Tampilkan postingan dengan label parenting. Tampilkan semua postingan

Romantisme Hasan dan (Calon) Adeknya

2 komentar
Makanya, Hasannya sedih kan tiap pulang dari ketemu saudaranya. Belum ada adeknya sih, jadi sendirian.
Terus terang, saya suka sedih dan keki dengan respon dan komentar-komentar semacam itu. Sedih buat sayanya yang memang sudah lama ingin memberi adik untuk Hasan, dan sedih untuk Hasan karena terkesan mendiskreditkan Hasan.

*akan diperbaharui secara berkala, tergantung suasana hati 😙

romantisme adik kakak


Di saat saya menulis tulisan ini, Alhamdulillah saya sedang hamil jalan 36 minggu di usia Hasan yang memasuki 3.5 tahun itu. Dari dulu, Hasan memiliki suatu kelemahan yang sangat terlihat. Apakah itu?
LEMAH TERHADAP BAYI-BAYI 😀
Hahaha, jika itu mau disebut kelemahan. Hasan selalu suka sama bayi-bayi. Kalau tiap mau main ke tempat temannya atau saudaranya, pasti yang disebut pertama kali yang lebih muda dari dia atau yang bayi-bayi. Kalau lagi makan di restoran dan kebetulan sedang ada bayi-bayi, Hasan mendadak makan tidak konsen. Hasan yang memiliki kepribadian membutuhkan adaptasi terhadap orang baru membuat ia bagaikan bayi-bayi penguntit. Jadi sering curi pandang diam-diam bayi-bayi di sekitar tapi tidak berani mendekatinya haha. 

Kebayang kan bagaimana reaksi Hasan saat ia tahu kalau ia akan memiliki adik sendiri? Senang sekali dia. Bahkan sudah tersusun paripurna kurikulum apa saja yang hendak dia ajarkan ke adiknya! 😂.
Ade bebi nanti diajarin merangkak sama abang Hasan.
Ade bebi nanti pakai jilbab warna pink gambar hello kitty
Ade bebi nanti diajarin naik sepeda sama abang Hasan. Sepedanya yang kecil karena masih kecil dia.
Ade bebi nanti diajarin renang sama abang Hasan dibawah.
Dan segudang susunan rencana kurikulum lainnya.

Banyak orang yang suka khawatir jika nanti anak kesekiannya lahir, abang/kakaknya bakal cemburu sama sang adik. Adiknya dibelikan ini itu, kakanya tidak. Adiknya dapat kado ini itu, kakaknya tidak. Sementara Hasan malah segala apapun ingin beli buat adek bebi. Malah dia suka lupa sama barang yang dia butuhkan sendiri. Mau beli baju adek bebi, mau beli mainan adek bebi, mau beli buku buat adek bebi. Dia hampir tidak pernah minta barang buat diri sendiri kecuali kalau kita sedang bawa ke semacam toko mainan dan dia cuma liat-liat mainan semacam die cast mobil Tomica dan mainan karakter seperti McQueen dan Paw Patrol. Malah, kalau Hasan diajak buat beli perlengkapan adek bebi, dia merasa itu seperti hiburan ia tersendiri.

Romantisme (Calon adik) dan Kakak

Situasi 1

Saya dan Hasan hendak pergi ke kantor imigrasi untuk menanyakan beberapa perihal paspor untuk mertua saya. Respon Hasan?

Saya: Kita lagi di kantor imigrasi, dulu Hasan bikin paspor disini
Hasan: Mau bikin paspor ade bebi
Saya: Ade bebinya kan belum lahir. Emang abang Hasan mau kemana sih sama ade bebi?
Hasan: Nanti kalau ade bebi lahir mau nemenin ade bebi bikin paspor. Mau ke legoland sama ade bebi

Kemudian setelah kami beres urusan paspor, saya menawarkan ke Hasan,

Saya: Hasan mau pulang atau cuci mata liat baju ade bebi?
Hasan: Mau liat-liat baju ade bebi.

