8 Alasan Memilih Asus Vivobook S14 untuk Permasalahan Laptop Keluarga Kami

Tidak ada komentar
Pengguna laptop di keluarga kami hanya saya dan suami saja. Saya untuk kebutuhan mengeblog dan pekerjaan mengetik lainnya, suami untuk kebutuhan kerja. Selain itu kami juga termasuk pemain musiman. Meski bermain tidak serutin itu, kemampuan mumpuni laptop untuk bermain tetap penting sehingga kami memiliki laptop permainan di rumah ini. 2 laptop kami kurang memuaskan untuk kebutuhan kami. Bahkan, suami sempat ingin beli laptop ketiga untuk menjembatani kekecewaannya. Hah, 2 orang pemakai aktif laptop tapi laptopnya ada 3? Sungguh suatu kemubaziran yang nyata.
asus vivobook s14 s433

Laptop-Laptop Kami

asus vivobook s14 s433

Opsi untuk mengganti laptop di keluarga kami sudah didengungkan oleh suami sejak 2 tahun yang lalu. 2 buah laptop yang kami miliki tidak bisa diandalkan sama sekali untuk gaya hidup yang kami miliki, apalagi suami. Saya memiliki sebuah laptop berukuran 14" yang dibeli pada tahun 2013 dengan merk yang sudah menghentikan purna jualnya di Indonesia sejak lama. Kemampuan WIFI laptop ini sudah sangat payah sehingga jika saya menggunakannya di meja kerja di kamar acap kali sinyal WIFI tidak tertangkap. Suami memiliki laptop bermain terbitan tahun 2016 yang berukuran 15,6" dengan bobot 2,5 kg. Bukan cuma itu, laptop bermain ini baterenya sudah soak, jadi tidak bisa digunakan kecuali dicolok langsung ke stop kontak. Sebuah laptop dengan kemampuan baterai yang mubazir. Suami biasanya berangkat kerja dengan menggunakan sepeda, otomatis membawa laptop bermain itu seperti duri dalam daging. Ia pernah mencoba membawa laptop saya (yang beratnya tidak ringan untuk laptop jaman sekarang) dan ditinggal di kantor. Ia tidak tahan dengan spesifikasi jadul laptop saya yang tidak memiliki obat. Sebagai contoh, penyimpanan masih Hard Disk SATA dan bukan SSD, sehingga tidak dapat memulai Windows 10 dengan cepat. Belum lagi membuka aplikasi-aplikasi lain dengan waktu tenggat yang cukup lama. Suatu hal yang sangat membuat ia muak.

Akhirnya suami mencoba membawa laptop bermainnya ke kantor untuk ditinggal disana. Laptop di rumah tinggal laptop kuno saya, otomatis kami tidak bisa santai bermain permainan komputer kalau sedang ingin. Pun, ia pakai laptop hanya karena jika ada kerjaan yang harus disetor pada malam hari itu juga. Tentunya menggunakannya dengan perasaan kesal.

Jujur, dengan mayoritas pemakaian laptop saya selama ini yaitu mengeblog, saya sedikit sekali merasa terganggu dengan performa laptop ini. Meski saya yang pakai, tapi suami gatal ingin mengganti laptop saya. Opsi pertama yang muncul adalah mengganti laptop saya dengan laptop terkini yang memiliki bobot ringan. Ia membawa laptop baru tersebut ke kantor dan tidak membawa pulang tiap hari kalau tidak penting. Bagaimana dengan saya? Saya disuruh mengeblog menggunakan laptop bermain 😅. Calon potensial laptop baru itu adalah laptop dengan anggaran kurang dari 10 juta rupiah.

Opsi kedua, opsi yang menurut saya mubazir adalah membeli komputer Desktop untuk di kantor. PC harga murah-murah saja, tidak mesti terdepan yang penting kemampuannya tidak mengesalkan. Opsi ini dinilai lebih murah ketimbang membeli laptop baru dengan spek yang bisa bikin puas.

Jadi sampai sekarang apa yang sudah kami perbuat?
Masih harus puas dengan 2 laptop ini saja 😅. Dengan banyaknya kebutuhan-kebutuhan di beberapa bulan yang akan datang dan pastinya memakan biaya tidak sedikit, kami coba memiliki pola pikir untuk bersyukur dahulu dengan apa yang kami punya 😀.

ASUS Vivobook S14 S433: 8 Alasan kenapa Pilih Ini

1. Desain yang Menarik

asus vivobook s14 s433

Saya mengikuti perkembangan ASUS melalui Instagram resminya. Saya cukup tertarik saat melihat status terbaru soal Asus Vivobook S14 S433. Spesifikasi dan harga yang dibanderol cukup realistis. Ini laptop keluaran baru dari Asus yang diklaim cocok untuk generasi Z. Tersedia pilihan 4 warna keren yang bisa dipilih sesuai kepribadian: Resolute Red, Gaia Green, Dreamy Silver, dan Indie Black. Tidak cuma itu, supaya laptop ini tampak kekinian, Asus juga menyediakan stiker-stiker agar laptop tampak lebih edgy, khas dan tidak pasaran.

Asus S14 S433 juga memiliki desain yang ergonomis yang benar-benar membuat nyaman penggunanya. Keyboard yang memiliki jangkuan layak, touchpad di tengah, lipatan layar-keyboard  dengan sudut yang baik sehingga enak untuk digunakan.
asus vivobook s14 s433

Model laptop saya yang sudah ketinggalan jaman, model laptop suami yang kaku, membuat Asus Vivobook S14 S433 layaknya oase di tengah padang pasir bagi kami.

2. Performa yang Kencang dan Bisa Ditingkatkan

asus vivobook s14 s433

Asus Vivobook S14 S433 ini merupakan seri Vivobook tertinggi yang sudah dilengkapi dengan fitur terbaik di kelasnya. Laptop ini sudah memiliki dapur Intel Core i5 10210U, yakni generasi 10 yang merupakan generasi terbaru. Prosesor generasi terbaru dari Intel ini tidak hanya bertenaga penuh, tetapi juga hemat daya. Melalui pengujian menggunakan Cinebench R20 dan PCMark 10, Vivobook S14 S433 berhasil mencapai skor yang memuaskan.
asus vivobook s14

asus vivobook s14
Meski RAM tidak dapat ditingkatkan, Asus sudah menyediakan RAM 8 GB Dual Channel sehingga kecepatannya tidak dapat diragukan lagi, kapasitas penyimpanan yang disediakan mungkin tergolong kecil, hanya SSD 512 GB. Kapasitas ini terasa kurang apalgi jika ingin memfasilitasi data permainan dan kerjaan secara bersamaan. Namun jangan khawatir, ada slot SSD tambahan sehingga kita bisa meningkatkan kapasitas penyimpanan jika butuh. Ternyata tidak hanya kapasitas penyimpanan yang bertambah, slot tambahan yang berfungsi maksimal ini juga bisa menambah kecepatan laptop.

Selain itu, SSD yang ditanam pada Vivobook S14 S433 telah dilengkapi dengan Optane Memory berkapasitas 32 GB. Ini adalah teknologi eksklusif Intel yang memanfaatkan memori tambahan sebagai cache. Dengan adanya cache, SSD mampu mengakses data yang sering diakses secara lebih cepat.
asus vivobook s14 s433

Saya yang sudah terlalu lama berkubang dan terbiasa dengan laptop yang lemot pasti akan merasakan betapa ngacirnya Asus Vivobook S14 S433 ini. Suami yang selalu rewel sama kelemotan laptop, pasti tidak akan komplain lagi jika sudah memiliki laptop ini.

3. Kemampuan Baterai yang Efisien

asus vivobook s14 s433

Daya tahan baterai cukup superior. Vivobook S14 S433 mengadopsi baterai 50Whrs, lebih besar dibandingkan laptop sekelasnya. Digabungkan dengan kemampuan prosesor Intel Core 10th, Vivobook S14 mampu bertahan selama 12 jam saat diuji menggunakan PCMark 10 Battery pada mode Modern Office. Suami suka rewel soal kecepatan pegisian daya barang elektronik. Sebagai contoh, malah dia yang rewel karena kemampuan pengisian daya HP saya menggunakan pengisi daya lama bisa sampai 4 jam 😅. Otomatis untuk laptop yang memiliki fungsi krusial, dia akan sangat pemilih. Beruntung, Asus Vivobook S14 S433 mengklaim bisa mengecas daya sampai 60% pada 49 menit pertama. Wow! Jadi kalau butuh laptop buru-buru, cuma menunnggu 50 menit sudah bisa terisi 60% dan dapat menikmati 7 jam tanpa mengecas.

