Tampilkan postingan dengan label Gaya hidup. Tampilkan semua postingan

Review Film Disney Turning Red: Penanaman Nilai Barat di alam Bawah Sadar

41 komentar
Apakah Film Disney Turning Red menawarkan sesuatu yang berbeda ketimbang film Disney lainnya?

Film besutan Disney biasanya identik dengan film bertemakan putri-putri. Menariknya, film Disney Turning Red yang terbaru ini bukanlah tentang seorang putri yang sempurna dan kharismatik, tetapi tentang seorang anak pra-remaja biasa mencapai sebuah titik tertentu yang akan mempengaruhi hidupnya.

film disney turning red

Film Disney Turning Red ini memiliki fokal utama tokoh bernama Meilin, seorang anak perempuan dari keluarga Cina-Kanada yang hidup di Toronto dan tiba-tiba berubah menjadi Panda Merah di usianya yang 13 tahun. Secara tidak langsung Film Disney Turning Red berkisah tentang pubertas anak perempuan.

Film Disney Turning Red memiliki rating Parental Guide (PG) yang artinya tontonan harus dipandu oleh orangtua.

Apakah film ini cocok ditonton bersama anak di rumah? Simak 6 hal yang harus orangtua perlu ketahui sebelum menentukan apakah dapat menonton film Disney Turning red ini bersama anak atau tidak.

*SPOILER ALERT*

1. Salah satu film Disney Pixar yang paling heterogen

film disney turning red

Film Disney Pixar Turning Red juga mengisahkan kehidupan persahabatan antara Meilin dan gengnya: Miriam si gadis Kaukasus, Priya si gadis keturunan India, dan Abby si gadis keturunan Korea. Di film ini bahkan kita menemukan tanda-tanda keberagaman lain seperti satpam sekolah yang orang Sikh jika dilihat dari turbannya dan beberapa kali kemunculan perempuan dengan menggunakan jilbab.

Keberagaman tidak hanya terlihat dari Meilin dan gengnya, tetapi juga dari idol 4*Town yang mati-matian diidolakan oleh mereka. Idol 4*Town ini juga tampaknya multirasial seperti dari ras kaukasus, kulit hitam, dan Korea.

Film Disney Turning Red adalah film Pixar pertama yang memiliki tokoh utama perempuan Asia. Begitu juga dengan sutradara film ini, Domee Shi yang merupakan perempuan pertama yang menyutradarai film Pixar.

Sayangnya alih-alih merilis film ini ke bioskop, film Disney Pixar Turning Red ini hanya dirilis di Disney+. 

Something fishy.

2. Realistis

film disney turning red

Saya bukanlah penggemar Disney, salah satu alasan utamanya adalah karena saya benci dengan ketidakrealistisan yang digambarkan oleh Disney *hehe maaf.

Film Disney Turning Red berkisah tentang seorang gadis 13 tahun yang mulai memasuki masa puber dan mengalami gejolak emosi yang bahkan ia sendiri pun bingung dan tidak bisa menerimanya.

Meskipun begitu, Turning Red ini mirip sama film Disney lainnya, yaitu dimana sebuah daerah atau orang yang diliputi oleh kekuatan magis. Kalau Encanto menunjukkan wilayah yang dikaruniai kekuatan magis dan Raya and the Last Dragon adalah sebuah dunia fantasi memiliki kekuatan yang disegel pada permata-permata yang tersebar, maka Turning Red adalah sebuah generasi yang dikaruniai “kutukan” panda merah.

Kerealistisan Film Disney Turning Red juga terlihat saat para perempuan pra remaja ini mati-matian bucin dengan idol, 4*Town. Mirip kan ya sama fenomena jaman sekarang?

3. Membahas tentang menstruasi yang tabu bagi anak pra remaja

film disney turning red

Awalnya, saya mengira film Disney Turning Red membahas tentang menstruasi yang dialami oleh gadis praremaja. Usia Meiling juga pas, 13 tahun. Banyak juga adegan yang menegaskan bahwa Meiling mendapatkan menstruasi pertamanya. Salah satunya adegan sang Ibu yang sibuk menyiapkan menstrual pad.

