2 Hari di Solo: Dapat Apa?

2 komentar
Yogyakarta dan Solo adalah 2 kota besar yang hanya terpisahkan oleh jarak 60-an kilometer saja. 2 kota yang berbeda provinsi dengan kota Klaten diantaranya. Jika lancar, hanya memakan waktu 1.5 jam untuk menempuh perjalanan antar pusat kota.
2 hari di solo

Pada bulan Juli 2018, suami mendapatkan stase jaga RSUD Klaten. Saya dan Hasan turut dibopong. Sedari awal kami sudah menentukan untuk tinggal di sekitaran Yogya agar lebih ada "kehidupan". Saya pun memilih kosan yang berada di sebelah timur kota Yogya agar jarak tempuh ke Klaten semakin memendek. Sudah mendapatkan kesempatan tinggal di Yogya, rasanya sayang kan untuk melewatkan kesempatan ke Kota Solo?

Kami berwacana hendak ke Solo pada akhir pekan ke-3 Bulan Juli. Cuma bisa menginap semalam karena hari kerja biasa suami harus rutin masuk RSUD. Yah, tidak apa-apa. Mari dimaksimalkan mungkin kesempatan yang sudah ada!

2 Hari di Solo: Transportasi Umum

Prambanan Express

Kami tinggal tidak jauh dari Bandara Adi Sutjipto. Bandara ini cukup unik. Terletak sangat dekat dengan kota (masuk Kab. Sleman), berukuran relatif kecil dan terintegrasi dengan stasiun kereta Maguwo. Penasaran tentunya saya soal kereta apa saja yang berhenti pada stasiun tersebut. Ternyata hanya Prambanan Express (Prameks) lah kereta tersebut. Prameks ini adalah kereta bertipe komuter (kurang lebih seperti KRL Jabodetabek lah) tanpa tiket tempat duduk dengan rute Solo Balapan hingga Kutoarjo. Praktisnya, masyarakat Kota Purworejo dan Solo bisa bekerja di Yogya dengan menaiki kereta ini. Hanya ada harga tunggal untuk kereta Prameks, yaitu Rp 10.000 dan Rp 15.000 untuk rute Solo-Jogja dan Solo-Kutoarjo. Jadwal lengkap Prameks bisa dilihat disini. Saya pun menjadi sangat penasaran untuk menjajal kereta ini.

Akhirnya kesampaian!

Ternyata, suami harus masuk dulu ke RS di hari Sabtu disaat rencana pelesir ke Solo. Saya pun mengusulkan agar saya dan Hasan duluan ke Solo menggunakan Prameks baru kemudian suami menyusul sekaligus membawa barang bawaan menggunakan mobil  setelah beres urusan rumah sakit. Saya berniat membeli tiket sehari sebelumnya di Stasiun Maguwo. Apa daya, rasanya malas keluar pesan Grab cuma untuk membeli tiket. Tertunda, tertunda, tertunda. Malam pun tiba, saya meminta izin ke suami untuk pergi sebentar pakai mobil ke Stasiun Maguwo.

"Udahlah, besok aja sekalian belinya. Ngapain malam-malam keluar."

Saya pun manut. Memang setengah malas juga sih untuk pergi keluar.

Keesokan harinya,  1.5 jam setelah suami berangkat ke rumah sakit, saya dan Hasan pergi menuju Stasiun Maguwo. Ah, benar dugaan saya, tiket Prameks ke Solo untuk jam terdekat sudah habis! Akhirnya saya membeli 1 tiket (Hasan masih gratis) untuk jadwal setelahnya. Masih sekitar 1.5 jam nih, akhirnya kami memilih untuk berjalan-jalan di Bandara Adi Sutjipto dan kemudian makan donat di Dunkin Donuts.
2 hari di solo

Perlu menyeberang rel kereta untuk mencapai peron kereta yang menuju Solo. Calon penumpang sudah berbaris. Alhamdulillah, ada salah seorang calon penumpang yang memberikan tempat duduk di kursi tunggu karena melihat saya membawa anak kecil. Orang tersebut tampaknya baru mendarat di Adi Sutjipto, terlihat dari koper dengan tag bandara yang masih hangat.

Kereta pun datang. Sesuai dugaan saya, kereta penuh! Tentu saja, soalnya Stasiun Maguwo adalah stasiun Yogya terakhir sebelum menuju Klaten dan Solo. Penumpang berjejal, masuk saja macet. Akhirnya saya dan Hasan berdiri. Selamat datang Hasan di dunia Proletar 😝!

Tidak lama sebelum mencapai stasiun Klaten, tiba-tiba Hasan minta duduk. Saya pun sembari agak berjongkok mendudukkan Hasan di pangkuan saya. Melihat yang saya lakukan, seorang bapak menawarkan tempat duduknya kepada saya dan Hasan.

"Tidak apa-apa pak, nanti anaknya mau duduk.", jawab saya sembari melihat ke arah anaknya yang sejak awal tidak duduk dan gelendotan di kursi ibunya.

Bapak tersebut berpergian membawa istri dan seorang anaknya yang kira-kira kelas 5-6 SD. Alhamdulillah, akhirnya saya dapat duduk dengan Hasan dipangku hingga Stasiun Purwosari. Stasiun ini merupakan 1 stasiun sebelum stasiun besar Solo Balapan. Kami memutuskan turun disitu karena dekat dengan Museum Radya Pustaka, Musem Pers, dan tempat penginapan kami.
Halo Solo!

Batik Trans Solo (BST)

2 hari di solo

Jarak dari Museum Pers Nasional ke Paragon Mall HANYA 950m tapi saya memutuskan untuk menggunakan moda transportasi Batik Trans Solo demi sebuah pengalaman. Padahal jarak segitu adalah jarak santai dan menyenangkan untuk berjalan kaki.

Batik Trans Solo (BST) bisa dibilang sejenis Trans Jakarta dan Trans Jogja. Sebelum melakukan perjalanan ke Jogja, saya sudah menelisik Google Map jalur mana yang dalam rencana saya akan saya lewati sekaligus merupakan jalur BST. Akhirnya terpilih lah jalur Museum Pers - Paragon Mall meski hanya 950m. 

Mengingat frekuensi Trans Jogja yang relatif sedikit, saya tidak berharap banyak untuk langsung bisa naik BST. Halte BST pun lebih kecil dari Trans Jogja yang bahkan jauh lebih simpel dari halte Trans Jakarta. Halte BST hanya seperti platform ukuran 1mx4m dengan dudukan besi yang kurang nyaman.
2 hari di solo
Sempat sedikit putus asa karena bis yang tak kunjung datang. Saya menetapkan waktu terakhir yang apabila bis tidak datang, kami akan berjalan kaki saja. Akhirnya, setelah menunggu hampir setengah jam datang juga bis berwarna biru dengan corak batik di sisi samping-nya. Interiornya kurang lebih serupa dengan Trans Jogja dan Trans Jakarta. Entah karena belum jam sibuk atau bukan jalur favorit, bis ini relatif lowong dan kami dengan mudahnya mendapatkan tempat duduk. Harga yang dipatok adalah Rp 4.500 per-orang (Hasan belum bayar). Pembayarannya dengan cara membayar sejumlah uang kepada petugas bus dan nanti akan diberikan lembaran kecil berupa karcis.

Akhirnya kami turun di halte yang tepat berada di depan Paragon Mall.

2 Hari di Solo: Penginapan

Rumah Turi

Alamat: Jl. Srigading II no. 12, Surakarta
2 hari di solo

Saya sudah mulai mencari-cari penginapan semenjak 2 minggu sebelum keberangkatan dari solo. Berbekal dengan semua aplikasi pemesanan hotel di gawai, akhirnya pilihan antara sebuah budget hotel yang berlokasi di pinggir jalan utama Slamet Riyadi dan eco-hotel  yang berlokasi di dekat Paragon Mall. Harga keduanya mirip. Setelah menimbang-nimbang,  akhirnya pilihan jatuh pada eco-hotel yang bernama "Rumah Turi". Penginapan ini ternyata pernah memenangkan perlombaan dengan kategori eco-hotel.

Kesan pertama yang saya dapat saat menginjakkan kaki di halaman penginapan adalah, "wah, ada ya rumah dengan suasana desa beserta burung berkicauan di tengah kota?". Betul, Rumah Turi berkesan asri serta memiliki banyak sekali pepohonan dan tanaman. Tanaman rambatan, hias sampai tanaman gantung. Interiornya seperti suasana rumahan dan banyak didominasi oleh kayu. Kamar-kamar dirancang mengelilingi taman yang berada di tengah bangunan. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai. Pada lantai bawah terdiri resepsionis, kamar-kamar serta restoran. Pada lantai atas terdiri dari kamar-kamar, aula santai dan jembatan yang menghubungkan antara koridor kamar dan aula santai tersebut. Aula santai tersebut berlantaikan kayu dan memiliki langit-langit atap yang tinggi. Di dalamnya banyak instrumen musik tradisional seperti gamelan dan kendang.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Salah satu pertanyaan besar yang terbesit di benak saya soal Rumah Turi ini adalah bagaimana mereka mendapatkan sumber air untuk menyiram sebegitu banyak tanaman disana? Ternyata mereka menggunakan air kuning (yellow water) dari bekas air mandi atau air siraman toilet. Wow. Ternyata ada level penginapan juga yang mengaplikasikan ini. Kamarnya berlantaikan kayu dan sangat bersih. Rumah Turi cocok menyandang predikat sebagai eco-hotel.

