Alasan Kenapa Saya Memiliki Blog

1 komentar
Mungkin tidak seperti blogger lainnya, alasan saya memiliki blog tidak keren sama sekali. Ah, saya pun sebenarnya sungkan mentahbiskan diri sebagai seorang blogger. Ditambah dengan keadaan sekarang, rasanya saya tidak seproduktif dulu untuk menulis blog.

Dramatisasi Kisah Boneka Bebek

2 komentar
Sejak kecil, menjadi materialistis dan perhitungan tidak pernah menggelayuti diri saya. Kecuali (mungkin) perhitungan bakhil ke diri sendiri.

Drama keberangkatan ke Chiang Mai

2 komentar
Setelah hampir 2 bulan, akhirnya saya memberanikan untuk menulis ini karena menurut saya pengalaman ini sangat memalukan sekaligus agak menyesakkan. Let's call it rejeki hanya sampai disitu saja dan rejeki pengalaman berharga.

Suami mendapatkan kabar pada bulan Juli kemarin bahwa akan dikirimkan ke Chiang Mai di bulan Oktober selama sebulan. Sontak saya gembira karena akhirnya akan kejadian juga tinggal di negara asing meski hanya sebulan. Sebenarnya suami mendaftar untuk pengiriman bulan Maret, setelah mengira tidak dapat jatah praktis kabar bulan Oktober ini sedikit mengejutkan. Mulailah pada saat itu saya malam-malam suka iseng membukan online travel apps semacam Traveloka, Tiket.com, dan pegi-pegi. Karena kami masih di Jogjakarta pada saat itu, kami memutuskan mulai agak serius memesan tiket nanti saja setelah kepulangan ke Jakarta pada bulan Agustus. Selain itu, kalau mencari tiket pada waktu itu saya juga tidak konsen karena otak saya masih terjejali rencana-rencana kunjungan museum dan tempat wisata di Jogjakarta, hehe.

Misteri Menjadi Orang Asing di Chiang Mai

Tidak ada komentar
Saat disebut Negara Thailand, kota apa saja sih yang terbayang di benak kita? Bangkok, Pattaya dan Phuket adalah urutan kota yang kerap kali disebut

Pernah mendengarr Kota Chiang Mai?

Sama, saya pun juga tidak sebelum berencana tinggal sebulan disni.

Simulasi Gempa di SD Nabawi Jakarta

Tidak ada komentar
Gempa di Lombok yang terjadi pada bulan lalu sarat membuat masyarakat Indonesia was-was, takut, dan bertanya-tanya dimanakah gempa yang akan terjadi berikutnya. Ditambah dengan isu-isu mega gempa yang akan mengguncang Jakarta, semakin besar pula kecemasan yang timbul. Gempa merupakan fenomena alam yang tidak akan dapat kita hindari. Tapi apakah kita siap menghadapi gempa apabila terjadi di lokasi kita?

Kita perlu membekali diri, keluarga dan orang sekitar terkait sikap apa yang harus dilakukan apabila terjadi gempa. Gempa dapat terjadi kapan saja, bisa saat kita di rumah, tempat kerja, sekolah, atau di jalan raya. Kali ini akan dibahas contoh simulasi gempa di sekolah. Dengan adanya edukasi gempa kepada siswa dan sivitas sekolah, anak-anak bisa lebih siap dan orang tua dapat berkurang kekhawatirannya.

Tim SKI (Safekids Indonesia) berjumlah 5 orang mendapat undangan memberikan edukasi serta melakukan simulasi gempa di SD Nabawi Jakarta pada Kamis, 6 September 2018. 

Drama Kisah 3 Hari Asian Games 2018

Tidak ada komentar
Gegap gempita perhelatan Asian Games 2018 telah usai. Menyisakan kebahagiaan dan haru. Meninggalkan berbagai kesan dan cerita dari berbagai pihak. Termasuk oleh pengunjung seperti saya ini. Bersyukur kita, Masyarakat Indonesia dapat merasakan histeria Asian Games setelah terakhir diselenggarakan pada tahun 1962, yakni 56 tahun yang lalu. Lebih dari setengah abad lampau! Tidak heran, banyak masyarakat bahkan penduduk diluar Kota Jakarta dan Palembang juga ikut berbondong-bondong memeriahkan acara ini. Tidak sedikit juga yang datang lebih dari sekali. Dengan berbagai venue yang tersebar di penjuru Jakarta, harga tiket yang variatif, pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan Asian Games ini patut untuk dihadiri.

Dari rentang waktu 2 minggu diadakannya Asian Games, Saya berkesempatan untuk berpartisipasi memeriahkan acara ini dalam 3 kedatangan. 2 venue yang berbeda dan 2 waktu  yang berbeda. Pertama saat kami menonton acara renang di GBK pada pagi hari. Kedua saat kami menggunakan tiket festival bertamasya di GBK saat minggu malam. Ketiga saat menonton pertandingan balap sepeda jalur di Velodrome.

Berkah Streaming Asian Games 2018

Tidak ada komentar
Saya punya 2 televisi di rumah. Pernah langganan TV kabel dirumah dan cuma bisa ditonton melalui televisi yang ada di ruang tamu. Karena televisi di dalam kamar tidak bisa menonton saluran dari luar, jadi praktis hanya ditonton saluran lokal Stand Up Comedy dan nonton serial televisi luar via USB yang dicolok.

Sebulan kemudian televisi dua-duanya tidak digunakan sama sekali. Baik untuk saluran lokal, serial televisi ataupun TV kabel. Bodohnya meski saya praktis tidak menggunakan televisi sama sekali, saluran televisi kabel baru diberhentikan langganannya setahun kemudian! Luar biasa bukan.

Hampir setahun berikutnya televisi hanya berdebu. Menjelang Asian Games 2018 saya berniat menghidupkan kembali televisi setelah hanya menjadi pajangan. Eh, mana rimut kontrol?

Raib! Bahkan 2 rimut karena ada 2 televisi semuanya raib.

Dan saya tidak mengeluarkan usaha untuk mencarinya di pojok rumah.