Film ini cukup dinamis dan memiliki roasting yang cukup lucu menurut saya. Contohnya saat sang Ibu mengendap-ngendap mematai sang anak dari luar sekolah dengan menggunakan kaca mata hitam. Saat disidak oleh satpam sekolah, sang Ibu panik dan dengan lantangnya berteriak kalau Meiling melupakan menstrual padnya sehingga seisi kelas terbahak-bahak. Padahal bukan itu masalah sebenarnya. Sontak adegan ini membuat saya tertawa.

Masalah menstruasi ini banyak menjadi momok bagi anak-anak praremaja. Banyak orangtua yang tabu untuk membahasnya kepada anak sebelum menstruasi pertama tiba. Tidak hanya kepada anak perempuan saja, orangtua sebenarnya juga harus membahas soal menstruasi pada anak laki-laki.

Apa akibatnya jika orangtua tidak membicarakan soal menstruasi kepada anak? Anak perempuan panik serta merasa malu dan anak laki-laki menertawakan teman perempuannya yang celana atau roknya berwarna merah.

4. Mengkritisi metode Asian Mom

film disney turning red

Meiling datang dari keluarga Cina dan dibesarkan dengan gaya-gaya parenting Asia. Ming, sang Ibu mengharapkan Meiling selalu sempurna dalam nilainya. Meiling merasa Ibunya mengekangnya, misalnya tidak memperbolehkannya menonton Idol kesayangannya.

Saya merasa sangat kentara dimana Barat seperti mengkritisi habis-habisan metode parenting kebanyakan keluarga di Asia.

5. Persahabatan di atas keluarga?

film disney turning red

Yang memicu Meilin berubah menjadi panda merah adalah letupan emosinya. Cara yang harus Meilin tempuh agar ia tidak berubah menjadi panda merah adalah menjaga dirinya dari gejolak emosi berlebihan. “Being zen” kalau kata orang-orang.

Para sahabat yang pada akhirnya mengetahui perubahan Meilin menerima kondisinya sehingga membuat Meilin merasa diterima. Dengan memikirkan para sahabat yang sangat menyayanginya serta menerima apa adanya cukup dapat meredam emosi Meilin yang hendak meledak.

6. Membiarkan anak sesuai apa yang ia mau

film disney turning red

Meilin yang dilarang oleh Ibunya untuk menonton Idol kesayangannya akhirnya “main belakang” dengan cara kabur dari rumah dan menipu orangtuanya.

Saya sebenarnya menikmati film Disney Pixar Turning Red ini. Saya juga setuju film ini ditonton bersama anak-anak, HANYA JIKA berhenti sebelum adegan pembangkangan terjadi.

Pada akhirnya, keluarga besar Meilin beserta Ibunya Ming “menghormati” Ming untuk memillih apapun yang ia mau. Meilin sudah besar, itu menurut mereka.

Menghormati pilihan anak sangat dianjurkan, tetapi sepanjang sesuai dengan nilai dan norma yang kita pegang. Sebagai umat Islam, seluruh aspek kehidupan harus sesuai dengan landasan Al Quran dan sunnahnya.

Mengizinkan anak mengejar cita-citanya meski kurang disetujui orangtua? Silahkan. Mengizinkan anak untuk menyukai sesama jenis karena menghormati “keinginannya”? A BIG NO!

Ini adalah budaya yang dibanggai dan berusaha ditanam oleh Barat. Hargai anak sebagai seorang individu, ya itu benar. Tapi tidak untuk melepaskan anak total tanpa memiliki nilai-nilai kuat. Apa jadinya jika seorang anak tanpa memiliki pondasi yang kuat? Ya betul, generasi yang galau, tidak punya pijakan dan tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah.

Dalam agama Islam, ini sangat ditentang karena hidup di dunia ini harus sesuai dengan manual book bernama Al-Quran. Orangtua pun tidak boleh melepaskan anak begitu saja karena nantinya akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah tentang mendidik anak.