2 Hari di Solo: Tempat Historis

Museum Radya Pustaka

Alamat: Jl. Slamet Riyadi no. 275, Surakarta
2 hari di solo

Museum ini adalah pemberhentian pertama saya dan Hasan setelah turun di Stasiun Purwosari. Karena jarak yang ditempuh lebih dari 2km, saya memutuskan untuk menggunakan Grab Car.

Museum Radya Pustaka adalah salah satu museum tertua di Pulau Jawa, lebih tua daripada museum Sonobudoyo di Yogya. Didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwana IX. Sebenarnya lokasi museum yang sekarang ini adalah lokasi yang sudah dipindahkan ke kediaman seorang Belanda, Johannes Buselaar.
2 hari di solo

Koleksi Museum Radya Pustaka adalah berbagai barang-barang kuno seperti meriam zaman VOC, arca-arca Hindu-Buddha, pusaka adat, keris, wayang kulit dan buku-buku kuno. Museum ini relatif bersih meski agak tidak terawat, terlihat dari cat dinding yang terkelupas. Di teras depan terdapat meriam zaman VOC beserta arca-arca Hindu-Budha. Di ruang depan (bekas ruang tamu terdapat patung dada Rangga Warsita yang merupakan pujangga keraton Surakarta. Aneka keris dipajang di ruangan sebelah kanan dan kiri. Di Ruang tengah, terdapat panggung dengan berbagai macam alat musik tradisional. Di sekelilingnya terpajang berbagai macam wayang dengan berbagai cerita. Ruang belakang relatif kosong dan ada beberapa miniatur pendopo. Keluar dari pintu belakang, kami meleawati berbagai arca-arca di sepanjang koridor.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Museum Pers Nasional

Alamat: Jl. Gajahmada  no. 76, Surakarta
2 hari di solo

Kami berjalan kaki menuju museum Pers Nasional setelah menyelesaikan tur museum Radya Pustaka karena jaraknya kurang dari 2km. Jalan Slamet Riyadi yang juga merupakan lokasi diadakannya Car Free Day (CFD) memiliki trotoar yang sangat luas. Hasan sangat senang lari-larian disana.

Museum Pers Nasional terletak di perempatan bundaran Gajahmada-Yosodipuro. Yang saya masuki pertama kali adalah Gedung Sasana Soeka yang merupakan gedung lama. Di pelataran depan terdapat patung dada tokoh-tokoh kunci pers Indonesia seperti Tirto Adhi Soerjo, Djamaluddin Adinegoro, Sam Ratulangi, dan Douwes Dekker. Kita juga disajikan 6 diorama yang menceritakan sejarah pers di Indonesia. Diorama pertama menceritakan bentuk komunikasi di Indonesia jaman pra-kolonial. Diorama kedua memperlihatkan pers era kolonial. Diorama ketiga menggambarkan pers pada masa pendudukan Jepang. Diorama keempat menunjukkan pers pada masa Revolusi Nasional. Diorama kelima menceritakan pengekangan pers pada masa orde baru dan Diorama keenam menunjukkan kondisi pers era Reformasi.
2 hari di solo
2 hari di solo

Di bagian dalam terdapat contoh-contoh alat pers dari masa pra kolonial termasuk kamera dan mesin ketik. Selain itu juga terdapat koran cetak mulai masa pra-kolonial hingga masa reformasi.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Puro Mangkunagaran

Alamat: Jl. Ronggowarsito no. 83, Surakarta
2 hari di solo

Puro Mangkunegaran atau yang dikenal dengan Istana Mangkunegaran merupakan tempat kediaman resmi trah Mangkunegaran. Layaknya Yogya, Solo pada awalnya terdapat dua trah penguasa besar, yaitu Mangkunagaran dan Paku Buwono. Berbeda dengan Yogya yang kedua pemimpin menjadi penguasa setempat, Mangkunegaran dan dan Paku Buwono hanya menjadi pemimpin simbolik di Solo.

Puro Mangkunagaran menempati lahan yang amat luas. Seluruh kompleks dikelilingi oleh tembok. Saat memasuki bangunan bagian depan, terdapat semacam resepsionis. Kita akan disambut oleh petugas. Dengan biaya Rp 10.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 20.000 untuk wisatawan asing, kita sudah dapat mengelilingi dan menjelajahi areal istana. Namun, berkeliling didalamnya wajib didampingi oleh pemandu karena keluarga Mangkunegaran masih tinggal di dalam istana. Untuk pemandu tidak dikenai tarif tambahan, tetapi diharapkan untuk memberikan tips seikhlasnya. Saya dipandu oleh salah seorang siswi SMK yang sedang bekerja paruh waktu menjadi pemandu.

Bangunan pertama yang kami temui adalah Pendopo Ageng yang merupakan Pendopo terbesar di Indonesia karena dapat menampung lima sampai sepuluh ribu orang. Seluruh bangunan dibangun tanpa menggunakan paku. Di langit-langit pendopo, tampak ornamen otentik yang ternyata merupakan perlambangan astrologi Hindu-Jawa yang dipermanis dengan deretan lampu gantung antik yang dipesan langsung dari Belanda. Pendopo Ageng ini mengalami banyak pemugaran dan perubahan, seperti terdapat beberapa dekorasi ala Eropa yang tampak di berbagai sudut Pendopo, sebagai contoh, terdapat patung anak dan simbol ala Eropa pada atap depan pendopo.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Dibelakang Pendopo, terdapat beranda terbuka yang bernama Pringgitan yang memiliki tangga menuju Dalem Ageng, yakni bangunan berikutnya di belakang Pendopo. Awalnya, Dalem Ageng dimaksudkan sebagai kamar tidur pengantin kerajaan yang sekarang difungsikan sebagai Museum. Museum ini memamerkan perhiasan, senjata, perlengkapan perang, pakaian, medali, perlengkapan wayang, uang logam, serta berbagai benda seni. Sayangnya, memasuki Dalem Ageng, kita dilarang untuk mengambil foto.

Di belakang Dalem Ageng, terdapat area kediaman keluarga Mangkunegaran. Suasanya sangat asri dan rimbun. Terbagi dua menjadi area putri dan area putra. Di tengah-tengahnya terdapat tanaman yang terawat dengan baik. Kolam, air mancur serta tampak juga beberapa patung-patung klasik bergaya Eropa.
2 hari di solo
2 hari di solo

Menghadap taman terbuka, terdapat Beranda Dalem (Pracimoyasa), yakni bangungan bersudut delapan dimana di dalam bangunan terdapat tempat lilin dan perabotan Eropa. Beranda Dalem ini pada awalnya dimaksudkan sebagai ruang keluarga Mangkunegaran.
2 hari di solo
2 hari di solo

Selesai sudah tur istana kali ini. Senangnya mendapat pemandu yang sangat baik serta sangat rinci dan informatif dalam menceritakan sejarah bangunan tersebut. Sembari mengucapkan terima kasih, saya memberikan tips kepadanya lalu beranjak pulang.

Keraton Kasunanan Surakarta (Paku Buwono)

Alamat: Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta
2 hari di solo

Layaknya Puro Mangkunagaran, keluarga Paku Buwono masih tinggal di area ini. Sebagian komplek keraton disulap menjadi museum yang memamerkan berbagai koleksi milik kasunanan seperti kereta perang, mahkota, keris, senjata dan lain-lain. Arsitektur keraton ini jawa sekali dan diakui termasuk arsitektur terbaik di jamannya,
2 hari di solo

Berbeda dengan Puro Mangkunegaran, museum keraton ini hanya sedikit pemandunya dan kita bisa berkeliaran bebas memasukinya. Mungkin karena bagian museum terpisah dengan tempat tinggal keluarga keraton ya. Bangunan berbentuk lorong yang mengelilingi taman yang berada di tengahnya. Koridornya luas. Sayang, tiap barang hampir tidak ada penjelasan sama sekali. Sebaiknya mengunjungi museum ini menggunakan pemandu agar mengetahui cerita dibaliknya.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
Persetujuan Antara HB IX, Presiden Soekarno dan Pangeran Bobby (PB XII)

Wisata Sejarah Lainnya

Seminggu sebelum keberangkatan ke Solo, saya baru mengetahui perihal adanya Museum Tumurun. Museum Tumurun merupakan museum pribadi yang dibuka untuk umum namun harus reservasi dahulu. Sayang, saat saya menghubungi narahubung, jadwal kunjungan yang saya bisa sudah penuh. Maklum, kabarnya hanya 10 reservasi per-hari. Museum ini dimiliki oleh anak pendiri perusahaan tekstil terbesar di Asia, PT. Sritex. Isinya pun merupakan koleksi pribadinya.

