Dibanding Mengonsumsi Obat Liver, Lebih Baik Mencegah Sedini Mungkin, Ini Caranya

1 komentar

Ada beragam jenis penyakit yang dapat menyerang organ hati atau yang dikenal juga sebagai liver, mulai dari hepatitis sampai dengan kanker hati. Tanpa penanganan yang tepat bisa memicu kematian pada penderitanya bukan? Orang-orang yang sudah terdiagnosa menderita penyakit ini dianjurkan untuk melakukan pengobatan secara rutin, diantaranya adalah mengonsumsi obat liver, entah itu herbal atau yang berasal dari medis sebagai upaya penanganannya.

mengongsumsi obat liver

Pastinya Anda sendiri juga tidak ingin sampai terjangkit penyakit ini bukan, apalagi nantinya harus mengonsumsi obat liver bahkan jika kondisinya sudah cukup serius harus melakukan operasi untuk menyembuhkannya. Untuk itu ada baiknya melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin, karena mencegah memang lebih baik dibandingkan dengan mengobati. Bagaimana caranya? Berikut ini yang hendaknya dilakukan, yaitu:

  1. Menjaga berat badan agar tetap ideal, karena orang-orang yang mengalami obesitas lebih rentan terserang penyakit liver.
  2. Membatasi konsumsi alkohol, tetap boleh mengonsumsi minuman beralkohol, namun batas jumlahnya dalam ukuran yang sehat.
  3. Melakukan vaksinasi, diantaranya adalah vaksin terhadap virus hepatitis yang dapat menyerang hati.
  4. Melakukan hubungan seksual dengan sehat, yaitu jangan bergonta-ganti pasangan.
  5. Hindari pemakaian NAPZA, karena ini juga beresiko tinggi untuk memicu penyakit hati.
  6. Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan apapun, karena memang beberapa jenis obat terkadang justru dapat merusak hati.
  7. Melakukan medical checkup secara rutin ke rumah sakit, untuk mengetahui sedini mungkin jika seandainya terserang penyakit hati. Sehingga pengobatan yang dilakukan juga bisa lebih optimal.
  8. Menghindari pemakaian obat kimia yang berbahaya, juga menghindari cairan tubuh dan darah yang berasal dari orang lain.

Bagi penderita penyakit liver ini juga tak perlu khawatir, karena sekarang sudah hadir obat liver herbal yang efektif dapat mengatasi kondisi kesehatan berbahaya ini. Seperti diantaranya adalah Pien Tze Huang herbal yang satu ini diramu dari China dan memiliki beragam khasiat. Pastikan hanya membeli yang asli dari importir PT Saras Subur Abadi.

mengonsumsi obat liver

Jangan lupa untuk mengecek keaslian obat karena banyak di pasaran obat yang sudah dipalsukan. Untuk mengecek keaslian bisa cek di website ini, dan memasukkan 16 digit nomor seri produk yang ada di balik stiker kemasan bagian kanan atas.



8 Tips Meningkatkan Kualitas Konten Blog untuk Para Introver Idealis bersama IIDN dan IM3 Ooredoo

15 komentar

Terjebak kekinian atau tetap berpegang teguh kepada prinsip?

Begitu yang saya pikirkan saat mengikuti rangkaian seri webinar IM3 Ooredoo X IIDN yang bertajuk "Mengoptimalkan Peluang Dunia Blog". Acara ini telah diselenggarakan sejak tanggal 29 Agustus hingga 3 Oktober, total terdiri dari 25 Webinar yang membuat hati kecil saya menangis meraung-raung karena terlalu banyak hal tentang blog yang harus ditingkatkan 😭. 

Belakangan ini mental saya dalam menulis blog agak sedikit terpuruk karena berbagai lomba blog yang saya ikuti tak urung menang, apalagi beberapa blog yang saya ikuti sepenuh hati dengan bahan riset yang tidak main-main. Bahkan kategori harapan pun tidak masuk!

konten blog introver idealis

Setelah mengikuti rangkaian webinar, hati kecil saya pun berkecamuk. Pilihan apa yang akhirnya saya ambil?


Saat introver idealis berkecimpung di dunia maya

Mengorbankan segala prinsip demi menghasilkan uang semata?

Menampilkan foto dan video yang ada muka sendiri padahal pemalu?

Menggunggah foto tanpa ada wajah sendiri dan keluarga?

Ikut-ikutan tren media sosial yang sedang kekinian?

Memiliki prinsip hidup yang kuat dan tidak bisa mempromosikan produk yang berlawanan dengan jati diri?

konten blog introver idealis

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini lah yang terus menggelayuti hati kecil saya. Kemudian saya kembali merenungi diri. Perempuan, bukan tulang punggung keluarga, dan sedang memprioritaskan fokus pada tumbuh kembang anak. Saat ini saya sedang dalam kondisi tidak diwajibkan untuk menghasilkan uang selain untuk bahan aktualisasi diri. Menurut saya, ini adalah sebuah hak istimewa yang belum tentu dimiliki semua orang. Banyak di luar sana yang tidak memiliki pilihan seperti ini karena dihadapkan pilihan finansial, sebagai contoh. Apalagi di masa sulit seperti pandemi kali ini, dimana yang awalnya memiliki penghasilan tetap sebagai pegawai kantoran, mendadak harus ada pemotongan gaji bahkan pemutusan hubungan kerja. Padahal tiap bulan harus tetap ada pengeluaran.

Penghasilan saya dari dunia blog tidak besar, bahkan cenderung untung-untungan. Meski begitu, saya tetap melihat segala upaya daya baik moril dan materil sebagai investasi besar di nantinya. Tidak ada yang sia-sia.

Motivasi utama saya adalah berbagi dan memberikan manfaat bagi orang banyak. Beserta kondisi  yang ada, inilah yang menjadi bahan bakar saya untuk tidak pantang menyerah mempertahankan idealisme sambil tetap realistis dalam menulis blog.


Meningkatkan kualitas konten blog untuk para introver idealis

konten blog introver idealis

1. Perkuat identitas diri

konten blog introver idealis

Saat hendak mengembangkan diri dalam blog, terkadang kita bingung harus mengembangkan ke arah apa. Bertanyalah pada diri sendiri, apa sih awal mula tujuan kita menulis blog? Mencari duit, memberi manfaat bagi orang lain, melepas stres, atau apa?

Sebenarnya, apapun motoivasi yang kita punya, tidak ada ada yang salah. Bagi saya yang introver idealis ini, alasan utama menulis blog adalah untuk berbagi. Agar orang-orang di luar sana bisa tahu informasi-informasi penting nan trivial yang saya tulis. Supaya lebih banyak lagi yang menerima manfaat membaca blog saya ketimbang hanya lingkar kecil saya saja. Uang bagi saya adalah bonus, hadiah dari kerja keras saya.

Oleh karena itu, saya sangat berhati-hati dalam mengisi konten blog. Saya tidak ingin menulis tulisan yang memiliki kepentingan yang bertabrakan. Sebagai contoh, saya pendukung real food, maka saya menghindari menulis mempromosikan makanan instan dan cepat saji. Saya juga cenderung tidak ingin  berlaku palsu dalam tulisan, makanya sebisa mungkin saya menulis dengan sejujur-jujurnya tanpa mengorbankan idealisme saya. Pribadi yang plegmatis membuat saya menghindari bentuk penulisan yang menghakimi dan mengajak ribut. Bahkan untuk topik yang sedikit sensitif, saya lebih memilih diksi dan gaya penulisan yang netral karena adanya perasaan tidak ingin menyinggung pihak-pihak tertentu.

Terkadang saya berpikir, memiliki jiwa idealisme seperti ini malah membuat sulit berkembang, ternyata jika ditelusuri, justru dengan seperti inilah saya bisa berpotensi menulis tulisan-tulisan unik dengan tema yang cenderung tidak bisa ditiru. Keunikan adalah salah satu fokus saya, seperti kata atasan saya di tempat kerja saya 7 tahun silam:

Jadilah entitas dengan kemampuan yang unik, menjadi orang yang tidak bisa ditiru oleh orang lain. Misalnya saya diajak menjadi pembicara, boleh aja saya kasih tiket dan kesempatan ke orang lain. Tapi tidak ada yang bisa karena tidak ada yang bisa menggantikan saya.

 

Menjadi idealis akan sangat berpengaruh ketika kita ingin mengikuti berbagai lomba blog. Bukan rahasia umum, penyelenggara dan sponsor lomba memegang kepentingan utama, seperti mempromosikan produknya. Oleh karena itu, apa topik dan siapa dibalik lomba menjadi prioritas utama saya dalam menentukan apakah saya mengikuti lomba tersebut atau tidak. Saya tidak ingin "menjual" diri saya dengan mengorbankan prinsip dan citra diri yang sudah saya bangun hanya untuk mencari muka kepada sponsor.