Di film ini, saya menangkap kesan pembangkangan yang terjadi dan “memaksa” sang Ibu, Ming, untuk menerima Meilin apa adanya. Hal lain yang tidak saya sukai dan sering muncul di berbagai film Barat adalah adab anak yang sering membentak dan marah kepada orangtua dan kemudian meninggalkan mereka begitu saja.

Adakah adab seperti ini diperbolehkan di dalam Al-Quran?

What A Film..

Jujur saya sangat menikmati menonton Film Disney Turning Red ini di Disney+. Animasinya bagus, ceritanya ringan dan lucu, dan jalan ceritanya juga tidak membosankan. Aspek lain yang saya senangi adalah kekhasan everything’s perfect seperti kebanyakan Film Disney lainnya tidak saya temui disini. Meilin dan teman-temannya tidak digambarkan pintar, cantik, sempurna, dan kharismatik. They just like ordinary girls.

Pesannya banyak yang bagus, namun para orangtua tetap harus berhati-hati karena banyak sekali norma dan adab yang tidak sesuai dengan kita, terutama bagi Orang Islam.

5 Cara Memaksimalkan Penggunaan Serum Pencerah Wajah Terbaik

39 komentar


Orang Indonesia yang mayoritas memiliki kulit berwarna coklat asik berlomba-lomba mencari serum pencerah wajah terbaik karena ingin memiliki kulit putih. Namun, adakah serum pencerah wajah terbaik tersebut?

Entah karena pengaruh tayangan komersial di layar kaca, orang Indonesia berbondong-bondong ingin memutihkan kulitnya dan mendadak amnesia apa warna kulit bawaan lahirnya. Mereka lupa bahwa sebagian besar orang Indonesia memiliki warna kulit yang tidak benar-benar putih dan tidak benar-benar hitam. Bisa dibilang warna kulit orang Indonesia kebanyakan berwarna beige dengan undertone keemasan dan coklat atau kerap disebut dengan kuning langsat seperti yang dijelaskan oleh dr. Haekal Anshari M. Biomed.

serum pencerah wajah terbaik

Seorang dokter kulit asli Amerika bernama Thomas B. Fitzpatrick mengembangkan 6 tipe reaksi kulit terhadap sinar ultraviolet yang dikembangkan pada tahun 1975. Tipe 1 & 2 biasanya dimiliki oleh ras kulit putih bermata biru, abu-abu, dan hijau. Tipe 3 & 4 dimiliki oleh orang Asia dan Timur Tengah. Tipe 5 & 6 dimiliki oleh kebanyakan orang Afrika. Mayoritas orang Indonesia memiliki tipe kulit 3 & 4 meski ada sebagian lainnya yang memiliki tipe 1, 2, 5, dan 6.

Jadi, please, berhentilah untuk terobsesi agar segera memiliki kulit putih. Jika kamu menemukan produk yang diiklankan dengan embel-embel produk pemutih wajah, sebaiknya segera kamu tinggalkan. Besar kemungkinan produk itu menggunakan bahan-bahan pemutih berbahaya seperti hidroquinon dan mercury.

Dibandingkan mencari produk pemutih wajah yang tidak jelas juntrungannya, akan lebih baik jika mencari serum pencerah wajah terbaik. Cara kerja serum pencerah wajah terbaik sangat berbeda dibandingkan dengan serum pemutih. Serum pencerah wajah bekerja dengan cara membersihkan kulit dan mengikis sel kulit mati agar wajah lebih cerah dan tidak kusam. Untuk membuat wajah lebih cerah pun prosesnya tidak instan. Butuh waktu yang tidak sebentar.

Gaya hidup untuk mendapatkan wajah lebih cerah dan sehat

serum pencerah wajah terbaik

Penggunaan serum pencerah wajah terbaik juga sebenarnya adalah cara pelengkap untuk mendapatkan wajah yang cerah dan sehat. Cara utama yang memiliki wajah sehat dan cerah yang sering dilewatkan oleh banyak orang adalah memperbaiki gaya hidup.

Jujur sih, kadang saya agak muak melihat fenomena dimana orang-orang ingin memiliki kulit sehat tapi hanya bergantung pada perawatan wajah dari luar. Penggunaan steroid, tanam benang, bahkan penggunaan kosmetik yang bahkan harganya tidak wajar. Orang banyak lupa bahwa untuk memiliki kulit wajah yang sehat yang paling utama adalah memperbaiki gaya hidup.