Saya baru tahu bahwa baterai laptop bisa lebih awet kalau dicas hanya 60% dari kapasitasnya. Beruntung Asus memiliki software pengisian daya yang bisa kita pilih modenya. Baterai maksimum yang bisa diisi hingga 100%, baterai seimbang yang bisa diisi hingga 80%, dan mode baterai awet yang membatasi pengisian hanya 60% saja. Mode ini membuat batere laptop bisa awet 3-5 tahun. Dengan pengujian tanpa adapter terpasang aja bisa mencapai skor konsistensi performa 450-460, sebuah konsistensi performa yang hanya bisa dicapai oleh laptop Core i5 lainnya dengan keadaan menggunakan adapter terpasang.
 

4. Bisa Bermain Menggunakan Graphic Card Teranyar

asus vivobook s14 s433

Dari jaman kuliah, saya termasuk pemilih dalam memilih laptop. Salah satu syarat utamanya karena laptop tersebut harus ditanam Graphic Card! Alasannya jelas, karena saya butuh untuk bermain permainan komputer😅. Makanya kalau ada mamang-mamang BEC (Bandung Electronic Center) menanyakan apakah butuh laptop yang buat ketik-ketik saja, saya agak kesal.

Bermainan permainan komputer adalah preferensi esensial kami dalam memilih laptop. Tentu saja jangan khawatir, Asus Vivobook S14 ini sudah dilengkapi dengan NVIDIA GeForce MX250 2GB. Selain itu, fitur yang mengesankan adalah kita bisa mengganti apakah mau memakai Graphic Card NVIDIA atau mau memakai yang bawaan Intel saja. Sebagai contoh, saya menggunakan NVIDIA saat ingin bermain  dan menggunakan Intel UHD saat hanya mengeblog. Fitur penggantian ini sangat membantu untuk efisiensi daya baterai sehingga bisa lebih hemat dalam penggunaanya.

Bagaimana ya kira-kira bermain GTA (Grand Theft Auto) V di laptop ini? Loh kenapa GTA V, karena ini permainan favorit saya dan memang permainan standar favorit orang-orang di laptop. Menurut Jagat Review, dengan resolusi 1080P dan campuran pengaturan normal-tinggi, GTA V bisa dimainkan dengan sangat nyaman karena bisa mendapatkan 45-50 fps. 

4. Keyboard Nyaman dan Aman Anak

asus vivobook s14 s433

Fitur keyboard merupakan fitur penting buat kami, apa gunanya laptop yang memiliki fungsi utama untuk mengetik pekerjaan malah tidak nyaman keyboardnya? Berbeda dengan Asus S14 S433 ini, mereka mengklaim menyediakan keyboard ergonomis yang mengadopsi sensasi mengetik layaknya menggunakan PC Desktop. Keyboard cukup presisi dan memiliki jangkauan menulis sesuai tangan kita. Banyak laptop yang memiliki jangkauan menulis jelek, entah terlalu sempit atau lebar, membuat kita tidak nyaman untuk melakukan pekerjaan office sehari-hari.

Ada juga fitur keyboard maha penting yang sangat berharga bagi keluarga yang memiliki anak kecil. Apakah dia? Benar sekali, SPILL RESISTANCE! Meski kita sudah berhati-hati kepada laptop kita, tidak jarang kita kecolongan oleh tingkah laku anak. Sebagai contoh kelakuan mereka menumpahkan cairan ke laptop 😒. Spill Resistance adalah  fitur besutan Asus yang hadir pada tipe Zenbook, yakni laptop kelas bisnis. Berharga sekali makanya bisa merasakan fitur ini di laptop kelas serbaguna alias Vivobook, tentunya dengan harga lebih murah dibandingkan laptop kelas Zenbook. 

Keyboard sudah didukung dengan teknologi backlit keyboard dengan 3 mode cahaya yang bisa dipilih. Fitur berarti buat saya yang terkadang suka mengetik di ruangan remang-remang agar bayi kami tidak terganggu oleh cahaya lampu meja saat ia tidur malam.

5. Ringan untuk Dibawa

asus vivobook s14 s433

Material yang digunakan adalah alumunium alloy, jadi meski memililki bobot ringan (1.41 kg), laptop ini tetap kokoh. Desainnya yang clamshell dan diamond cut design pada sisi samping juga membuat bawaan laptop menjadi mewah dan ramping. Jika ditotalkan dengan berat casan, kira-kira kita hanya membawa 1,6 kg saja.

Laptop ini tipe 14", dengan dimensi 32,4 x 21,3 x 1,59 cm. Cukup tipis untuk laptop zaman sekarang. Layar sudah full HD dengan resolusi 1920x1080 pixels dan menggunakan display nanoedge, membuat rasio layar-badannya menjadi sebesar 85%.

Ringannya laptop menjadi sangat esensial di masa sekarang, apalagi jika dicocokkan dengan gaya hidup kami. Suami tidak perlu keberatan lagi jika harus membawa laptop saat bersepeda ke kantor. Tas saya juga lebih ringan saat berpergian dan harus membawa laptop. Dimensinya juga menjadi relatif lebih kecil untuk kelas laptop tipe 14" karena rasio layar-badannya yang cenderung besar, membuat lebih hemat tempat saat dibawa maupun disimpan.

6. Menggunakan Harman/Kardon untuk Audio

asus vivobook s14 s433

Saya selalu menyukai laptop yang menggandeng perusahaan audio ternama karena membuat laptop memiliki suara berkualitas yang tidak kaleng-kaleng meski tidak memakai pengeras suara tambahan ataupun earphone. Cocok untuk menonton film ataupun menambah dramatisasi efek suara pada permainan komputer. Asus Vivobook S14 S433 ini menggaet Harman/Kardon yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi di dunia audio. Pengeras suara laptop berada di kaki kanan dan kiri laptop.

7. Dilindungi oleh Asus Perfect Waranty

asus vivobook s14 s433

Pembelian laptop Asus sudah termasuk garansi 2 tahun dengan ASUS Perfect Waranty pada tahun pertama. Menurut saya, Asus cukup berani mengambil langkah penuh risiko seperti ini. Ini menunjukkan keseriusan ASUS dalam membesut setiap produknya. Siapa yang tidak mau coba, bahkan kerusakan laptop yang disebabkan oleh kelalaian pengguna seperti layar pecah ditanggung oleh Asus sebesar 80%. Pengguna dapat mengklaim sebanyak satu kali dan cukup membayar 20% dari total biaya. Misal total perbaikan sebesar 5 juta rupiah, kita hanya membayar 1 juta rupiah saja! Benar-benar menguntungkan. Ini cukup bermanfaat terlebih jika kita memiliki anak. Kecerobohan orang tua yang meletakkan laptop tidak pada tempatnya bisa memberi kesempatan anak kecil mencederai laptop tanpa sengaja. Semoga tidak terjadi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan pada laptop kami 😢.

Menariknya, tidak semua tipe laptop Asus yang mendapatkan ASUS Perfect Waranty. Makanya saya sebut Asus S14 S433 ini sangat eksklusif karena memiliki keuntungan mendapatkan ASUS Perfect Waranty.

8. Fitur Premium berupa Windows Hello dan Pemindai Sidik Jari

asus vivobook s14 s433

Windows Hello merupakan fitur yang memudahkan pengguna untuk masuk ke dalam sistem tanpa harus mengetikkan password. Sistem pemindai sidik jari yang terdapat pada touchpad sudah terkoneksi pada Windows Hello. Fitur ini membuat Asus Vivobook S14 S433 tampak menjadi lebih premium. Login menjadi lebih praktis, laptop juga lebih aman karena tidak semua bisa memiliki akses membukanya. Ditambah dengan kecepatan prosesornya, masuk langsung ke windows dari keadaan laptop mati benar-benar hemat waktu. Dadah laptop lemot dan rempong!
asus vivobook s14 s433

Konektifitas dan Spesifikasi

Asus Vivobook S14 S433 memiliki konektor cukup lengkap. Pada sisi kiri terdapat 1 DC IN (colokan casan), 1 HDMI, 1 USB 3.2 gen 1 Type A, 1 USB 3.2 gen 1 Type C, dan 1 2.5 mm audio jack. Pada sisi kanan ada 2 USB 2.0 dan 1 USB SD card reader. Terdapat cukup banyak USB slot, yakni sebanyak 4 buah dan sudah bisa mendukung USB teknologi teranyar, USB 3.2.
asus vivobook s14 s433
asus vivobook s14 s433

Layar Asus Vivobook S14 S433 ini sudah sRGB hingga 100% sehingga cocok sekali untuk mengedit foto. Selain itu, Asus Vivobook S14 S433 sudah menggunakan WIFI 6 yang merupakan teknologi komunikasi data nirkabel generasi teranyar. WIFI 6 menjanjikan kecepatan transfer data hingga tiga kali lipat, kapasitas jaringan hingga empat kali lipat lebih banyak, dan latensi hingga 75 persen lebih rendah. Selamat tinggal browsing lamban nan memuakkan!
asus vivobook s14 s433