2. Tingkatkan konten yang baik

konten blog introver idealis

Referensi yang tidak plagiat dan unik

Orisinal

Mulai dari penulis blog, media, hingga tulisan saintifik rentan terjerat oleh tuduhan plagiarisme. Beberapa waktu silam, saya pernah membaca cuitan di Twitter mengenai adanya seseorang pembuat konten yang melakukan pesanan untuk klien. Konten tersebut bagus, klien juga puas. Sayangnya, si pembuat konten kurang memahami kaidah pemakaian hasil karya orang lain seperti lupa menghubungi atau menulis kredit hak cipta. Sang pembuat konten asli menyadari dan menuntut si pembuat konten untuk klien. Alih-alih untung besar, si pembuat konten malah harus membayar uang dalam jumlah besar karena terjerat tuntutan plagiarisme karya.

Agar tidak terjerat plagiarisme, tulisan-tulisan umum yang beredar di situs web terlebih dahulu bisa kita baca, pahami, resapi untuk kemudian kita tulis ulang. Tulis poin-poin penting dan gunakan bahasa sendiri. Bagi saya yang gampang mengalami "information overwhelmed", saya cenderung menulis tiap poin penting yang saya temui di situs secara acak. Berhubung bakal banyak situs yang saya buka, saya akan kebingungan berat jika harus pada saat itu juga memikirkan letak penulisan informasi pada susunan blog yang seharusnya. Saya lebih memilih untuk menulis semua yang saya anggap penting terlebih dahulu dan mengatur serta mengelompokkannya nanti pada saat membahasakan ulang dan menyuntingnya.

Unik

Untuk meningkatkan kualitas blog, sebisa mungkin kita mencari referensi yang umum dipakai oleh orang. Sebagai contoh, referensi yang muncul pada halaman pertama Google. Referensi yang hampir pasti dipakai oleh orang banyak sehingga membuat konten kita tidak unik dan mudah ditemui di blog manapun. Gali lebih dalam konten apa yang hendak kita tulis. Gunakan kata kunci yang sedikit tidak umum tapi tetap berhubungan dengan blog kita saat mengetikkan di mesin pencari google.

Jujur saja, menggunakan referensi di halaman pertama Google sering menjadi kebiasaan saya untuk menulis pembuka. "Ah, ini kan hanya pembuka dan informasi latar saja.", pikir saya. Ternyata, jika ingin menghasilkan konten unik, saya harus lebih serius lagi dan tidak gampang meremehkan untuk semua hal. Being fully comitted to what I write.

Mbak Widyantari Yuliandari di salah satu rangkaian webinar mengungkapkan bahwa menggunakan referensi yang tidak mainstream akan meningkatkan keunikan konten, salah satunya penggunaan jurnal ilmiah. Banyak info-info yang didapatkan dari jurnal ilmiah yang tidak bisa ditemukan di referensi situs apalagi halaman pertama Google. Selain itu, penggunaan jurnal ilmiah juga dapat membuat tulisan kita lebih dalam, bukan sekedar info-info trivial yang mudah didapatkan di tulisan situs lain. 

Sebagai seorang mantan akademisi yang terbiasa menggali jurnal-jurnal ilmiah, tentunya ini menjadi kelebihan saya untuk mendapatkan referensi unik. Saran dari Mba Wid benar-benar membuat saya semangat untuk semakin menunjukkan keunikan yang bisa saya lakukan.

Judul dan Isi

konten blog introver idealis

Judul

Terkadang kita terlalu takut bereksperimen dengan judul karena terlalu terpaku dengan SEO. Membuat judul sesuai kemauan SEO dan takut membuat judul panjang karena tidak enak dilihat dan terkesan kurang berkualitas. Padahal, kita bisa bereksperimen dalam penggunaan judul panjang namun tetap menarik dan sesuai SEO. Mba Wid mencontohkan judul ini:


Jaga Nasi Sehat! Ketahui 3 hal penting untuk Memasak Beras Hitam Menjadi Nasi Hitam yang Enak dan Pulen


Meski panjang, judul diatas tetap memuat kata kunci yang menjadi acuan SEO, yaitu "Jaga Nasi Sehat". Bisa dibayangkan jika hanya menulis judul berdasarkan SEO, pembaca pasti kebingungan. Jaga nasi sehat? Maksudnya apa sih? Namun judul menjelaskan bahwa artikel tentang memasak beras hitam menjadi nasi hitam yang enak. SEO terpenuhi, judul penarik pembaca juga terpenuhi. Tidak sepenuhnya kita harus terus diperbudak SEO. Dengan memainkan trik, kita juga tetap bisa membuat judul yang memenuhi SEO sekaligus judul yang membuat tulisan kita menarik dan berkarakteristik.

Selain itu, saat mengikuti lomba, bukan rahasia kalau penyelenggara lomba juga "menuntut" tulisan kita sebagai salah satu sarana kampanye dan promosi. Penggunaan judul yang panjang juga bisa membuat kita bisa mengekspresikan judul sembari mengangkat penyelenggara blog tanpa sepenuhnya terkesan "jualan" seperti sales.

Hal terpenting lainnya adalah jangan sampai typo atau salah tulis judul! Ini sepele tapi sangat krusial. Judul yang typo membuat pembaca merasa penulis tidak serius. Bahkan saat mengikuti lomba, juri tidak akan bisa memenangkan blog semacam ini meski kualitas isi tulisan jempolan. Audiens akan merasa aneh apabila juri memenangkan blog seperti itu karena terkesan tidak profesional.

Isi

konten blog introver idealis

Isi dari sebuah blog bagaikan daging pada buah. Rasa buah yang akan dinilai pembaca, apakah ranum dan manis atau malah keras dan asem.

Dimulai dari pembuka. Pembuka tulisan blog harus menarik, menghibur, dan berkesan. Pembuka dalam blog ini padahal sangat krusial dan banyak penulis lupa menseriusi bagian ini. Dari rangkaian kalimat-kalimat awal lah pembaca memutuskan apakah terus atau berhenti membaca. Maka dari itu, tinggalkanlah kesan yang baik.

Saat mengikuti lomba juga ini sangat berpengaruh. Bayangkan saja, juri bagaikan sedang dihadapi dengan puluhan hingga ratusan makanan. Pembuka blog yang menarik lah yang akan membuat juri menentukan apakah makanan yang sedang dihidangkan itu layak untuk dicicipi lebih detil atau tidak. Maka dari itu, buiatlah judul yang berkesan!

Pernah membaca situs dengan judul click-bait? Kesan apa yang kita dapatkan? Kesal bukan? Maka dari itu, tulislah tulisan yang relevan dengan judul. Tulisan click-bait mungkin memancing page view, tapi apakah memberikan kesan yang baik kepada kita sebagai seorang penulis beridentitas dan beridealis?

Kemudahan blog untuk dibaca juga penting. Sebagai pembaca, kita pasti malas mengakses situs yang lamban loadingnya serta keharmonisan huruf dan tata letak gambar yang jelek. Tak peduli sebagus apa kontennya, pembaca tetap malas untuk menyelesaikan bacaannya.

Sebisa mungkin, kita menggunakan template blog yang enak dilihat, huruf yang selaras, serta mobile view friendly, mengingat jaman sekarang orang lebih banyak mengakses tulisan situs menggunakan gawai. Untuk mengecek apakah tulisan kita enak dilihat melalui gawai bisa menggunakan aplikasi Responsinator. Selain itu, pastikan kita menyisipkan gambar-gambar hingga video yang relevan terlebih apabila tulisan kita panjang. Pasti kita lelah kan membaca blog yang penuh tulisan tanpa jeda layaknya buku teks? Jangan lupa gunakan gambar yang berkapasitas tidak begitu besar untuk memudahkan loading page. Gambar bisa berupa hasil jepretan kita sendiri, gambar dari internet atau bahkan infografis. Jika mengambil gambar dari internet, pastikan kita tidak terjerat problematika hak cipta. Kita bisa mengambil bebas gambar dari situs semacam Pexel.

Bagaimana dengan gaya bahasa yang kita pakai? Bebas! Kalau kita ingin membentuk citra diri kita "gaul", kita bisa menggunakan bahasa dan kata tidak baku ataupun mencampurnya dengan bahasa inggris. Kalau kita ingin dikenal sebagai orang yang "runut", kita bisa sangat memperhatikan penggunanan susunan dan kata yang baku. Kreatiflah terhadap penggunaan kalimat, hindari penggunaan kalimat klise, usang, dan ambigu.

Jangan lupakan kalau blog berbeda dengan situs-situs umum milik media. Blog memiliki sentuhan personal. Blog menjadi citra diri identitas penulisnya, jadi perhatikanlah apa yang hendak dibangun. Sebagai seorang idealis, saya cenderung mengusung tulisan-tulisan blog yang jujur apa adanya dan tidak merekayasa. Apabila harus mengusung suatu produk, saya sangat berhati-hati membawanya agar saya dapat mempromosikan produk tersebut tanpa terlalu kelihatan seperti sales produk. Sebisa mungkin saya akan "promosikan" menggunakan gaya khas saya tetap dengan konten yang baik dan tidak asal.

Penutup juga tidak kalah penting dari pembuka dan isi. Penutup yang baik adalah penutup yang berupa keismpulan keseluruhan yang berkesan tulisan serta ajakan kepada pembaca supaya semakin tergugah. Lebih baik lagi, pada penutup kita juga bisa mengajak pembaca untuk membaca artikel kita yang lain dan menumbuhkan kepercayaan terhadap tulisan-tulislan kita.

