Biaya Masuk TK Jakarta Selatan dan Depok dengan Harga Terjangkau

11 komentar
Berapa saja ya biaya masuk TK Jakarta Selatan dan Depok Tahun Ajaran 2023/2024?

Berhubung April 2023 si tengah akan berusia genap 4 tahun dan sejak sekarang ia sudah menaruh perhatian terhadap sekolah, maka rencananya saya dan suami akan memasukkan si tengah ke TK. Sebenarnya ketertarikan si tengah terhadap sekolah dipengaruhi oleh abangnya yang sudah duduk di kelas satu SD.

biaya masuk tk jakarta selatan

Pro-kontra memasukkan si tengah di usia 4 tahun pun kami diskusikan bersama. Akhirnya mengingat kematangan emosi, kemampuan mengurus diri, serta kecerdasannya, kami sepakat untuk memasukkannya ke TK tahun depan.

Karena kami tinggal di perbatasan DKI Jakarta dan Depok, maka kami berencana mencari TK di sekitar rumah kami dengan radius maksimal 3 kilometer. Maka ada 6 TK di Jakarta Selatan dan Depok yang masuk radar kami berdasarkan visi misi kami dan rentang budget.

Berapakah biaya masuk TK Jakarta Selatan dan Depok untuk Tahun Ajaran 2023/2024??

1. TK Azhari Jakarta

Lokasi: Jl. Pertanian Raya No.11, RT.2/RW.4, Lb. Bulus, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440

biaya masuk tk jakarta selatan

Lokasi TK Azhari Jakarta sebenarnya cukup nyaman karena di area pemukiman, namun menurut guru setempat, lalu lintas di depan TK akan cukup padat mengingat di dekat TK Azhari Jakarta terdapat SD Azhari Jakarta dan SD Negeri. Oleh karena itu jam masuk dan pulang PG dan TK Azhari Jakarta berlainan. Jam masuk TK A dari pukul 08.30 sampai pukul 11.00. Sementara TK B masuk dari pukul 07.30 sampai pukul 11.15

Berapakah biaya masuk TK Azhari Jakarta? Proses pendaftaran TK Azhari Jakarta dilakukan secara online. Setelah membayar biaya formulir pendaftaran sebesar RP 400.000, maka akan dijadwalkkan observasi kesiapan sekolah dari calon murid. TIdak hanya anak, tapi orangtua juga ikut diwawancarai. Berikut biaya masuk TK Azhari Jakarta yang harus dibayarkan setelah dinyatakan diterima. Berikut rincian biaya masuk TK Azhari Jakarta:

Uang pendaftaran : Rp 15.000.000
Seragam putra/putri : Rp 550.000/Rp 700.000
Uang buku dan kegiatan : Rp 4.925.000
Uang SPP Juli : Rp 1.100.000
Total : Rp 21.575.000/Rp 21.725.000

Kelas TK A berada di lantai satu dan TK B berada di lantai 2. Namun, akan ada guru yang memandu murid TK naik dan turun saat jam masuk kelas maupun jam bermain.

2. TK Al Azkar Jakarta

Lokasi: No. 30 A, Jl. Karang Tengah Raya, RT.6/RW.4, Lb. Bulus, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440

biaya masuk tk jakarta selatan

Lokasi TK Al Azkar Jakarta cukup nyaman, di pinggir jalan besar persis. Salah satu poin plus lainnya adalah parkiran besar karena menyatu dengan parkiran Mesjid Darul Azkar. Lokasi parkiran juga cukup aman karena harus melalui palang dan dijaga olet satpam. Murid TK Al Azkar Jakarta masuk dari pukul 07.30 sampai pukul 11.00.

Berapakah biaya masuk TK Al Azkar Jakarta? Biaya formulir TK Al Azkar Jakartaadalah Rp 350.000 dan harus dikembalikan dalam kurun waktu 1 minggu. Biaya masuk TK Al Azkar Jakartameliputi:

Uang pangkal : Rp 10.800.000
Biaya kegiatan : Rp 2.860.00
Biaya seragam : Rp 1.000.000
Uang peralatan : Rp 1.000.000
Uang SPP Juli : Rp 1.300.000
Total : Rp 16.960.000

Ruang kelas mulai dari PG hingga TK B berada di lantai 2, namun guru-guru akan mendampingi siswa saat jam masuk dan jam bermain karena tempat main luar ruangan ada di halaman sekolah.

3. TK Al Barkah Jakarta

Lokasi: Jl. Karang Tengah Blok A2D No.10, RT.5/RW.4, Lb. Bulus, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440

biaya masuk tk jakarta selatan

Lokasi TK Al Barkah Jakarta tepat di pinggir jalan Karang Tengah. Tidak ada parkiran sehingga mayoritas orangtua yang mengantar menggunakan mobil parkir di ruko seberangnya dan menemani anak menyeberang jalan. Murid TK masuk sekolah mulai dari pukul 07.30 hingga 11.00.

TK Al Azkar Jakarta berafiliasi dengan NU (Nadhlatul Ulama) dan menggunakan metode Qiraati dalam belajar Al-Quran. Biaya formulir seharga Rp 300.000. Meski berlokasi di pinggir jalan besar, biaya masuk TK Al Barkah Jakarta cukup bersahabat. Berapakah biaya masuk TK Al Barkah Jakarta?

Uang Pangkal : Rp 6.140.000
SPP Juli : Rp 400.000
Total : Rp 6.540.000

Kelas TK Al Barkah Jakarta ada yang berlokasi di lantai satu dan lantai dua. Ada juga tempat dalam ruangan yang berada di lantai dua termasuk kolam renang mini.

4. TK Al Izhar Jakarta

Lokasi: Jl. RS. Fatmawati Raya No.Kav.49, RT.2/RW.1, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450

biaya masuk TK
sumber: Al Izhar

TK Al Izhar berdiri di lahan yang sangat luas di pinggir jalan utama daerah Pondok Labu. Gedung TK satu komplek dengan SD, SMP dan SMA sehingga bisa dipastikan jam berangkat dan pulang sekolah akan sangat padat. Meski demikian, Al-Izhar sudah memiliki sistem yang mumpuni dalam pengaturan lalu lintas pengantar jemput sekolah sehingga kemacetan lebih minimalis.

