Antusiasme Film Jerman dan Korea

Tidak ada komentar
Dreileben: 3 kehidupan
Di minggu yang berturut-turut, Jerman dan Korea yang mungkin sebagai bentuk persahabatannya dengan Indonesia mengadakan Fetival Film. Festival Film Jerman diadakan untuk kedua kalinya pada tanggal 20 - 27 Juni 2013 di Bioskop Blitz Megaplex berberapa kota di Indonesia. Festival Film Korea diadakan bertepatan dengan momentum 40 tahun hubungan diplomatik antara Korea dan Indonesia. Festival ini dimulai pada tanggal 25 Juni sebagai opening dan 26 - 30 Juni 2013 untuk screening. Sama halnya dengan Festival Film Jerman, Festival Film Korea diadakan di Bioskop Blitz Megaplex. Memang tampaknya bioskop Blitz ini satu-satunya bioskop yang bisa berkecimpung di area indie ya.


Sedikit Cerita dari Sidang

Tidak ada komentar
Jadi pada hari ini, akhirnya saya menunaikan sidang akademis yang ke dua kalinya, di umur dua puluh dua. Berhubung ini yang kedua kalinya, mungkin udah ga sedeg-degan seperti hampir tepat dua tahun yang lalu saat pertama kali. Cuma tetap saja ada beberapa faktor yang pastinya menjelang sidang rasanya tidak seperti hari-hari biasanya. Misalnya kenyataan bahwa para eksekutor (baca: penguji) yang nantinya ada di hadapan saya berjumlah 5 orang, bukan 3 orang seperti dahulu kala. Saya juga sadar betul bahwa persiapan saya harus lebih matang dibandingkan pada saat sidang S1. Materi yang lebih rumit, serta lima orang penguji yang pastinya mewakili bidang-bidang keilmuan TL masing-masing yang nantinya akan menanyakan hal-hal terutama di bidang keahlian mereka.


Strategi Syaitan Menggoda Manusia (Pt.1)

1 komentar
Selasa lalu saya menghadiri pengajian dengan topik yang cukup menarik. Memang sudah beberapa pekan terakhir ini, topik tentang syaitan lagi dibahas. Kalau membahas syaitan panjang banget. Maka saya akan batasi di topik strategi syaitan menggoda manusia. Yuk mari kita mengenal syaitan! Eh, bukan berarti tak kenal maka tak sayang. Tapi mengenal supaya kita bisa menghindari segala tipu daya mereka. Ceramah dibawakan Ust. Abu Haidar As-Sundawy yang pada tulisan ini saya tambahkan narasi dari saya sendiri. Insya Allah hasilnya tidak menyimpang :). Berhubung ini dari hasil ceramah, mohon maaf jika saya mensitir hadits tidak lengkap sanadnya (ga keburu nulisnya,, hehe). Tapi akan saya nukilkan beberapa ayat-ayat Al Quran yang berkaitan. Yuk Mari!

Sebetulnya, syaitan sudah menyerah, sudah mati kutu istilahnya memikirkan bagaimana supaya kaum manusia menyembahnya. Tapi ternyata syaitan adalah makhluk yang pantang menyerah. Mereka memiliki 17 strategi bagaimana menggoda manusia. Apa saja strategi itu?

Tulisan di Pinggir Jalan

Tidak ada komentar
Tempo hari, saya pergi ke suatu daerah yang belum pernah saya kunjungi. Villa Bogor Indah. Namanya aja sih Bogor, tapi padahal itu Bogor coret alias Kabupaten Bogor alias dekat Cibinong. Sebenarnya nama Jalan yang saya lalui tidak asing, Jalan Raya Bogor. Jelas saja tidak asing, karena dahulu SMP saya berlokasi di jalan tersebut, KM 24. Namun Jalan dekat Villa Bogor Indah ini KM 54. Wah sekitar 30 Km ke Selatan, wajar saja daerah ini asing. Saat pulang, tiba-tiba mata saya tertuju pada sebuah papan jalan disamping kiri. Papan petunjuk jalan ini sangat asing dan baru pertama kali saya lihat di daerah Jabotabek. Tertulis apa?
"Bentengi diri anda dengan Dzikir".

Review Makanan Korea Pertama: Tudari

Tidak ada komentar
Berhubung oleh kepenasaran saya terhadap makanan Korea, akhirnya saya memutuskan makan di sebuah restoran Korea dekat rumah saya. Tudari. Posisinya ada di Jl. drg. Suria Sumantri, dekat dengan Universitas di Bandung. Sebenarnya ada cukup banyak Restoran Korea di Bandung. Saya ingatnya beberapa di daerah Setiabudi, Myeong Ga dan Tudari ini. Namun karena mendengar review teman saya, Asti dan Kak Yenny yang merekomendasikan Tudari, jadilah saya Jumat kemarin bersama Kak Yenny melakukan Lunner (Lunch Dinner) :D

Pertama kali masuk ke restoran, langsung disambut "Anyeong haseo" oleh para pelayan. Keadaan restoran pada saat saya datang, ada sepasang suami istri Korea sedang makan. Selain itu tidak ada pengunjung lain selain kami. Di meja partisi ruangan, terletak tumpukan Koran dan Majalah bertuliskan Hangeul. Saya juga tidak tahu darimana mengimpornya. Selain itu terletak juga tumpukan kartu nama dimana kita bisa mengontaknya untuk mendapatkan Red Gingseng. Iya betul, red gingseng yang bentuknya segede gaban yang menurut gw bentuknya seperti janin bayi :o. Dekorasi dindingnya sangat korea, ditambah banyak pajangan foto yang mempromosikan restoran tersebut. Lightningnya bagus. Tempat yang nyaman menurut saya.