Jika kamu penyuka batik, maka wajib  mengunjungi Museum Danar Hadi. Kalau ada waktu lebih juga bisa mengunjungi Benteng Vastenburg. Keduanya juga berada di tengah kota.

2 Hari di Solo: Wisata Kuliner dan Oleh-oleh

Warung Tengkleng Mbak Diah

Alamat: Desa Tanjunganom, Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah
2 hari di solo

Kuliner malam minggu pertama kami adalah Warung Tengkleng Mbak Diah. Ternyata, warung tengkleng ini sudah berusia sekitar 25 tahun. Menyajikan berbagai menu olahan kambing. Kami memesan tengkleng, tongseng dan satenya. Semua olahan makanannya lezat dan tidak berbau amis. Bumbu yang digunakan cukup kuat, tercium dari aroma tengkleng yang sarat akan bau kencur dan kunyit. Daging kambingnya juga cukup lembut, Hasan saja bisa makan tongseng disini. Tongsengnya tidak pedas, namun tengklengnya cukup pedas karena mengandung rawit. Harga yang dibanderol cukup masuk akal. Sebagai contoh 35 ribu orang satu porsi tengkleng.

Nasi Liwet Wongso Lemu

Alamat: Jl. Teuku Umar, Keprabon, Surakarta
2 hari di solo

Ini adalah destinasi menu makan malam kedua kami. Nasi liwet merupakan salah satu kuliner khas Solo. Nasi yang disajikan dengan ayam suwir yang mirip opor, sayur labu, telur dan sambel. Rasanya agak manis namun legit di lidah, terutama ayam suwirnya. Nasi Liwet Wongso Lemu bebentuk warung dengan jajaran pengunjung yang duduk lesehan atau duduk di kursi mengelilingi lemari kaca makanan. Buka dari pukul 16.00 - 01.00 dini hari. Harga tergantung dengan pesanan dan berkisar antara 10 ribu hingga 20 ribu rupiah seporsi. Kami mencoba makan disini pada malam hari sekitar pukul 20.00 dan masih sangat ramai!

Timlo Sastro

Alamat: Jl. Kapten Mulyadi no. 8, Surakarta
2 hari di solo

Timlo Sastro merupakan menu pertama sarapan minggu kami. Sesampainya kami disini, kami masih tidak tahu menahu apa itu timlo. Ternyata timlo adalah sup kaldu bening yang disajikan dengan ayam suwir, ati, ampela, sosis solo dan telur pindang. Timlo Sasatro berlokasi dekat Pasar Gedhe dan berupa warung pinggir jalan. Rasa kuahnya segar. Dengan tambahan nasi, Hasan pun makan timlo dengan lahap. Seporsi timlo komplit dihargai sekitar 20 ribu rupiah. Buka dari pukul 06.00-15.30 sore, jadi bagi yang ingin sarapan bisa langsung icip Timlo Sastro.

Sate Kambing Hj. Bejo

Alamat: Jl. Sungai Sebakung no. 10, Pasar Kliwon, Surakarta
2 hari di solo

Sate Kambing Hj. Bejo itu sejatinya adalah sate buntel. Jadi, potongan daging cincang kemudian dibalut dengan lemak kambing. Kebayang kan betapa lumer dan legitnya sate kambing ini. Selain menu sate buntel, rumah makan ini juga menyajikan menu kambing khas lainnya seperti tongseng dan tengkleng. Namun, karena sebelumnya kami sudah menyicipi tongseng dan tengkleng di tempat lain, ditambah ini adalah perhentian kedua sarapan, kami hanya memesan sate buntelnya saja. Menurut saya, harga yang dibanderol untuk seporsi sate cukup mahal. Tapi jangan khawatir, kuliner ini wajib dicoba kalau menyambangi Solo!

Selat Solo Mbak Lies

Alamat: Jl. Veteran Gg. 2 no. 42, Surakarta
2 hari di solo

Inilah perhentian ketiga sarapan kami, Selat Solo Mbak Lies. Ambisius sekali bukan? Selat Solo Mbak Lies letaknya cukup tersembunyi, ada di dalam gang. Kami sendiri lumayan kesulitan mencarinya. Kendaraan bisa diparkir di luar gang dengan bantuan tukang parkir yang mengkoordinir parkiran.

Meski didalam gang, interior warung selat solo ini cukup menarik dan khas. Meja dan kursi terbuat dari keramik. Banyak juga hiasan dinding dan piring-piring kuno terpampang rapi. Kami datang agak pagi, jadi masih terlihat ruangan baru dipel oleh petugas.
2 hari di solo
2 hari di solo

Dinamakan Selat Solo, merupakan derivatif dari padanan Salad yang merupakan makanan orang bule. Karena ingin mengadopsi salad itu ditambah dengan kearifan lokal, jadilah Selat Solo. Potongan daging semur atau galantin (bisa dipilih) dipadu dengan rebusan wortel dan buncil, telur pindang, kentang, selada, dan dipermanis dengan "mustard" ala jawa. Manis, legit dan asem berpadu dengan sempurna. Satu porsi dibanderol sekitar Rp 28.000 saja.

Restoran Kusuma Sari

Alamat: Jl. Slamet Riyadi no. 111, Surakarta
2 hari di solo

Kami datang kesini dengan rekomendasi teman saya. Beberapa kali kami hilir mudik di kota sering sekali melewati restoran ini. Wajar saja, letaknya tepat di tengah kota. Teman saya menganjurkan untuk makan stik disini, namun karena kami sebelumnya sudah makan selat solo, akhirnya kami memilih untuk makan es krim saja disini.

Layaknya restoran tua lainnya, es krim disini khas sekali "tua"-nya seperti es krim "Rasa" dan "Sumber Hidangan" di Bandung. Kami memesan seporsi es krim strawberry. Rasanya tidak terlalu manis dan enak. Hasan juga suka. Suasana disini juga tenang sekali. Meski sudah lewat jam makan siang, restoran ini masih tetap ramai.

Roti Orion

Alamat: Jl. Jendral Urip Sumoharjo no. 80, Surakarta
2 hari di solo

Siapa yang tidak kenal dengan legenda roti di Solo, Roti Orion? Karena mengetahui kalau toko roti tua ini sebegitunya melegenda, kami memutuskan mampir setelah sarapan timlo. Roti Orion ini berlokasi di pusat kota dan menempati gedung tua. Katanya sih yang terkenal Roti Mandarin, tapi kami malah tidak beli. Kami membeli roti semir-nya yang juga terkenal dan aneka roti lainnya. Pantas disebut legenda roti di Solo. Harganya tidak mahal dan rasanya juara!

Serabi Notosuman

Alamat: Jl. Moh. Yamin no. 51, Surakarta
2 hari di solo

Oleh-oleh dari Solo? Pasti yang terlintas di benak kita pasti Serabi Notosuman. Awalnya saya kira Serabi Notosuman seperti Surabi Enhaii di Bandung. Ada tempat makanannya dan bisa memilih aneka macam kreasi surabi. Ternyata hanya toko biasa dan menjual surabi untuk dibawa pulang. Pilihannya hanya dua: surabi original dan surabi coklat. Selain surabi, tiap toko Surabi Notosuman juga menjual aneka makanan oleh-oleh lainnya. Serabi Notosuman ini juga bermacam nama dan cabang. Yang kami sambangi Serabi Notosuman Ny. Lidia. Sementara nama lain banyak cabangnya, untuk Ny. Lidia tidak ada cabang lain.

Sudah pasti, surabi solo rasanya endeus!

Kuliner Lainnya

Selain kuliner diatas, ada beberapa rekomendasi kuliner dari teman. Ada yang menyarankan Nasi Liwet sekitar Stadion Manahan, tetapi berhubung kami sudah makan nasi liwet kemarin malamnya, akhirnya kami mengurungkan diri. Ada juga Sate Kambing H. Bejo yang dekat rel kereta api. Kami sempat menyambanginya, sayang karena kepagian mereka belum siap. Nah, satu lagi yang legenda kata teman adalah Gudeg Ceker Bu Kasno Margoyudan. Bukanya? Baru jam 2 DINI HARI sampai subuh hahaha. Karena kami sudah tidak bertenaga mengejar kuliner di jam-jam aneh dan kami pun tinggal di Yogya dengan aneka gudegnya, akhirnya kami mengurungkan diri dan memilih lain kali saja jika ke Solo lagi.
2 hari di solo
Gudeg Ceker Bu Kasno
Tapi jadi penasaran juga kan.

