnya sungkan mentahbiskan diri sebagai seorang blogger. Ditambah dengan keadaan sekarang, rasanya saya tidak seproduktif dulu untuk menulis blog.

Berawal dari masa-masa pertama kuliah saya. Pada saat itu internet sudah mulai menjadi populer. Warnet sudah mulai menjamur, dan kosan saya pun sudah dipasang akses internet di kamar. Multiply adalah platform blog pertama yang saya punya.

Saat itu umur saya 16 tahun. Usia labil, introvert, karakter saya yang pemikir, dan otak yang ribut cukup membuat saya untuk menumpahkan isi kepala dalam bentuk tulisan digital berupa blog dengan frekuensi yang cukup sering. Isinya pun mulai dari yang tidak penting sampai benar-benar isi pemikiran. Multiply juga kebetulan sangat inovatif sebagai media blog. Tidak hanya bisa menulis pos, saya juga bisa pos video, lagu ataupun percakapan secara singkat.

Kemudian muncul platform lain, yaitu Tumblr. Multiply yang mulai ditinggalkan oleh penggunanya hingga benar-benar mati menjadi alasan utama saya pindah ke platform ini. Tidak jauh berbeda dengan Multiply, Tumblr menawarkan kemudahan bisa mempos berbagai konten digital dengan tampilan yang minimalis dan modern. Di sisi lain saya mulai merasa agak kurang produktif karena banyaknya pos pendek saya.

Beberapa tahun lewat, Tumblr pun mulai ditinggalkan, apalagi sejak Kominfo Indonesia memblokir situs ini. Multiply mengumumkan prediksi kematiannya dan menawarkan pilihan untuk mengekspor konten blog ke platform blogspot. Alangkah senangnya saya. Oleh karena itu saya mulai mengaktivasi blogspot saya. Postingan lama saya di multiply juga bisa dilihat di history (kalau niat ubek-ubek, haha). Bahkan saya memiliki blog di tempat lain, Wordpress dengan konten hanya Bahasa Inggris. Kalau penasaran boleh loh klik disini 😉. 

Munculnya smartphone benar-benar membunuh kemampuan literasi bagi saya. Tidak hanya itu, yang paling menyedihkan adalah saya benar-benar meretardasikan diri dalam hal membaca. Kalau saya dulu bisa baca buku puluhan sampai setahun, waktu itu saya hanya membaca 2-3 buku pertahun. Ironis! Kemudian saya baru sadar. Matinya kemampuan dan keinginan literasi saya benar-benar membuat saya "mandul" dalam berpikiran dan berargumentasi. Akhirnya saya mulai memumpuk niat saya untuk kembali dengan cara ikut tantangan 99 blog 99 hari. Memang saya sempat membolos beberapa kali dan kerap kali postingan saya benar-benar singkat tidak berfaedah. Tetapi rasanya cukup membangkitkan "feel" blogging saya. Dan mulai tahun ini juga saya mulai menargetkan membaca banyak buku. Alhamdulillah, di detik ini saya sedang proses menamatkan bacaan buku ke-45 😊.

Mungkin saya berbeda dengan blogger lain yang benar-benar niat menjadikan blog nya ladang uang. Saya? Ah entahlah. Saya lebih tertarik menjadikan blog sebagai wahana aktualisasi diri dan hura-huranya saya. Saya menulis karena saya senang. Saya menulis karena topik yang ingin saya tulis sedang ribut di kepala saya. Uang? Itu nanti dulu. Saya teringat kalimat yang diujarkan oleh mantan bos saya beberapa tahun lalu yang silam.

Kamu itu entitas penting yang khas. Lakukan yang kamu senangi semaksimal mungkin. Untuk urusan uang itu belakangan. Orang akan membutuhkan kamu karena kamu tidak tergantikan. Uang akan datang belakangan menyertai.
Ya mungkin kelemahan saya pada saat ini saya masih terlalu ignorance. Saya bukannya belajar bagaimana memiliki blog yang bagus malah terjebak kesenangan "hura-hura" saya. Saya menulis ulasan. Saya menulis pengalaman. Mungkin pelan-pelan saya akan belajar bagaimana cara menulis yang baik, menghasilkan konten yang baik dan memperbaiki tampilan blog.

Mungkin. 

1 komentar

  1. Semangat menulis ya mbak. Iya mbak nulis di blog wadah aspirasi banget. Oh ya mbak boleh deh coba baca artikel di blog saya tentang resume dr seminar kepenulisan bersama penulis TERKENAL. seperti mbak asma nadia, okky, dewa, dll. Ih asli keren bgt

    BalasHapus