Lakukan penyuntingan berkali-kali. Pastikan antara pembuka, isi dan penutup terdapat alur logika dan kepaduan paragraf yang koheren.


3. Lengkapi dengan foto berkualitas

konten blog introver idealis
Gunung Salak (dok. pribadi)

Pada awalnya, saya sempat agak kecewa dengan kualitas foto yang akan saya hasilkan tanpa menggunakan gawai yang mumpuni. Apa lagi saat saya belum mengganti dengan gawai baru. Gawai yang saya gunakan saat itu sudah ketinggalan zaman, selain itu tampaknya pada lensa penuh debu dan (mungkin) goretan yang memuat kualitas foto tidak begitu bagus apalagi saat pencahayaan minim. Bola-bola cahaya tampak bergaris pada hasil foto. Sayang sekali, padahal di saat itu saya sedang aktif-aktifnya berwisata. Hasil foto pada segmen blog konten travelling di foto saya menjadi kurang optimal.

Ternyata, jangan khawatir jika kamu merasa tidak memiliki kamera canggih. Jika kamu memiliki anggaran lebih, kamu bisa tukar tambah dengan peralatan yang lebih canggih. Jika hanya sedikit anggaran lebih, bisa lengkapi dengan tambahan peralatan yang bisa mempercantik foto. Jika belum ada anggarab, sabar saja dahulu. Manfaatkan yang sudah ada dan optimasi dengan aplikasi penggubah foto di gawai.

Coba lihat foto dibawah ini:

konten blog introver idealis
Hasil karya Deddy Huang

Kedua foto ini diambil hanya menggunakan kamera gawai loh! Tidak percaya? Yang paling penting dalam menciptakan foto yang baik adalah menguasai teknik-teknik mengambil foto seperti komposisi dan warna. Kita juga turut bisa mengeksplorasi pantulan objek, sudut pengambilan, hingga pembingkaian objek. Selain itu, kita bisa menggubah foto menjadi hasil yang lebih baik. Tapi patut diperhatikan, jangan terlalu banyak menggubah foto. Cukup potong bagian yang mengganggu dan diplitur sedikit bagian pencahayaan dan warna, Tanya diri sendiri apa yang hendak kita tampilkan. Tampilkan apa adanya sembari tetap memperhatikan estetika.

Snapseed, Adobe Lightroom dan VSCO adalah contoh-contoh aplikasi penggubah foto pada gawai yang bisa gunakan. Aplikasi-aplikasi ini bisa digunakan gratis ataupun berbayar dengan mendapat keuntungan beberapa fitur premium.

Suka merasa bingung karena kehabisan ide harus mengambil objek foto apa saja? Ada beberapa objek yang dapat kamu eksplorasi untuk pengambilan foto. Kamu senang wisata alam? Perbanyak ambil foto pemandangan. Kamu termasuk tipe wisatawan kota? ambil foto dengan kekuatan bentuk geduung-gedung. Kamu senang dengan isu-isu sosial lingkungan? Bisa ambil foto aktivitas manusia dan keunikan yang ada di jalanan. Kamu senang makan-makan? Jepret foto yang menggugah selera. Kamu senang memotret model? Lakukan potret dengan subjek utama orang.

Foto Travelling bagi ibu-ibu beranak

konten blog introver idealis
Ang Kaew Reservoir, Chiang Mai (dok. pribadi)

Saya seorang ibu rumah tangga yang pasti membawa "tentengan" berupa anak saat berwisata. Apalagi, di saat saya sedang aktif-aktifnya berwisata, saya kerap kali berjalan-jalan hanya berdua dengan anak balita saya. Saya tahu saya dalam keadaan penuh keterbatasan. Tidak bisa seenaknya menentukan waktu untuk memotret, tidak bisa seenaknya berlama-lama untuk eksplorasi sudut, dan tidak bisa terlalu mengalokasikan daya untuk eksperimen fotografi. Pada Webinar bertajuk "Membuat Foto Travelling dengan Smartphone", Koh Deddy Huang menekankan pentingnya riset lokasi yang akan dikunjungi. Hal ini akan membantu kita memahami apa yang dapat kita ambil dan manfaatkan pada objek foto tersebut.

Saya akui, saya sedikit kelewat melakukan ini. Memang saya hobi riset mendaalam terlebih dahulu sebelum berwisata ke suatu tempat. Namun, riset yang saya lakukan lebih ke umum, seperti bagaimana menuju tempat tersebut, jam berapa buka, ada apa saja disana, dan sebagainya. Hasil foto yang sering saya ambil juga kebanyakan "catch the moment", bukan "prepare for the moment". Padahal jika serius riset objek, saya bisa optimalisasi hasil foto. Misalnya saya mengeluhkan kekurangan kesempatan untuk manuver sudut pengambilan. Jika sudah riset, mungkin saya bisa merancang trek dimana saya harus berjalan sehingga meminimalisasi waktu dalam mengambil sudut terbaik dan tidak harus bolak-balik. 

Koh Deddy juga menyarankan untuk berbaur dengan orang lokal. Ini membuat kita mengetahui apa latar belakang dari orang-orang tersebut, jam aktif objek tersebut, hingga menjadikan sisi-sisi lain dari objek foto tersebut yang dapat kita angkat menjadi sebuah cerita menarik.

Salah satu prinsip saya dalam memfoto adalah tidak ingin menampakkan muka sendiri ataupun keluarga pada foto yang saya sebar ke media sosial. Saya agak bingung, bagaimana kualitas foto bisa terjaga tapi tidak timpang karena tidak ada ekspresi wajah manusia yang bisa menjadi bumbu komposisi foto. Dari penjabaran Koh Deddy, saya menjadi sedikit tercerahkan. Kita bisa melakukan foto portrait dengan manusia yang menghadap ke belakang. Foto seperti ini juga memberikan kekuatan cerita. Selain itu bagi yang hobi bereksperimen, bisa melakukan foto portrait dengan menggunakan totem atau boneka sebagai ganti manusia.


4. Lengkapi dengan video pendukung

konten blog introver idealis

Passion saya adalah fotografi, semenjak dahulu tidak pernah terbersitkan di pikiran saya untuk menangkap momen menggunakan video. Bagi saya, penggunaan video lebih sekedar menangkap momen pribadi yang asal ada saja. Sebagai contoh kegiatan anak saya. Apalagi memikirkan estetika dan menyunting video, tidak pernah terpikir tuh! Makanya opsi menjadi vlogger adalah prioritas saya nomor sekian. Tidak, saya tidak menikmati. Buat apa saya membuat konten hanya untuk memuaskan publik demi mendapatkan uang semata? Apalagi berlakangan ini di instagram saya sering melihat orang-orang membuat video dengan efek-efek klise membosankan dan sok imut.

Namun paradigma soal video mulai sedikit berubah sejak mendengar webinar tentang "smartphone videography" dengan pembicara Mas Joe Chandra. Tujuan mengambil video untuk konten tidak hanya demi menjadi vlogger semata. Padahal membuat video dapat memudahkan kita membuat konten apa pun, mengemas sosial media lebih baik dan membuat konten blog lebih hidup.

Apalagi kalo kamu sering melakukan ulasan suatu produk. Hadirnya video membuat audiens terbayang lebih nyata mengenai produk tersebut. Ada unsur emosional yang terjalin, apalagi jika kita mengemasnya dengan menggunakan intonasi dan nada yang menarik. Saya telah buta, padahal konten video ini sebenarnya penting untuk proyek sebelah saya, yaitu blog dan instagram yang mengulas dan mengedukasi pentingnya penggunaan child seat untuk anak-anak dibawah 12 tahun. Betapa pentingnya video agar audiens lebih jelas mengetahui cara memakaikan child seat yang benar. Betapa pentingnya video agar audiens bisa memilih child seat sesuai kebutuhan mereka berdasarkan konten yang saya buat.

Pembuatan video juga sangat bisa menggunakan gawai. Tinggal melengkapi dengan berbagai alat tambahan dan menyuntingnya menggunakan aplikasi gawai. Beberapa peralatan yang penting untuk disiapkan adalah tripod. Mas Joe Chandra sendiri bercerita bahwa tripod adalah barang wajib yang ia bawa kemanapun, termasuk pasti ada di kendaraannya. Sebenarnya saya sudah mengidam-idamkan tripod sejak dahulu, tapi semua hanya wacana karena saya tidak serius membesut konten video. Namun tampaknya saat ini juga saya harus membeli tripod baik statis maupun fleksibel yang mumpuni.

Banyak aplikasi penyuntingan video yang tersedia di gawai, mulai dari gratis sampai berbayar untuk fitur tertentu. Adobe Premier, Inshot, Kinemaster, Filmorago, Viva Video dan lain-lain. Pilihlah sesuai selera dan kemudahan yang didapatkan.


5. Perkuat SEO (Search Engine Optimization)

konten blog introver idealis

Selain prioritas membuat konten yang baik, kita tidak boleh melupakan SEO. Apa sih tujuan kita menulis? Agar dibaca dan bermanfaat bagi orang banyak bukan? Semakin suatu blog memenuhi kaidah SEO, semakin luas jangkauan pembacanya.