Lantas, gaya hidup bagaimana sih agar serum pencerah wajah terbaik yang kita gunakan bekerja secara maksimal?

1. Cukup tidur

Because sleep is underrated!

Tidur minimalis kini sudah dianggap normal di tengah masyarakat. Bahkan, bisa rutin sesedikit mungkin tidur dijadikan simbol pekerja keras. Tahukah kamu jika kamu tidak benar-benar menjaga tidurmu, maka kamu sedang memperbesar kemungkinan tubuhmu mengalami penyakit kronis di masa yang akan datang?

Banyak proses tubuh yang terjadi pada saat tidur, termasuk regenerasi kulit. Memutuskan untuk kurang tidur artinya secara sadar mengizinkan tubuh tidak mengobati dan memperbaiki diri sendiri. Jadi jangan protes jika kamu tetap memiliki kulit kusam kalau kamu masih sering begadang.

Yuk, mari normalisasikan tidur cukup. Tidur cukup sembari melengkapinya dengan menggunakan serum pencerah wajah terbaik akan menghasilkan kulit yang sehat nan glowing.

2. Pola makan sehat

You are what you eat. Apa yang masuk ke lambungmu akan mempengaruhi kesehatanmu, termasuk kesehatan kulit.

Tahukah kamu, terkadang masalah kulit dapat langsung berhenti dengan hanya sesederhana tidak mengkonsumsi makanan pemicunya? Sebagai contoh, saya yang (tampaknya) memiliki fungal acne pada wajah berupa bruntusan yang tidak hilang-hilang kini hampir tidak merasakannya dengan cara meminimalisir konsumsi karbohidrat.

Perbanyaklah makan makanan asli atau real food. Batasi mengkonsumsi makanan dengan banyak proses dan karbohidrat sederhana. Perbanyak juga konsumsi makanan kaya protein dan ikan-ikanan juga sayur dan buah-buahan.

3. Manajemen stres yang baik

Pernah tidak kamu merasa kulitmu tidak karu-karuan saat sedang stres berat?

Yap, stres yang berlebihan akan membuat kulit lebih sensitif dan memicu munculnya jerawat dan masalah kulit lainnya seperti yang dilansir dari Mayoclinic. Jadi, beri jeda sesaat di tiap kesibukan kamu. Kelola stres dengan baik dengan cara mengelola emosi, mengatur prioritas dan beribadah dengan khusyuk. Kamu bakal kaget melihat perbedaan kulit wajah kamu yang lebih baik saat stres terkelola dengan baik, apalagi jika dilengkapi dengan penggunaan serum pencerah wajah terbaik.

4. Rajin olahraga

Dengan rajin berolahraga, kamu juga memaksimalkan penggunaan serum pencerah wajah terbaik.

Salah satu kunci memiliki kulit sehat adalah kadar oksigen dan nutrisinya yang cukup. Dengan rutin berolahraga, artinya kamu rutin meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sehingga kulit pun ternutrisi dengan baik.

5. Tidak merokok

Ingin memiliki kulit cerah tapi masih rajin merokok kayak knalpot motor? Lupakan deh!

Merokok malah membuat kulit lebih cepat keriput karena merokok malah mempersempit aliran darah ke arah permukaan kulit sehingga kulit pun akan semakin pucat. Kadar oksigen dan nutrisi pada kulit juga akan semakin berkurang sehingga membahayakan kesehatan kulit.

Jadi, jangan ngadi-ngadi deh ingin memiliki kulit lebih cerah secara natural jika masih merokok.

Lengkapi dengan menggunakan Serum Pencerah Wajah Terbaik Pond’s Triple Glow


serum pencerah wajah terbaik

Memiliki gaya hidupnya sudah, sekarang saatnya memaksimalkan perawatan wajah dengan menggunakan serum pencerah wajah terbaik. Apakah serum pencerah wajah terbaik harus yang paling mahal? Tentu tidak, Ferguso! Jika memiliki pola hidup sehat, kamu bisa memakan serum pencerah wajah terbaik dengan harga cukup terjangkau seperti Pond’s Triple Glow serum yang merupakan salah satu serum pencerah wajah terbaik yang dimiliki oleh Pond’s Indonesia.