2 Hari di Solo: Tempat Kerumunan

Solo Paragon Mall

Alamat: Jl. Yosodipuro no. 133, Surakarta
2 hari di solo

Solo Paragon adalah salah satu mal terbesar di Kota Solo. Saya kesini menggunakan BST setelah dari Museum Pers karena hendak mencari makan siang buat Hasan, Panties Pizza idolanya Hasan kala di Kampung, haha. Posisinya juga cuma jarak berjalan kaki ke penginapan kami. Mal modern cukup besar dengan toko-toko yang cukup lengkap. Cocok dikunjungi untuk mencari makanan atau barang-barang kasual.
2 hari di solo
Calzone-nya Panties Pizza

Taman Balekambang

Alamat: Jl. Balekambang no.1, Surakarta
2 hari di solo

Sebelum sarapan, kami mengunjungi Taman Balekambang dahulu yang berlokasi di dekat Stadion Manahan. Pagarnya tidak terlihat menarik. Setelah masuk melewati pagar, ternyata taman ini sangat luas. Jauh lebih luas dibanding keliatannya dari luar. Kami mengarah ke kiri dahulu setelah melewati pagar.
2 hari di solo

Di sebelah kiri ternyata taman dengan jalan setapak dan banyak rusa-rusa berkeliaran. Ada rusa yang dibalik pagar, ada juga yang berkeliaran bebas. Rusa jantan yang ditandai dengan adanya tanduk tampak agresif. Saya khawatir dan bilang ke suami agar Hasan benar-benar diperhatikan. Takut diseruduk! Sementara rusa-rusa betina terlihat tenang, mereka lebih berhati-hati terhadap manusia karena menjaga anak-anaknya yang ikut berkeliaran.
2 hari di solo
2 hari di solo

Kami kembali ke gerbang masuk, kali ini kami mengambil arah kanan. Ternyata taman bagian sini sangat luas! Kami mengarah ke pedagang-pedagang yang sibuk membereskan lapaknya, tampaknya ada pasar malam sebelumnya. Kemudian sayup-sayup terdengar irama musik senam, ternyata sedang ada senam ibu-ibu dan gathering sesuatu. Di tengah taman ada air mancur yang dikelilingi pohon beringin besar sekali. Di sisi ujung ada semacam waduk. Ada beberapa orang yang tampak memancing. Gerombolan burung pun banyak terlihat. Hasan asyik mengejar mereka.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Ternyata Taman  Balekambang ini banyak diminati juga oleh warga Kota Solo untuk berekreasi dan bersantai!

Alun-Alun Kidul

Alamat: Pasar Kliwon, Surakarta
2 hari di solo

Untuk tata kota semacam Yogya dan Solo, ada dua jenis alun-alun. Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul. Alun-Alun Lor yang berada di sebelah utara keraton, sementara Alun-Alun Kidul yang berada di sebelah selatan. Sama seperti Yogya, Alun-Alun Kidul lah yang lebih ramai ketimbang Lor. Pasar malam adanya di Kidul. Sebagai anak alun-alun, maka tidak sah kalau Hasan tidak menyambangi alun-alun suatu kota di Jawa 😝. Ini adalah alun-alun ke-6 Hasan pada tahun 2018.

Seperti Yogya, saya tidak terlalu berharap banyak kalau Alun-Alun Solo akan seramai dan segegap gempita alun-alun Jombang. Maklum, baik Solo dan Yogya adalah kota besar yang sudah memiliki pusat perbelanjaan seperti mal. Siapa pula yang berminat untuk nongkrong di alun-alun? Bahkan, Alun-alun Klaten yang terletak diantara 2 kota besar (Solo dan Yogya) tetap tsepi. Mungkin muda-mudinya lebih tertarik untuk nongkrong di Solo atau Yogya ya.

Ternyata cukup lumayan, di alun-alun terdapat perosotan balon, odong-odong bahkan trampolin. Hasan juga sempat menyalurkan kesenangan bermain pasir disana. Tarif kota besar, sekali main 15 ribu. Kalau di Klaten bisa 10 ribu, bahkan di Jombang bisa 5 ribu saja!
2 hari di solo
2 hari di solo

Alhamdulillah, yang penting Hasan senang kan?

Tempat Lainnya

Taman Sriwedari sepertinya merupakan taman ikonik di Kota Solo. Padahal letaknya disamping Museum Danar Hadi persis, tapi saya juga bingung kenapa tidak mengunjunginya. Bagi yang senang berbelanja batik, tidak lain dan tidak bukan bisa menyambangi Pasar Klewer. Karena saya bisa membeli batik di Pasar Beringharjo Yogya, maka saya tidak mengunjungi pasar ini.
Pasar Klewer
2 hari di solo

Jangan khawatir walaupun hanya bisa menyambangi Kota Solo secara kilat. Banyak tempat wisata dan kuliner yang bisa dinikmati dan dicoba.

Selamat menikmati Kota Solo!

Chiang Mai Night Safari, Wisata Dibalik kaki Gunung

2 komentar
Tidak hanya kebun binatang, Chiang Mai sebagai kota terbesar kedua di Thailand juga memiliki Safari malam. Lokasinya persis di sebelah komplek Taman Flora Rajapruek. Kami berkesempatan mengunjungi taman safari ini di hari-hari terakhir kami di Chiang Mai. Yaitu hari Rabu, sementara hari Sabtu pesawat kami sudah mengudara menuju Kuala Lumpur.
chiang mai night safari

Chiang Mai Night Safari: Persiapan

Setelah hampir sebulan di Chiang Mai, kami cukup paham kalau kami tidak bisa seenaknya beli makanan di luar. Untuk menyiapkan diri, kami membawa bekal ringkas berupa nasi lauk di tas untuk makan malam. Kami juga bawa camilan dan air minum.

Kami memesan tiket masuk Chiang Mai Night Safari melalui aplikasi Klook. Selama di Thailand, saya merasa aplikasi ini sangat membantu karena bisa mendapatkan penawaran-penawaran wisata dengan harga lebih murah dibandingkan dengan harga aslinya. Misalnya, kami bisa mendapatkan harga sebesar 248 ribu rupiah per-orang sudah termasuk antar jemput dari tempat tinggal kami (kebetulan kami tinggal di cakupan area pick-up). Sementara harga tiket masuk aslinya 800 baht, atau sekitar 350 ribu rupiah! Belum lagi kalau dihitung dengan biaya transportasi pulang pergi menggunakan Grab yang sekali pergi bisa menghabiskan 80 ribu rupiah. Jadi dengan hanya membayar kurang dari 500 ribu (anak umur 3 tahun masih gratis), kami bisa mengunjungi Chiang Mai Night Safari tanpa pusing memikirkan transportasi pergi dan pulang. Sangat praktis kan! Oh ya, harga segitu sudah semua akses, termasuk 2 safari dan semua pertunjukan.

Ada 2 alternatif jadwal Klook yang bisa dipilih:
  • 3:00pm-8:30pm
  • 5:30pm-9:30pm
Jadwal pertama berdurasi 5,5 jam sementara jadwal kedua hanya 4 jam ditambah baru bisa pulang larut malam. Akhirnya kami memilih jadwal pertama agar tidak rugi. Kebetulan jadwal rumah sakit suami selama di Chiang Mai adalah sebelum Ashar sudah bisa pulang ke dorm. Saya ditelepon pukul 2:30pm oleh perwakilan travel lokal yang menangani pesanan Klook. Mereka bilang sekitar jam 3 sudah stand by di belakang dorm untuk dijemput. Sempat skeptis dengan banyak warga Thailand yang tidak bisa Bahasa Inggris, saya merasa lega sekali si perwakilan berbicara Inggris dengan baik. Sebelum pukul 3:30pm mobil travel sudah sampai. Sesuai dugaan saya, kami dijemput paling terakhir karena posisi tempat tinggal kami paling dekat dan searah dengan Taman Safari. Sebuah keuntungan bukan? Jadi kami tidak menghabiskan waktu lama di jalan. Mobil jemputan travel adalah mobil elf dan kami duduk di kursi paling belakang karena sudah penuh oleh turis dari Tiongkok.

Chiang Mai Night Safari

chiang mai night safari

Sebelum pukul 4:00pm kami sudah sampai di taman safari. Si pembimbing dengan sigap mengurus semua tiket kami. Intinya kami tinggal menerima tiket dan masuk ke gerbang masuk taman safari.  Ia juga berpesan agar jam 8:00 sudah stand by di gerbang luar untuk persiapan kepulangan kami ke tempat tinggal masing-masing. Sebelumnya kami lihat jadwal pertunjukan dan trem safari yang terpampang sebelum gerbang masuk guna menyusun strategi agar bisa memaksimalkan kunjungan kami. Begini jadwalnya:
chiang mai night safari

Berbeda dengan Taman Safari Cisarua Bogor, Chiang Mai Safari memiliki sedikit pertunjukan. Akhirnya kami memutuskan pukul 4:00pm sampai maksimal 5:10pm untuk bersantai menikmati jajaran hewan yang terpampang di masing-masing kandang ekosistem layaknya kebun binatang biasa. Mereka menyebutnya Jaguar Trail Zone. Pukul 5:20 kami jadwalkan untuk menonton Night Predators Show. Setelah itu kami lanjutkan dengan menonton Tiger Show. Berbeda dengan pertunjukan di Taman Safari Bogor yang hanya sekitar 15 menit, di Taman Safari Chiang Mai kedua pertunjukan ini menghabiskan waktu masing-masing sekitar setengah jam. Pukul 6:50 langsung direncanakan untuk menikmati Night Safari yang menggunakan bahasa Inggris. Safari malam ini memiliki 2 stasiun, Savanna Safari yang lebih berisi hewan-hewan herbivora dan Predator Prowl yang berisi hewan-hewan pemangsa. Sekali perjalanan menghabiskan setengah jam. Karena 2 stasiun jadi menghabiskan 1 jam.
chiang mai night safari