SEO merupakan optimalisasi halaman situs melalui bantuan mesin pencari sehingga halaman yang kita tulis menjadi mudah muncul saat pengguna mengetik kata kunci di mesin pencari. SEO meliputi SEO on-page dan SEO off-page.

SEO on-page merupakan proses optimalisasi yang berasal dari halaman situs tersebut. Banyak tips dan trik yang bisa dilakukan seperti menggunakan kata kunci yang populer, penggunaan tampilan yang user friendly, hingga penggunaan plugin.

Sementara SEO off-page adalah cara optimalisasi tulisan menggunakan perangkat-perangkat luar, misalnya menggunakan bantuan media sosial lainnya. Adanya backlink yang kita buat atau promosi ajakan kepada para calon pembaca untuk memasuki blog kita juga meningkatkan ketercarian blog kita di mesin pencari semacam Google.


6. Optimasi sosial media lainnya

konten blog introver idealis

Kamu senang bermain media sosial apa saja? Facebok, Instagram, Youtube, Twitter, atau malah semuanya?

Tahukah kamu kalau kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengoptimasi blog kita? Karena saya pengguna rutin instagram, maka saya coba bahan optimasi instagram untuk blog.

Pada awal penggunaanya, saya sudah menentukan bahwa instagram dengan akun pribadi hanya untuk kepentingan personal saja yang berisi hasil random kepala saya dengan isi tidak begitu penting. Akun saya pun digembok. Pengikut sebagian besar adalah teman-teman sendiri. Pun, saya juga hanya mengikuti akun teman yang dikenal baik dan akun edukasi yang menurut saya menarik. Itulah kenapa saya tidak suka dengan permintaan pribadi untuk "follow back". Saya tidak suka isi instagram saya muncul postingan orang yang tidak saya kenal. Syukurlah sekarang Instagram sudah ada fitur "mute".

Lama-kelamaan, hasil random pemikiran kepala saya semakin berfaedah. Saya malah ingin semakin banyak yang mendapat manfaat dari hasil pemikiran saya, baik dari post ataupun stories. Terlebih lagi saya mulai mempromosikan tulisan blog baru saya di Instagram.. Akun pun saya buka. Yah, meskipun page view blog saya tidak terlalu melonjak 😌.

Beruntung saya mengikuti webinar dengan pembicara mba Pungky Prayitno. Selain mengemas webinar dengan jenaka, banyak sekali ilmu yang beliau bagikan dan patut untuk dicoba.

Jika kita hendak mengoptimasi blog memakai sosmed lain, pastikan sosial media kita tidak dalam keadaan digembok. Bagaimana orang umum non pengikut kita bisa mengambil faedah dari postingan kita jika digembok?

Menurut Mbak Pungky, blog dan instagram adalah mengenai visual branding. Seperti apa kita tampil di sosial media? Bagaimana mau orang mengenal kita dan apa saja yang ingin kita transfer ke audiens. Oleh karena itu sebisa mungkin buatlah personal branding yang kuat. Buatlah orang membaca karena saya penulisnya. Karena tidak ada yang bisa menuliskan seperti itu kecuali saya. Sepertinya hal ini berkesesuaian dengan seperti apa yang mantan atasan saya katakan di atas ya!

Saya merasa postingan mengenai blog teranyar saya kurang mendapat respons audiens. Mbak Pungky memberikan tips menariknya disini. Bangun hubungan yang baik dengan audiens! Kita bisa membuat stories yang memuat latar belakang dari blog post terbaru kita dan kemudian melempar pertanyaan. Jangan lupa balas komen, DM, mention, ataupun tag kepada kita. Ini membuat audiens merasa terkait dan dekat dengan kita. Apresiasi mereka dan jangan segan-segan untuk memberi hadiah kepada follower.

Lalu apa gunanya orang mengetuk tulisan kita di blog? Toh, isinya juga sama seperti yang kita buat di Instagram. Caranya, bedakan isinya! Buat keterangan secara tersirat bahwa audiens harus buka tulisan blog kita karena memuat informasi yang lebih lengkap. Jelaskan bahwa di dalamnya ada hal-hal menarik yang tidak ditemui di postingan Instagram.

Saat mengikuti lomba juga perhatikan dengan seksama ketentuannya. Jangan sampai kita salah mention bahkan salah hashtag. Ini menyebabkan tulisan kita tidak dapat dicari menggunakan keduanya karena tidak terdata oleh media sosial yang dituju.


7. Aktifkan afiliasi

konten blog introver idealis

Di salah satu komunitas blog yang saya ikuti, ada yang menawarkan untuk mengaitkan afiliasi suatu marketplace ke blog kita. Entah kenapa saya tidak tertarik sama sekali, semacam "doesn't sparks joy". Saya merasa afiliasi semacam berlebih-lebihan dan murni hanya untuk jualan saja.

Padahal tidak seperti itu.

Afiliasi sendiri adalah cara mendapatkan uang dengan mempromosikan produk atau jasa dari perusahaan penyedia jasa afiliasi. Kita melakukan promosi dengan memasang banner afiliasi atau tautan afiliasi pada media blog ataupun media sosial lainnya. Komisi sistem CPS (Cost per Sale) diberikan jika ada pembelian produk atau jasa melalui tautan yang kita sediakan. Tapi tergantung pada penyedia jasa afiliasi, ada juga yang modelnya CPA (Cost per Action) atau dibayar setiap audiens melakukan sesuatu, semisal membuat akun, mendaftar newsletter dan lain-lain.

Mas Ditya Pandu menjelaskan soal afiliasi dengan seksama, sehingga saya lebih terbayang apa itu afiliasi dan bagaimana agar afiliasi sesuai dengan nilai saya. Misalnya tipe-tipe tulisan yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak afiliasi seperti ulasan produk, komparasi produk, rekomendasi produk, sharing pengalaman hingga info harga. Padahal dari tipe-tipe tulisan di atas, saya bisa memilih produk manapun yang sesuai value saya dan mengulas hingga membagi pengalaman pemakaian secara jujur dan memang karena saya benar-benar puas. Sehingga bukan rekayasa dan tidak berisi kalimat-kalimat ala sales.


8. Perkuat public speaking

konten blog introver idealis

Katakanlah jejaring kita semakin luas. Orang banyak terinspirasi dari tulisan-tulisan kita dan hendak mengajak kita menjadi pembicara. Baik itu di kulwap, seminar daring maupun seminar muka umum. Menjadi pembicara memiliki banyak manfaat. Selain membuat kita lebih dikenal lagi, kita juga diberi kesempatan lebih untuk lebih menginspirasi orang lain dalam bentuk audio. Ditambah dengan adanya sesi tanya jawab membuat keberadaan kita lebih bermanfaat bagi orang lain.

Maukah kita dikenal sebagai orang yang "vokal" dalam tulisan tetapi "melempem" di muka umum? Alih-alih peserta semakin terinspirasi, adanya malah bosan dan menganggap mending membaca tulisan kita dibanding mendengarkan langsung.

Meski saya mantan akademisi dan sudah bolak-balik menjadi pembicara baik melalui daring atau tatap muka, saya masih merasa seorang pembicara yang payah. Sering lupa materi penting di atas panggung, intonasi kurang menarik, hingga merasa  audiens kurang tertarik kepada performa saya. Sebagai contoh, saya pernah menjadi narasumber video pemasangan child seat di sebuah media. Itu adalah pengalaman pertama saya. Video hanya 3 menit tapi setengah mati saya melakukan take berulang-ulang. Entah karena gugup, kelupaan, atau intonasi yang monoton.

Beruntung saya mengikuti webinar Ibu-Ibu Doyan Nulis bersama IM3 Ooredoo yang menghadirkan mbak Sara Neyrhiza. Untuk memaksimalkan peran kita di masyarakat, penting buat penulis blog untuk belajar bagaimana melakukan berbicara di muka umum dengan baik dan benar. Berikut tips-tips yang bisa kamu coba:

a. Kendalikan diri

Bagi yang belum terbiasa berbicara di muka umum, ini akan menjadi momok yang besar. Gugup di muka umum hanya akan menghilangkan perisiapan materi yang sudah disiapkan jungkir balik, tetapi memperburuk citra diri kita dan tujuan sampainya materi kepada peserta malah tidak sampai. Sebelum tampil, latih diri kita di muka cermin. Pelajari air muka yang terjadi saat kita sedang menyampaikan sesuatu.

Untuk menghindari kegugupan, kita bisa mempelajari tata letak medan terlebih dahulu. Dimana letak layar, microphone, audiens, bahkan letak peralatan audio. Dengan begini kita bisa merasa familiar terhadap medan yang sudah ada sehingga kegugupan berangsur hilang. Jika saat sedang berbicara kegugupan menghampiri kembali, tenangkan diri dahulu sebelum mulai berbicara kembali. Rasa gugup yang muncul bisa mengacaukan intonasi, tempo, dan volume suara kita. Hal penting lainnya yang turut terlupakan adalah jangan membuka media sosial beberapa saat sebelum tampil. Ini dapat mengacaukan materi yang sudah kita siapkan karena muncul keraguan.

b. Persiapkan naskah

Ada beberapa teknik menyiapkan public speaking, mulai dari menyiapkan naskah lengkap ataupun naskah poin. Sesuaikan dengan keadaan. Jika yang digunakan naskah lengkap, hati-hati pembawaan malah kaku dan hanya keluar intonasi dan nada yang datar. Paling baik menggunakan naskah poin. Kita bisa mencatat hal-hal penting yang hendak diutarakan agar tidak kelupaan pada saat tampil.

c. Gunakan suara perut.