Sesampainya kami di Birds & Bees Kelapa Gading, Hasan bersemangat sekali turun dari mobil dan memasuki toko. Kemudian di etalase, terpampang nyata koper-koperan merk Trunki. Saya katakan koper ini bisa dinaiki. Kemudian saya tanyakan,

romantisme adik kakak

Saya: Ini ceritanya koper Hasan, bisa dinaikin loh. Isinya kayak koper beneran. Kira-kira nanti mau diisi apa sama abang Hasan?
Hasan: Mau diisi baju-baju ade bebi

Situasi 2

Hasan entah kenapa suka "ngerjain" dan iseng sama babehnya.

Saya: Hasan anak?
Hasan: Acom
Saya: Dan anak?
Hasan: Soleh
Saya: Sayang?
Hasan: Sayang mama, ade bebi tapi babehnya ga sayang *kemudian tersenyum jail*

Atau suatu ketika saya, suami dan Hasan sedang berenang di kolam apartemen.

Suami: Ini babeh lagi sayang-sayang mama cinca dan ade bebi *sambil mengelus perut yang ada ade bebi*
Hasan: aaaaah, ga boleh! Babehnya ga boleh! Ade bebinya ditutup sama abang Hasan *sambil langsung mendekap dan nutupin perut mamanya.

Hasan ini juga suka banyak ngobrol sama adenya. Bahkan banyak ritualnya saat mau pamit. Misal pamit mau ke mesjid:

Hasan: *kiss ade bebi di perut* Ade bebi, abang Hasan pergi ke mesjid dulu ya, ade bebi jangan lupa solat sama mama. Dah ade bebi *kiss bunyi lagi*

Sementara nasib babehnya,

Babeh: Hasan babeh kiss ya! *kiss Hasan
Hasan: *mengilap bekas kiss

Aktifitas Motorik Halus bagi Si Kecil yang Tidak Suka Menggambar

Tidak ada komentar
Perkembangan motorik sangatlah penting karena berhubungan dengan syaraf, otot, otak, dan syaraf tulang belakang. Motorik dibagi menjadi dua jenis, motorik kasar dan halus. Motorik kasar berhubungan dengan gerakan otot besar yang menunjukkan kemampuan anak seperti duduk, merangkak, berjalan, dan berlari. Motorik halus berhubungan dengan gerak otot-otot kecil seperti memegang benda, menulis dan beberapa kegiatan yang membutuhkan koordinasi. 

aktifitas motorik halus

Perkembangan Motorik Halus 0-3 tahun

Pada usia 1 tahun, si Kecil mulai mampu mengontrol lebih baik jari-jari dan otot tangannya. Ia mulai sadar ada dunia lain di sekitarnya dan tertarik untuk mempelajarinya. Pada usia 2 tahun, si Kecil lebih bisa menggerakkan jari mereka secara mandiri, tugas-tugas yang lebih rumit juga sudah mulai bisa dilakukan. Saat sudah berusia 3 tahun, perkembangan motorik, verbal, kognitif, dan interaktif si Kecil berubah secara signifikan. Coretannya mulai terlihat ada bentuknya. Sebagian tertarik untuk menggambar bentuk dan menulis huruf.

Saat umur Hasan berumur 2 tahun lebih, saya sering mendengar laporan orang tua teman-temannya yang seumuran bahwa mereka kewalahan karena rumah jorok akibat sang anak yang gemar mencoret-coret dinding. Meskipun seharusnya anak-anak diarahkan agar tidak-tidak mencoret dinding, sering terbersit rasa iri di hati saya. Teman-temannya yang lain juga banyak yang sudah bisa mencorat coret kertas sampai orang tuanya harus banyak menyetok kertas dan buku gambar. Bahkan, ada yang sampai sudah bisa menulis menggunakan telusuran garis putus-putus. Terbersit kekhawatiran di benak saya, bagaimana ini jika nantinya Hasan masuk sekolah dan masih tetap tidak suka menulis dan menggambar? Akhirnya saya berusaha melakukan latihan stimulasi lainnya untuk menguatkan motorik halusnya.