Jaguar Trail Zone

chiang mai night safari

Hari masih sore,  jadi kami putuskan untuk menjelajah Jaguar Trail Zone. Terdapat danau entah asli atau buatan di tengah-tengah komplek Taman Safari. Seperti kebun binatangnya, posisi Taman Safari yang persis disamping Doi Suthep membuat pemandangan yang ditawarkan sangat indah dan berkesan. Ditambah langit yang sangat cerah berawan menambah rona pemandangan di sore itu.  Padahal, sebelum keberangkatan kami was-was mengingat cuaca Chiang Mai akhir-akhir itu adalah hujan. Rute kebun binatang didesain mengelilingi danau tersebut. Jalur dan kandang tampak bersih dan terawat. Sayang sekali, di sepanjang jalur sangat minim penerangan. Sontak saya pun langsung bersyukur dengan keputusan yang kami ambil, yaitu jadwal yang pertama. Saya tidak dapat membayangkan jika kami mengambil jadwal Klook yang kedua, selain pasti akan kejar-kejaran jadwal dan binatang-binatang yang berada di Jaguar Trail Zone pasti tidak terlihat sama sekali.
chiang mai night safari

Koleksi binatang yang ada cukup lengkap dan variatif serta tidak jauh berbeda dengan koleksi Chiang Mai Zoo. Ada angsa, llama, cendrawasih, kura-kura, kadal, buaya, flamingo, burung, kapibara, macan, dan lain-lain. Didukung dengan jalur setapak yang bernuansa pepohonan, membuat perjalanan terasa berada di hutan.
chiang mai night safari
chiang mai night safari
chiang mai night safari
chiang mai night safari
chiang mai night safari
chiang mai night safari

Night Predators Show

chiang mai night safari

Kami selesai mengitari danau tepat pukul 5:05 dan langsung menuju arena pertunjukan Night Predators Show. Lucunya, arenanya berada di luar pintu masuk taman safari, sehingga tangan kita dicap dahulu saat keluar gerbang sebagai tanda kita pengunjung yang sah. Jadi, kalau nanti balik lagi masuk melalui pintu pengunjung bisa langsung masuk. Sesampai di area pertunjukan tiket kami dimintai oleh petugas untuk dicoblos, sebagai pertanda sudah dikunjungi. Arena sudah ramai dijejali oleh penonton. Tempat duduknya menyerupai stadion yang bertangga-tangga. Setelah menaruh stroller di paling belakang, kami berusaha mencari tempat duduk yang masih oke posisinya untuk menonton.
chiang mai night safari

Ternyata, tidak lama setelah kami menaruh pantat, pertunjukan langsung dimulai. Kami tepat waktu!

Pertunjukan dimulai dengan iring-iringan landak menggemaskan yang melintas di jalur depan yang melintang. Setelah itu muncul singa yang lagi berburu mangsanya. Setelah beres, muncul 3 kukang (?) berjalan diatas tali dan mengambil makanan yang sudah disediakan sebelumnya. Pertunjukan ditutup dengan singa yang memanjat pohon untuk mengambil daging dan kemudian berenang di kolam yang disediakan. Saat pertunjukan ada suara yang menjelaskan. Bahasa Thai dan Inggris bergantian secara acak. Benar-benar pertunjukan  yang mengesankan dan penonton tampak puas.

Tigers Show

chiang mai night safari

Karena pertunjukan berakhir pukul 5:50pm, maka dijamin semua penonton di arena Night Predators Show langsung bergegas menuju arena Tigers Show. Arena berada di dalam taman safari, tepatnya di bagian timur danau. Penonton sudah banyak menjejali tempat duduk, kami pun benar-benar menyelipkan diri agar mendapat posisi yang bagus. Berbeda dengan arena sebelumnya, arena kali ini berbentuk panjang dan meski tempat duduk penonton bertangga-tangga tapi sangat kecil dan tidak lebar. Sehingga pasti saat pertunjukan penonton ujung kanan tidak akan bisa melihat atraksi yang sedang dilakukan di ujung kiri, vice versa. Beruntung kami mengambil tempat duduk di tengah, jadi bisa menyaksikan semuanya dengan cukup baik.
chiang mai night safari

Para harimau bergantian muncul beserta dengan pelatihnya melakukan atraksi-atraksi yang spesifik. Sebagai contoh, atraksi pembuka adalah sang harimau yang bernama Nemo diajak untuk memberi salam kepada penonton. Ada juga harimau yang melompat-lompat ke platform yang disajikan, berdiri, loncat berdiri, melompat ke kolam hingga harimau-harimau yang dijejerkan berdiri sesuai ketinggiannya. Lucu dan menghibur sekali.
chiang mai night safari

Oh ya, sepanjang pertunjukan disertai dengan murni bahasa Thai. Berbeda dengan pertunjukan sebelumnya yang berupa rekaman kaset, kali ini benar-benar petugasnya yang mengisi suara. Setelah pertunjukan selesai para pelatih keluar dari arena dan memberi hormat kepada penonton, tidak lupa sembari memegang kotak sumbangan untuk penonton yang bersimpati mengulurkan tangan untuk kemajuan taman safari. Tampak juga beberapa penonton yang langsung memberi tip kepada para pelatih.
chiang mai night safari

Safari Malam

chiang mai night safari

Selepas pertunjukan, terbersit di kepala saya untuk memberi Hasan makanan terlebih dahulu. Benar saja sesuai dugaan, selain memang kami tidak bisa jajan sembarangan, tidak ada restoran khusus di area taman safari. Seingat saya restoran adanya di luar gerbang, tepat di drop point kami tadi. Yang ada hanya tukang jualan disepanjang lorong menuju Safari Malam. Sempat terbersit di kepala saya untuk melipir dan memberi makan Hasan. Tapi kok suami tampak memburu-buru saya untuk mengejar jadwal safari. Ternyata kami harus berkumpul jam 8:00pm di gerbang masuk sementara sudah pukul 6:30pm. Padahal, masing-masing safari malam berdurasi 30 menit. Belum lagi waktu tunggunya. Akhirnya saya mengurungkan niat, cuma menawarkan Hasan apakah ia mau camilan. Melihat ke arah danau, harusnya ada pertunjukan air mancur. Tapi pertunjukan itu tidak ada, entah karena memang pada saat itu hujan. Ternyata kata seorang teman yang berdomisili di Chiang Mai, beberapa bulan lalu saat mereka berkunjung kesana juga tidak ada pertunjukan air mancur meski hari cerah.
chiang mai night safari

Ada 2 jadwal safari malam, yakni trem yang menggunakan bahasa Thai dan bahasa Inggris. Karena takut tidak terburu mengejar jadwal safari malam, suami memutuskan mengambil trem berbahasa Thai dengan asumsi wisatawan lokal tidak akan ramai mengingat kami berkunjung di hari kerja. Disini perdebatan kami terjadi. Suami kekeuh demi mengejar jadwal, saya kekeuh mengingat ingin mendengar penjelasan pemandu. Akhirnya keputusan jatuh kepada menggunakan trem berbahasa Thai. Ternyata kami blunder, justru jalur tersebut ramai sekali, sayangnya kami ketinggalan dan harus menunggu giliran trem berikutnya. Sementara jalur trem berbahasa Inggris lancar dan kami pasti langsung naik jika memilih trem tersebut. Untung trem batch berikutnya muncul tidak lama-lama amat. Kami langsung naik, meski saya agak manyun karena jadinya harus menikmati sajian makhluk-makhluk predator dengan bahasa yang tidak dimengerti.
chiang mai night safari

Trem memasuki kawasan gelap gulita dengan jalanan mendaki karena memang benar-benar kami berada di kaki gunung. Saat berhenti di titik-titik pemberhentian hewan, trem melambat sembari lampu kanan dan kiri dihidupkan agar pengunjung dapat menyimak hewan  yang ada. Kami dapat melihat hewan-hewan seperti singa, macan tutul, harimau, cheetah, anjing hutan dan sebagainya.  Karena sebagian besar makhluk predator adalah nokturnal, maka mereka tampak aktif ketimbang jika saat siang hari yang hanya tampak malas-malasan. Meskipun ini safari hewan predator, sebelum melihat sajian hewan-hewan tersebut entah kenapa kami juga disuguhkan dengan aneka ragam jenis rusa. Mungkin menyajikan hewan buruannya ya.
chiang mai night safari

Setelah setengah jam menyaksikan hewan-hewan predator, kami berjalan sedikit menuju area Savannah Safari. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kami mengambil antrian trem yang berbahasa Inggris. Antrian sudah cukup lumayan dan kami menghabiskan waktu kira-kira 15 menit untuk menunggu trem giliran batch kami datang. Hasan mulai tampak agak mengantuk karena memang sudah mulai memasuki jam tidur, tapi ia tetap melek dan bahagia menyaksikannya. Sama seperti Predator Prowl, sajian hewan pertama kali adalah aneka rusa. Setelah itu kami bisa melihat zebra, jerapah, gajah, dan sebagainya. Pengunjung dipersilahkan untuk memberi makan hewan-hewan tersebut menggunakan wortel yang dijual di pintu masuk trem.
chiang mai night safari

Kami menyelesaikan semuanya pukul 8.00pm. Wah pas sekali dengan jam perjanjian. Kami menemukan sang pemandu berdiri di pinggir pintu keluar. Kemudian ia meminta kami untuk menunggu karena hendak mencari anggota tur yang lainnya. Selain kami, ada 1 keluarga sesama tur yang sudah menyelesaikan kunjungan juga, namun tiba-tiba mereka pergi kearah luar. Tinggallah kami bertiga disana beberapa waktu, sampai akhirnya selular saya berdering dan ternyata itu adalah sang pemandu. Ia menanyakan apakah kami hendak dijemput di bundaran pintu masuk agar kami tidak kehujanan. Akhirnya kami pun dijemput dan ternyata semua anggota tur sudah didalam mobil. Wah artinya kami anggota terakhir dong ya!