Penggunaan suara perut menghasilkan suara yang lebih bulat dan keras serta lebih enak didengar oleh audiens. Penggunaan suara dada menghasilkan suara yang lebih kecil dan tidak jelas didengar. Berlatihlah bernapas dengan perut agar menghasilkan suara perut. Caranya bernapas namun bukan dada yang turun-naik, melainkan diaftagma perut.

d. Meniru penyiar favorit

Merasa memiliki lidah "medok"? Kadang kala kita tidak merasa pede, apalagi banyak yang menuntut agar suara medok tidak keluar. Entah dengan alasan sulit didengar ataupun demi alasan ketidakseragaman. Cara menghilangkannya adalah dengan meniru nada dan intonasi penyiar favorit kita. Lidah medok tidak masalah keluar pada percakapan sehari-hari, tetapi dengan teknik di atas, kita bisa menghilangkan lidah medok pada saat melakukan public speaking.

e. Pelajari audiens

Pelajari siapa yang mengundang kita, siapa yang mendengarkan, dimana acara digelar dan dalam rangka apa kita diundang. Sesuaikan kostum, tingkah laku, dan tata bahasa kita sesuai dengan yang mengundang kita. Kan tidak mungkin kita berbicara gaul anak muda dengan kostum santai padahal audiens adalah para lansia berumur di tengah acara formal?

f. Terus berlatih

Sudah melakukan 5 tips di atas namun masih merasa "gagal"? Jangan khawatir, terus lah berlatih sampai semuanya menjadi kebiasaan. Banyak melakukan kesalahan dan kegagalan adalah pengalaman berharga yang membuat kita untuk terus semangat berlatih untuk mencapai kesempurnaan performa.


Bagaimana IM3 Ooredoo membantu memanfaatkan peluang dunia blog

konten blog introver idealis


Apa yang sangat dibutuhkan oleh penulis blog dalam menulis? Tentunya koneksi internet!

Tanpa koneksi internet sebenarnya bisa saja menulis, tetapi kita tidak akan bisa "mengudarakan" tulisan kita. Tulisan yang hanya disimpan untuk diri sendiri tanpa memberi manfaat kepada orang lain adalah sebuah kesia-siaan. Lantas, koneksi internet semacam apa yang kita cari?

"Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." - Pramodedya Ananta Toer

Saat ini saya sedang berlangganan internet rumahan non-IM3. Harganya relatif mahal dan entah kenapa modem yang diberikan keterjangkauannya tidak baik. Meja kerja kami ada di dalam kamar utama, tapi secara menyedihkannya justru laptop saya tidak cukup kuat untuk menangkap sinyal internet. Mau automatic save draft, sering gagal. Mau mencari referensi daring, tidak bisa. Mau membuat ilustrasi gambar, tidak mampu. Saya sering kesal dengan keadaan ini. Sudahlah menghambat keproduktifan, kesehatan mental saya juga dipertaruhkan. Saya harus menulis blog di sofa yang letaknya tidak jauh dari modem dengan postur tubuh yang tidak ergonomis untuk mendapatkan koneksi stabil.

Sebenarnya saya dan suami acap kali berpikir kapan waktu yang tepat mengganti koneksi internet. Kebetulan sekali, anak pertama saya tiba-tiba mengambil brosur paket GIG by Indosat Ooredoo dari lobi apartemen. Apakah ini pertanda?

Kebutuhan internet di rumah kami cukup krusial. Baik gawai dan laptop saya serta suami mengandalkan wifi modem rumah. Apalagi di masa pandemi kali ini. Saya butuh koneksi internet untuk menulis blog dan mengikuti seminar Zoom. Suami meski tidak berkerja di rumah, ia juga sering butuh Zoom untuk seminar dan berkomunikasi dengan koleganya. Bahkan anak sulung saya membutuhkan koneksi internet yang baik agar pembelajaran jarak jauh (School from home)-nya berjalan lancar. Meski kami bukan tipe penonton sehingga tidak menggunakan layanan televisi kabel, kami membutuhkan koneksi kencang nan murah untuk bisa mengakses Netflix tanpa lemot. Kesal bukan jika harus menonton Netflix dengan waktu loading lama bahkan render gambar yang jelek karena internet lamban?

GIG merupakan layanan internet rumahan persembahan dari IM3 Ooredoo yang menjanjikan internet cepat, harga terjangkau dan tidak memiliki batasa kuota! Luar biasa sekali, ini artinya kami bisa mengunduh dan mengupdate game tanpa takut kehabisan kuota. Ada 5 paket yang ditawarkan GIG: GIG 20, GIG 30, GIG 50, GIG 100,  dan GIG ONE.

Bagi pengguna jaringan IM3 Oooredoo pada gawainya, ada harga khusus promo juga loh! Bagi pecinta televisi kabel, cukup menambahkan sedikit saja dari biaya bulanan, kamu sudah bisa mendapatkan GIG BOX loh!

Harganya sangat terjangkau bukan? Bahkan jujur saja, harga internet bulanan saya lebih dengan kecepatan yang mulai mengecewakan lebih mahal dibanding harga langganan GIG! Meski belum termasuk biaya PPN 10% dan biaya materai, biaya diatas sudah termasuk biaya instalasi, sewa moden dan sewa STB senilai 250 ribu, 40 ribu dan 40 ribu.

konten blog introver idealis
Internet bulanan saya yang seharga 340 ribu/bulan itu ternyata kecepatannya hanya up 10 Mbps 😓


Pendaftaran yang mudah

Saya mencoba untuk mendaftar paket berlangganan GIG 20. Tidak disangka, pendaftarannya begitu mudah. Tinggal masuk ke halaman resmi GIG, pilih paket berlangganan sesuai dengan kebutuhan, masukkan harga data diri dan alamat dan lakukan pembayaran. Voila! Kamu sudah resmi berlangganan dan petugas akan datang ke rumahmu. 

Saya sejujurnya agak terkejut dengan kemudahan pembayaran yang semudah menjentikkan jari ini. Pengalaman saya dahulu menggunakan layanan internet rumah sekarang, saya harus menghubungi nomor via telepon dan terkadang saya tidak yakin apakah permintaan saya diproses atau tidak.

Kemudahan ini juga didukung dengan kemudahan pembayaran yang bisa menggunakan virtual account, pembayaran online, hingga minimarket. Tinggal pilih sesuai kemudahanan yang kita inginkan!


I'm not such a quitter

konten blog introver idealis


Setelah saya mengikuti beberapa webinar blog dari IM3 Ooredoo dan IIDN, alih-alih kecewa karena belakangan belum menang lomba blog lagi, saya malah bahagia karena saya tahu persis kenapa blog saya tidak dimenangkan. Ya, kualitas konten blog saya jauh, bahkan amat sangat jauh dari baik dan memuaskan. Saya pun kembali bisa memutuskan apa yang hendak saya lakukan terhadap blog saya ketimbang menggadaikan jati diri saya sebagai seorang idealis dan hanyut kepada tren.

Yang bikin sedih hanya satu, terlalu banyak poin-poin yang harus saya lakukan untuk membuat diri saya sebagai pembuat konten blog lebih baik.

"Step by step ya!"

Ucapan Mbak Wid melalui DM Instagram saya terus memotivasi saya untuk terus bergerak maju dan mengingatkan saya pada buku GRIT: The Power of Passion and Perseveranve karangan Angela Duckworth.  

Buatlah target-target kecil dan cara mencapainya untuk mencapai target bersarmu. 

Saya kerap curhat kepada suami tentang mengapa belakangan ini tulisan blog saya kurang dihargai. Tidak menang lomba lah, kurang diminati lah, padahal saya menulisnya dengan sepenuh hati. Suami berpesan, jangan putus semangat, pelajari terus dan perbaiki kekurangan. Berkali-kali saya mengeluh, berkali-kali ia menyemangati, berkali-kali juga saya bangkit. Dukungan suami agar istrinya tetap bisa mengaktualiasi dirinya ini lah yang bikin saya bersyukur punya suami semacam ia. Saya sempat memutuskan untuk berhenti menulis blog, kemudian saya membatalkan rencana itu karena saya sudah menyusun rencana-rencana jangka pendek untuk memperbagus kualitas blog saya dari berbagai sisi, meski saya harus berdamai dengan keterbatassan waktu.

