Pertama kali masuk ke restoran, langsung disambut "Anyeong haseo" oleh para pelayan. Keadaan restoran pada saat saya datang, ada sepasang suami istri Korea sedang makan. Selain itu tidak ada pengunjung lain selain kami. Di meja partisi ruangan, terletak tumpukan Koran dan Majalah bertuliskan Hangeul. Saya juga tidak tahu darimana mengimpornya. Selain itu terletak juga tumpukan kartu nama dimana kita bisa mengontaknya untuk mendapatkan Red Gingseng. Iya betul, red gingseng yang bentuknya segede gaban yang menurut gw bentuknya seperti janin bayi :o. Dekorasi dindingnya sangat korea, ditambah banyak pajangan foto yang mempromosikan restoran tersebut. Lightningnya bagus. Tempat yang nyaman menurut saya.

Kami duduk di salah satu pojok ruangan. Sang pelayan langsung menyodorkan menu makanan. Semua menu berisikan nama makanan Korea yang saya se tidak ada ide itu makanan macam apa yang tertera. Akhirnya teman saya menunjuk suatu menu, namanya Tteobokgi. Satu menu itu untuk berdua karena ia bilang bakal akan sangat kenyang. Saya hanya bisa mengangguk.
Setelah menu diangkat, kemudian langsung dihidangkan mug plastik berisi teh. Karena saya berfikir Korea adalah tetangganya Jepang, jadi di otak saya terpatri kalo minuman di hadapan saya rasanya seperti Ocha. TERNYATA SAYA SALAH BESAR. Minuman yang dihidangkan ternyata teh beras. Jadi rasanya menurut saya seperti teh rasa pulut begitu. Disajikan juga peralatan makanan yang baru pertama kali saya lihat. Sumpitnya stainless steel dan bukan kayu. Bentuk sumpit dan sendoknya juga tidak familiar. Nasinya juga unik. Tampaknya nasinya campuran dengan pulut juga.
Makanan yang ditunggu pun datang. Sebentar, ternyata ini bukan makanan utama, tetapi makanan pembuka. Kata teman saya memang biasanya orang Korea menyediakan makanan pembuka yang terdiri dari 7 jenis. Namun kali ini cuma 5 jenis. Saya cuma tahu kimchi saja, 4 lainnya entahlah. Ada yang bentuknya seperti tahu sambal, ada seperti selada mayonnaise, ada juga yang seperti batang kangkung. Entah apalah namanya.
Untuk urusan harga, saya memandangnya cukup moderat. Tidak mahal dan tidak murah. Untuk semua yang kami makan ini, harganya sekitar 100 ribu rupiah saja. Selesai makan, kami beranjak dan para pelayan mengucapkan "Kamsa Hammida", yang artinya terima kasih. Saya cukup puas, tapi mungkin lidah saya kurang cocok untuk makanan Korea, saya merasa puas yang biasa saja. Mungkin lain kali saya coba menu Bulgokkgi (daging) atau mie dengan rasa asin pedas. Untuk anda penggemar makanan Korea, saya rasa wajib mencoba makanan disini. Recomended!
Tidak ada komentar