Kesimpulan

Asus Vivobook S14 S433 ini benar-benar cocok untuk kebutuhan keluarga kami, tepatnya kebutuhan saya dan suami. Ditunjang dengan desain kekinian, performa yang terbaik di kelasnya, hadirnya graphic card NVidia GeForce MX250 untuk gaming, kapasitas penyimpanan SSD yang bisa ditingkatkan, baterai irit, dan keyboard mumpuni, rasanya laptop ini telah memberikan lebih banyak  dibandingkan harga yang harus dibayarkan.

asus vivobook s14 s433

Kenapa Harus Upgrade menjadi Laptop ASUS TUF Gaming A15

4 komentar
Begitu dapat berita kalau line laptop entry gamingnya Asus ini bakal dimotori oleh Ryzen 4000 series, saya langsung senang bukan kepalang. Sudah lama saya pengen balik jadi AMD user, dan dengan Ryzen seri terbaru ini, akan jadi nostalgia yang menarik buat saya pribadi. Maklum, PC pertama yang dibeliin jaman naik SMP dulu pakai AMD, dan performanya termasuk mantap di zamannya. 
upgrade asus tuf a15

Emang kenapa sih hype benar dengan Ryzen 4000 series ini ? Harus hype bro, karena berapa tahun belakangan ini setiap liat benchmark CPU laptop, semuanya didominasi si biru. Sekarang beda brur, si biru yang megap-megap. Alasannya? Pabrikan prosesor terbaru 7 nM dan 8 cores bikin Ryzen 4000 series ini gahar benar, apalagi dalam performa multi-corenya. Sampai tulisan ini dibuat, belum ada tanda tanda hegemoni AMD akan berakhir. 

Alasan lain yang cukup masyhur adalah prosesor AMD biasanya lebih murah dari si biru, tapi dengan berbagai side effect seperti performa yang sub-optimal dan suhu yang panas. Lagi -lagi klaim itu bisa dibantah oleh Ryzen 4000 series ini. Ibaratnya, sekarang bukan cuma dapet harga yang lebih murah, tapi performanya minimal setara kalaupun tidak diatas prosesor si biru. 

Spesifikasi

upgrade asus tuf a15

TUF A15 sendiri ditenagai prosesor Ryzen seri 4000 mulai dari Ryzen 5 4600H sampai dengan Ryzen 7 4800H. Sedikit bocoran, performa Ryzen 5 4600H saja sudah diuji coba dan paling tidak setara dengan i7 dari kubu si biru, kebayang kan gimana ngacirnya Ryzen 7 sekarang ? CPU tangguh ini dipadukan dengan GPU diskrit dari NVIDIA, mulai dari GTX 1650Ti sampai dengan RTX 2060. Yang saya suka dari TUF ini, versi GPU yang disertakan bukan versi yang disunat alias full spec. Tawaran yang sangat menarik bukan ? 

Saat ini saya menggunakan ASUS FX553VD, bisa dibilang merupakan pendahulu serial TUF, pre-ROG hehe. Untuk kebutuhan yang meliputi gaming, browsing, dan office harian, laptop ini memiliki satu kelemahan, yaitu belum pakai SSD. Seiring bertambahnya data dan juga sampah data di laptop, bisa dibilang tidak ngangkat sama sekali meskipun prosesornya seri 7 si biru. Bikin jengkel. Sehingga menambah SSD NVME menjadi solusi. Nah, TUF A15 sudah dari sananya disertakan SSD dengan kapasitas 512 Gigabyte. Hal ini menjadi nilai plus sendiri bagi laptop ini. 
upgrade asus tuf a15

Bagi saya, opsi upgrade termasuk hal yang patut untuk diperhatikan. Karena sudah dibekali SSD NVME, namun bagi saya ukuran ROM yang diberikan masih kecil bagi para gamer, penting sekali slot tambahan hardisk minimal SATA 2,5. Dan beruntung TUF A15 dapat memberikan hal tersebut. Karena SKU yang masuk ke negara +62 ini adalah versi baterai 48Wh, sehingga terdapat slot SATA 2,5 yang dapat dimaksimalkan. Begitu pun dengan opsi upgrade RAM, laptop ini sudah menyediakan dua slot (saat dibeli baru diisi 1 keping RAM 8 giga) karena AMD akan semakin optimal performanya jika dipasang konfigurasi RAM dual channel, apalagi sudah support RAM 3200, dijamin makin ngacir!
upgrade asus tuf a15

Nilai jual lain yang ditawarkan TUF A15 adalah military grade. Yang terbayang dengan sertifikasi military grade adalah laptop ini tahan banting lah, mau dibawa perang sekali pun tidak gampang hancur. Tapi ya biar military grade pun sayangi lah laptop anda, jangan dibanting-banting. Kalau sudah ga suka mending kasih saya 😁. Port yang ditawarkan juga cukup lengkap untuk pemakaian sehari-hari.
asus tuf a15


Kekurangan?

Daritadi bicara kelebihan, kira-kira ada kekurangannya tidak ya laptop ini? Dari pemaparan diatas, kita belum menyinggung soal layar. Loh memang kenapa dengan layarnya TUF A15 ini, bukannya dikatakan sudah IPS-level dengan refresh rate 144 Hz yang bisa mengimbangi game-game anyar seperti FPS Battle dan MOBA ? Sayangnya kita harus jujur bahwa layar yang diberikan ASUS pada laptop ini memiliki coverage sRGB sekitar 60%, sehingga bagi content creator atau editor yang banyak bermain dengan palette warna dan tidak memakai monitor eksternal, hal ini merupakan nilai minus yang cukup vital. Satu lagi yang kekurangannya bagi saya adalah tidak adanya drive DVD. Memang sih laptop jaman sekarang saya peratiin jarang sekali memberikan DVD ROM, namun kerjaan saya masih membutuhkannya, jadi buat saya pribadi ini jadi nilai minus. 
asus gaming a15

Layak Upgrade kah?

Kenapa saya mau upgrade ke TUF A15 ? Karena banyak kelebihan yang ditawarkan diatas, dibandrol dengan harga yang super fantastis. Inceran saya sih yang spek tertinggi ya, ingin merasakan gaming pake RTX itu bagaimana. Coba dibayangkan, spek tertinggi itu pun “hanya” 20 juta-an. Dengan harga 15 jutaan, sudah bisa bawa pulang Ryzen 7. Sejauh ini deal yang ditawarkan ASUS TUF A15 ini  masih menjadi penawaran yang paling kompetitif untuk serial laptop entry gaming dengan dapur pacu Ryzen 4000 series.

Wajib Bahagia saat Pandemi Covid-19

4 komentar
Bosan banget ni udah lama ga keluar. Liburan keluar rumah apa ya yang aman?
Staycation aman ga sih?
Ujaran-ujaran diatas kerap kali kita dengar akhir-akhir ini. Apalagi dengan longgarnya peraturan protokol pemerintah saat pandemi ini, membuat banyak masyarakat yang mencari celah agar bisa berkeliaran bebas di luar rumah. Sebagian tetap berhati-hati dengan menggunakan pengaman lengkap meski hati diliputi kecemasan, sebagian lain bersikap bodoh amat dengan tidak memakai pelindung apapun. Padahal, diutamakan sekali untuk tetap berada dirumah jika tidak ada kepentingan esensial. Stay home, save lives. Berada dirumah, menyelamatkan nyawa.

Ternyata, pandemi menyebabkan momen traumatik. Terjadi Peningkatan cemas dan depresi seperti Marah, tidak berdaya, takut mati, dan ingin segera kembali normal. Ini juga dapat mengakibatkan p[erubahan pola tidur, pola makan, pola seksual, pola aktivitas, dan pola pengambilan keputusan.
we the health

We The Health

Hari ini, Sabtu, 27 Juni 2020, saya coba meluangkan waktu saya untuk mendengarkan We the Health, Webinar tentang kesehatan di masa pandemi ini yang dilakukan di platform Zoom. Kebetulan, suami sibuk beraktifitas di tempat kerja sampai sore. Dibandingkan bengong, saya bisa mengisi waktu lebih berfaedah disela-sela mengurus rumah dan 2 anak. Webinar menarik ini membahas banyak hal, mulai dari pola hidup sehat, kesehatan mental, kulit, seksual, kehamilan hingga bagaimana menjalani New Normal. Acara ini didukung penuh oleh Jovee dan Lifepack. Menariknya, acara ini gratis! Jadi benar-benar acara untuk semua kalangan. Tinggal butuh kuota dan duduk manis.