Kamu nulis apa sih ga kelar-kelar? Palingan juga ga menang

Ujaran satir oleh suami melihat saya mendedikasikan menulis blog ini. Anehnya, saya tidak sentimentil sama sekali. Melalui rangkaian webinar blog kali ini, saya buktikan bahwa saya masih semangat belajar untuk menjadi lebih baik, mengevaluasi kesalahan, dan siap memenangi lomba yang diadakan IM3 Ooredoo dan IIDN kali ini. Bukan, tujuan utama saya adalah sebagai catatan pengingat saya akan webinar yang telah saya pelajari dan saya sangat berharap tulisan ini bermanfaat bagi orang banyak, terutama yang melewatkan rangkaian webinar emas tempo lalu. Karena menang adalah bonus dan hadiah dari hasil dedikasi yang telah dilakukan.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog IM3 Ooredoo X IIDN Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging

konten blog introver idealis


Pentingnya Melatih Fleksibilitas saat Hamil: Olahraga di Rumah Bersama Wardah

3 komentar
"Suamiku rajin banget larinya, tapi pas di cek ototnya keras, tegang kaya kawat begitu." ujar salah seorang teman di suatu WAG.

Semenjak huru-hara pandemi COVID-19 bulan Februari, saya mulai rutin berolahraga di rumah menggunakan kanal daring (youtube, instagram) disebabkan oleh kolam renang yang ditutup. Padahal berenang adalah olahraga andalan dan favorit saya. Saya relatif sudah mengetahui bagaimana memacu diri dan melakukan renang dengan benar, sementara untuk berolahraga di rumah, saya cenderung belum punya gambaran sama sekali. Apa saja yang harus dilatih serta bagaimana alurnya sehingga optimal dan bukan rasa sakit tubuh yang di dapat.

Saya memulai dengan rajin melakukan plank dan sit-up. Tidak tahu harus berpanduan darimana, saya mengunduh aplikasi "30-day Plank Challenge". Untuk sit-up saya lakukan sesuka hati saya. Semua ini saya lakukan tanpa melakukan pemanasan dahulu.

Semenjak suami mulai peduli untuk berolahraga juga, saya mulai berfokus melakukan latihan kekuatan otot sambil sesekali latihan kardio dengan berjalan cepat di taman. Dari semua urutan latihan, yang paling jarang saya lakukan adalah latihan fleksibilitas. Padahal, kita harus meramu latihan menjadi latihan otot, kardio, dan fleksibilitas. Latihan fleksibilitas otot begitu penting terutama saat hamil.  Saat memasuki trimester tiga, saya lebih memperbanyak porsi latihan fleksibilitas dan core serta mengurangi frekuensi latihan otot dan kardio.

Latihan fleksibilitas otot bisa didapatkan dengan cara melakukan Yoga atau jenis olahraga peregangan lain yang juga mengutamakan keseimbangan.
pentingnya fleksibilitas


Pentingnya berolahraga saat Hamil

pentingnya fleksibilitas

Keadaan hamil acap kali dijadikan pamrih untuk tidak berolahraga. Mulai dari alasan badan berat, ketakutan kelelahan, sampai kekhawatiran membahayakan janin dan tubuh. Padahal, sebagian besar bersumber dari kemalasan. Berolahraga saat hamil memiliki segudang manfaat loh! Pastikan sudah mendapat izin dari tenaga kesehatan saat hendak berolahraga di kala hamil.

Manfaat berolahraga saat hamil memiliki banyak manfaat, mulai dari meningkatkan kebugaran, mempermudah proses hamil hingga kesiapan tubuh setelah melahirkan. Jangan terlalu memaksakan tubuh. Lupakan target-target sebelum hamil terlebih dahulu karena tubuh kita sudah bekerja cukup berat untuk menghidupi janin.

Saya sendiri baru mulai olahraga kembali saat memasuki trimester kedua. Sebenarnya saya tidak begitu merasa kepayahan saat trimester pertama. Pun, banyak sekali tutorial olahraga saat trimester pertama kehamilan di berbagai kanal daring. Namun untuk berjaga-berjaga akan kondisi tubuh, saya lebih memilih memulai olahraga saat memasuki trimester kedua. Saat semuanya sudah mulai terasa siap.

Manfaat berolahraga saat hamil

pentingnya fleksibilitas

1. Meningkatkan kebugaran dan mengurangi rasa sakit

Pernah merasa badan mendadak sakit-sakitan saat hamil? Terutama saat kehamilan sudah bertambah besar. Semakin besarnya usia kehamilan, semakin besar tubuh kita harus berusaha menyeimbangkan dan mendistribusikan berat tubuh. Postur yang buruk dapat mengakibatkan berbagai keluhan hamil seperti sakit pinggang bawah, nyeri punggung, dan kram kaki.

Dengan berolahraga, kita berusaha membentuk postur tubuh yang baik. Dengan bertambah besarnya ukuran perut dan payudara seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, otot-otot tubuh kita dilatih untuk kuat menyangganya sehingga tidak terikut dengan postur tubuh salah yang menyebabkan berbagai rasa nyeri di tubuh.

2.  Mengurangi stres 

Kehamilan terkenal sebagai fase terjadi berbagai fluktuasi hormon di dalam tubuh, salah satunya hormon-hormon yang membuat ibu hamil merasa lebih tertekan bahkan stres. Ini dapat berakibat buruk terhadap kesehatan mental ibu hamil. Saat berolahraga, tubuh akan melepaskan endorfin dan serotonin yang dikenal sebagai hormon pelepas stres dan pembuat pikiran lebih tenang.

3. Mempermudah proses persalinan

Dengan berolahraga teratur, kita melatih otot panggul dan otot lainnya yang mendukung persalinan. Selain itu, kita juga melatih stamina sehingga memiliki stamina yang lebih bagus saat mengejan. Teknik bernapas juga sangat membantu saat terjadi kontraksi pembukaan. Penelitian menunjukkan perempuan yang berolahraga secara teratur saat hamil mengurangi kemungkinan melahirkan dengan forceps.

4. Mempersiapkan tubuh lebih baik setelah melahirkan

Rata-rata ibu hamil terlalu berfokus olahraga untuk membantu persalinan normal sebagai alasan untuk berolahraga. Padahal, manfaanya lebih jauh dair itu. Setelah mengemban beban yang sangat berat selama 9 bulan, banyak bagian otot-otot tubuh yang berubah akibat hamil. Manfaat pungkas berolahraga saat hamil lainnya adalah membantu tubuh setelah melahirkan karena membuat tubuh cepat pulih setelah melalui proses berat.

Pentingnya melatih fleksibilitas saat hamil

Melakukan peregangan membuat otot lebih fleksibel dan membuat kehamilan kita menjadi lebih nyaman. Saat hamil, melakukan peregangan bisa terasa sangat menyegarkkan. Pendistribusian berat saat hamil berbeda dengan saat keadaan normal. Saat hamil, postur tubuh menyeimbangkan perut dan payudara yang semakin besar dan berat. Postur tidak benar dapat menyebabkan sakit pinggang bawah, leher, dan dada. 

Tetapi harus tetap diperhatikan, saat hamil tubuh memproduksi hormon relaksin, hormon yang melonggarkan sendi-sendi di tubuh kita sebagai usaha mempemudah persalinan nantinya. Oleh karena itu berhati-hati terhadap tubuh. Latih kemampuan untuk mendengarkan tubuh. Listen to your body. Kapan kita harus mendobrak lebih jauh, kapan harus mundur, dan kapan harus istirahat. Melakukan perenggangan yang terlalu berlebihan bisa menyebabkan cidera pada sendi-sendi tubuh.

Menjaga fleksibilitas otot saat hamil membuat kita lebih mudah beradaptasi secara efektif. Fleksibilitas otot yang kurang mengurangi rentang gerakan sendi, kapasitas fungsional dari kelompok otot yang berlawanan, dan dapat menyebabkan robekan otot dan erosi sendi tulang rawan. Mungkin yang lebih penting, kelompok otot yang terlalu tegang secara kronis menarik tubuh keluar dari posisi netral. Perubahan keselarasan tulang belakang selama kehamilan menyebabkan kelompok otot tertentu menjadi terlalu tegang. Bagian otot-otot ini harus diregangkan secara teratur untuk mencegah banyak ketidaknyamanan yang umum selama kehamilan seperti nyeri sendi.


Yoga Flow bersama Lisa Namuri

pentingnya fleksibilitas

Saat membaca postingan Mom Influencer ID bekerja sama dengan Wardah mengadakan Zoom session Workout at Home bersama Lisa Namuri, saya langsung mendaftar tanpa pikir panjang. Apalagi ini tentang workout dan saya sedang getol-getolnya olahraga. Termasuk yang dilatih adalah fleksibilitas, sesuatu yang sangat diperlukan saat sedang hamil. Apalagi diadakan saat akhir pekan, permasalahan pengasuhan anak bisa diwakilkan oleh suami. Mana pada saat acara berlangsung kami sedang menginap di rumah mertua sehingga Hasan asyik bermain dengan sepupunya, tinggal memperhatikan adiknya. Acara diadakan pada hari Minggu 20 September 2020 jam 9.30 pagi.

Mbak Lisa sebagai narasumber ini keren sekali. Beliau sudah memiliki sertifikasi Pilates dan Yoga, lulusan sekolah kuliner, dan orang dibalik Waste Cycle Indonesia. Saat Mba Lisa memulai sesi, kesan pertama yang saya dapatkan adalah beliau orang yang tegas. Meski saat sesi banyak cobaan seperti turunnya hujan dan koneksi bermasalah, Mbak Lisa tetap semangat memberi arahan, begitu juga peserta yang antusiasmenya tak kalah.