Karena kami dijemput paling terakhir, berarti kami juga diantar paling pertama karena tempat tinggal kami paling dekat. Hore! Kami bertiga pun merasa puas begitu sampai di belakang dorm. Semuanya berjalan lancar, sampai terjadi suatu tragedi.

Tragedi Pasca Chiang Mai Night Safari

Saya merogoh tas demi mencari kartu masuk gedung dorm. Ternyata tidak ada! Panik donk ya. Saya berusaha mengingat dimana kira-kira kunci itu terjatuh. Saya berniat menelfon sang pemandu untuk minta tolong dicek apakah ada kunci di jok belakang mobil, tapi sudah terjatuh ketiban tangga, HP saya habis baterai sementara casan ada di kamar. Mencoba berpikir jernih, saya menanyakan apakah rekan suami saya yang sama-sama tinggal di dorm hp-nya iPhone juga. Ternyata tidak.

Kemudian saya pelan-pelan mengingat kemana saja kami pasca keluar dari gedung dorm sore itu. Kami duduk di kursi-kursi batu di taman belakang dorm. Kemudian saya berlari mencoba mencari kunci tersebut di jajaran kursi-kursi terebut dalam kegelapan. Ternyata tidak ada juga. Saya mulai panik kembali. Bagaimana sih, dalam beberapa hari lagi kami balik ke Indonesia masa ada kejadian tidak mengenakkan begini. Urusannya juga pasti repot kalau benar-benar hilang.

Akhirnya suami memiliki ide untuk ke desk manajemen yang berada di gedung berbeda. Disitu suami saya melaporkan kejadian meski agak berbohong. Ya, dia minta tolong dibukain kunci gedung dan kamar dengan alasan kuncinya tertinggal di dalam kamar. Akhirnya bersama satpam kami kembali ke dorm dan dibantu untuk dibukakan kuncinya. Alhamdulillah akhirnya kami masuk kamar. Saya langsung mengecas HP dan mengirim sms ke pemandu perihal kunci hilang. Lega rasanya. Setidaknya perkara kunci ini bisa ditunda sementara sampai besok.

Esoknya, pikiran saya mulai kalut kembali semenjak bangun tidur. Saya baru bisa mencari kunci hanya bisa setelah suami pulang, karena butuh 1 orang yang stand-by di dalam gedung untuk buka-tutup pintu gedung dorm. Kalau pintu kamar gampang, kan bisa tidak dikunci.

HP saya berdering, ternyata itu telepon dari sang pemandu. Ia mengabarkan bahwa supir mobil tersebut tidak menemukan kunci yang dimaksud. Mencelos lah hati saya. Ah kemungkinan keberadaan kunci ini menghilang satu. Tinggal berharap semoga kunci tersebut ada yang menemukan di halaman belakang dorm.

HP berdering kembali, ternyata suami mengirimkan foto kunci kamar dengan bermodalkan memfoto kunci kamar rekannya. Sepulang suami, saya langsung bergegas ke halaman belakang dorm. Celingak-celinguk, wah untung ada pria berpakaian seperti satpam. Sontak saya bertanya kepadanya dengan menggunakan Bahasa Inggris sesederhana mungkin (ya, saya masih skeptis soal kemampuan berbahasa inggris orang sana), tepat dugaan saya, dia terlihat bingung. Kemudian, ia tampak meminta tolong kepada mahasiswa yang lewat untuk membantu komunikasi kami. Si Mahasiswa bertanya menggunakan bahasa Inggris apa yang saya butuhkan. Saya menyampaikan apakah sang satpam mendapat laporan ada kunci hilang di sekitara situ. Si mahasiswa juga tampak bingung. Iya, bahkan level mahasiswa pun kemampuan bahasa Inggris mereka juga tergolong kurang baik 😓. Ia menyampaikan seadanya kepada si satpam. Saya menangkap gelagat si satpam juga bingung. Kemudian saya punya ide, saya tunjukkan gambar kunci kiriman suami. Dia langsung menangkap maksud saya. Sang satpam juga langsung terbirit-birit ke gedung belakang begitu si mahasiswa menunjukkan gambar.

Secercah harapan muncul.

Sang satpam kembali dengan kunci yang dimaksud.

"Khab Khun Krab!", pekik saya kepada sang satpam dan mahasiswa.

ALHAMDULILLAH
ALHAMDULILLAH
ALHAMDULILLAH

Alhamdulillah masalah kali ini berakhir dengan bahagia. Saya langsung terbirit-birit pulang untuk bercerita kepada suami. Ternyata memang dari awal suami mengirim foto itu agar bisa langsung menyampaikan secara isyarat soal kunci itu. Oalah, ternyata saya yang tidak menangkap maksud suami. Mungkin sudah terlalu kalut, hehe.

Hati saya lega. Kami juga jadi bisa fokus menyiapkan barang-barang untuk pulang lusanya.

Terima kasih Chiang Mai atas pengalaman-pengalaman berharganya! 😏
chiang mai night safari

Asa untuk Transportasi Umum di Jakarta

2 komentar
Menyandang status ibukota, DKI Jakarta memiliki jumlah populasi 10 juta jiwa lebih di wilayah yang hanya seluas 661,52 km2. Hal ini menempatkan Jakarta sebagai kota terbebani nomor 2 di Asia setelah Tokyo. Pada jam kerja, penduduk Kota Jakarta meningkat hampir 3 kali lipat. Penduduk tambahan ini berasal dari penduduk Metropolitan Jakarta yang meliputi Kota Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

transportasi umum jakarta

Masih teringat di benak saya saat pertama kali pindah ke Jakarta pada tahun 2002, betapa pendek asa saya melihat sektor tranportasi umum di Jakarta. Pada saat itu saya hanya mengenal mobil angkutan umum (angkot), berbagai bus (Kopaja, Damri, Mayasari) dan KRL. Sehari-hari untuk berangkat sekolah saya masih menggunakan moda angkot atau antar jemput mobil pribadi. Ayah saya pun masih menggunakan mobil pribadi untuk ke kantor. Pada saat itu, menggunakan angkutan umum terasa kurang nyaman. Angkutan umum terkenal akan sering "ngetem", desak-desakan, ataupun jalur yang terkesan memutar. Kebijakan pembatasan kendaraan pribadi pada saat itu hanya 3 in 1 yang berlaku di ruas Jalan Sudirman dan Kuningan pada jam berangkat (06.00-10.00) dan pulang (16.00-20.00) kerja. Alih-alih untuk membatasi kendaraan pribadi guna mengurangi kemacetan, kebijakan ini terlalu banyak celah. Sebagai contoh, muncul suburnya joki 3 in 1 dengan tarif yang bervariasi.

Jakarta memiliki populasi yang sangat besar namun sangat minim jalan dan sistem transportasi. Kapasitas Jalan yang segitu-segitu saja, volume kendaraan bermotor yang terus bertambah menempatkan Jakarta sebagai kota termacet ke-12 di dunia dan ke-2 di Asia (Inrix 2017 Scorecard).

transportasi umum jakarta
Inrix 2017 Scorecard
Berdasarkan lama waktu kemacetan yang dirasakan pengendara di Jakarta, rata-rata dalam setahun mencapai 63 jam dengan porsi 20 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan 2016 yang menyebutkan bahwa para pengendara dapat menghabiskan waktu 55 jam saat kemacetan terjadi.

Transportasi Umum Jakarta 5 Tahun yang Lalu

Saya mulai agak sering menggunakan moda TransJakarta pada tahun 2014. Pada saat itu saya dan suami tinggal di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dengan lokasi yang sangat strategis untuk menggunakan angkutan umum. Sekali angkot ke terminal bus Lebak Bulus, akses langsung angkot di depan rumah dan sedikit jalan kaki untuk naik bus kopaja. Jalur TransJakarta tidak sebanyak sekarang. Terhitung ada 3 koridor busway paralel dari wilayah Jakarta Selatan, yakni Lebak Bulus, Blok M dan Ragunan. Singkatnya, tinggal di Lebak Bulus pada saat itu merupakan suatu kegembiraan karena saya dapat memilih menggunakan jalur mana saja untuk mengunjungi pusat kota Jakarta.