Bagi yang belum tahu, Jovee adalah paket vitamin dan suplemen yang sudah direkomendasikan para tim dokter, apoteker dan nutrisionis. Jadi kita tidak usah repot lagi bingung mencari tahu vitamin dan suplemen apa yang cocok untuk kita. Harganya pun cukup terjangkau. Jovee sudah tersedia di aplikasi yang siap diunduk di gawai lho! Lifepack juga tidak kalah keren. Kita bisa menebus resep dokter melalui apotik daring yang nantinya obat tersebut akan dikirimkan ke kita. Tidak hanya itu, pengepakan obatnya juga sudah sesuai hari dan urutan minum. Sangat memudahkan hidup! Kita juga bisa berlangganan dan konsultasi dokter secara daring. Saya sungguh tidak menyangka ternyata aplikasi semacam ini sudah hadir di Indonesia.

we the health joveewe the health lifepack

Sesi paling pertama yang dimulai pukul 9.00 menghadirkan Emil Dardak selaku Wakil Gubernur Jawa Timur, Mochammad Nur Arifin selaku Bupati Trenggalek, dr. Slamet selaku Staf Ahli Bidang Teknologi dan Kesehatan, Rico Mardiansyah selaku Sehatpedia Kementrian Kesehatan Indonesia, dan Natali Ardianto selaku Co-founder Jovee dan Lifepack. Sesi spesial ini membahas peran swasta dalam peningkatan sektor kesehatan di daerah. Di masa pandemi ini, masyarakat takut berobat karena takut terpapar virus, dokter juga cenderung takut memeriksa karena takut ketularan dari pasien. Mulailah muncul istilah tele-konsultasi. "Cukup membantu meskipun tidak semua bisa diselesaikan seperti sulitnya dokter memeriksaa gejala dan harus dilakukannya tindakan khusus seperti operasi", terang Pak Emil. dr, Slamet juga menerangkan perlunya digitalisasi dan new normal bergerak bersama-sama.

Pak Arifin juga menjelaskan perihal program-program canggih yang sudah berlaku di Kabupaten Trenggalek, seperti dibayarnya masyarakat yang memeriksakan diri ke Puskesmas, bahkan ODP diberikan saldo top up ojek online sebesar Rp 200.000 untuk transaksi dari rumah. Menurut saya, ini cukup menjanjikan karena membuat masyarakat tidak menutup-nutupi diri apabila dirinya terindikasi ODP sehingga akan lebih terpantau penyebarannya.

Saya pun mendadak merasa kurang kekinian saat mendengar bahwa Kementrian Kesehatan telah membesut aplikasi yang bernama Sehatpedia, sebuah aplikasi yang salah satunya menyediakan fitur konsultasi dokter. Setidaknya, kurang lebih ada 800 dokter yang sudah tergabung. Fitur ini sangat memudahkan masyarakat pelosok Indonesia untuk mendapatkan info kesehatan dan berkonsultasi dari ahlinya di masa pandemi ini. Aplikasi ini sudah tersedia di App Store dan Google Play. Sudahkah kamu mengunduhnya?
we the health

Pentingnya Kesehatan Mental dan Fisik

we the health

Sesi kedua yang saya simak merupakan sesi krusial, yakni membahas kesehatan mental saat pandemi bersama Ade Binarko, founder sehatmental.id pada pukul 10.00. Ada permasalahan trivial yang dibahas, yaitu menyangkut mana yang lebih penting, apakah kesehatan mental atau finansial. Seorang penanya menanyakan mana yang ia dahulukan, apakah meminta pertolongan mental atau membangun kembali finansial. Ia harus memilih salah satu karena dana yang terbatas, apalagi masa sulit pandemi begini. Ade mengingatkan bahwa keduanya penting untuk didahulukan karena bagaimana mau cari uang kalau mental tidak sehat. Kita bisa meminta bantuan advokasi mental di puskesmas, sehingga lebih irit biaya dibandingkan di rumah sakit. 

Kehidupan WFH (Work From Home) ternyata bermuka dua. Pada awalnya masyarakat senang karena tidak harus bersusah-susah bertemu kemacetan dan hiruk pikuk perjalanan menuju tempat kerja. Lama-lama banyak yang merasa jenuh. Ini semakin sulit bagi ekstrover yang merasa terkungkung dan terlucuti kegiatan sosialnya karena keluar dan bercengkerama baginya adalah keharusan. Perempuan malah lebih dirugikan, lebih banyak tekanan terhadap perempuan. Bagi seorang ibu bekerja dan memiliki anak, tingkat stress naik menjadi-jadi. Peningkatan kadar stres bisa lebih besar 54% dari biasanya. Disaat harus mengurus anak, mereka juga memiliki tanggung jawab mengurus rumah. Hal ini bisa diperparah dengan pulangnya asisten rumah tangga karena takut tidak bisa pulang menjelang Lebaran. Stress saat WFH dan kehidupan pribadi harus dikelola dengan baik. Pilih daftar prioritas dan cari solusi tiap masalah.

Terlalu banyak dirumah juga dapat menyebabkan cabin fever (perasaan tidak nyaman karena terlalu lama di rumah). Coba gali hal-hal positif apa yang dapat kita lakukan di rumah. Misalnya mencoba hobi baru seperti memasak, berkebun, menjait, hingga rajin bebersih. Tidak ada alasan untuk tidak bahagia. Banyak celah untuk selalu bersyukur dan bahagia.

Karena saya penasaran dengan sesi paralel We The Health yang lainnya dan dilakukan di jam yang sama, saya kerap kali mengganti ruangan Zoom ke ruangan sebelahnya. Sesi paralel ini menghadirkan ibu Puspita Dewi yang meski sudah berkepala lima, tampilan awet mudanya cukup menggegerkan publik. Beliau menjadi pembicara tentang kiat menjaga kebugaran tubuh dan awet muda. Ada 3 prinsip yang sangat ditekankan jika ingin hidup sehat:
  1. Apa yang dipikirkan
  2. Apa yang dilakukan
  3. Apa yang dikonsumsi
we the health

Selain itu, kita harus memprioritaskan olahraga untuk mencapai hidup sehat. Tidak usah lama-lama, 30 menit sehari juga sudah cukup. Tidak usah repot, jika tidak ada barbel bisa menggunakan botol air minum yang sudah terisi. Lantas bagaimana olahraga yang disarankan? Menurut dr. Jaka Pradipta, pembicara dari sesi terakhir yang bertajuk Persiapan dan Adaptasi Menghadapi Rutinitas di New Normal, ada beberapa kondisi dalam olahraga yang dianjurkan, seperti tidak dilakukan dalam keramaian, intensitas ringan-sedang, dilakukan di lingkungan rumah, dan tetap menjaga jarak dengan orang lain.

New Normal, New Life

we the health

Dunia mungkin sudah tidak sama lagi. Entah belum atau memang tidak akan sama. Manusia adalah makhluk yang cepat beradaptasi. Di tengah segala tekanan, manusia bisa mengambil solusi. Menjalani New Normal tetap harus dalam jalur protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19. Meskipun pemerintah sudah menerapkan, pada dasarnya kondisi Indonesia masih jauh dari ideal. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga harus turut berperan aktif menerapkan protokol kesehatan di tiap lini kehidupan.

Let's Read! Menumbuhkan Minat Baca Anak sejak dalam Pangkuan

12 komentar
Saya suka turut sedih jika mendengar cerita-cerita orang tua yang memaksakan anaknya untuk bisa membaca di usia sedini mungkin. Semakin cepat anak bisa membaca, semakin bangga orang tua. Bahkan tak jarang cara-cara yang digunakan malah dapat "mencederai" anak ketimbang mendidik dengan penuh kasih sayang. Menurut seorang psikolog anak, David Elkind, dalam bukunya The Hurried Child, kecenderungan masyarakat untuk mendorong anak agar secepatnya bisa membaca menjadi lebih buruk dibanding 2 dekade tahun yang lalu. Entah karena tuntutan sekolah atau demi kebanggaan semu orang tua semata.