Mbak Lisa mengajarkan gerakan dasar Yoga Flow, atau dikenal juga dengan Vinyasa Yoga. Pada intinya, kita melakukan gerakan peregangan yang telah diramu dengan baik sehingga menciptakan "aliran". Bagi saya, semua gerakan yang diajarkan adalah baru. Saya tidak pernah melakukan Yoga karena sedikit berhati-hati agar gerakan yang dilakukan tidak Tasyabbuh.

Ada 3 set aliran gerakan. Set 1 relatif ringan, set 2 mulai menantang dan set 3 sangat menantang. Yoga flow ini cukup menantang menurut saya. Ada perasaan-perasaan yang hadir yang belum pernah saya rasakan saat berohlaraga biasanya. Tubuh yang meregang dan core yang dilatih untuk menyeimbangkan tubuh. Selain itu, Yoga juga membantu kita untuk latihan bernapas secara teratur. Saya baru sadar, ternyata Yoga adalah olahraga yang cukup berkeringat tanpa harus menaikkan denyut jantung terlalu tinggi.

Pengetahuan baru bagi saya, ternyata dalam yoga ada berbagai pose dan semua pose memiliki nama. Misal child pose, downward dog, raising-up warrior pose  dan lain-lain. Saya mulai fokus latihan fleksibilitas belakangan ini karena saya sadar sekali semakin mendekati kelahiran, semakin butuh kekuatan fleksibilitas, core dan keseimbangan. Untuk ketiganya, biasanya saya melakukan bird-dog. Semakin besar usia kehamilan, terasa sekali semakin sulit untuk melakukan bird-dog. Kemampuan core dan keseimbangan tubuh semakin ditantang.

Sunscreen Wardah, cocok untuk beraktivitas

pentingnya fleksibilitas

Menurut saya, pemilihan sunscreen itu cukup menantang, apalagi dengan keadaan wajah saya yang berminyak. Saya kerap kali berganti-ganti sunscreen karena ingin menemukan sunscreen yang enak dipakai dan tidak menimbulkan masalah di kulit. Pasalnya, sunscreen yang terlalu berat malah menyebabkan wajah makin berminyak dan menyumbat pori-pori kulit. Efeknya? tentu saja jerawatan. Kebanyakan sunscreen yang dijual di pasaran juga memiliki kandungan yang tidak cocok dengan kondisi kulit fungal acne yang merupakan jerawat langganan saya.

Wardah baru mengeluarkan 2 varian sunscreen terbarunya loh, UV Shield Aqua Fresh Essence dan UV Shield Active Protection. Kemasanannya plastik kecil lucu dengan warna oranye dan biru terang sehingga praktis masuk tas. Keduanya diklaim berbahan dasar air dan mampu memberikan efek rasa dingin pada wajah yang dihasilkan oleh zat Bisabolol. Harga yang dibanderol juga ramah di kantong, hanya berkisar 45-65 ribu rupiah!

Kedua sunscreen ini mengandung PA+++ yang dapat melindungi kulit dari sinar UVA yang dapat menyebabkan penuaan dini dan SPF yang dapat menangkal paparan sinar UVB sehingga kulit tidak terbakar. Bagi kulit sensitif juga jangan khawatir, tabir surya ini tidak mengandung alkohol sehingga cukup aman. Tidak menyumbat pori-pori non-comedogenic. Keduanya juga diklaim bisa melindungi kulit dari sinar blue light. Sinar blue light adalah sinar yang dipancarkan dari benda digital seperti gawai dan televisi. Ternyata blue light juga dapat membahayakan kulit loh!

1. UV Shield Aqua Fresh Essence

Konsistensinya seperti losion. Sunscreen ini berbentuk botol tube plastik 30 ml dengan tutup flip-top. Pada sunscreen terdapat kandungan watery hidration dengan aqua technology yang mampu melepaskan kandungan air secara perlahan di dalam kulit. Sunscreen ini cocok untuk pemilik kulit kering karena kulit bisa tetap terhidrasi. Produk ini juga dilengkapi dengan pollution protection yang diklaim bisa melindungi kulit dari polusi, jadi yang sering berkegiatan di luar dan menggunakan transportasi umum cocok nih!

2. UV Shield Active Protection

Konsistensinya seperti air layaknya serum. Sunscreen ini berbentuk botol plastik kecil 35 ml dengan tutup putar. Karena diklaim water-based, serum ini cukup ringan di kulit. Hebatnya lagi karena anti-air, serum ini cocok dipakai untuk berolahraga seperti berlari hingga berenang.  Karena cukup ringan dan berbahan dasar air, varian ini cenderung tidak menyebabkan white cast. Apalagi kalau menunggu terlebih dahulu setelah diaplikasikan ke wajah.

Jangan lupa berolahraga, jangan lupa memakai sunscreen

Berolahraga itu penting. Berolahraga saat hamil juga tidak kalah penting. Pemakaian sunscreen disinyallir mengandung banyak manfaat karena dapat melindungi kulit kita dari sinar UVA dan UVB. Jadi, pastikan untuk mengoleskan sunscreen saat kita berolahraga, apalagi kalau berolahraga di luar ruangan. Sunscreen dari Wardah bisa menjadi pilihan yang tepat buatmu!

Let's Read: Berpetualang Tanpa Harus Berpelesir ala Karl May

17 komentar

Saya pernah ke Amerika di era Wild West loh bertemu suku Indian Apache!

Begitu juga dengan Karl May, penulis berkebangsaan Jerman yang menulis serial buku Winnetou. Meski berlatar belakang Amerika jaman Wild West, Karl May tidak pernah menjejakkan kakinya sama sekali di Amerika saat proses pembuatan buku. 

Winnetou adalah seorang tokoh fiksi yang menjadi kepala suku Indian Mescalero Apache setelah ayahnya Intschu-tschuna dan adeknya Nscho-tschi dibunuh oleh bandit. Setelah kejadian yang cukup dramatis, Winnetou bersahabat dengan seorang insinyur kereta api "kulit-pucat" (Bangsa Eropa) berkebangsaan Jerman yang nantinya dikenal dengan nama Old Shatterhand.

lets read budaya membaca

Mengenal Karl May dan Budaya Membacanya

budaya membaca lets read

Karl May (1842-1912) adalah penulis berkebangsaan Jerman yang membesut tokoh terkenal Winnetou dan Old Shatterhand. Ia didaulat sebagai Penulis Jerman yang karyanya paling banyak dibaca. Menulis sekitar 70 buku yang telah terjual lebih dari 200 juta kopi di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa. Karakter-karakternya se-terkenal Harry Potter-nya JK Rowling atau Luke Skywalker-nya Star Wars. 

Kehidupan pribadi Karl May cukup misteri karena ia hidup lebih dari 180 tahun yang lalu dan kisah hidupnya tidak terekam dengan baik. Karl May muda sering keluar-masuk penjara untuk kejahatan-kejahatan kecil. Pada tahun 1870, ia menghabiskan 4 tahun di penjara, waktu terlamanya.

Berbeda dengan yang lain, Karl May malah memanfaatkan waktunya selama di penjara, waktu yang tidak pernah ia dapat saat ia berada di luar penjara. Ia menjadikan penjara sebagai perpustakaan, membaca sebanyak mungkin, riset mendetil terutama soal geografis yang mana menyiapkan dirinya untuk menulis buku petualangan dan mengantarkannya menuju kesuksesan.

Uniknya, semua novel fiksi fenomenalnya tercipta di penjara, bukan melalui perjalanan yang eksotik. Perjalanan mengelilingi dunia hanya terjadi di ruang imajinasinya. Ia mencurahkan waktunya melakukan riset yang teliti pada buku geografik, catatan perjalanan hingga novel-novel petualangan klasik. 

Tenggelam dalam Petualangan Old Shatterhand dan Winnetou

budaya membaca lets read

Usia yang labil dan sarat penjajakan diri.

Saya ingat sekali, pertama membaca karya-karyanya Karl May pada saat duduk di bangku SMA, mungkin usia 14 tahun. Bahkan saking sukanya saya dengan tokoh Old Shatterhand, saya sampai mencari nama beken di dunia maya semacam Old Shatterhand. Old, bukan menunjukkan bahwa si penyandang gelar tua, tapi menunjukkan kalau ia disegani dan ahli. Shatterhand, kaena karakter utamanya memiliki tangan yang handal. Akhirnya saya sampai kepada kesimpulan Young Shatterbrain. Memakai Young karena saya masih muda dan tidak populer penyandangan "old/tua" untuk orang yang ahli atau disegani. Shatterbrain, karena cuma otak saja yang (agak) bisa diandalkan, tangan saya cenderung biasa-biasa saja, tidak handal. Tapi pada akhirnya itu hanya berakhir hilang di otak saya saja karena Young Shatterbrain terdengar sangat aneh 😜.

Budaya membaca yang sudah ditanamkan kepada saya dan abang saya sejak kecil membuat Gramedia sebagai tempat rekreatif bagi kami. Saya ingat betul, kalau tidak salah kami ada jatah untuk membeli buku. Jika buku itu mahal dan membeli buku dalam jarak dekat, saya sampai bela-bela menabung.