Alternatif Aktivitas yang Menstimulasi Motorik Halus selain Memegang Pensil

1. Bermain plastisin

aktifitas motorik halus

Bermain plastisin adalah hal yang sudah saya perkenalkan semenjak Hasan berusia 1.5 tahun dan paham bahwa plasitisin tidak boleh dimakan. Plastisin yang saya belikan dilengkapi dengan penggiling, cetakan, cap, dan gunting. Pada awalnya ia hanya membentuk bebas plastisin tersebut tanpa pola. Mungkin kemampuan  motorik halusnya juga belum begitu berkembang sehingga belum mampu menggunakan peralatan yang ada. Saya mulai mengajarkan membentuk cacing dan membentuk bola. Hasan tampak senang dan dengan rapi menyusun hasil karya cacing dan bola-nya. Lambat laun ia pun mulai tertarik menggunakan peralatan yang ada seperti penggililing, cetakan dan cap. Ia mulai menggiling plastisin untuk mendapatkan bentuk pipih, kemudian dicetak dengan beraneka ragam bentuk seperti bintang, lingkaran, oval, segitiga, persegi, segi empat, hati, dan jajar genjang. Plastisin yang lengket diangkat dari lantai kemudian disisihkan bagian berlebih dari hasil cetakan tersebut. Ia juga mulai menggunting menggunakan gunting plastisin. Gunting plastisin tersebut terbuat dari plastik, bilahnya bisa ditukar dari guntingan lurus ataupun guntingan pola.

Selain itu, seiring dengan pertambahan umur, Hasan juga mulai menggunakan imajinasinya saat membentuk plastisin. Ia kerap kali merobek dan membentuk plastisin ke bentuk barang sehari-hari yang biasa ia liat. Terkadang saya malah harus bertanya benda apa yang sedang dibuatnya itu.

Bermain plastisin dapat melatih kelenturan otot tangan dan jari, koordinasi mata dan tangan, serta daya imajinasinya.

2. Menyumpit

aktifitas motorik halus

Saat berusia 2,5 tahun, Hasan mulai diperkenalkan sumpit yang berupa penjepit, artinya ia hanya butuh menjepit dan tidak mengontrol arah jepitan sumpit seperti sumpit pada umumnya. Saya membentuk bola-bola plastisin dan menyuruhnya memasukkan ke wadah sesuai warnanya. Pada awalnya Hasan agak kaku, tetapi tidak membutuhkan waktu lama, ia lancar menjepit bola tersebut dan memasukkan-nya. Kemudian ukuran bola pun saya perkecil. Setelah sebentar adaptasi ia kembali dengan lancar menjepit dan memasukkan-nya.

Di kesempatan berikutnya, saya memperkenalkan Hasan sumpit biasa namun pada atasnya terdapat perekat karet sehingga selain menjepit ia juga harus mengarahkan ujung sumpit. Kegiatan menyumpit menjadi semakin menantang karena dengan mengarahkan ujung sumpit yang lancip, artinya ia harus mengontrol tekanan jarinya. Pada awalnya tiap Hasan menyumpit plastisin, bolanya terlepas karena terlalu kencang memberi tekanan. Kemudian ia belajar bahwa perlu pengaturan tekanan sehingga lama-kelamaan ia bisa menyumpit dan memasukkan bola plastisin dengan relatif lancar. Belakangan saya ketahui saat kami sekeluarga makan bakso, Hasan secara tidak sengaja dapat menyumpit bakso menggunakan sumpit normal tanpa penjepit diatasnya. Hal ini membuat saya takjub akan perkembangan Hasan yang kerap kali tidak dapat diduga.


Monde Boromon Cookies memiliki bentuk bola-bola yang relatif kecil. Hasan suka menantang dirinya untuk menyumpit tiap biskuit ketika makan ketimbang makan dengan tangan. Tidak hanya menyumpit satu biskuit, tidak jarang Hasan langsung menyumpit 2 atau 3 butir biskuit Monde Boromon karena ia tidak sabar untuk segera menyantapnya. Rasa dan teksturnya enak sih.