Sebagai sekolah yang sudah berdiri sejak lama, Al Izhar memiliki sistem kurikulum dan peraturan sekolah yang sudah matang. Meski menyandang nama sekolah Islam, beberapa tahun belakangan Al Izhar telah mengganti statusnya menjadi sekolah  bernuansa Islam saja.

TK Al izhar masuk mulai pukul 07.15 - 11.00 WIB kecuali Jumat hingga pukul 10.00 WIB saja.Jika berminat, bisa membayar uang pendaftaran sebesar Rp 400.000. Berikut rincian biaya masuk TK AL Izhar Jakarta.

Uang Pangkal: Rp 25.500.000
Uang Seragam putra/putri: Rp 1.134.500/Rp 1.062.000
Uang kontribusi pendidikan: >Rp 1.500.000
Total: Rp 28.134.500/Rp  28.062.000

5. TK An-Nahl Depok

Lokasi: Jl. Raya Gandul No.19, Gandul, Kec. Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514

biaya masuk tk jakarta selatan

TK An-Nahl Depok berlokasi di pinggir Jalan Raya Gandul dan gedungnya menempel dengan sentra vaksinasi anak. Halaman depan dan belakang cukup luas dengan kolam renang mini di pendopo di halaman belakang. Terdapat ruang mainan indoor juga di tengah bangunan.

Biaya masuk TK An-Nahl juga sangat bersahabat jika dilihat dari luas area sekolah yang ditawarkan, salah satunya biaya formulir seharga Rp 150.000. Berikut rincian biaya masuk TK An-Nahl Gandul.

Uang Gedung : Rp 7.200.000
Uang SPP Juli : Rp 550.000
Seragam : Rp 500.000
Total : Rp 8.250.000

Gedung TK An-Nahl tidak bertingkat sehingga orangtua tidak perlu khawatir mengenai mobilitas anak saat berada di sekolah. Murid TK An Nahl masuk sekolah dari pukul 8.00 hingga 11.00.

6. TK Ar-Ridha Al Salaam Depok

Lokasi: Jl. PLN No.79, Gandul, Kec. Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16512

biaya masuk tk jakarta selatan

TK Ar-Ridha Al Salaam Depok adalah Islamic Green School dengan lahan yang sangat luas untuk bermain dan bereksplorasi. Gedung TK berada cukup jauh dari gerbang pengantaran dan akan ada guru yang menjemput dari orangtua dan mengantarkannya kembali setelah jam sekolah usai. Seluruh kelas TK ada di lantai dasar, namun tepat bersebelahan dan menyatu dengan gedung SD sehingga tak jarang murid SD berhamburan dan ikut bermain di area bermain TK. Ruangan TK Ar-Ridha Al Salaam juga menggunakan kipas angin dan tidak menggunakan AC sehingga efektif mencegah penyebaran virus.

Murid TK Ar-Ridha Al Salaam masuk dari pukul 07.30 dan pulang pukul 11.30 kecuali hari kamis, pukul 11.00. Biaya masuk TK Ar-Ridha Al Salaam juga cukup terjangkau mengingat area lahan yang cukup masif. Berikut rincian biaya masuk TK Ar-RIdha Al Salaam Depok.

Uang Pangkal : Rp 8.600.000
Uang Tahunan : Rp 2.600.000
Seragam : Rp 500.000
SPP Juli : Rp 950.000
Dana kelas/tahun : Rp 300.000
Total : Rp 12.950.000

Saat hendak mendaftar, calon sisa dikenakan biaya booking sebesar Rp 5.000.000. Apabila siswa diterima setelah diobservasi, maka sisa biaya masuk TK Ar-Ridha Al Salaam yang dibayarkan dipotong dari biaya booking.

7. TK Ar Rahman Depok

Lokasi: Jl. Bukit Cinere Raya No.50C, Gandul, Kec. Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514

biaya masuk tk jakarta selatan

TK Ar-Rahman berlokasi di pinggir jalan besar dan satu area dengan SD, SMP, SMA, hingga mesjid sehingga area parkirannya pun luas. TK Ar-Rahman cukup teroganisir termasuk dalam mengorganisir alur mobil pengantaran dan penjemputan siswa.

TK Ar-Rahman Depok adalah salah satu dari sedikit TK dimana muridnya makan siang bersama di sekolah sehingga masuk dari pukul 07.30 hingga pukul 13.15. Berikut rincian biaya masuk TK Ar-Rahman Depok selain biaya formulir seharga RP 450.000.

Uang Gedung : Rp 10.780.000
Uang kegiatan : Rp 2.145.000
Uang peralatan : Rp 1.320.000
Seragam : Rp 1.240.000
SPP Juli : Rp 1.045.000
Total : Rp 16.530.000

Selain rincian biaya masuk TK Ar-Rahman Depok di atas, masih ada iuran PTA (Parent-Teacher Association) sekitar Rp 450.000 dan uang makan sebesar Rp 335.000 per-bulan.

Itulah rincian biaya masuk TK Jakarta Selatan dan Depok bagi yang hendak survei sekolah. Mana TK yang menjadi incaran untuk si buah hati?

Tips Sendiri Berenang Bersama Anak Anti Ribet

1 komentar
Lagi inap di hotel, anak 3 minta renang, suami ga ada karena inapnya bukan dalam rangka staycation. Bagaimana cara sendiri berenang bersama anak? Apa saja yang harus dipersiapkan agar semua bisa menikmati?


Mengingat suami berprofesi sebagai seorang tenaga kesehatan yang hmmm,, akhir pekan pun sering sibuk, secara tidak langsung saya “dituntut” untuk banyak melakukan hal sendiri. Check in hotel sendiri, check out hotel sendiri. Menyiapkan renang anak sendiri, memandikan mereka semua sendiri.


Kadang-kadang sering terbesit kepikiran ideal banget ya orang-orang. Pergi liburan bareng, inap bareng, menyiapkan anak bareng-bareng. Pun, Setelah 8 tahun menikah, kami belum bisa kebanyakan keluarga lain yang merencanakan liburan jauh-jauh hari dan bisa mengambil cuti untuk mempersiapkan liburan tersebut. Suami tipe yang belum mendapatkan “privilege” untuk ambil cuti sana-sini. Maklum, 5 tahun menjadi seorang residen dan sisanya selepas lulus menjadi junior dengan status belum terlalu jelas. Di tahun ke-9 kami menikah suami terhitung sudah setahun resmi cpns, artinya (insya Allah) menjadi PNS. Bisa mengambil cuti berarti?