Iri dan Menunggu

Tidak ada komentar
Dalam rangka ingin meneruskan blog multiply gw dulu yang berbahasa Indonesia, jadi saya memutuskan untuk mulai menulis lagi. Berhubung blog multiply sudah dinonaktifkan dan diconvert menjadi blog dagang sama ownernya, jadinya gw mengexport semua tulisan dalam format XML kemudian di import ke Blogspot ini. Jadi kalau kalian tertarik membaca tulisan gw yang udah berumur 3-6 tahun yang lalu, bisa scroll ke bawah atau kehalaman belakang. Belum semua gw tampilkan, karena banyak tulisan mengandung rahasia (ahiyyy,,,) jadi ga bisa publish all. Nanti dicoba mempublish tulisan lama yang layak ditunjukkan jikalau ada waktu. Dan maaf juga karena tampilannya masih acak adut. In progress lah :D.


Hate Being Generalist

4 komentar

Pertanyannya : Apakah menjadi seorang generalis itu menyenangkan?

Mari kita uraikan.

Generalis terkait dengan seseorang yang mampu melakukan banyak jenis hal saat orang-orang lain hanya bisa melakukan sedikit hal. Dalam hal ini adalah kemampuan. Kuantitas. Chekclist. Mungkin dalam hal ini, orang-orang generalis ini mejadi tepatguna. Dalam berbagai hal juga dapat diandalkan. Selain itu mereka ini cenderung bersifat selfish, karena merasa bisa melakukan. Bagi segelintir orang mungkin bisa jadi sombong. Terserah pandangan orang, sebenarnya ini tergantung bagaimana mereka menempatkan diri mereka masing-masing.

Generalis tidak hanya berhubungan dengan kuantitas kapabiliti seorang. Tetapi juga ketertarikan. Para golongan generalis ini memiliki ketertarikan pada banyak hal. Checklist. Entah mereka tipikal manusia yang gampang teracuni, atau memang dari sananya banyak memiliki ketertarikan. Jika memang seperti itu, sisi baiknya adalah mereka orang yang suka belajar, bahkan untuk belajar segala sesuatu yang sama sekali baru dan asing. 

Well, I guess enough for talking quality. Okay, they get point for this stuff.Checklist.
Lantas bagaimana dengan kualitas?
Hal ini lah yang akan menjadi pertanyaan besar.
Sebelum bingung mari saya analogikan sesuatu. Umpamakan ada pensil berjumlah 10 buah. Lalu ada kotak pensil sebagai wadah pensil tersebut. 10 Pensil ini adalah pengandaian anugrah skill dan kemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Semua orang memiliki kemampuan yang sama rata untuk mengisi tiap skill yang mereka punya. Lalu kotak pensil ini adalah skill tersebut. Katakanlah, si orang biasa memiliki 5 kotak pensil atau 5 kemampuan. Maka tiap kotak itu akan menerima 2 pensil. Sementara untuk para manusia generalis, banyak memiliki kemampuan jadi mereka mempunyai 10 kotak pensil, yang mana tiap kotak pensil akan menerima 1 pensil. Jelas sampai sini. Orang biasa memiliki kemampuan dengan 2 skill sementara orang generalis memiliki kemampuan dengan hanya 1 skill. Kesimpulannya, orang biasa memiliki kualitas kemampuan yang sungguh lebih diatas dari kaum generalis ini. Orang generalis memiliki tipikal tipis lebar sementara orang biasa memiliki tipikal mengerucut

Orang generalis akan banyak memiliki kendala “bingung”. Bingung dalam memilih sesuatu karena mereka tidak tau dalam hal apa mereka baik. Bingung karena mereka merasa banyak yang baik tapi mereka tidak tahu mana yang terbaik. Bingung, dan memiliki kekhawatiran seandainya dari yang mereka pilih itu ternyata merupakan pilihan buruk dan mereka tenggelam dari ketidakmampuan yang pada akhirnya ditampakkan. Pada intinya, mereka sesungguhnya adalah orang-orang bingung.

Selain itu, orang generalis bisa jadi terlihat “wah” diluar. Namun jika anda akan mulai sangat dekat dengan mereka, anda akan tau betapa kasihannya mereka dan akan tahu seberapa tidak bisa apa apa mereka.
Dengan kata lain, saya menyebut mereka ini “bisa tapi tidak bisa”. Ironis.

Namun, saya pribadi pernah melihat beberapa fenomena ini tidak berlaku. Saya melihat segelintir kaum generalis yang merupakan “bisa dan memang bisa”. Mereka memiliki kuantitas kemampuan banyak dan memiliki kualitas kemampuan tersebut besar pula. Alangkah menyenangkannya. Tapi entahlah, apakah disini saya sebagai pengamat masih melihat mereka ke tahap “wah” atau memang saya belum terlalu mengenal mereka.

Sebagian orang, ada yang menganggap generalis adalah sebuah anugrah. Ada juga yang menganggap generalis hanyalah sebuah penghambat, terutama bagi sang generalis tersebut. Sebenarnya tergantung bagaimana kita menganggapnya. Semua orang diciptakan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Dan Tuhan tahu yang terbaik. Generalis bukan berarti hambatan. Bisa jadi kegeneralisan bagi mereka yang memilikinya dinilai Tuhan lebih baik apabila mereka tidak generalis. Sebenarnya untuk menjawab hal ini cuma satu, yaitu Bersyukur. Terkadang bersyukur cukup susah. Sudah sifat alami manusia untuk selalu melihat ke atas tanpa pernah melihat diri sendiri dan apa yang dipunya. Tapi sesungguhnya bersyukur itu adalah opsi paling gampang. Selain itu sangat penting untuk memahami diri sendiri, apa yang kita punya.

Saya, seorang generalis yang mencoba mencari tahu.

Hate being generalist, I want to be specialist