Sedikit yang mengetahui bahwa proses untuk bisa membaca adalah proses panjang yang terbina sejak dari duduk dalam pangkuan. Otak anak kecil mempersiapkan kemampuannya untuk membaca jauh lebih dini ketimbang yang kita kira. persepsi, konsep dan kata menjadi bahan mentah proses kemampuan membaca. Dalam perjalanannya, anak-anak menggabungkan berbagai pandangannya menjadi bahasa tertulis yang biasa kita gunakan.
Bisa cepat membaca itu bonus, yang penting pemahaman dan pembiasaan! - Indri Ayu Lestari, Pegiat Literasi Anak
minat baca anak

Buku adalah Keluarga Kami

minat baca anak
Tinggal di apartemen, terkadang banyak tamu yang mengeluhkan betapa terjejalinya ruang apartemen kami dengan buku. Saya tumbuh dan besar di lingkungan buku. Sejak belum bisa membaca, katanya saya sering sekali minta dibacakan buku hingga bisa baca sendiri tanpa diajari detail saat akan memasuki usia 5 tahun. Meski saya bukan tipe pembaca cepat, saya rutin baca buku sampai sebelum digempur oleh tren media sosial, saat saya menduduki bangku perkuliahan. Beruntung beberapa tahun belakangan ini, saya berhasil menata kembali diri saya untuk mengurangi aktifitas media sosial dan kembali memfokuskan untuk menuntaskan buku-buku yang belum selesai.

Suami saya juga pada dasarnya pecinta buku, sampai sekarang ia juga rajin belajar melalui text book meski kadang lebih suka main komputer.

Meski masih banyak buku di rumah yang belum saya baca, tapi saya secinta itu dengan buku.

Saya mulai membiasakan Hasan dengan buku semenjak ia masih bayi, mungkin sekitar 6 bulan. Dimulai dari buku kain, board book, hard cover hingga buku kertas biasa. Kebetulan, Hasan memiliki motorik halus yang sangat baik sehingga saya bisa menyajikan buku kertas biasa lebih cepat. Dengan kemampuan membuka tiap halaman dengan baik, Hasan jarang sekali merobek buku. Hanya sesekali saja jika "kecelakaan". Hampir tiap hari saya membacakan buku untuk Hasan. Dari saya yang menawarkan hingga ia memilih bukunya sendiri untuk minta dibacakan. Dari yang hanya betah dibacakan 3 lembar buku sedikit tulisan, hingga menagih selesai 1 buku dengan halaman penuh tulisan. Semua itu butuh proses. Ketika Hasan tumbuh menjadi anak yang memiliki minat baca tinggi, rasa keingintahuan besar dan senang belajar, rasanya proses yang sudah dibina sejak dini menjadi tidak sia-sia.

Patut saya akui, saya mengalami panic buying dalam membeli buku untuk Hasan, anak pertama kami, bahkan di bulan-bulan awal kelahiran dia. Buku yang belum menjadi jangkauan usianya juga kerap saya belikan. Pameran buku BBW, lapak cuci gudang buku, semua saya jabanin. Bahkan ada beberapa buku yang harganya cukup lumayan, tetap saya beli. Seiring dengan perkembangan usia Hasan dan penuhnya rak apartemen kami secara signifikan, saya mulai menjadi pembeli buku anak yang penuh perhitungan. Saya sudah lebih memahami buku  macam apa yang Hasan butuhkan di umurnya. Apalagi, Hasan sudah mulai bisa memilih buku yang ia sukai.

Apakah saya menyesal?
Tidak sepenuhnya.

Sudah banyak sekali buku di apartemen, dibanding penuh begitu, masukin aja ke kardus sebagian.

Saya mendengar ujaran tersebut saat Hasan kira-kira berusia 3.5 tahun. Saat itu saya merenung sejenak, hingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa meski ada seratus lebih buku anak di apartemen kecil kami, ternyata TIDAK SATU PUN yang luput oleh Hasan untuk minta dibacakan. Tidak satu pun buku yang belum pernah minta dibacakan. Saya tertegun sedikit tidak menyangka. Sampai sekarang pun Hasan suka minta dibacain buku di tumpukan entah mana yang bahkan saya tidak ingat sama sekali pernah membelikan buku itu.

Membaca sejak di Pangkuan

minat baca anak
Semuanya bermula dari hangatnya pangkuan orang yang mereka cintai. Banyak riset yang membuktikan  bahwa waktu yang dibutuhkan oleh seorang anak mendengarkan cerita dari orang tua-nya dapat menjadikan prediktor kemampuan baca mereka. Sedikit sekali yang mengetahui bahwa seorang anak kecil yang duduk mendengarkan cerita sembari melihat gambar berwarna telah belajar bahwa dari tiap halaman terdiri dari berbagai huruf, huruf menjadi kata, kata menjadi kisah, dan suatu kisah tersebut dapat diceritakan berulang-ulang kali. Tahap ini menjadi prekursor penting perkembangan kemampuan baca seorang anak.

Proses berikutnya adalah meningkatnya kemampuan memahami gambar. Sistem visual sudah berfungsi penuh sejak usia 6 bulan. Sistem pemerhati ini akan menempuh jalan panjang untuk pematangannya. Sistem konseptual mereka juga tumbuh hari hari ke hari. Saat kemampuan atensi dan perseptual anak berkembang, mereka akan semakin tertarik dengan prekursor terpenting dalam membaca, perkembangan bahasa dini, dan kemampuan mengaitkan bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki nama. Misalnya yang bisa diminum itu air minum, yang bisa dimakan itu makanan. Sebenarnya,  anak baru akan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini punya nama pada saat berusia 18-24 bulan. Ini didasari bahwa pada saat itu otak mulai mampu menghubungkan dua atau lebih sistem untuk mendapatkan pengetahuan baru. Otak anak akan mampu mengintegrasikan beberapa sistem seperti penglihatan, kognisi dan bahasa.

Dari munculnya konsep penamaan ini, keberadaan buku menjadi sangat penting. Semakin banyak seorang anak berbicara, semakin faham ia bahasa oral. Semakin banyak anak membaca, semakin berkembang kemampuan kosa kata-nya. Jalinan antara bahasa oral, bahasa tertulis dan kognisi membuat masa awal tumbuh kembang anak sebagai masa emas perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa meliputi perkembanga fonologi, semantik dan gramatikal.

Anak mempelajari emosi melalui cerita-cerita di buku. Bayangkan seorang anak berusia 3,5 tahun yang duduk di pangkuan orang yang sering membacakannya cerita. Anak ini perlahan akan paham bahwa gambar tertentu berkaitan dengan cerita tertentu. Cerita tersebut akan menggambarkan emosi dan perasaan melalui tulisan. Disinilah hubungan berkesinambungan antara perkembangan emosi dan membaca. Anak kecil yang belajar merasakan emosi melalui membaca, mempersiapkan diri mereka untuk lebih memahami emosi yang lebih rumit.
minat baca anak
Tahap terpenting lainnya dalam membaca bisa membeli nama alfabet. Setelah anak mampu, pertanyaan berikutnya adalah seberapa dini anak dapat membaca sendiri. Sebuah pertanyaan yang menjadi harapan bagi para orang tua, bahkan menjadi bahan iklan program-program pra-membaca. 

Membaca merupakan ketergantungan kemampuan otak untuk menghubungkan dan mengintegrasikan beberapa sumber informasi, terutama visual dengan auditori, linguistik, dan area konseptual. Proses integrasi ini sangat tergantung dengan pematangan tiap bagian, wilayah asosiasi, dan kecepatan tiap bagian-bagian otak untuk saling terhubung. Menurut neurolog perilaku Norman Geschwind, bagian-bagian ini tidak akan terhubung dan terintegrasi penuh hingga usia sekolah, yaitu antara 5-7 tahun bagi sebagian besar anak. Geschwind juga memiliki hipotesis bahwa biasanya anak laki-laki lebih lambat untuk lancar membaca dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan akan lebih cepat melakukan tugas penamaan dibanding anak laki-laki hingga usia 8 tahun.

Ketika anak-anak mencapai usia taman kanak-kanak, yakni 5-6 tahun, semua prekursor terjadinya proses membaca mulai terkoneksi. Jika sebelumnya anak-anak tidak mengerti saat diajari cara-cara membaca, pada usia ini mereka mulai tampak paham, seperti bagaiana menggabungkan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, hingga kata menjadi kalimat. Kata dan kalimat yang masing-masing memiliki maknanya masing-masing.

Metode Membacakan Buku untuk Hasan

minat baca anak
Di usianya yang sebentar lagi genap 5 tahun, saya menggunakan beberapa pendekatan metode dalam membacakan Hasan. Untuk buku Bahasa Indonesia dengan tulisan sedikit dan diulang-ulang, saya menggunakan metode read-aloud (membaca nyaring) sembari menunjukkan tulisan seiring saya baca. Sesekali di kata yang berulang-ulang saya menyuruh dia menebak. Jika buku berbahasa Indonesia dengan kalimat panjang, saya membacakan utuh persis seperti yang tertulis. Untuk buku Bahasa Inggris dengan sedikit kalimat, saya membacakan utuh dengan Bahasa Inggris sambil sesekali bertanya menggunakan Bahasa Inggris. Jika buku berbahasa Inggris dengan tulisan panjang, biasanya jenis ensiklopedi, saya menceritakan atau mendongeng sambil menunjukkan ilustrasi gambar. Di luar itu, Babehnya Hasan juga kerap kali membacakan Hasan dengan cara mendongeng. Baik itu buku Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris

Seperti yang dilansir pada Asian Parent, Menurut Rosie Setiawan, pakar yang mendalami membaca nyaring, metode membaca nyaring memiliki segudang manfaat seperti menstimulasi otak anak agar berkembang secara maksimal serta memperkenalkan anak pada kemampuan dasar literasi, yaitu mendengarkan. 90% dari perkembangan otak anak terjadi pada usia 0-6 tahun, sehingga membiasakan membacakan kepada anak harus segera dilakukan.