But anyway, semua tahap harus dinikmati, termasuk liburan mendadak dan waktu-waktu singkat di sela kerjaan suami.


Sebelum pengesahan PNS itu, maka liburan keluarga kami biasanya ya nempel dengan pekerjaan suami. Contohnya traveliving tahun 2018, atau saat ke Solo 3 hari karena suami tim medis Rugby, atau 4 hari di Bandung karena suami kongres. Sisanya staycation di dalam kota karena lagi-lagi kebetulan ada acaranya suami.


Salah satu yang dilakukan saat staycation di dalam kota adalah anak-anak berenang. Karena biasanya baru ketemu suami sore, jadi saya harus sendiri menemani anak berenang, mulai dari menyiapkan, mendampingi, dan memandikan.


Bagaimana tips sendiri berenang bersama anak tanpa mengurangi keseruan yang ada?


1. Set ekspektasi

Mengatur ekspektasi adalah hal yang pertama ditanamkan saat ingin sendiri berenang bersama anak. Menyiapkan ekspektasi bahwa kita tidak bisa asik drill berenang saat sendiri berenang bersama anak. Fungsi kita lebih ke menemani dan mengawasi mereka. Ini penting agar kita tidak kecewa saat tidak mendapatkan apa yang kita ingini saat sendiri berenang bersama anak.


2. Menyiapkan baju dan perlengkapan mandi anak

Saat berenang dimanapun itu, hampir tidak pernah saya dan anak-anak mandi di fasilitas kolam renang. Jangankan kolam hotel, si sulung yang les renang di kolam yang berjarak 5 km dari rumah kami saja hanya mengeringkan badan dan langsung masuk ke mobil untuk mandi di rumah.


Apalagi jika berenang di kolam fasilitas hotel, tinggal lari naik masuk ke kamar saja bukan? Nah, jangan sampai setelah selesai berenang dan masuk kamar hotel, kita pontang-panting mengambil baju anak dari koper dan mengambil sabun mandi mereka. Sudahlah semua dalam keadaan kedinginan, belum pula kita terbirit-birit membasahi koper dan lantai kamar karena harus mengambil perlengkapan mandi.


Saya menjejerkan baju anak dan baju saya sendiri lengkap sudah termasuk dalamannya bererta minyak dan lotion setelah mandi. Sabun dan sampo anak juga sudah tertata di kamar mandi berserta handuk mereka. Jadi, saat masuk kamar hotel saya langsung fokus memandikan 2 anak gadis paling kecil yang sekarang berusia 3,5 tahun dan 2 tahun. Setelah mereka selesai, saya tinggal menyuruh si sulung mandi sendiri sementara saya menyiapkan kedua adiknya pasca mandi. Biasaya si sulung selesai mandi bersamaan dengan adiknya yang telah rapi dan wangi, barulah bisa meninggalkan mereka di kasur untuk saya mandi.


3. Anak pakai pelampung dan awasi selalu

Sepenting itu tahap memakaikan pelampung pada anak, terutama kedua anak yang paling kecil. Selain meminimalisir terjadinya resiko kecelakaan kolam renang yang sangat berbahaya, penggunaan pelampung bagi anak saat sendiri berenang bersama anak akan sangat memudahkan kita.

Biasanya saya tinggal menggendong “ringan” mereka saja. Si sulung karena sudah mulai bisa berenang suka tidak pakai pelampung, apalagi jika ia bisa berdiri di kolam. Meski begitu, saya tetap penuh mengawasi mereka bertiga. Mengawasi 3 anak sekaligus dalam pengawasan penuh itu sulit, oleh karena itu penggunaan pelampung dapat meminimalisir risiko kecelakaan renang saat pandangan kita teralihkan ke anak yang lain atau sedang tidak fokus penuh.


Misalnya, baru saja kejadian si bungsu dalam kondisi tertelungkup wajahnya saat kami semua berada di kolam kecil. Meski hanya sekian detik perhatian saya teralihkan, ngeri membayangkan jika ia dalam keadaan tidak pakai pelampung dan tercemplung begitu saja menelan air dan megap-megap. Nauudzubillah mindzalik. Oh ya, kami biasanya sesekai berada di kolam anak-anak yang cetek dan sesekali berada di kolam dewasa. Jadi penting sekali anak memakai pelampung terutama saat mereka berada di kolam besar.


Have fun!

Last but not least, have fun! Meski kondisi tidak ideal, tetap harus penting bersenang-senang berenang sendiri bersama anak. Jangan sampai mutung kepikiran kesal kenapa suami tidak bisa ikut mendampingi haha. Nikmati saja momen kebersamaan bersama anak ini. Suami bukan sengaja menghilangkan diri kok, bapaknya anak-anak juga sebenarnya maunya ya berenang sama anak-anak, bukan menghilang untuk kerja, tapi qadarullah kan karena harus menunaikan kewajiban.


Bagaimana? Siap jika harus berenang sendiri bersama anak tanpa bantuan suami? Selamat bersenang-senang dan tetap perhatikan keselamatan anak di dalam air ya!

Manfaat Membaca untuk Otak Anak

Tidak ada komentar

Buku dikenal sebagai jendela dunia. Bagi saya, ada 2 aktivitas yang membuat saya seolah-olah pernah mengunjungi suatu tempat padahal belum, yaitu membaca dan berjalan-jalan via google map. Seperti yang Karl May lakukan di abad ke-20, berjalan-jalan melalui buku bacaan sampai bisa membuat novel dengan kondisi geografis yang sangat persis dengan aslinya.

Lewat buku, berbagai kisah dan wawasan bisa kita dapatkan. Tapi ternyata tidak hanya wawasan baru yang kita dapatkan, tetapi juga memiliki manfaat untuk menjaga fungsi otak. Termasuk otak anak. 

Manfaat ini diklaim bisa bertahan seumur hidup. Membaca buku juga turut membangkitkan kreativitas, berpikir kritis, empati, dan keuntungan lainnya.

Sebuah studi menunjukkan, saat membaca, ocipital lobe, bagian otak yang merupakan pusat proses visual lebih berkembang. Ini artinya para pembaca dapat memproses informasi visual dengan efisien. Kemampuan otak dalam imajinasi dan kemampuan kreativitas dapat membuat seseorang menjadi pengambil keputusan lebih baik. Bagian otak yang bernama parietal lobe yang berfungsi mengubah huruf menjadi kata dan kata menjadi ide juga berkembang lebih baik. Kemampuan ini sangat penting untuk komprehensi menulis dan membaca. Membaca juga membantu otak untuk memproses baik informasi visual dan verbal lebih efektif. Membaca benar-benar membantu meningkatkan kemampuan komunikasi.  

