Benarkah?? Padahal gw ngerasa pasang ekspresi biasa-biasa aja. Gw emang capek sih,,secara TC gitu,,tapi gw tetep merasa biasa-biasa aja. Sebelumnya saudari Kania juga berkata serupa pas gw mau "meminka" (padahal ga jadi juga ). Apakah jadi sebenarnya gw selama ini selalu terlihat lesu dan membetekan? Hmmm,,,
Kok lo lesu amat sih??
Benarkah?? Padahal gw ngerasa pasang ekspresi biasa-biasa aja. Gw emang capek sih,,secara TC gitu,,tapi gw tetep merasa biasa-biasa aja. Sebelumnya saudari Kania juga berkata serupa pas gw mau "meminka" (padahal ga jadi juga ). Apakah jadi sebenarnya gw selama ini selalu terlihat lesu dan membetekan? Hmmm,,,
Kok lo milih TL?
Gw : Kok lo milih TL?
Afne : Demi prospek gw ama masa depan gw
Desra : Pengen aja
Muhsin : Emang dari awal gw mau milih TL
Andre : Iseng-iseng berhadiah aja,,ooops
*mulai dari si andre,,udah mulai jawab ngaco seenaknya,,haha
Doli : Pengen beda aja,,soalnya rata-rata anak cowo FTSL kalo ditanyain pasti maunya Sipil ato ga KL. Hahaha,,
Yoka : Aku cinta lingkungan!!!! *dengan tampang fiktif nyengir ga jelas,,huahaha
terus ada temen gw yang laen,,terlibat pembicaraan ama tu anak,,gara2 abis "diusir" gara2 telat ama dosen matrek. Dia bilang,
Duta (nama disamarkan) :
Iyah,,gw milih TL,,daripada entar tau2 ga dapet sipil,,terus pas pulang ngelihat anak2 sipil berkeliaran cuma bisa ngebuat gw mupeng.
Gw : HUAHAHAHAHAHAHA,,,
lantas ngakak lah gw,,,
Ah,,dasar anak cowo angkatan gw, cacat semua,,,
Mengerikan!
Jujur,,buku ini bagi gw sangat mengerikan. Sepertinya sih ini punya anak elektro. Judulnya Microelectronic Circuit,,karangan Sedra/Smith,,5th edition. setelah gw buka-buka sih tebalnya sekitar 1300-1400 halaman. AMPUN!!
Dialog Mengenai Dunia Psikadelik (Episode 2)
Kemudian, Sang nelayan meraba-raba sekitarnya.
Dziiiiinnnnngggg,,,
Berharap bisa menemukan kesadarannya, sang nelayan terkaget.
"Apa yang terjadi padaku?".
Dengan matanya yang baru terbuka, pikirannya begitu terkecamuk. Sambil mengucek-ucek matanya. Sang nelayan masih gamang, membedakan antara pikirannya dan keadaan nyata. Lulungu.
keluarganya.
Lalu baru ia sadar. Bahwa, dia telah kembali kedunia nyata. Bersama keluarga disekitarnya. Anaknya pun langsung menghambur menuju padanya. Berpelukan. Tiba-tiba pikirannya yang penuh gundah gulana itu telah tergantikan dengan suatu kesejukan. Kehangatan yang tidak tergantikan. Kemesraan dan kehangatan keluarga. Aura sang anak seperti menambal bobroknya pikirannya itu. Membuat sang nelayan tersadar bahwa selama ini ia terjerembab ke alam pikirannya sendiri. Lalu sang anak bertanya,
"Ayah,, kemana saja?"
Sang ayah terdiam. Sejenak kemudian, ia berkata,
"Terima kasih."
Ia menyadari sesuatu bahwa ia tak boleh begini terus. Ia tidak akan membiarkan pikirannya menjadi raja bagi dirinya. Membawa dia meninggalkan dunia nyata. Menuju awang-awang tanpa ujung. Kemudian, setelah sekian lama pada akhirnya, aura keluarganya lah yang membimbing ia meninggalkan kekelamannya. Menyelamatkanya menuju dunia nyata. Meninggalkan alam bawah sadarnya. Hal itu seperti sebuah cahaya yang menghampiri.
Cahaya itu,,
Cahaya itu adalah aura keluarganya
TAMAT
Penasaran?
Gundah Gulana?
Nantikan laporan nasib sang manusia di blog berikutnya!
Dialog Mengenai Dunia Psikadelik (Episode 1)
hening..hening...hening...
Planet alam dimana2 semua warna menyebar membaur dan biru laut pun ikut bergembira. Bergabung dengan warna pelangi, kemudian laut-laut tersebut beriak seolah-olah melompat kegirangan. Dan terlihat lah siluet sang bapak nelayan yang mencari ikan disore hari. Berharap membawa beberapa ekor ikan untuk dimasak dirumah bersama anak dan isterinya.
hupp,,
Ah..kehidupan..
Dengan jaringnya,,sang nelayan mendapatkan seekor ikan. Memandangi ikan hasil tangkapannya dengan memasang senyum penuh syukur. Kemudian tiba2,,,
eng ing eng,,
ikan tersebut ikut tersenyum dan langsung menguakkan mulutny dengan gigi-gigi ikan yang tajam bak ikan piranha. Kemudian mulut ikan itu terkoyak.
lalu,,,
semuanya menjadi hitam,,
Di tengah kehitaman pekat, tiba-tiba ada suara yang memanggil. Terdapat celah yang memungkinkan cahaya untuk menembusnya. Panggilan apakah itu gerangan?
itu suara anaknya.
ya,,
Ia dapat melihat anaknya melalui lobang yang sangat teramat kecil. Dengan nada penuh harap kepulangan bapaknya, "bapak,, ayo pulang..". Tiba2 lobang itu membesar dan semakin membesar. Semuanya terlihat seperti menyeruak, warna - warna yang sempat hilang tiba-tiba menghambur.
backsound: blue jay way
"please dont be long,,,,"
Tiba2 saja sang ayah sudah berada di rumah. Tentu saja bersama sang anak dan istrinya. Dada terasa bergemuruh, seperti ada sesuatu yang tak tertahankan. auman serigala dan menghentak seperti langit akan runtuh. Bergenuruh seperti suasana dugem. Dan petir pun terlihat bukan seperti biasanya.
ya ampun,,
"itu bukan petir!! itu langit retak!!".