Manfaat lain dari membaca nyaring adalah meningkatkan kedekatan antar orang tua dan anak serta menumbuhkan rasa cinta membaca. Begitu bayi duduk di pangkuan sang pembaca, bayi tersebut akan mengasosiasikan kegiatan membaca sebagai bentuk curahan cinta. Menurut Jim Trealease pada bukunya Read-Aloud Handbook, metode membaca nyaring juga dapat meningkatkan kosakata anak. kosa kata yang digunakan saat berbicara jauh lebih sedikit dibandingkan kosa kata pada buku. Ini sangat membantu tingkat literasi anak, bahkan orang dewasa. Menurut para ahli, dibacakan buku adalah salah satu tahap mempersiapkan anak untuk membaca.

Minat Baca Anak dan Literasi Indonesia

Budaya literasi Indonesia sangat rendah jika dibandingkan peringkat dunia. Penelitian yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2016 terhadap 61 negara di dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-60, hanya satu tingkat diatas Bostwana. Kemendikbud menyusun Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca). Kegiatan literasi dipengaruhi beberapa faktor: akses, alternatif, dan budaya. Kategori Indeks Alibaca terdiri dari sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. DKI Jakarta menduduki peringkat tertinggi dengan nilai hampir mencapai 60%. Sementara rata-rata indeks Alibaca nasional hanya mencapai 37,32% yang tergolong rendah.

Jika dibandingkan negara lain, sistem pendidikan Indonesia kurang menitik beratkan tentang pentingnya membaca. Jika melihat buku terbitan Amerika atau Inggris, kita sering melihat buku tersebut ada di tingkatan mana. Tingkat pengenalan (usia prasekolah), tingkat 1, tingkat 2 atau tingkat 3
  • Tingkat 1: Siap membaca Prasekolah-TK
  • Tingkat 2: Membaca dengan bantuan (Prasekolah-Kelas 1)
  • Tingkat 3: Membaca sendiri (Kelas 1-3)
  • Tingkat 4: Membaca paragraf (Kelas 2-3)
  • Tingkat 5: Siap untuk membaca bab (Kelas 2-4)
minat baca anak
Diambil dari Julius Jr. Howdy-Doodle-Doo
Tiap tingkatan memiliki karakteristik model bacaan tersendiri. Seperti pada tahap 1, buku akan disertai dengan tulisan berhuruf besar, berima dan gambar untuk menebak bacaan. Di tahap 2, buku akan terdiri dari kosa kata dasar, kalimat pendek, serta cerita yang sederhana untuk dimengerti oleh anak. Tingkat 3 dimana anak sudah dapat membaca sendiri, karakteristik bacaan mulai lebih rumit seperti perngkarakteran tokoh, plot cerita yang mudah, dan topik-topik populer. Pada tahap 4 anak sudah mulai bisa membaca paragraf sehingga kosa katanya lebih menantang, jalan cerita juga lebih menarik. Di tahap 5, anak sudah dipersiapkan untuk membaca dalam bagian bab, otomatis paragraf akan lebih panjang.

Aplikasi Let's Read

minat baca anak
Saya jarang menemukan pengkategorisasian seperti ini pada kebanyakan buku anak di Indonesia. Namun, sekarang sudah ada aplikasi Let's Read yang bisa diunduh disini. Sementara hanya tersedia untuk pengguna Android. Untuk pengguna iOS jangan khawatir, kita bisa membukanya melalui daring. Di aplikasi ini kita bisa banyak menemukan buku anak-anak dari pengarang seluruh dunia yang sudah dikategorikan sesuai bahasa maupun tingkatannya. Dengan banyaknya ragam buku yang disertai ilustrasi menarik, semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses buku berkualitas. Untuk membaca semua buku juga gratis tanpa dipungut biaya. Aplikasi ini juga cocok buat berpergian. Tanpa harus membawa banyak buku fisik, kita bisa memberikan pilihan bacaan kepada anak. Buku cerita bisa diunduh dalam format epub untuk memudahkan penggunaan tanpa sinyal.

Saat saya menunjukkan aplikasi ini melalui gawai kepada Hasan, ia sungguh tertarik untuk mengeksplorasi buku apa saja. Pilihan pertama jatuh pada judul Ayo, Sini Pus! karangan Karen Lilije, tentang kucing peliharaan seorang anak yang dicuri oleh monster. Buku ini secara cerdas tersirat menjelaskan kepada anak pentingnya membuang sampah di tempatnya, dengan alegori berupa semakin banyak sampah maka semakin besar monster. 

Mari Tingkatkan Minat Baca Anak Indonesia!

Melihat rendahnya tingkat literasi Indonesia, perlu langkah taktis dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, selain mengandalkan pemerintah, ada baiknya kita sebagai orang tua kembali membudayakan membaca dan mendorong agar anak-anak kita menjadi generasi melek literasi. Dengan membaca, kita lebih memahami persoalan. Dengan membaca, kita menjadi generasi bukan penyebar hoax. Dengan membaca, kita siapkan generasi yang adaptif terhadap perubahan.

Daftar Pustaka:
Maryanne Wolf (2008). "Proust and The Squid: The Story and Science of The Reading Brain.".Iconbooks. Hal.81-101

Travelling bersama Balita: Tips dan Trik

3 komentar
Bagi sebagian orang, jalan-jalan bersama balita itu hanya bagaikan mengasuh balita tetapi pindah tempat. Padahal kita bisa memanajemen perjalanan supaya berpelesir bersama balita menjadi suatu hal yang menyenangkan. Setidaknya meminimalisir kerepotan yang akan dihadapi. Terutama jika hanya berdua saja tanpa bantuan suami.

travelling bersama balita
Sepanjang tahun 2018, saya memiliki cukup banyak pengalaman berwisata hanya berdua dengan Hasan, anak pertama kami. Di tahun itu suami mendapat tugas stase luar kota, yakni: Purwokerto, Jombang, Jogja-Klaten dan Chiang Mai selama 1 bulan untuk masing-masing kota. Saya dan Hasan juga turut serta, hanya stase Banyumas yang kami tidak ikut. Saat itu Hasan baru berusia 2.5-3.5 tahun. Karena pada dasarnya suami disana bekerja, otomatis waktu luang bertiga untuk jalan-jalan hanya akhir pekan. Itu pun belum tentu. Sabtu dan Minggu juga harus visit pasien. Cuma stase Klaten dan Chiang Mai saja yang sabtu-minggu benar-benar kosong. Otomatis waktu wisata bersama sangat amat terbatas.

Dengan hanya keluar rumah 2-3 hari di hari kerja selama sebulan benar-benar membuat kami bisa mengekspolorasi tempat-tempat wisata menarik suatu kota. Mungkin sekitar 80-90% dari tempat-tempat yang kami minati. Biasanya waktu berpelesir hanya sampai jam makan siang. Kenapa hanya sampai jam makan siang? Dalam rangka berhemat! Hehe. Saya malas membeli makan siang khusus untuk Hasan, apalagi jika kuliner yang hendak saya jajal bercita rasa pedas, membuat tidak bisa berbagi piring. Dibanding mahal beli menu lain, mending pulang dan makan siang menu yang sudah saya masak sebelum berangkat.

Baca tentang Perjalanan di Purwokerto
Baca tentang Perjalanan di Chiang Mai

Sebagai introver dan penjelajah tipe perkotaan, mengeksplorasi kota-kota ini sangat amat menyenangkan bagi saya. Tidak hanya untuk saya, tapi bagi Hasan. Ia bisa mendapat pengalaman-pengalaman baru di tempat baru dengan pengalaman yang belum pernah didapatkan di Jakarta, kota kami tinggal. Bergerak hanya berdua bersama Hasan di hari kerja benar-benar suatu kegiatan untuk kami. Sebagai ibu beranak satu pada saat itu, berjalan bersama Hasan adalah "the new introvert thingy". Alhamdulillah dikaruniai anak yang tidak rewel diajak wisata. Eksplorasi yang kami lakukan adalah wisata museum, wisata kuliner, eksplorasi pusat perbelanjaan, kunjungan taman dan tempat-tempat edukasi, berpergian menggunakan transportasi umum hingga berjalan-jalan santai di trotoar tengah kota. Karena keterbatasan waktu, biasanya kami berdua mengunjungi tempat wisata dan kuliner yang tidak begitu diminati suami. Wisata bersama suami dilakukan pada akhir pekan, biasanya wisata alam atau tempat yang relatif agak jauh. Pokoknya yang amat sayang jika tidak dikunjungi bertiga.