Seperti yang dilansir Healthline dan Goodnet, inilah manfat membaca buku secara rutin.

1. Memperkuat fungsi otak

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa membaca dapat memperkuat kemampuan otak. Para peneliti menyebutkan bahwa kegiatan membaca buku melibatkan jaringan sirkuit dan sinyal yang kompleks pada otak. Saat kemampuan membaca bertambah, jaringan-jaringan tersebut akan menguat, terutama di bagian korteks somatosensori.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Emory, membaca dapat meningkatkan aktivitas otak pada bagian central sulcus, bagian yang mengatur kemampuan gerak kita. Saat kita membaca yang menggambarkan karakternya sedang berjalan, aktivitas di neuron kita membuat seolah-olah kita sedang berjalan juga

2. Meningkatkan kemampuan berempati

Sejumlah penelitian menemukan bahwa orang-orang yang membaca sastra (tipikal cerita yang mengeksplorasi kehidupan karakternya secara mendetil) menunjukkan kemampuan untuk memahami perasaan dan pemahaman orang lain lebih baik. Para peneliti menyebut bahwa empati menjadi keterampilan penting bagi seseorang untuk membangun dan memelihara hubungan sosial.

3. Menambah kosakata

Para peneliti menemukan bahwa siswa-siswa yang rutin membaca buku, terutama yang memulai sejak dini memiliki perbendaharaan kata yang lebih luas. Perlu diketahui, perbendaharaan kata dapat mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan seperti seleksi penerimaan mahasiswa dan pekerjaan. Sebuah jajak pendapat pada tahun 2019 menemukan bahwa 69 perssen perusahaan akan mempekerjakan karyawan dengan keterampilan berbahasa yang mumpuni. Membaca buku menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa.

4. Mengurangi kepikunan

Saat membaca, yang otak kita lakukan lebih dari sekedar menerjemahkan kata demi kata pada lembar buku. Bahkan, proses yang terjadi pada saat membaca lebih rumit ketimbang memproses gambar atau berpidato. Ini seperti para syaraf yang berolahraga. Berbagai bagian otak seperti penglihatan, bahasa, dan pembelajaran asosiatif, semuanya saling bekerja.

Agar otak tetap sehat dan waspada, dibutuhkan latihan terus menerus. Sebuah penelitian merekomendasikan membaca buku dan majalah adalah cara untuk mencegah kepikunan seiring kita bertambah tua. Lansia yang rutin membaca dapat meningkatkan kemampuan kongitif mereka. Sering membaca disertai dengan bermain teka-teki menjaga aktifitas otak agar tetap baik dan aktif. 

5. Mengurangi stress

Penelitian pada tahun 2019 menemukan bahwa membaca selama 30 menit dapat menurunkan tekanan darah, detak jantung, dan perasaan tertekan. Manfaat ini sama efektifnya dengan yoga atau mendengarkan cerita jenaka. Saat membaca buku, kita seolah-olah berada di dunia lain, membuat buku sebagai sarana pelepas stres.

Penelitian pada tahun 2009 menunjukkan bahwa membaca dapat mengurangi stress sebanyak 68 persen. Lebih efektif dibandingkan mendengarkan musik, menikmati secangkir teh, bermain video game, ataupun berjalan. Detak jantung menjadi lebih lambat dan tekanan pada otot juga berkurang. 

6. Meningkatkan kualitas memori

Saat membaca, kita mengaktifkan berbagai bagian otak, seperti kemampuan fonem, visual, proses auditori, konprehensi, kefasihan, dan lan-lain. Dengan membaca, otak kita tersentak dan konsentrasi dipertahankan. Semakin sering kita membaca, semakin kuat memori kita. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa membaca dapat memperlambat hilangnya memori pada otak dan penurunan mental lainnya

Pentingnya Menumbuhkan Growth Mindset bagi Anak

16 komentar
“Hasan gapapa? Santai aja, gapapa kok gagal, itu lumrah. Yang penting kita cari tahu kenapa kita gagal. Gagal itu biasa kok, malah itu sarana untuk menjadi lebih baik. Ada yang mau dibantu? Nanti coba ujian lagi ya!” Ujar saya saat mengetahui Hasan tidak lulus ujian kenaikan sabuk Taekwondo.
 
growth mindset bagi anak

Jujur saya agak syok, bagaimana mungkin bisa terjadi. Apalagi saat saya tahu bahwa ia adalah salah satu dari dua anak saja yang tidak lulus ujian kenaikan sabuk kuning dari puluhan anak lainnya. Ini tidak hanya ujian baginya. Ini menjadi ujian buat saya juga

Bagaimana cara saya menyikapi hal ini dibalik inner child saya yang pennuh ambisi? Bagaimana saya bisa tetap tenang? Bagaimana saya bisa menenangkan anak? Bagaimana saya bisa tetap membangkitkan semangat anak? Bagaimana saya bisa menerapkan growth mindset kepada anak?

Sejenak saya tarik napas dalam-dalam dan berpikir, ini lah saatnya menanamkan anak growth mindset. Pelan-pelan saya mendekatinya.

“Hasan, kecewa ya ga lulus ujian sabuk? Tidak apa-apa kok kecewa.” Percakapan pun saya mulai dari memvalidasi emosinya.

Setelah berbicara dalam kepada Hasan, ia pun kembali melangkah menuju Sabeomnimnya (guru Taekwondo) untuk melakukan ujian ulang sabuk. Alhamdulillah, akhirnya ia bisa melangkah ke sabuk kuning bersama teman-teman TK lainnya.

Sebenarnya apa sih itu growth mindset? Seberapa penting seorang anak memiliki growth mindset?

Mengenal Growth Mindset

growth mindset bagi anak

Konsep Growth mindset pertama kali dipopulerkan oleh Carol Dweck, seorang Psikologis dari Amerika dalam bukunya yang populer, Mindset. Growth mindset adalah pola pikir yang menganggap kegagalan adalah sebuah cara untuk terus maju. Faham growth mindset menganggap bahwa bakat dan kemampuan adalah hal yang terus berkembang jika terus diasah.