3. Menggunting

aktifitas motorik halus

Berawal dari latihan menggunting menggunakan gunting plastisin yang terbuat dari plastik, lama kelamaan saya membiarkan Hasan menggunting menggunakan gunting asli, tentu dengan pengawasan. Ia hafal dimana posisi gunting yang saya letakkan. Jika ada kebutuhan membuka kemasan ia langsung mengambil gunting tersebut. Sejauh ini ia dapat menggunting menggunakan kedua jarinya meskipun belum bisa berkesinambungan. Hasan juga kerap sekali membuka bungkus makanan sendiri menggunakan gunting atau kemasan barang-barang lain yang ia penasaran di dalamnya. Mungkin tahap selanjutnya setelah lancar menggunting secara berkesinambungan adalah menggunting bentuk yang sudah digambar.

4. Bermain Lego

aktifitas motorik halus

Sama seperti plastisin, lego balok sudah saya perkenalkan semenjak Hasan berusia 1 tahun. Saya mulai memperkenalkannya dengan Lego Duplo yang berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan Lego Classic. Awalnya bingung harus diapakan Lego tersebut. Lama-kelamaan, ia mulai mengerti dengan cara menumpukkan barang hingga membentuk barang sesuai dengan imajinasi-nya. Dari Lego Duplo, Mega Blocks yang berukuran lebih besar hingga mampu merangkai bentuk dari Lego Classic. Hasan juga mulai mampu mencabut Lego Classic yang tipis dari base.

Saya percaya, bermain Lego adalah salah satu sarana stimulasi motorik halus dan imajinasi karena dengan begitu Hasan belajar mengontrol dan menggerakkan jari dan otot tangannya secara simultan.

5. Memasukkan tali ke lubang

aktifitas motorik halus

Saya membelikan mainan berupa memasukkan tali ke lubang papan dan menjahit tempelan binatang semenjak Hasan berusia 2 tahun dan baru mengerti dimainkan saat ia berusia 2.5 tahun. Awalnya ia hanya mampu memasukkan tali tersebut dengan papan dan tempelan binatang yang masih saya pegang. Kemudian papan saya balik dan menyuruhnya menarik tali yang ia masukkan itu dari sisi sebaliknya. Lama-kelamaan ia bisa memegang papan sendiri sambil memasukkan tali dan kemudian membalikkannya untuk ditarik tali dari sisi lainnya. Hasan belum sampai ke tahapan memasukkan tali sambil memegang papan dan menahan tempelan binatang. Menurut saya kegiatan ini cukup berat karena melatih konsentrasi anak serta koordinasi mata dan kedua tangan yang melakukan hal yang berbeda

6. Makan sendiri

aktifitas motorik halus

Sejatinya, ini menjadi hal yang agak rumit karena semenjak MPASI 6 bulan, Hasan tidak tertarik untuk makan. Pun, saat berusia dibawah setahun dia sangat minim memasukkan barang-barang ke mulutnya. Sekarang Hasan berusia 3 tahun. Meski dia tidak pernah menolak makanan besar apapun ketika disodorkan, tetapi frekuensi ia minta makanan baik makanan kecil atau besar bisa dihitung dengan jari. Oleh karena itu, melatih motorik halus Hasan menggunakan cara makan sendiri merupakan tantangan bagi saya. Jika dia tidak minta makanan, makanannya sudah saya potong dan saya menyuruh ia menyendok dan menyuap sendiri ke mulutnya. Jika ia minta makanan tersebut, saya akan suruh dia ambil, siapkan di wadah dan bawa makanan tersebut ke meja makannya untuk dimakan sendiri.

Hasan sejatinya merupakan tipe anak yang tidak suka ngemil. Setelah mencoba Monde Boromon Cookies, entah kenapa dia tertarik dan meminta terus-terusan. Saya pun iseng mencoba, ternyata rasanya enak, bukan seperti rasa biskuit anak biasanya. Monde Boromon Cookies ternyata menyehatkan karena bebas gluten, mengandung sari pati kentang, madu dan DHA. Selain itu, teksturnya yang mudah meleleh saat terkena air liur membantu si Kecil mengeksplorasi rasa, bentuk, tekstur serta kemampuan untuk makan bagi anak-anak yang sedang tahap mengenal makanan. Menarik bukan? Monde Boromon Cookies sudah tersedia di banyak supermarket dan bisa juga dipesan online disini.

aktifitas motorik halus

Dan Sekarang...