Saya dan Buku Winnetou seperti layaknya orang yang baru bertemu dan seketika itu memiliki "chemistry". Terpampang jelas di sudut rak Gramedia, sebuah buku berwarna merah marun dengan gambar patung kepala suku Indian. Penasaran gerangan buku apakah itu, saya pun mengambilnya dan melihat sampul belakang berharap mendapatkan jawaban tentang apa buku tersebut. Alih-alih berisi resensi buku, Winnetou I hanya berisi cuplikan tulisan di buku dan komentar para tokoh literasi Indonesia. Menurut saya sampulnya tidak menarik. Pun, tidak ada petunjuk seperti apa keseruan buku ini bagi saya. Saya juga bukan pecandu kisah-kisah tentang Indian. Tapi entah kenapa hati saya tergerak untuk menaruh buku ini di keranjang belanjaan.

budaya membaca lets read

Merah, biru, hijau. Buku ini adalah trilogi. Winnetou IV dicetak sedikit belakangan, menceritakan kisah paska wafatnya Winnetou. Ternyata, Winnetou pernah dicetak sebelumnya oleh Penerbit Pradnya Paramitha pada tahun 80-an. Namun, yang dicetak adalah edisi resensi, makanya bukunya pun tipis-tipis. Berbeda dengan Winnetou baru terbitan Pustaka Primatama yang 1 buku bisa sekitar 400-500 halaman. Ternyata, penggagas sekaligus pemilik penerbit tersebut itu adalah ayahnya (rahimahullah) seorang teman dimana baru berkenalan baik ayahnya ataupun anaknya di beberapa komunitas saat saya kuliah.

Serial Harry Potter mulai booming saat itu. Namun, ternyata saya lebih menikmati keseruan membaca Winnetou. Jika suatu buku tidak begitu menarik, saya kerap sekali menghitung berapa lembar lagi tersisa sampai bab berakhir. Anehnya, ini tidak berlaku pada buku serial Winnetou. Padahal untuk buku setebal ini hanya terdiri dari tiga bab saja! Pun, di dalamnya terdiri dari sub-bab yang tiap sub-bab terdiri dari puluhan lembar. Harusnya saya bosan kan membaca buku semacam ini? Namun tidak sekalipun saya menghitung berapa lembar yang tersisa. Saya hanyut di dalam jalinan ceritanya. Di dalam kisah heroik dan penuh tragedi Old Shatterhand dan Winnetou.

Betapa nyatanya gambaran geografis yang "dilukiskan" oleh Karl May. Tentang perjalanan mereka, sifat dan ciri khas tiap suku kulit merah (Indian) dan kulit pucat (Bangsa Eropa penjajah). Tentang situasi mencekam penyerangan dan perang suku. Suku Indian sebagai suku asli juga memiliki teknik-teknik "GPS" untuk bertahan di alam bebas. Semisal dengan merunduk, "mencium" jejak, dan "membaca" bentang alam. Semuanya terasa nyata. Siapa yang menyangka, ini semua ditulis oleh orang yang belum pernah menjejakkan kaki di Wild West Amerika, tapi di penjara suatu benua nun jauh disana.

Saking "jatuh cintanya" saya pada buku ini, sampai-sampai saya mencari serial yang lain. Pustaka Primatama juga menerbitkan buku Karl May lainnya, seperti serial Kara Ben Nemsi yang dikenal sebagai Winnetou di jazirah Arab. Begitu juga cerita-cerita pendek lainnya yang di kurasi pada buku berjudul "Kumpulan Cerita Gurun & Prairie". Tidak sampai disitu, saya juga sampai memburu buku-buku karangan Karl May yang diterbitkan oleh penerbit terdahulu, Pradnya Paramitha. Buku-buku dengan ilustrasi jadul tapi tetap menarik di mata saya. Jangan ditanya bagaimana saya mendapatkan buku tersebut, saya juga lupa 😏.

lets read budaya membaca

Namun, sekarang saya sudah tidak tahu dimana rimba koleksi buku Karl May saya akibat terlalu sering berpindah-pindah. Saya harus pindah karena kuliah di kota yang berbeda. Sejak itu saya tidak pernah menyentuh buku-buku saya yang tersimpan di rumah.

Budaya membaca untuk melatih imajinasi dan kreativitas anak

lets read budaya membaca

Rasanya sulit membayangkan saya dan banyak penggemar Karl May di seluruh dunia bisa hanyut di dunia petualangan yang dikarang oleh seseorang dalam penjara tanpa pernah mengunjungi tempat-tempat tersebut. Sebegitunya efek membaca dalam menumbuhkan imajinasi dan kreativitas.

Begitu juga untuk anak.

Sangat penting melatih imajinasi anak sejak usia dini karena dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan anak untuk menganalisis hingga memecahkan masalah. Mengasah imajinasi anak melalui buku cerita adalah salah satu cara yang jitu. Melalui bacaan, anak tak hanya fokus dalam alur cerita, tapi juga berimajinasi seolah terlibat di dalamnya. Menurut Eugene Schwartz, orang tua juga memegang andil penting dalam menumbuhkan imainasi anak saat mebacakan buku. Misalnya membaca degan intonasi yang menarik dan menghubungkan bacaan kepada kejadian-kejadian di sekitar.

Saat membaca novel, proses yang terjadi di otak berbeda dengan saat membaca buku pelajaran dan koran. Ketika membaca novel dan buku cerita, kita sedang melatih otak kanan karena berperan dalam kemampuan kreatifitas, imajinasi, dan fantasi. Selain berimajinasi, kita juga melibatkan otak kiri untuk menganalisis dan melogikakan jalan cerita. 

Para dokter di Klink Cleveland merekomendasikan para orang tua untuk membacakan anak-anak buku sejak dari bayi hingga usia sekolah dasar. Membaca buku bersama anak membuat anak memandang buku sebagai sumber atmosfer hangat dan menyenangkan. Ini dapat meningkatkan kesukaan anak-anak untuk membaca buku di kemudian hari. Selain itu, ternyata kesenangan membaca di rumah dapat meningkatkan performa di sekolah loh. Dapat menambah kosa kata, meningkatkan tingkat kepercayaan diri, memperbaiki kemampuan berkomunikasi, dan memperkuat fungsi otak.

Manfaat membacakan buku untuk anak

lets read budaya membaca

1. Melatih imajinasi anak

Proses pembentukan kreativitas tidak hanya melalui deretan kalimat pada novel. Untuk anak berusia dini bisa menggunakan komik atau buku bergambar. Buku bergambar ini juga turut membantu anak untuk bisa membaca sendiri karena anak terlatih mengaitkan gambar dan tulisan. Imajinasi anak akan terus terangsang saat menyimak tokoh-tokoh dan cerita yang menarik.

2. Meningkatkan pemahanan dan daya ingat

Saat membaca, anak juga berlatih untuk memahami bacaan dan meningkatkan daya ingatnya. Sebagai contoh, anak bisa menceritakan kembali cerita yang pernah ia baca atau diceritakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita juga bisa melatih pemahaman dan daya ingat anak dengan cara menanyakan kembali cerita yang sudah dibacakan hingga meminta anak untuk menceritakan kembali.

3. Memperluas kosa kata

Kosa kata yang digunakan saat percakapan jauh lebih sedikit dan simpel ketimbang kosa kata yang ada di dalam buku. Dengan membaca, kita memperluas kosa kata kita dengan kosa kata yang lebih kompleks dan memiliki kedalaman yang berbeda. Ini akan meningkatkan kemampuan berbicara dan literatur anak.

Mari Membangun Budaya Membaca

Dengan semakinnya berkembangnya zaman, semakin bertambah pula kemudahan untuk membaca buku. Sebagai contoh sekarang sudah hadir aplikasi  Let's Read yang bisa diunduh melalui gawai pula. Namun sayang, aplikasi ini baru tersedia di Play Store. Karena saya pengguna iOS, maka saya biasa membacakan anak melalui versi daring.
lets read budaya membaca

Aplikasi Let's Read ini sangat menarik karena bisa mengelompokkan buku digital sesuai kelompok umur atau kemampuan membaca anak. Selain itu, koleksinya banyak sekali yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk Indonesia. Let's Read juga memiliki tim relawan sendiri yang bertugas menerjemahka dan menyunting buku digital. Jika kamu bersemangat membangun budaya membaca anak-anak Indonesia, kamu bisa daftar menjadi tim relawan loh!

Jika anak sangat tertarik untuk membaca, kita tidak perlu pusing lagi untuk membawa buku fisik terutama saat berpelesir. Kita bisa mengakses Let's Read melalui gawai atau untuk lebih gampangnya kita bisa mengunduh dahulu sehingga buku digital tetap bisa dibaca meski ketiadaan koneksi internet, sebagai contoh di atas pesawat.

Anak masih setia dengan buku fisik? Jangan khawatir, jika tetap ingin membaca koleksi buku digital dari Let's Read, kita bisa juga mencetaknya di kertas untuk kemudian di bundel rapi.

Nah, apa lagi alasan kita sebagai orang tua? Mari kita bangun bersama budaya membaca di Indonesia! Perkenalkan buku, budayakan membaca, mari berpetualang!

Saya telah berbicara, howgh! - Winnetou