Kerap kali kita sering minder saat melihat orang lain yang kita anggap berbakat di bidang yang sedang ditekuninya. Kita merasa tidak dapat mengejar mereka karena memiliki suatu anugerah dari Tuhan yang tidak kita miliki sejak awal.

Padahal kenyataanya bukan seperti itu. Orang yang berbakat namun tidak memiliki pola pikir growth mindset akan kalah dengan orang yang “kurang” berbakat tetapi memiliki pola pikir growth mindset. Mereka percaya bahwa kemampuan akhir adalah perkawinan dari bakat, kegigihan, serta pengalaman yang ditempat bertahun-tahun.

Growth Mindset vs Fixed Mindset

growth mindset bagi anak
Sumber: Alterledger

Lawan dari Growth Mindset adalah Fixed Mindset. Fixed mindset percaya bahwa bakat adalah dan kemampuan adalah anugerah dan bawaan dari lahir. Mereka kerap merasa superior . Namun, kondisi ini bisa sangat rawan. Apabila seseorang memiliki fixed mindset dan di kemudian hari dia sedang di fase kegagalan, mereka bisa sangat down dan sulit untuk bangkit. Para pemilik fixed mindset akan merasa egonya terluka sebab kemampuan mereka menjadi diragukan.

Berbeda dengan orang yang memiliki growth mindset. Alih-alih patah semangat, mereka melihat kegagalan ini sebagai peluang untuk tumbuh. Mereka percaya kalau kecerdasan dan kemampuan bisa bertumbuh. Alih-alih patah semangat saat menghadapi kegagalan, mereka lebih  memilih untuk mempelajari kegagalan, mengambil umpan balik dan mengolahnya menjadi strategi untuk masa datang.

Dulu saya sempat sering berpikir, mengapa anak yang dinobatkan sebagai anak genius sejak usia dini biasanya tidak kedengaran lagi kabarnya saat mereka dewasa. Ternyata (ini praduga saya saja sih), mayoritas dari mereka dibesarkan dengan fixed mindset. Mereka terlalu terbuai dengan apresiasi masyarakat bahwa mereka adalah anak prodigy. Satu kegagalan saja membuat mereka mempertanyakan kejeniusan mereka. Tak jarang banyak anak prodigy yang lebih memilih menarik diri ketimbang melanjutkan bidang yang sedang mereka dalami.

Tentu kita tidak menginginkan anak kita tumbuh memiliki fixed mindset alih-alih menjadi growth mindset bukan?

Tumbuh dengan growth mindset bersama Biskuat Academy

growth mindset bagi anak

Prestasi tidak melulu soal prestasi akademik. Ada beberapa anak yang memiliki kecerdasan kinestetik sehingga ia sangat menonjol. Sayangnya, banyak orangtua yang belum teredukasi bahwa prestasi kinestetik adalah prestasi yang juga membanggakan dan patut dibina seserius mungkin.

Untuk membangun kepedulian ini, Biskuat mendorong pencapaian anak-anak Indonesia di bidang olahraga, terutama di sepak bola melalui Biskuat Academy. Biskuat percaya bahwa setiap anak unik dan masing-masing dari mereka memiliki potensi tak terbatas melebihi apa yang mereka lihat. Kekuatan sejati dan unik itu sesungguhnya terletak di dalam diri mereka sendiri.

growth mindset bagi anak

Tidak banyak produk kemasan yang peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Salah satunya Biskuat yang merupakan brand unggulan Mondelez International yang memiliki tujuan mulia menciptakan #GenerasiTiger agar anak tidak hanya berprestasi, tapi juga memiliki kekuatan baik dari dalam (inner strength) yang tercermin dari karakter positif anak.

Tentunya Biskuat Academy juga mendorong agar anak memiliki growth mindset untuk terus bertumbuh meskipun menghadapi rentetan kegagalan demi kegagalan.

Melalui Biskuat Academy, anak dapat mengembangkan potensi dari dalam untuk mencapai mimpi mereka menjadi pesepakbola handal. Mulai dari peningkatan kemampuan sepak bola dari pelatih berlisensi UEFA A sebagai persiapan menjadi pemain sepak bola profesional di masa depan hingga bertemu langsung pemain profesional dari Tim Nasional Sepak Bola Indonesia untnuk memotivasi mereka. Kini cita-cita untuk menjadi pemain sepak bola profesinoal bukan hanya mimpi!

growth mindset bagi anak

Tertarik? Jangan khawatir, Biskuat Academy terbuka secara umum untuk seluruh anak Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Cara ikutannya juga sangat mudah! Tinggal membeli Biskuat kemasan khusus dan mendaftarkannya melalui WA sehingga sah mengikuti Biskuat Academy. Jika kamu beruntung dan menang Grand Final, bukan tidak mungkin kamu ikut tur ke stadion bola di Eropa. Menarik bukan?

growth mindset bagi anak

Growth mindset pada anak yang didukung oleh sumber daya

Apapun kemampuan anak, kita sebagai orangtua tidak boleh mengerdilkan anak sama sekali. Terus dukung anak saat mereka memiliki kemampuan non-akademis. Didik dan tanamkan anak kepribadian growth mindset agar mereka selalu siap menerima tantangan dan kegagalan. Sedih saat gagal itu wajar, tapi harus segera bangkit dan menjadikan kegagalan itu sebuah pembelajaran.

Jika si kecil memiliki minat dan bakat yang besar di bidang olahraga terutama sepak bola, bisa segera mendaftarkan mereka ke Biskuat Academy.



Unleash their potential, you never know what gonna happen if they have growth mindset and work hard on what they love!

growth mindset bagi anak


“Artikel ini diikutsertakan pada lomba KEB X Biskuat Academy”





Saat Anak Mulai Terlihat "Matre"

15 komentar

 "Ma, Hasan suka naik mobilnya A karena luas dan bagus. Hasan ga suka naik mobil lama", ujar Hasan tiba-tiba, sembari membuat jantung saya berdetak lebih cepat.

"Mobil lama maksudnya?" Tanya saya memastikan sambil berharap yang saya pikirkan salah.

"Hasan ga suka naik mobil Jazz sama Livina (yang merupakan mobil kami)."

Tahun 2022 ini Hasan genap 7 tahun dan pertama kalinya menjadi murid SD. Saat memilih SD, salah satu parameter adalah biayanya mulai dari uang pangkal hingga SPP bulanan. Salah satu alasannya selain agar ekonomi keluarga kami tetap stabil, kami ingin lingkungan pergaulan Hasan tidak beda dengan ekonomi kami.