5 tahun yang lalu, transportasi umum di Jakarta jauh dari kata terintegrasi. Angkot, bus kota, KRL, dan TransJakarta berdiri sendiri. Antara moda satu dan moda lainnya tidak saling berbagi informasi. Artinya, butuh pembelajaran, pengalaman bahkan kesalahan untuk mendapatkan jalur dan moda yang paling optimal untuk menuju suatu tempat. Sebagai contoh, dimana kita bisa melihat info jalur angkot? bagaimana dengan jalur bus kota? Trans akarta? KRL? Semuanya harus dicek sendiri-sendiri.

TransJakarta hanya merangkul penumpang dari dan dalam Jakarta. Penumpang kota satelit Jakarta seperti Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi hanya difasilitasi menggunakan KRL. Bisa sih menggunakan angkot dan bus umum, namun rute yang terbatas membuat pemilihan non KRL tidak efektif. Pun, moda transportasi umum selain KRL hanya membebani kapasitas Jalan di Jakarta. Kemacetan tetap tidak dapat dipungkiri.

Asa untuk Trasportasi Umum Jakarta

Setahun berselang, saya melihat kegiatan konstruksi dilakukan di dekat tempat tinggal saya. Wah, mau dibikin apa ini? Usut punya usut, ternyata Pemerintah sedang membangun MRT Jakarta. Artinya Jakarta tidak akan kalah keren dibandingkan Singapura dan Kuala Lumpur yang jauh lebih dulu sudah memiliki sistem MRT. Tidak lama kemudian, saya juga mulai melihat banyak tiang pancang dibangun di sepanjang tol Jagorawi menuju Cibubur. Ternyata tidak hanya MRT, pemerintah pun mulai membangun LRT Jakarta! Sebagai penduduk yang pernah tinggal di Cibubur, saya merasa pembangunan LRT Jakarta dengan jalur Cibubur - Kuningan adalah ide yang sangat brilian. Pasalnya, penduduk Cibubur sangat ketergantungan jalan tol untuk menuju kota Jakarta, dengan komposisi pilihan terbesar menggunakan kendaraan pribadi. Kenapa kendaraan pribadi? karena pilihan  jalur menggunakan angkutan umum menuju kota Jakarta sangat sedikit.

Setelah sekian lama, di akhir tahun 2018 saya menggunakan TransJakarta kembali. Untuk memastikan koridor dan bus yang akan saya ambil menuju tempat tinggat di Pramuka, saya mengunduh peta rute di situs TransJakarta
transportasi umum jakarta

Alangkah kagetnya saya karena ternyata sekarang trayek, koridor dan armada sudah berkembang sangat pesat. Selain itu, (tampaknya) bus semacam Kopaja, Damri dan Mayasari sudah bermetamorfosa menjadi bus pengumpan dengan manajemen dibawah TransJakarta. Menariknya,  jalur bus pengumpan ini juga dimasukkan ke dalam jalur bus TransJakarta. Saya membayangkan, betapa mudahnya orang jaman sekarang, tidak terkecuali turis dalam dan luar negeri  untuk menentukan bus apa saja yang digunakan untuk mencapai suatu tempat tertentu. Tidak hanya itu, peta jaringan TransJakarta juga memasukkan peta bus tingkat wisata. Bus pengumpan dan beberapa angkot juga sudah terintegrasi dan pembayarannya bisa menggunakan Jaklingko. All for one, one for all!

3 bulan setelahnya, MRT Jakarta membuka uji coba gratis untuk publik pada bulan Maret 2019. Tidak mau menunggu, saya langsung mengklaim tiket untuk sekeluarga dan alhamdulillah kami berkesempatan untuk merasakannya. Rasanya halus, benar-benar seperti naik MRT di luar negeri. Kami naik dari stasiun Dukuh Atas menuju Lebak Bulus pulang pergi. Sejauh ini, trayek MRT baru dibangun dari Lebak Bulus hingga Bunderan HI dan butuh waktu tempuh kurang lebih 30 menit.  Akan dibangun fase 2 untuk perpanjangan jalur dari Bundaran HI menuju Stasiun Jakarta Kota. Depo MRT Jakarta berada di Stasiun Lebak Bulus. Kabarnya, harga tiket MRT Jakarta dibanderol Rp 8.500, sebuah harga yang cukup murah dan masuk akal.

transportasi umum jakarta

Seminggu setelahnya, saya menaiki KRL kembali setelah sekian lama. Ternyata sistem tiketnya sudah jauh berbeda dibandingkan saat saya naik KRL pada tahun 2017. Pemerintah mengembangkan sistem tiket baru untuk KRL, MRT dan LRT. Ketiganya memiliki sistem tiket yang sama. Artinya, ketiganya pun sudah diusung untuk saling terintegrasi. Sebagai contoh, di Dukuh Atas merupakan persimpangan antara stasiun MRT, KRL, kereta bandara dan TransJakarta. 

Tersedia mesin penjualan tiket yang ramah pengguna dan loket penjualan tiket di tiap stasiun MRT, LRT, dan KRL. Kartu tiket yang bisa dipilih terdiri dari tiket satu perjalanan (STJ) dan multi trip. Tiket tersebut bersama dengan beberapa kartu uang elektronik lain bisa digunakan untuk diketuk di gerbang masuk.
transportasi umum jakarta

LRT Jakarta kabarnya akan dirilis paling belakangan. Jalur pertama yang akan diuji coba adalah Velodrome - Kelapa Gading. Jalur ini memiliki 3 stasiun diantaranya dengan total panjang 5,8 km. Depo LRT  yang berdiri di lahan seluas 100 hektar dengan kemampuan menampung sebanyak 160 kereta berada di Pengangsaan Dua, yakni sebelah utara stasiun Kelapa Gading Mall. Diharapkan LRT Jakarta dapat membawa hingga 14.000 penumpang perhari. Jarak antar KA direncanakan memiliki jeda 5 menit saat jam puncak dan 15 menit saat jam non-puncak. 
transportasi umum jakarta

Kapasitas LRT Jakarta mampu  mengangkut hingga 270 orang dan daya angkutnya bisa ditambah dengan sistem coupling. Saat ini LRT Jakpro memiliki sebanyak 8 rangkaian LRT. Rencana kedepannya koridor LRT ini akan terintegrasi dengan TransJakarta koridor 2 dan koridor 4 dengan menggunakan Sky Bridge.

Stasiun LRT Jakarta memiliki beberapa fasilitas guna menciptakan kenyamanan para calon penumpang di tiap stasiunnya. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain: Ruang Ibadah, Ruang Menyusui, Toilet Umum, Pos Kesehatan, Lift, Eskalator, CCTV 24 jam dan layanan disabilitas. LRT benar-benar mengusung transportasi umum yang ramah dan terpercaya.

Sejujurnya, hal yang masih belum saya pahami sampai sekarang adalah mengapa jalur LRT pertama yang disiapkan adalah Kelapa Gading -Velodrome. Jalur yang terlalu pendek dan arah yang bukan menuju area perkantoran membuat jalur ini sementara hanya akan menjadi jalur rekreasional saja. Jalanan di sepanjang jalur LRT ini juga masih dalam tahap kejenuhan yang wajar di jam puncak kemacetannya. Ingin rasanya saya membaca kajian transportasi yang mendasari konstruksi jalur LRT ini. Usut punya usut, ternyata untuk jangka kedepannya jalur ini akan diperpanjang menjadi Jakarta Kota - Dukuh Atas. Dari pusat kota menuju pusat perkantoran. Dalam rencana Jabodetabek Urban Railway Network Map 2020, selain jalur tersebut juga akan ada jalur LRT Cibubur - Dukuh Atas dan Bekasi Timur - Cawang.

transportasi umum jakarta

Saya sangat tertarik dan setuju akan adanya 2 jalur LRT yang berasal dari kota satelit Jakarta. Hadirnya LRT di Cibubur membuat wilayah Cibubur yang sebelumnya sangat ketergantungan dengan jalan tol menjadi terjangkau. Berpergian menggunakan LRT akan menjadi alternatif pilihan yang nyaman untuk menuju pusat kota. Pengambilan jalur paralel yang berbeda dari KRL dapat memecah kedatangan "penduduk tambahan Jakarta" melalui kendaraan pribadi, angkutan umum konvensional, KRL dan LRT. Begitu juga dengan LRT jalur Bekasi timur. Jalur paralel yang berbeda dengan KRL membuat penduduk Bekasi Timur memiliki alternatif ke pusat kota tanpa harus menempuh jarak jauh ke utara dahulu demi naik KRL.

Setelah ketiga jalur LRT tersebut, tampaknya pemerintah juga sudah memiliki Grand Design rencana pembangunan LRT dan MRT tahap berikutnya. MRT jalur hijau dengan arah Cikarang - Balaraja yang menghubungkan Bekasi dan Tangerang, LRT Grogol dengan arah Senayan - Grogol dan perpanjangan LRT Cibubur hingga Barangsiang, Bogor.

MRT, LRT dan KRL yang mengambil jalur berbeda dan tidak saling tindih ini merupakan pilihan yang efektif untuk mentransformasi penduduk Jabodetabek untuk mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Transformasi ini memiliki efek jangka panjang untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta dan sekitarnya.