Sebelum berpelesir berdua di tengah kota, saya dan Hasan sering berpergian berdua selama di Jakarta tanpa bantuan. Ke mal, belanja, ataupun ke restoran. Bedanya, tempat yang kami kunjungi di Jakarta tempat yang familiar dan sering kali tanpa perencanaan sebelumnya. Beda dengan kota baru yang benar-benar harus mempelajari peta dan melakukan perencanaan matang. Sering saya mendapat saran agar membawa turut serta asisten rumah tangga (waktu itu ada ART yang bekerja) saat bepergian berdua. Entahlah, saya merasa tidak nyaman saja. Saya jadi seperti kehilangan momen kesendirian.

Bagaimana tips dan trik agar nyaman bepelesir berdua hanya dengan balita tanpa bantuan suami? Yuk simak tips dibawah ini!

1. Kenali Anak dengan baik

Tiap anak itu unik, meski lahir dari rahim yang sama, anak pertama dan kedua bisa memiliki karakteristik yang berbeda bagai air dan api. Hasan anak yang tidak rewel, bisa dibilang Hasan itu salah satu rekan pelesiran terbaik. Berpergian bersama tidak berasa bawa beban, lebih seperti pendamping hanya lebih kecil dengan kecepatan jalan lebih rendah dari orang dewasa. Salah satu permasalahan Hasan adalah ia cukup sulit jika harus makan di luar rumah hingga usia 3 tahun. Inilah alasan utama kenapa saya kerap memilih memberi Hasan makan siang di rumah. Minim drama.

Kenali fisik anak. Apakah ia kuat berjalan jauh, apakah dia gampang rewel. Kalau rewel, bagaimana menyiasatinya. Hasan dikaruniai fisik yang cukup kuat, pada usia 2.5 tahun ia sudah bisa jalan hingga 1 kilometer. 3 tahun bisa 1.3 kilometer. Hasan sendiri tipe anak tidak rewel dan malas ngemil, jadi biasanya saya cuma bawa kudapan seadanya serta air minum.

Baca juga: Traveliving, travel sebulan

Sebagai contoh, Saat di Chiang Mai saya hendak keluar rumah hanya untuk menukar uang di tempat penukaran. Jarak terukur sekitar 1 km dengan menggunakan Google Map. Berhubung itu adalah jarak yang masih ideal untuk Hasan berjalan kaki, saya memutuskan membawa Hasan turut serta dengan berjalan kaki. Hasan tidak menggunakan stroller pada saat itu karena trotoar Chiang Mai yang kecil dan berundak, hanya membuat mendorong stroller lebih berat.

2. Kenali Diri dengan Baik

Selain mengenal anak, kita juga harus mengenal diri sendiri dengan baik. Apakah fisik kita cukup kuat untuk melakukan perjalanan yang hendak dilakukan. Menggunakan pakaian, tas dan alas kaki yang nyaman juga tidak kalah penting, apalagi untuk perjalanan yang jauh.

Saat saya hendak berbelanja relatif banyak ke supermarket besar di Chiang Mai, Jarak Google Map sih kurang dari 1 km yang merupakan jarak ideal untuk Hasan berjalan kaki sendiri. Tapi berhubung barang bawaan akan sangat banyak dan akan membebani saya berjalan kembali 1 km kurang ke tempat tinggal, saya memilih membawa stroller meski trotoar sempit dan jalan berundak. Sepulang dari supermarket, apakah Hasan naik stroller atau berjalan tergantung banyak dan beratnya barang belanjaan. Saya menggunakan stroller Aprica Karoon, stroller yang ringan dengan dimensi relatif kecil, cocok untuk perjalanan di jalan-jalan Asia yang tidak ramah stroller. Sangat cocok juga untuk berpelesir. Belanjaan biasanya saya masukkan ke kantong bawah dudukan (muatan kecil) dan digantung di pegangan stroller. Kalau barang belanjaan sangat banyak dan besar, saya memilih menaruh barang di dudukan stroller dan menyuruh Hasan berjalan. Menggantungkan barang sedemikan berat dan besar di stroller hanya akan merusak stroller, cepat atau lambat.
travelling bersama balita
Menggunakan carrier bagi saya pada saat itu bukan lah opsi, selain Hasan sangat betah naik stroller, saya juga sedang hamil 4 bulan. Waktu itu saya juga belum mengenal gendongan semacam Onbuhimo dan woven wrap yang bisa membawa anak tanpa harus melilitkan melalui perut.
travelling bersama balita

3. Rencanakan Perjalanan dengan Detail

Merencanakan perjalanan saat berpelesir seorang diri adalah penting.
Merencanakan perjalanan saat berpelesir berdua dengan balita adalah amat penting.
Merencanakan perjalanan saat berpelesir berdua dengan balita dengan angkutan umum adalah sangat penting.

Saya memiliki hobi berpelesir di kota yang hendak dikunjungi melalui aplikasi Google Maps sejak jauh-jauh hari. Entah terlalu semangat atau penuh persiapan. Setidaknya, saat saya menerima info akan pergi, saat itu jari saya akan mengetuk Google Maps pada gawai. Dengan menjelajah Google Maps, saya merasa kota baru tersebut menjadi lebih familiar. Tidak hanya melihat jalan, tetapi juga menggunakan fitur Google View. Saya bergerilya mencari tahu lokasi suami bekerja, lokasi tempat tinggal potensial, supermarket, pasar, tempat wisata, taman, restoran, kafe, dan sebagainya.

Saat mengikuti stase Klaten (kami tinggal di Yogya, lebih tepatnya seberang Bandara Adi Sucipto), kami berencana berpelesir ke Solo di akhir pekan. Karena tiba-tiba suami harus masuk ke RSUD Klaten dahulu pagi hari, saya berencana untuk pergi duluan bersama Hasan agar bisa berwisata  sembari menunggu kedatangan suami. Menggunakan Kereta Api Prambanan Express (Prameks) adalah satu-satunya opsi. Prameks ini mirip-mirip KRL lah, menghubungkan Kota Solo, Yogyakarta, dan Kutosari. Tidak ada tiket kursi, hanya tiket naik. Nanti kami akan bertemu suami di penginapan di Solo yang sudah kami reservasi sebelumnya. Suami ke Solo menggunakan mobil pribadi setelah membereskan urusannya di Klaten. Perencanaan matang dimulai dari sini.
travelling bersama balita
sumber: goodnewsfromindonesia.id
Saya melihat jadwal Prameks menggunakan daring, setelah memutuskan jam keberangkatan, saya mengestimasi waktu kosong sebelum bertemu suami di penginapan. Kemudian melalui Google Maps, saya melihat objek wisata apa saja antara stasiun Purwosari (penginapan kami lebih dekat ke stasiun ini ketimbang Solo Balapan) dan penginapan. Karena tidak bersama suami, otomastis objek wisata yang hendak kami datangi adalah objek wisata yang kurang diminati, atau dengan kata lain objek wisata yang apabila tidak didatangi oleh suami, yang bersangkutan tidak berkeberatan. Akhirnya pilihan jatuh kepada Museum Radya Pustaka, Museum Pers dan Paragon Mall. Paragon Mall bukan buat wisata sebenarnya, tapi tempat singgah kami mencari makan siang :D.
travelling bersama balita
Pekerjaan berikutnya adalah mengukur jarak. Naik apa? Bawa Stroller atau tidak? Karena tahu akan naik Prameks, sudah pasti saya tidak membawa stroller. Kami naik Prameks di Stasiun Maguwo, yaitu stasiun terluar kota Yogyakarta sebelum berangkat menuju di Klaten dan Solo. Sudah hampir pasti kereta sudah terjejali oleh penumpang-penumpang dari stasiun sebelumnya, ditambah lagi itu adalah hari Sabtu. Betul saja, saya dan Hasan cuma dapat jatah berdiri haha. Beruntung kami, saat Hasan minta duduk dan saya berjongkok agar ia bisa duduk, ada seorang bapak baik hati menawarkan tempat duduknya kepada kami. Alhamdulillah, kami bisa duduk sampai tujuan, padahal saya sudah menyiapkan mental untuk terus berdiri selama hampir sejam 😆.