Ternyata lingkungan pergaulan Hasan sesuai dugaan kami. Relatif setara meski tetap ada yang "di atas".

Kebetulan beberapa minggu terakhir ini diberlakukan kebijakan "shuttle" oleh sekolah. Jalanan di depan sekolah Hasan kecil sehingga saat jam antar dan jemput sekolah terjadi penumpukan kendaraan tidak tanggung-tanggung. Sudahlah numpuk, macet pula! Sebagai ilustrasi, jarak dari rumah ke sekolah Hasan hanya 2,5 km, tapi saat menjemput saya harus berangkat setengah jam sebelumnya! Kurang lebih sampai ke rumah kembali bisa makan total waktu 1 jam. Tentu saja, kendaraan antri menumpuk di sepanjang jalan depan sekolah Hasan kontan mendulang protes dari warga.

Akhirnya salah satu skenario untuk mengurai kemacetan adalah diberlakukannya "shuttle mandiri", alias tiap kelas mengorganisir sendiri jadwal shuttle dari kerelaan para orang tua yang menggunakan mobil kapasitas besar untuk menjemput anak dengan jumlah banyak sekaligus. Nantinya dengan kesepakatan internal, para orangtua menetapkan dimana titik penjemputan anak dari mobil shuttle.

Tentu saja anak-anak bahagia karena bisa ramai-ramai gaduh dalam satu mobil. Bahkan sebagian anak mengeluh kenapa trayeknya pendek sekali sehingga mereka hanya bisa bersama dalam jangka waktu pendek.

Namun, bagi sebagian anak menjadi ajang merasakan mobil temannya yang lain, termasuk bagi Hasan.

Sontak saja pernyataan Hasan di atas membuat saya sangat terkejut. Bagaimana mungkin, Hasan terbiasa "proletar" sejak kecil karena ekonomi keluarga kami masih belum stabil. Saya sering sekali mengajak Hasan naik angkutan umum kesana-kemari. Intinya, semua jenis moda angkutan umum sudah dirasakan Hasan. Hotel dari kelas rakyat sampai mewah juga sudah pernah ia rasakan. Selain itu Hasan juga bukan tipe anak yang merengek meminta sesuatu untuk dibelikan. Sampai belakangan ini sering terdengar,

"Ma, mau beli kartu pokemon di PIM kayak E"

Bahkan bisa berujung bad mood hingga setengah jam ke depan.

Bukan berarti ia matre

Jujur, memang awalnya saya terkaget-kaget dengan sikap Hasan belakangan ini. Namun saya berusaha berpikir jernih dan merasa mungkin Hasan sedang melewati fase "ledakan emosi". Apalagi ia punya kecenderungan FOMO (Fear of Missing Out), maka semakin terdoronglah alam bawa sadarnya menuntut agar ia bisa menyamai apa yang dilakukan dan dimiliki teman-temannya.

"Ajari dia kalau kita bukan ATM, ajari dia buat menabung!", respon suami setelah mendengar keluhan saya.

Memang betul, ini adalah momen yang tepat untuk mengajarkan anak mengendalikan diri dan mengajarkannya untuk menabung. Tidak semua yang diingini harus didapatkan. Tidak semua yang orang lain miliki harus kita miliki.

Hasan sejujurnya juga belum terlalu khatam perihal uang. Dia bisa menghitung uang cuma konsep konkretnya tetap belum 100% terbayang di otak dia. Buktinya, pernah beberapa kali dia menggunakan uang dan tidak minta kembalian dari sisa uang yang harus didapatkannya.

Akhirnya kami berencana untuk memberinya uang jajan secara harian dengan jumlah yang relatif kecil. Mungkin 2000 atau 5000 rupiah, menunggu didiskusikan dahulu bersama suami. Ia boleh membelanjakan uangnya setelah terkumpul, tapi harus memastikan bahwa tetap ada uang yang disisihkan untuk ditabung. Mungkin saya menuntut agar maksimal hanya boleh membelanjakan setengah dari uang yang didapatkannya.

Dari memberikan uang jajan, saya berusaha untuk mengajarkan bagaimana untuk selalu bersyukur, menahan diri dari nafsu membelanjakan, menabung, hingga berhitung.

Benarkah Boks Bayi Perlengkapan Sia-sia?

20 komentar
“Salah satu barang perlengkapan bayi yang paling tidak ada gunanya: Box bayi. Sudahlah mahal, ujung-ujungnya malah jadi tempat tumpukan barang” kata sebuah postingan di Facebook.

boks bayi

Menjelang kelahiran bayi, para orangtua semakin disibukkan untuk menyiapkan peralatan si kecil mulai dari pakaian, mainan, stroller, hingga boks bayi. Para orangtua yang belum berpengalaman alias yang sedang menunggu kelahiran anak pertama biasanya kalut dan kemudian membeli semua peralatan dan perlengkapan bayi tanpa tahu urgensinya.

Yang penting beli dulu.

Tidak hanya membeli perlengkapan bayi, tapi juga turut membuat kamar bayi atau dalam bahasa gaulnya nursery room. Biar kayak orang-orang bule, ujar beberapa orang tua (di dalam hati).

Salah satu perlengkapan bayi yang dinilai banyak orang (terutama di Indonesia) yang paling sia-sia adalah box bayi. Benarkah boks bayi adalah perlengkapan bayi yang sia-sia?

Fungsi Boks bayi

boks bayi
Di beberapa negara barat, kehadiran box bayi termasuk penting. Misalnya cerita salah seorang teman yang lahir di Belanda. Beberapa bulan sebelum jadwal kelahiran biasanya ada semacam perwakilan yang mengecek ke rumah calon orang tua apakah rumah tersebut layak ditinggali oleh bayi. Salah satu parameter yang dicek adalah boks bayi.

Fungsi dari box bayi sesuai dari tujuan pembuatannya adalah menjaga keselamatan si bayi saat tertidur dari resiko terguling dari kasur. Bagi bayi-bayi kecil baru lahir mungkin terasa aman-aman saja jika menidurkan bayi di kasur karena toh mereka cenderung belum bisa terlalu bergerak. Namun, lambat laun kemampuan motorik bayi meningkat. Dari yang gerak uwel-uwel hingga berbalik badan.