Adanya peta Jabodetabek Urban Railway Network Map diatas membuat rasa optimis saya bangkit terhadap sektor transportasi umum di Jakarta. Sistem komutasi di Jabodetabek digambarkan dengan detail. Semua jalur (MRT, LRT, KRL), stasiun, serta stasiun mana saja yang terintegrasi dengan transportasi umum lainnya seperti TransJakarta, Kereta Bandara, Bus umum dan Kereta Antar Kota. Semua Stakeholder tampak berpegangan erat membangun suatu sistem transportasi umum Jabodetabek yang lebih baik. Peta seperti ini menjadi acuan yang sangat baik untuk dipublikasikan baik bagi penduduk Jabodetabek maupun turis.

Perbedaan MRT, LRT dan KRL pada Transportasi Umum Jakarta

transportasi umum jakarta
Setelah sekian kali disebut MRT, LRT dan KRL disebut, lantas apa saja yang membedakan diantara ketiganya? Perbedaan ada di rangkaian, kapasitas penumpang dan perlintasannya. LRT memiliki 2-4 rangkaian kereta dengan kapasitas 600 penumpang dan target 360.000 penumpang. LRT merupakan kereta yang paling kecil serta paling sedikit kapasitas penumpang diantara ketiganya. Meskipun begitu, target penumpang per hari LRT lebih besar dibandingkan MRT. Jeda kedatangan antar kereta juga lebih sebentar. Ini membuat LRT sebagai sarana transportasi umum yang lincah. Sistem perlintasannya juga bersifat melayang, sehingga relatif tidak menggangu jalanan dan bangunan dibawahnya.

Jalur Berikutnya?

Untuk kedepannya, diharapkan pemerintah mengembangkan dan memperbanyak jalur MRT dan LRT yang berasal dari kota satelit karena salah satu permasalahan mayor padatnya lalu lintas jakarta adalah "penduduk tambahan" yang menggunakan kendaraan pribadi disaat jam puncak, yaitu jam berangkat dan pulang kerja. Ada beberapa usulan pembangunan jalur yang layak dipertimbangkan:
  • Antara jalur KRL Bogor dan MRT Lebak Bulus
  • Antara jalur KRL Rangkas Bitung dan KRL Tangerang
  • Sebelah utara jalur rencana MRT Cikarang
  • Jalur yang menghubungkan lingkar luar Jakarta (TB Simatupang)
Sebagai mantan penduduk Jakarta Selatan dan memiliki keluarga yang bekerja di area TB Simatupang, kenihilan transportasi umum selain via jalanan membuat semua yang bekerja dan beraktifitas di sekitaran TB Simatupang relatif hanya mengandalkan bus pengumpan yang difasilitasi TransJakarta, kendaraan pribadi dan kendaraan carteran. Padahal, sepanjang jalan TB Simatupang itu sendiri sedang direncanakan untuk menjadi area perkantoran. Penduduk Tangerang Selatan yang hendak bekerja di TB Simatupang? Via tol. Penduduk Depok? Via jalanan. Penduduk Bogor? Via tol. Penduduk Jakarta kota? Via jalanan. Penduduk Bekasi? Via tol. Semuanya membebani dan meningkatkan volume jalanan di Jakarta Selatan. Tidak bisa dipungkiri, kemacetan di Jakarta Selatan tergolong parah, termasuk di ruas JORR (Jakarta Outer Ring Road).

Dengan hadirnya jalur LRT yang memfaasilitasi area Jakarta Selatan, diharapkan kemacetan menjadi lebih terpecahkan. Masyarakat juga menjadi lebih memiliki opsi. LRT dirasa cocok karena bentuknya lebih kecil dan lincah serta dengan cakupan kapasitas penumpang yang lumayan.

Because LRT Jakarta Moving People, Connecting Communities.

Majalah Bobo dan Literasi Masa Kecil

4 komentar
Ayo ngacung, siapa yang disini masa kecilnya ditemani oleh romantisme bersama majalah Bobo?

Generasi X dan Generasi Y yang lahir pada rentang tahun 1961-1980 dan 1981-1994 sudah pasti tidak asing terhadap majalah Bobo. Majalah Bobo ini sendiri berdiri pada tanggal 14 April 1973 dan masih ada sampai sekarang. Wow, artinya umurnya sudah menjajaki 46 tahun ya! Ibaratnya kalau manusia sudah memasuki usia paruh baya yang kaya akan pengalaman hidup.

majalah bobo literasi

Majalah Bobo sebagai Literasi

Saya sendiri yang lahir pada tahun 1991 dan termasuk Generasi Y merasakan betapa majalah Bobo yang terbit mingguan itu menemani hari-hari saya semasa kecil. Tahun 90-an dan hidup di kota kecil membuat para anak-anak disana minim hiburan selain bermain di lapangan dan video game semacam nintendo dan sega. Seingat saya, kami mulai berlangganan saat saya TK, mungkin sekitar tahun 95 dimana saya berusia 4 tahun. Saya yang katanya tergolong cepat bisa membaca pada saat itu sedang menjalani masa haus-hausnya untuk membaca. Sementara abang saya lebih tertarik main di luar bersama tetangga atau main sega dan nintendo.

Rubrik-rubrik masa itu yang dapat saya ingat adalah komik keluarga Bobo di halaman paling depan, cerpen, cerbung, komik Oki dan Nirmala di halaman tengah, dan komik Bona dan Rong-rong di halaman belakang. Tidak lupa banyak juga kuis-kuis dan sayembara yang dilombakan serta bagi yang beruntung mendapat hadiah. Ada TTS untuk mengasah otak dan liputan kegiatan tentang anak-anak di seluruh pelosok Indonesia.

Coba tebak, mana rubrik favorit saya?

Cerpen!
Kalau tidak salah ada total 5 cerpen dan cerbung dalam 1 terbitan majalah Bobo. Cerpen ini kalau tidak salah membuka peluang anak-anak se-seantero Indonesia untuk berpartisipasi. Rata-rata tiap cerpennya ada dalam 2 halaman. Jadi tiap kali saya menerima majalah Bobo, saya langsung melahap semua cerpennya dahulu, baru kemudian baca komik dan lain-lain sesuai urutan halamannya. 

Majalah Bobo yang datang tiap minggu selalu kami simpan dengan rapi di lemari. Tak terasa, dalam setahun saja pasti bakal menumpuk 52 edisi majalah Bobo. Saat sudah menumpuk seperti itu, saya kerap kali secara acak mengambil majalah di tengah tumpukan untuk membaca cerpen-cerpennya saja. Kan baca pertama kalinya sudah lama sekali, isi cerpennya juga sudah lupa. Jadi membaca cerpen-cerpen lama itu bagaikan membaca cerpen-cerpen baru.

Perlu digaris bawahi, saat itu kami tinggal di sebuah kota kecil di Aceh Utara, Lhokseumawe. Tidak ada toko buku. Saya cuma bisa jajan buku hanya pada saat kami pergi ke rumah nenek-atok di Medan. Jadi frekwensinya jarang sekali. Oh ya, di komplek tempat saya tinggal sebenarnya ada semacam perpustakaan, bisa pinjam seminggu sekali. Saya paling senang baca komik serial cantik. Candy-Candy, you name it. Lumayan sih ini untuk memuaskan hasrat membaca.

Kami langganan bobo sampai sebelum pindah dari Lhokseumawe saja karena keributan GAM pada masa itu, yakni sampai akhir tahun 99 saja, atau saat saya berusia 8 tahun. Selepas itu kami pindah sementara ke Medan. Semua koleksi majalah bobo kami susun rapi ke kardus dan kami bawa ke Medan. Saat di Medan saya masih kerap meminta untuk dibelikan Bobo, tapi statusnya sudah bukan langganan lagi, tapi beli mingguan. Hampir tiap minggu, pernah sih bolos beli, tapi tidak sering. Pada waktu itu akses toko buku juga lebih mudah sehingga saya sudah tidak se-ketergantungan itu kepada Bobo. Saya yang sudah mulai beranjak besar itu menambah tabloid mingguan, seperti Fantasi yang kontennya agak lebih anak gede ketimbang Bobo.

Sebenarnya sekarang pun juga Bobo masih rutin terbit, dari berbagai sumber saya juga melihat rubrik-rubriknya lebih menarik dan kekinian mengikuti perkembangan zaman. Tapi, mengapa ya saya merasa kehadiran Majalah Bobo tidak se-booming saat saya masa kecil? Mungkin inikah efek dari zaman digitalisasi yang dipenuhi dengan gadget dan games. Di tengah hempasan tersebut, saya sangat kagum dengan Bobo yang masih tetap berjibaku berjuang menumbuhkan kemampuan literasi dan kecintaan anak-anak bangsa Indonesia untuk membaca. Mungkin bagi Bobo kedepannya perlu mengadakan acara yang bertajuk anak-anak dengan anak-anak sebagai peserta sebagai sarana mereka agar dapat mengenal Bobo.

Maka dari itu wahai anak-anak Indonesia, mari tumbuhkan minat baca!

Mari kembali ke Bobo! 😉