Saya mengukur jarak Stasiun Purwosari ke Museum Radya Pustaka hampir 2 km, jarak yang lumayan jauh, apalagi Hasan sudah menempuh perjalanan kereta dahulu. Kami memutuskan menggunakan Grab car. Jarak Museum Radya Pustaka menuju Museum Pers hanya  750m, berjalan kaki adalah pilihan yang baik bagi kami. Terakhir jarak Museum Pers menuju Paragon Mall hanya 1 km, baiklah kami jalan kaki saja. Tapi tunggu, ternyata jalur tersebut dilalui oleh Bus Trans Batik Solo. Baiklah, kami menggunakan opsi naik bus saja. Lumayan kan, sekali jalan bisa merasakan naik Grab, jalan kaki, dan bus umum :D. Jarak Paragon Mall menuju penginapan anggap saja tidak dihitung, karena jaraknya hanya 200m!

Jika memiliki mobil yang bisa digunakan saat berpelesir, misalnya mobil sendiri atau mobil sewa, perencanaan perjalanan tidak sepanjang jika harus menggunakan kendaraan umum. Seperti saat kami di Purwokerto. Alhamdulillah kami mendapatkan pinjaman mobil. Mau kemanapun, kafe, warung, pusat perbelanjaan, hingga pasar tidak harus berpikir panjang. Tinggal siapkan diri dan naik mobil. Di Yogya kami juga menggunakan mobil pribadi yang di(bantu di)bawa dari Jakarta. Karena jika ingin berpelesir harus antar jemput suami ke Klaten, terkadang saya memilih menggunakan angkutan umum saja. Bisa menggunakan grab/gocar, Trans Jogja, ataupun berjalan kaki.

Mungkin banyak yang bertanya, kenapa tidak menggunakan grab/gocar saja, kan praktis dan anti ribet. masalahnya, rata-rata dalam sekali perjalan saya bisa mengunjungi 2-4 tempat. Bisa dibayangkan, berapa ongkos yang saya habiskan untuk perjalanan sehari. dalam 1 minggu, saya bisa keluar 3 hari kerja (akhir pekan pergi bersama suami, tentu menggunakan mobil pribadi). Betul, alasan saya merencanakan moda perjalanan sedemikian detailnya adalah untuk alasan penghematan. Saya berusaha mengoptimalisasi kemampuan fisik kami dan biaya semaksimal mungkin. Oleh karena itu, memperhitungkan rute-rute yang dikunjungi sekali jalan dengan sangat detail menjadi penting. Biaya minimal, usaha maksimal, wisata maksimal!

Saat saya berada di Chiang Mai, suami sempat harus melakukan perjalanan dinas selama 4 hari ke Phuket. Saya dan Hasan hanya berdua tanpa keluarga dan kendaraan di negara asing. Saat itu sedang tanggal merah dan libur panjang memperingati kematian Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) di Thailand. Suasana libur ;anjang begini sayang sekali untuk dilewatkan hanya di tempat penginapan, padahal minggu depannya kami harus kembali ke Indonesia. Oleh karena itu saya dan Hasan melakukan perjalanan panjang di hari Sabtu.

Merencanakan perjalanan menggunakan angkutan umum di Chiang Mai rumit nan menantang. Angkutan termurah dan terfleksibel, Songthaew (semacam angkot) cukup mahal, yakni 10-15 ribu sekali jalan, sementara kali ingin mengunjungi 3 tempat saat itu. Akhirnya saya mendapat benang biru dengan cara naik songthaew sampai Chiang Mai University, naik Bus umum ke Central Festival Mall, naik free shuttle dan berjalan kaki ke Pasar Malam Sabtu, dan pulang menggunakan Songthaew. Berangkat pagi pulang malam. Bayangkan! Perjalanan sepanjang itu pada akhirnya hanya menghabiskan ongkos transpor 35 ribu saja. 2 kali naik songthaew (30 ribu) dan 1 kali naik bus umum (5 ribu). Anak-anak tidak dihitung. Lumayan sekali kan!
travelling bersama balita
Free Shuttle Van yang menghubungkan Central Mall
Baca Menggunakan Transportasi Umum di Chiang Mai

3. Fleksibel

Karena kita sedang membawa makhluk kecil yang terkadang muncul keinginan dan kelakuan random, dari awal kita harus memiliki pola pikir bahwa apa yang dilakukan tidak harus tepat 100% dengan apa yang direncanakan. Perlu ada penyesuaian yang harus dikerjakan di tengah jalan. Kecepatan pengambilan keputusan juga penting demi kenyamanan bersama.

Pada perjalanan yang terakhir saya ceritakan di atas, sebenarnya itu bukanlah rencana awal. Rencana awal saya adalah wisata kampus Chiang Mai University, belanja sesuatu di Central Mall, kemudian pulang untuk makan siang. Ternyata keseluruhannya memakan banyak waktu. Wisata kampus menggunakan mobil elektrik harus mengantri 1 giliran dulu hingga perjalanan bus umum yang memakan waktu 1,5 jam! Saya agak kurang perhitungan sih yang ini, jarak Chiang Mai University ke Central Mall benar-benar dari ujung ke ujung. Selain itu harus melewati jalur terminal bus dahulu. Kebayangkan macetnya! Saya tidak bawa stroller pada perjalanan kali ini, soalnya wisata kampus pakai mobil elektrik dan bisa meminjam stroller kalau dibutuhkan di mall. Saat perjalanan di bus, saya memutar otak. Hasan saya pangku (demi cuma bayar 1 tiket!😝) dan alhamdulillah ia bisa tidur siang selama perjalanan. Kemudian saya memproyeksikan kami makan siang dan shalat jamak Zuhur-Ashar di Central Mall. Sebelumnya kami pernah kesana sekali saat orang tua saya berkunjung, jadi sudah tahu bahwa ada satu kantin halal di food court dan ada mushola. Karena terlanjur pasti akan sampai sore disana, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pasar malam sabtu (Wua Lai Night Market) setelahnya karena ada yang hendak dibeli. Naik shuttle van yang saya tahu gratis. Saya mengambil brosur jadwal keberangkatan di meja depan. Kemudian sembari menunggu Hasan bermain bersama bocah-bocah Chiang Mai di playground, saya memutar otak mencari jalur van yang mengarah ke pasar malam. Akhirnya saya memutuskan mengambil jadwal keberangkatan 16.20 rute 3: Old City Road
travelling bersama balita
Jadwal free shuttle
Alhamdulillah, sesampai kami di terminal shuttle, van belum berangkat dan kami tidak menunggu lama sebelum berangkat. Selama perjalanan saya kembali menjelajah Google Map untuk mencari tahu titik pemberhentian mana yang terdekat dengan pasar malam. Akhirnya saya memutuskan turun di U Hotel. Menurut Google Map, kami tinggal jalan ke selatan sedikit dan voila, sampailah kami di Pasar Malam. Eh, ternyata turis-turis bule yang duduk di depan kami juga ingin melanjutkan ke pasar malam, mereka bertanya ke Supir dan supir membenarkan untuk berhenti di U hotel. Ya sudahlah, tidak ada yang sia-sia 😏. Di Chiang Mai bawaannya memang agak malas bertanya-tanya mengingat sedikit sekali yang tanggap Bahasa Inggris.

Itu adalah kali ketiganya kami ke Pasar Malam Sabtu. Pertama bertiga bersama suami dan kedua ramai-ramai saat kunjungan orang tua. Saya sudah mengetahui bahwa banyak stand makanan halal. Karena Hasan suka martabak cokelatnya, saya membelikan Hasan itu untuk makan malam. Sementara saya pesan mi goreng di stand dekatnya. Setelah barang terbeli dan perut kenyang, kami pulang menggunakan songthaew. Karena sudah pengalaman naik dan menawar songthaew dari sini, it's piece of cake! 😎

travelling bersama balita

Travelling bersama Balita, kenapa tidak?

Setelah berkali-kali hilir mudik hanya bersama Hasan, berpelesir berdua bersama balita sangatlah menyenangkan. Perjalanan bersama balita bisa sama-sama menyenangkan baik bagi orang tua dan anak apabila disertai dengan perencanaan yang baik, meski dituntut memiliki kefleksibelan tinggi yang diambil dengan keputusan tepat dan cermat. Rekan jalannya kooperatif dan tidak rewel. Saya sama sekali tidak kapok. Sayangnya, setelah mengakhiri tahun 2018, kami tidak ada jadwal berpelesir bersama lagi :). 3 April 2019 saya melahirkan anak kedua kami, Bilqis. Jadi otomatis berakhir sudah berpelesir berdua (dan bertiga bersama suami). Setelah itu saya berniat menulis tentang berpelesir bertiga bersama bayi dan balita. Tapi entahlah, di situasi pandemi ini, akankah ada perjalanan lagi? 😮