Gerakan uwel-uwel bayi sudah cukup membuat mereka berpindah tempat dari tempat awal ditidurkan. Salah satu solusi yang dilakukan oleh banyak orangtua adalah menaruh bantal di sekeliling mereka saat sedang tidur. Solusi ini biasanya sukses sampai sang anak bisa membalik badannya di waktu yang tidak kita sangka-sangka. Bukan jarang sang anak bisa melewati bantal yang ditumpuk setelah mencapai kemampuan motorik kasar ini.

Setelah bayi semakin banyak bergerak, biasanya banyak orangtua yang memilih tidur di kasur tanpa dipan dengan harapan kalaupun si bayi “jatuh”, maka tidak akan menimbulkan cedera berarti. Beberapa orangtua juga memilih menempelkan kasur ke dinding dan memasang pagar kasur agar si kecil tidak jatuh saat berada di tempat tidur.

Fungsi sekunder boks bayi adalah sebagai tempat menaruh bayi agar sang bayi tidak menjangkau benda-benda berbahaya saat orangtua ingin melakukan hal lain di ruangan yang berbeda, misalnya masak.

Banyak yang mengklaim kehadiran boks bayi tidak sesuai tradisi parenting di Indonesia dan lebih cocok bagi teknik parenting orang-orang barat. Tapi apakah seperti itu?

Boks bayi bagi keluarga kami

boks bayi

Sebagian besar keluarga di Indonesia kontra terhadap penggunaan box bayi, alias sia-sia belaka dan hanya menjadi tempat menumpuk barang belaka. Tetapi tidak dengan keluarga saya.

Orang tua saya tidak menggunakan boks bayi saat saya kecil dahulu, tapi keluarga suami saya menggunakan untuk kelima anaknya. Kami pun diberikan boks bayi sejak dari anak pertama.

Anak pertama kami tidur di boks bayi sampai ia berusia 2 tahun dan kemudian dipindahkan ke kasurnya di kamar sendiri. Ia tidak selalu berada di boks bayi karena sering tengah malam menangis dan saya harus mengambilnya untuk disusui. Dari yang awalnya mengembalikannya ke boks bayi setelah menyusui, lama-lama saya mengetahui kalau si sulung ini menangis sebenarnya tidak butuh menyusui, tapi tersadar saat berada di fase melanjutkan siklus tidur dan ingin “kehangatan” agar ia bisa melanjutkan siklus tidurnya kembali. Alhasil, banyak setengah malam terakhir si sulung di habiskan di kasur kami.

Anak kedua kami tidur di boks bayi sampai usia 2 tahun lebih 1 bulan. Berbeda dibandingkan si sulung, kehadiran boks bayi bagi si tengah SANGAT VITAL. Si tengah tipe tidur yang teramat lasak (bergerak kesana kemari). Beberapa kali menaruh si tengah tidur malam di kasur kami dan berujung dengan ketidaknyamanan saya tidur karena berulang kali ia hampir jatuh.

Bahkan, saat sakit pun jika ia berada di kasur kami baik tidur saya dan tidur si tengah sama-sama tidak nyenyak. Kenyamanan si tengah untuk melanjutkan siklus tidur adalah bau saya ibunya, jadi asal ia dibekali daster kotor saya untuk dipeluk, maka bakalan nyenyak tidurnya. Itulah alasan kenapa bahkan saat si tengah sakit saya lebih memilih menaruhnya tidur di boks dengan bekal daster kotor saya. Tidurnya dan tidur saya sama-sama menjadi nyenyak. Bukan kah salah satu resep cepat sembuh adalah tidur yang cukup? Si tengah cepat sembuh dan saya meminimalisir ikut-ikutan sakit karena minim tidur.

Anak ketiga kami memiliki pola kurang lebih sama dengan si sulung, tipe haus “kehangatan” jadi ia sering terbangun tengah malam menangis dan minta menyusu sebagai bentuk minta “kehangatan”. Si bungsu tidur di boks bayi hanya sampai usia 22 bulan saja karena ia lebih senang didekap saat sebelum tidur.

Pro-kontra boks bayi

boks bayi

Boks bayi banyak tidak terpakai karena banyak orangtua yang lebih memilih menyusui si kecil sambil tiduran. Tentunya penggunaan boks bayi tidak akan efektif karena ngapain harus memindahkan si bayi lagi ke boks bayi dengan risiko terbangun padahal ia sudah jatuh tertidur di kasur orangtuanya. Bayi yang terbangun malam hari juga sesimpel disusui sambil tiduran juga, jelas lebih simpel ketimbang harus mengambil dari boks bayi, menyusuinya, dan mengembalikannya lagi ke boks bayi tetap dengan risiko bayi terbangun.

Salah satu yang menjadi alasan pokok saya lebih senang menggunakan boks bayi adalah karena saya tidak bisa menyusui sambil tiduran. Pernah sih saat jaman anak pertama, tapi kerap kali puting saya lecet. Ketimbang risiko puting lecet meningkat, saya lebih memilih menyusui duduk. Begitulah saya menyusui sampai di akhir menyusui anak ketiga ini.

Kontra boks bayi berikutnya adalah karena ada opsi lain mengurangi potensi cedera jatuh pada si kecil berupa penggunaan kasur tanpa dipan dan penggunaan pagar tempat tidur. Penggunaan kasur tanpa dipan bagi kami bukan lah opsi karena tidak ergonomis dan tidak ada ruangan lain untuk menyimpan headboard dan dipan. Pun, kami tetap tidak sreg jika harus menggunakan kasur dengan pagar.

Pro boks bayi lainnya bagi kami adalah untuk tempat menaruh anak saat saya sedang mandi atau pun masak. Mungkin bayi akan menangis meraung-raung saat saya tinggalkan sendirian di kamar, tapi itu adalah opsi yang lebih baik ketimbang potensi bahaya yang ia hadapi jika membiarkan ia tetap merangkak atau jalan di lantai dan menjangkau benda-benda berbahaya. Mungkin bayi yang sudah bisa berdiri memiliki potensi memanjat boks bayi dan keluar dengan potensi jatuh dari pagar boks bayi. Namun, potensi kemungkinan itu terjadi tetap lebih kecil ketimbang bahaya di luar boks bayi.