Secara alami, anak akan memegang pensil dengan cara yang berbeda-beda seiring dengan bertambahnya usia. Cara memegang pensil ini tergantung dari seberapa siap bahu dan lengan tangan mereka. Secara garis besar, ada 4 tipe tahapan memegang pensil.

  1. Genggaman Mengepal, biasanya sekitar usia 1-1,5 tahun. Posisi ini menggunakan bahu untuk menggerakkan seluruh lengan.
    aktifitas motorik halus
  2. Genggaman Palmer, biasanya sekitar usia 2-3 tahun. Anak sudah mulai bisa mengontrol bahu dan otot lengan.
    aktifitas motorik halus

  3. Genggaman Tripod atau Quadrupod Statis, biasanya sekitar usia 3,5-4 tahun. Anak menggunakan 3 atau 4 jari-nya saat menulis. Posisi masih statis, jadi mereka menggerakkan tangan melalui siku.
    aktifitas motorik halus
  4. Genggaman Tripod Dinamis, biasanya mulai dari usia 4-6 tahun. Gerakan tangan akan berubah dari statis menjadi dinamis. Jari-jari tersebut sudah dapat bergerak secara mandiri.
    aktifitas motorik halus
Seperti anak umumnya, Hasan memulai dengan Genggaman Mengepal. Hanya sebentar saja ia sudah bisa ke tahap Genggaman Palmer. Namun, setelah hampir memasuki usia 3 tahun, genggaman Hasan tak kunjung berubah menjadi Tripod ataupun Quadrupod. Kerap kali saya mengarahkan untuk posisi quadrupod, tetapi hanya ia lakukan sebentar dan kemudian kembali lagi ke Genggaman Palmer. Ia tampak lelah dan tidak tahan lama. Meski begitu, saya berusaha untuk tetap mengingatkan dan mengarahkan ke posisi Quadrupod setiap kali ia memegang alat tulis.

Saat usia hampir 3,5 tahun, tiba-tiba ia meminta untuk mencoret-coret. Saya berikan ia kertas dan spidol. Apa yang saya liat? Ia mulai memegang dengan posisi Quadrupod tanpa menggantinya ke Palmer. Memang dia belum begitu tahan lama, tetapi bagi saya ini kemajuan yang berarti. Mungkin pada sebelumnya ia merasa otot tangannya belum siap sehingga ia tidak suka melakukannya.

Untuk berikutnya, saya kira harus lebih mencari akal untuk tetap sabar dan melatih motorik halus Hasan melalui kegiatan lainnya. Yang paling penting adalah setiap anak meminta arena permainan yang diinginkan, se-bisa mungkin kita penuhi karena kita tidak tahu kejutan apa yang akan ia berikan.

aktifitas motorik halus




Pranala luar:
https://www.the-elbowroom.com/useful-information/news/stages-of-pencil-grasp-development/

Konsep ANAK pada Keselamatan Balita di Rumah

Tidak ada komentar
Setidaknya, setengah dari hidup si kecil dihabiskan di rumah. Tetapi, apakah anda yakin bawa rumah anda merupakan tempat yang nyaman, selamat dan aman bagi balita anda?


Menurut Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss yang memfokuskan diri pada perkembangan anak, perkembangan kognitif pada anak dibagi menjadi 4 fase tumbuh kembang. Fase ini dibagi berdasarkan bagaimana anak-anak belajar, memahami dan menyesuaikan diri terhadap informasi baru. Anak-anak tidak kurang pintar-nya dibandingkan dengan orang dewasa, perbedaannya hanya pada cara berfikir dan proses informasi yang berbeda.


Pada usia balita, perkembangan sensor motor dan pra-operasional mengalami kemajuan  yang pesat. Fase sensor motor yaitu mengalami lingkungannya melalui indera perasa dan tindakan seperti melihat, merasa, meraba, menggunakan mulut, dan menggenggam. Fase pra-operasional berupa menyatakan kalimat dan gambar dengan lebih menggunakan intuisi ketimbang pikiran logis. Tahap-tahap ini membuat anak-anak menjadi senang bermain, bergerak, eksplorasi, mencoba, meniru, fase "aku bisa" dan merasa dunia ini adalah tempat bermain.