Seperti cangkir yang disiram air panas, retak perlahan. Menimbulkan garis-garis hitam seperti dinding disebuah gedung yang retak karena ada kekuatan maha dashyat di neraka didalam perut bumi yang menekan keatas. Sehingga, retak-retik dimana mana. Dan semuanya,,
BLAMMMMM!!!!
To be continued,,,
Dialog Mengenai Dunia Psikadelik (Preface)
Dialog yang aneh ini hasil kerjaan dari makhluk yang mengaku-ngaku bernama mamat dan junet. Setelah dikocok, dicincang, direbus,dibumbuin, diasepin, dibuat menjadi kwetiaw, jadilah menjadi hasil tulisan epik[??] yang akan beredar di next blog si matzen ini.
Darimana asal muasalnya pangkal psikadelik itu?
Don't think too far!
Jangan ragu!
Jangan heran!
Semuanya hanya bermula dari lem aibon.
*terdengar suara dari kejauhan sana,,
"Huahh,,,,awalnya dari lem aibon? ngaco lu! Ampe dunia kiamat pun ga bakal ada hubunganna antara lem aibon ama psikadelik!"
Si Matzen ini lantas tidak terima,,ia pun membalas si pemilik suara itu,,
"Ya adalah! lu aja yang dudulz. Pemikiran serba terbelakang. Primitip! Kita liat aja,,klo ternyata ada hubungannya,,lu mesti gegulingan jungkir balik keliling Bandung!"
Lantas,,bagaimana nasib si pemilik suara itu selanjutnya?
Silahkan liat di blog si matzen ini berikutnya!
Thanx Eric!! ^_^
Hi eric,, do u still remember me?
i wanna ask about mello and trumpet.
mello have two mouthpiece, big and small one. am i wrong? i usually used the big mouthpiece. I've got trouble when i play trumpet. it's like to many air get off from mouthpiece,especially for low tone. i used too many times to adapt so my blow can consistent.
i know u used to play eupho, trumpet, french horn and trombone which its mouthpiece have different size. can u give me sugestion how to faster adapt my blow ?
thanx before ^_^
Zeneth,
The problem with "large" and "small" mouthpieces are that some work for some people and others don't. One person may have a bigger embrochure that the other therefore he uses a larger cupped mouthpiece and the same goes for the smaller mouthpiece. I would recommend just using a 7C for your trumpet which is standard size for all trumpet users. If not, consider getting a smaller one such as a 5C. You say that sometimes the air escapes when you play your instrument, and that is probably what it is. Your mouthpiece is probably too big for you. Although it may be harder to play on a smaller mouthpiece, it is worth it in the future because you will be come a better player. The only other suggestion I can give you is go out to the stores in the market and try out different mouthpieces or do research on famous trumpet/ frenchhorn players until you find the perfect mouthpiece for yourself. I myself use a 6 1/2 AL and a 7C G large shank Dennis Wick mouthpiece for my Euphonium. The 6 1/2 AL is standard but the 7 C G Dennis has a much broader and deeper cup for a darker and more deeper sound. The way you can adapt your blow as you say or rather its called your embrochure (the way you play) is by just playing your scales, Lip slurs, octave excersices such as Bflat major scale with the 8va (octave) included. The only way you can master your instrument is by knowing your scales and being able to play them in a large range. Lip Slurs like not tounging and going up and down the notes on a single fingering can help (like bflat major to F major to bflat 8va major up and down) or just speed excersises. Anything that works your lips. And keep this in mind. If you are going to practice for one hour, you should really only be playing for 30 minutes. The other 30 minutes is to relax your lips or "chops" so they do not get damaged. For example, I will play a 5 minute piece of music, then after i will rest for 5 minutes and continue playing. This is the only way that you will build muscle in your apature, embrochure, lips, and cheek muscles. If you play too long for a long time, your muscles will get tired and "break" or rip apart and you will feel swollen. If you have any other questions or if you need me to explain anything else on this, just message me again at sanchezeric_b@yahoo.com or saberfx21@hotmail.com because I don't use tagged.com a lot anymore.
Other recommendations for mouthpieces:
-These are some pretty good brand name suppliers for instruments and mouthpieces. I myself like the Dennis wick because I have a more classical sounding tone and a much deeper and darker tone. Because you play trumpet and mello, I may recommend you stick with Bach and some Dennis Wick depending on how they feel to you. Bach should be fine though. If you want to look for mouthpieces, just go on google.com and look around for websites and research.
-Yamaha (Any)
-Dennis Wick (Jazz, Dark tones)
-Bach (for classical tones)
Ya ampun tu orang..gw cuma nanya gimana cara mempercepat niup alat yang ukuran mouth piecenya beda,,malah selain dikasih saran ngatasinya ama teknik2 terus anjuran2 merek mouth piece. hahaha.. Memang bedalah antara gw yang baru maen beginian hampir setahun ama yang udah karbitan. Pemaen euphonium Phantom Regiment lagi!
haha,, ^_^