Boks bayi atau tidak?

boks bayi

Pada akhirnya, pilihan untuk menggunakan boks bayi atau tidak sama sekali adalah pilihan dari masing-masing orangtua dengan mempertimbangkan gaya hidup dan pola asuh yang diterapkan. Bagi keluarga saya sih kehadiran boks bayi penting dan tetap akan menggunakannya hingga kami memiliki bayi lagi nantinya. Bahkan, saya sampai meminjam boks bayi kedua dari teman karena selisih umur si tengah dan si bungsu hanya 19 tahun sehingga sama-sama membutuhkan boks bayi.

Abangku Guruku, Uniku Idolaku

16 komentar


“Tu, wa, tiga, epat, lima, ena, ujuh, lapaa, bilaaa, puluu,” ujar si bungsu yang belum genap dua tahun tempo lalu.

Sontak saya sedikit kaget, perasaan dulu si sulung dan si tengah belum bisa berhitung komplit sampai sepuluh di usia yang belum genap dua tahun. Jangankan berhitung, mereka mulai banyak ngomong saat usia mendekati dua tahun.

Tiap anak memang berbeda-beda. Meski berasal dari rahim yang sama, tapi kemampuan, bakat, dan sifat bisa berbeda-beda pula.

Si sulung dan si genap termasuk lama baru bisa ngomong. Pun, si tengah yang kini berusia 3,5 bulan masih kerap tidak mengucapkan sebuah kata lengkap dengan huruf matinnya. Misalnya makan masih maka dan minum menjadi minu.


Paket laki dan perempuan

Saya punya tiga anak: 1 laki-laki dan 2 perempuan. Baru si sulung saja yang laki-laki. Selisih si sulung dan si tengah 3,5 tahun lebih, selisih yang cukup lumayan termasuk perkembangan kemampuannya. Sementara, 2 anak perempuan saya berusia cukup dekat, hanya 1,5 tahun. Jenis kelamin yang sama dan jarak usia yang dekat membuat mereka sering main bersama dan memiliki rentang perkembangan dan kemampuan yang tidak jauh berbeda.

A kid imitates what her big sibling does.

One, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, ten!” Teriak si tengah yang berusia 3,5 tahun.

Beruntung yang menjadi anak pertama si sulung yang istilahnya benar-benar wonder boy yang cocok menjadi proyek percontohan. Si sulung patuh, rapi, suka keteraturan, tidak manja, kuat, rajin membersihkan mainan, dan yang paling menarik dia senang mengajarkan sesuatu.

Termasuk mengajarkan adik-adiknya. Perlu saya akui, banyak kemampuan dini yang si tengah kuasai adalah berkat jasa si sulung. Adik bisa main puzzle, adik hapal al-fatihah, adik bisa berhitung dalam bahasa Inggris.

Hanya ada satu yang ia tidak meniru keteladanan si sulung. Adik manja dan malas membersihkan mainan haha.

Si sulung kini sudah sekolah, meninggalkan adik-adiknya berantam di rumah. Meski si sulung sekolah full day, tapi tetap masih bisa banyak ia ajarkan ke adik-adiknya. Selanjutnya, tentu saja si bungsu banyak belajar dari si genap.

Paket ganjil dan genap

Unik sekali, anak-anak saya kalau ingin dirangkun bisa disebut paket ganjil dan paket genap. Tentu istilah semacam ini tidak hadir begitu saja. Paket ganjil, yakni anak urutan ganjil (si sulung dan bungsu) memiliki fisik yang relatif sama meski berbeda jenis kelamin. Rambut lurus, kulit lebih coklat, muka bulat, hidung lebar, dan kelakuan pun sama teladannya. Sementara paket genap, yakni anak urutan genap (si tengah) memiliki fisik dan sifat berbeda signifikan. Rambut kribo, muka lonjong, kulit putih, dan kelakuan bak ratu.


“Minuuuuuuum” rengek si tengah sebagai kode ke saya minta diambilkan minum yang CUMA berjarak 10 cm.

Saya sih ogah ya melayani si kemanjaan si tengah haha. Namun, tiba-tiba tanpa disuruh ada si bayi mandiri turun dari kursinya dan mengambilkan minum si tengah komplit dengan mengantarkan langsung ke tangan si tengah.

Gawat banget kan ya.

Makanya saya sering bilang, si bungsu itu seperti si sulung cuma menjadi agak kurang mandiri karena suka meniru si tengah. Uniku idolaku menurutnya. Apa yang dilakukan Uni langsung mentah-mentah dilakukan, bagaikan yang dilakukan Uni adalah cara hidup yang benar di dunia haha.

Si tengah mau baca buku, si bungsu juga mau pegang buku. Si tengah menolak jalan keluar, si bungsu juga menolak padahal sudah diimingi buat mencari kucing yang merupakan hewan kesayangannya di jalanan komplek. Yang lucunya, si tengah punya kebiasaan aneh untuk tidur sambil memeluk daster kotor sore saya. Merasa itu adalah tindakan yang harus dicontoh, si bungsu pun merengek minta daster saya juga meski ia tidak faham kenikmatan apa yang didapatkan uninya oleh daster kotor itu hehe.

Karena jarak usia mereka dekat, maka perkembangan kemampuannya juga dekat. Makanya banyak ilmu-ilmu yang dimiliki si tengah sudah dimiliki si bungsu, seperti berhitung satu sampai sepuluh.

Kuartal akhir tahun ini juga saya bersama si tengah sesekali hilir mudik untuk survey calon TK untuk tahun depan. Tidak cuma si tengah yang berkeliling dan main, tapi si bungsu pun ikutan. Belum lagi kepribadian si bungsu yang sangat supel sehingga tanpa berpikir ia mau bergaul dengan orang yang baru dikenal.

Pentingnya anak pertama sebagai percontohan

Melihat perkembangan ketiga anak ini, sering terbersit di hati saya kalau saya sangat sangat bersyukur memiliki si sulung sebagai anak pertama. Ia merupakan tipe anak yang membuat orangtua ingin memiliki selusin anak. Tanpa disadari pun si sulung jadi sering memberikan pengaruh positif bagi adik-adiknya. Si sulung memeberikan contoh positif kepada si tengah, si tengah pun turut memberikan contoh positif ke si bungsu. Begitu pula seterusnya jika (insya Allah nanti) si bungsu punya adik lain.

Jika dulu saya sedikit menyesalkan kenapa jarak si sulung dan si tengah cukup jauh, maka kini saya agak bersyukur karena saya merasa banyak waktu bersama si sulung berdua saja dan kesempatan menanamkan nilai nilai kepribadian positifnya.