Kecelakaan dirumah paling banyak dialami oleh anak balita berusia dibawah 4 tahun dengan persentase anak laki-laki lebih besar. Anak-anak yang lebih muda memiliki persentase yang lebih tinggi untuk patah tulang, luka terbakar, keracunan hingga tersedak. Kita tidak bisa menahan anak untuk bermain karena itu merupakan tugas dan hak mereka.

Kecelakaan dirumah paling sering terjadi di ruang keluarga dan ruang makan, tetapi kecelakaan yang paling serius terjadi di dapur dan di tangga. Menurut RoSPA (Royal Society for the Prevention of Accidents), setiap tahun lebih dari 67,000 anak mengalami kecelakaan di dapur dan 43,000 orang diantaranya balita dibawah 4 tahun. Seringnya, balita yang sedang asik sendiri cenderung lupa akan sekelilingnya. Mereka memiliki persepsi terbatas akan lingkungannya karena pengalaman mereka akan lingkungan belum memadai. Balita juga tidak menyadari konsekuensi dari berbagai lingkungan yang sedang mereka hadapi.

Ada beberapa jenis kecelakaan dirumah yang sering terjadi:

Terpeleset dan jatuh

44 persen kecelakaan dirumah yang terjadi pada anak-anak adalah terpeleset dan terjatuh. Sebagian besarnya merupakan kecelakaan pada tinggi permukaan yang sama, tetapi kecelakaan pada dua tinggi permukaan berbeda seperti jatuh dari tangga atau tempat tidur menimbulkan efek cedera yang lebih serius. 

Pastikan untuk menggunakan pagar pengaman pada ujung atas dan bawah tangga. Terali susuran tangga juga jangan sampai terlalu renggang sehingga rentan mengakibatkan kepala balita terjebak. Balita dibawah 3 tahun hendaknya memegang pegangan tangga saat hendak naik-turun tangga. Orang dewasa disarankan untuk menemani dan jangan sambil fokus kepada HP. Jangan sampai ada barang tertinggal di anak tangga karena jika terpijak oleh balita akan menyebabkan kehilangan keseimbangannya sehingga dapat terjatuh. 



Jangan letakkan pijakan dibawah jendela karena akan membuat balita memijaknya dan berisiko menggapai jendela diatasya. Pastikan karpet tidak menggelombang atau berlipat agar balita tidak terpeleset.

TV dan lemari juga menjadi salah satu penyebab anak terjatuh. Anak yang masih dipenuhi oleh keinginan eksplorasi tertarik untuk memanjatnya. TV dan lemari yang tidak terkait pada dinding dapat menyebabkan anak terjatuh bahkan tertimpa sehingga mengakibatkan cedera amat serius.

Luka bakar dan lepuhan

Makanan dan minuman panas adalah penyebab terbesar luka bakar pada balita. Kulit balita lebih sensitif daripada orang dewasa dan minuman panas dapat menyebabkan luka bakar sampai setelah 15 menit kejadian berlangsung. Jadi, jangan pegang anak dan minuman panas secara bersamaan. Anak-anak juga beresiko mengalami luka bakar yang disebabkan oleh api terbuka, kompor, setrika, dan lainnya meskipun dalam proses pendinginan. Jadi jauhkan barang-barang ini dari jangkauan mereka. 

Tersengat listrik

Kabel listrik yang tidak rapi serta usang dan stop kontak yang terbuka merupakan sumber anak tersengat listrik. Periksa perangkat elektronik beserta kabelnya secara berkala. Jauhkan perangkat listrik dari kamar mandi. Tutup stop kontak dengan pengaman.

Kecelakaan akibat kaca

Hindari penggunaan Furnitur kaca yang tidak menggunakan tempered glass. Karena jika bukan, apabila kaca itu pecah makan akan pecah berkeping-keping menjadi beling sehingga sangat riskan mencederai anak.

Keracunan

Kebanyakan kasus keracunan disebabkan oleh obat-obatan, produk rumah tangga, dan kosmetik. Jauhkan produk kimia berbahaya dari jangkauan anak. Disarankan, produk-produk tersebut tersimpan dalam lemari terkunci. Kebanyakan obat-obatan dan produk rumah tangga memiliki warna menarik yang membuat balita tertarik untuk mencobanya. 

Tersedak dan Tercekik

Anak-anak dapat menelan dan menghirup benda-benda kecil seperti mainan kecil, kacang dan kelereng yang bisa mengakibatkan tersedak. Awasi mereka saat bermain dan makan, jauhkan mereka dari bungkus makanan yang gampang dibuka. Pilih juga mainan-mainan yang sesuai kebutuhan anak, seperti mainan yang tidak beracun dan mengandung bagian kecil yang mudah terlepas.

Kabel-kabel yang terlilit juga dapat menyebabkan balita tercekik. Sebaiknya kabel tersimpan dalam keadaan rapi dan jauh dari pandangan balita. Balita yang berusia diantara 16 sampai 36 bulan belum memiliki koordinasi fisik yang memadai, sehingga apabila mereka terjebak pada kabel yang terlilit, mereka cenderung tidak bisa membebaskan diri sendiri. 

Tenggelam

Anak-anak dapat tenggelam bahkan pada genangan air kurang dari 3 cm. Jadi saat anak berada dekat air, pastikan selalu dalam keadaan diawasi. Jangan tinggalkan anak di bak mandi meskipun kakaknya mengawasi. Jika memiliki kolam renang dan kolam ikan, pasang pengawas di sekitarnya dan pastikan anak tidak dapat mencapai kolam dengan sendiri.


Dengan sekian banyak bahaya mengerikan di rumah, lantas pantaskah kita melarang anak-anak untuk bermain dan mengeksplorasi dunianya? Kita baru pantas melarang apabila anak-anak melakukan tindakan amoral dan hal-hal yang berbahaya bagi dirinya.

Konsep ANAK


SKI (Safekids Indonesia), sebuah komunitas yang peduli terhadap keamanan dan keselamatan anak mempopulerkan metode ANAK. Metode ini terdiri dari 4 poin penting:
  • Amati bahayanya
  • Nilai risikonya
  • Ambil Tindakan
  • Komunikasikan
Persepsi tentang keselamatan bagi mayoritas kita sebenarnya masih menjadi hal tabu dan kurang penting. Padahal keselamatan bukan sekedar masalah teknis tetapi pembiasaan dan pola pikir. Masih banyak yang merasa keselamatan hanya penting bagi dunia kerja dan merasa sudah cukup hati-hati sehingga kecelakaan tidak akan terjadi pada dirinya dan keluarga. 

Home proofing juga perlu dilakukan pada ujung meja tajam, listrik, benda terbuka seperti lemari dan kulkas, serta daerah licin. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dirumah yang sudah dijelaskan di poin-poin sebelumnya bisa kita rangkum menjadi sebagai berikut.

https://www.asecurelife.com/baby-proofing-house/
Produk-produk home proofing bisa ditemukan di toko bangunan terdekat yang terdiri dari berbagai macam merk seperti ClevaMama. Pastikan juga mainan si kecil, pakaiaannya sudah berstandar SNI untuk mencegah zat kimia yang tidak diinginkan. Untuk perlengkapan tidur seperti bantal, guling, dan selimut yang aman dari material berbahaya bisa didapatkan pada produk babybee.

1 hal yang sering terlupakan oleh kita adalah menghafal nomor-nomor penting apabila terjadi kecelakaan. Kita bisa menulis dan menempelkan nomor panggilan darurat (112), pemadam kebakaran (113), polisi (110), nomor anggota keluarga lain, dan nomor rumah sakit terdekat.

Karena kita tidak bisa mendapatkan keadaan dengan kemungkinan 0% bahaya, mengenali bahaya dan mencegah adalah bentuk kasih sayang kita kepada anak-anak tercinta.

Simulasi Gempa di SD Nabawi Jakarta

Tidak ada komentar
Gempa di Lombok yang terjadi pada bulan lalu sarat membuat masyarakat Indonesia was-was, takut, dan bertanya-tanya dimanakah gempa yang akan terjadi berikutnya. Ditambah dengan isu-isu mega gempa yang akan mengguncang Jakarta, semakin besar pula kecemasan yang timbul. Gempa merupakan fenomena alam yang tidak akan dapat kita hindari. Tapi apakah kita siap menghadapi gempa apabila terjadi di lokasi kita?

Kita perlu membekali diri, keluarga dan orang sekitar terkait sikap apa yang harus dilakukan apabila terjadi gempa. Gempa dapat terjadi kapan saja, bisa saat kita di rumah, tempat kerja, sekolah, atau di jalan raya. Kali ini akan dibahas contoh simulasi gempa di sekolah. Dengan adanya edukasi gempa kepada siswa dan sivitas sekolah, anak-anak bisa lebih siap dan orang tua dapat berkurang kekhawatirannya.

Tim SKI (Safekids Indonesia) berjumlah 5 orang mendapat undangan memberikan edukasi serta melakukan simulasi gempa di SD Nabawi Jakarta pada Kamis, 6 September 2018. 

Kesempatan Kedua Hari Ini

Tidak ada komentar
Dari awal saya sudah faham, Hasan bukan tipe penyelesai kepingan Puzzle.

Kalau saat Hasan berusia 2 tahun dan anak-anak seusianya banyak yang bisa menyelesaikan puzzle, Hasan tertarik saja juga tidak. Sampai sekarang hampir genap 3 tahun, Hasan tak kunjung tertarik akan puzzle. Namun beberapa hari terakhir ini ia kerap kali minta diambilkan puzzle impor yang sudah berbulan-bulan lamanya teronggok di sudut almari. Puzzle bergambarkan suasana ladang dan peternakan dengan warna cerah, ilustrasi menarik dan kepingan yang besar pula. Sesaat setelah Hasan menyerakkan seluruh kepingan Puzzle itu ke lantai, ia langsung berteriak memanggil saya minta disusunkan. Mencoba sekali memasangkan, langsung bingung dan tidak mengerti.

Baby Gear: Aprica Karoon Review

Tidak ada komentar
Sewaktu masih hamil hasan trimester kedua, saya udah mulai rajin buka tutup review stroller di pelbagai website. Banyak faktor yang dibutuhkan untuk memilih stroller yang pas. Pertimbangan saya dalam memilih stroller dapat dilihat di artikel saya sebelumnya mengenai kriteria stroller disini. Melihat segala kriteria saya dan budget yang dimiliki, muncul beberapa shortlisted. Namun, ternyata alhamdulillah Hasan mendapat kado stroller dari Datuk Aya. Berhubung dikadoin, saya mah pasrah apa aja. Apalagi lebih mahal dari budget kita hehe. Stroller yang dikasih Aprica Karoon. Seperti ini penampakannya.

Penampakan Aprica Karoon

Baby Gear: Stroller #1 Kriteria

4 komentar
Halooo,,

Wah parah setelah ngecek query,  ternyata udah lama banget ga nulis, terakhir sekitar setengah tahun lalu :o Yah baiklah, untuk kembali mengkatalis tingkat keproduktifan, mari mulai menulis kembali!

Seperti layaknya mak-mak lainnya, teruma first-mom-to-be, udah pasti euforia menunggu kelahiran si lucu-lucu. Hihi. Mulai dari shopping frenzy sampe riset mencari baby gear semacam ini #eaaa. Nah bagian mencari baby gear termasuk bagian favorit saya. Kenapa? Well, emang dari dulu sih hobinya ngeriset barang yang mau dibeli. Bahkan teman perempuan saya kalau mau cari gadget suka nanya saya merekomendasikan barang apa ke mereka. Dan saya dengan senang hati merisetkan barang-barang untuk mereka :D Salah satu hasil riset saya yang paling berhasil adalah Nikon D90. Mid range camera yang dari bertahun-tahun lalu gw beli sampe sekarang harga belinya relatif sama dan dinobatkan salah satu kamera paling versatile. Hihi.

baby gear stroller



Back to topic!