Triple Glow Serum dapat dibeli di supermarket baik secara daring dan luring seharga 18 ribuan saja untuk ukuran sampel 7,5 g. Meski memiliki harga yang cukup ekonomis, serum pencerah wajah terbaik ini diracik secara serius, lho! Pond’s Triple Glow memiliki konsentrasi serum yang menggabungkan 3 kekuatan terbaik, bahkan disinyalir dapat bekerja 60 kali lebih efektif dari vitamin C berdasarkan tes in-vitro melanin inhibition in epidermis.

serum pencerah wajah terbaik
Nah Pond’s sendiri membranding produk ini dapat memancarkan Triple Action Glow wajah berupa:
  • Mencerahkan dengan Gluta-Boost-C yangmengandung glutathione, antioksidan yang dikenal mampu mencerahkan kulit. Formula unik Gluta-Boost-C efektif menyamarkan flek hitam, untuk wajah tampak cerah dan warna kulit merata.
  • Melembutkan dengan Vitamin B3+ yang dapat melembutkan pori agar wajah tampak mulus
  • Melembabkan dengan Hyaluronic acid yang menyerap mendalam ke setiap lapisan epidermis kulit agar wajah tampak lembab berkilau.
Meski Pond’s memiliki gembar-gembor yang fantastis, akan sia-sia apabila kulit tidak cocok. Mari kita buktikan klaimnya. Beruntung Pond’s Triple Glow serum tersedia dalam kemasan sachet sehingga kita bisa mencobanya terlebih dahulu dan menentukan apakah kulit kita cocok atau malah reaktif. Selain itu, kemasan serum sachet ini juga enak dibawa untuk travelling.

Setelah hampir seminggu mencoba, menggunakan Pond’s Triple Glow ini memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Teksturnya creamy, namun 2 tetes serum ini cukup cepat meresap di wajah saya. Saya yang memiliki tipe wajah berminyak pun tidak merasakan minyak berlebih saat menggunakan serum pencerah ini. Kabar baiknya, wajah saya yang (dulu) mudah bruntusan ini tidak bruntusan sama sekali!

Kayaknya saya cocok nih, nah saatnya beli ukuran botol 30 ml yang harganya pun juga sama-sama terjangkau, hanya 75 ribu-an!

Gunakan Pond’s Bright Beauty Triple Glow Serum Mask agar lebih maksimal

serum pencerah wajah terbaik

Kalau kamu merasa wajah kamu kusam maksimal, kamu bisa berikthiar lebih dengan cara melengkapi perawatan wajah dengan menggunakan masker serum dari Pond’s Indonesia ini. Kabarnya, masker kertas ini mengandung kandungan Niacinamide100x lebih banyak ketimbang Pond’s sheet mask lainnya sehingga diharapkan dapat mencerahkan, menghaluskan, dan sekaligus melembabkan kulit hanya dengan satu kali pakai!

Harganya tidak mahal kok, hanya sekitar 19 ribuan satu buah di Indomaret.

Saya jamin, kamu semua pasti tidak asing mendengar produk dari Pond's Indonesia. Betul, Pond's Indonesia bukanlah pemain baru di ranah perawatan kulit wajah di tanah air. Jadi saat mengetahui Pond's mengeluarkan produk baru dengan kandungan jempolan, alasan apa yang bikin kita tidak untuk mencobanya?




6 Tips Travelling ke Pantai Bersama Bayi Supaya Tidak Repot

29 komentar
Selain bukan tipe penggemar pantai, travelling ke pantai menurut saya adalah sesuatu hal yang merepotkan bagi saya yang berhijab ini. Bayangkan saja, mau ke pantai harus pakaian lengkap berupa baju renang panjang beserta hijabnya. Setelah selesai main pantai juga masih harus melakukan desalinasi baju renang untuk menyingkirkan pasirnya. Belum lagi biasanya kamar akan jorok karena banyak ceceran pasir yang terjatuh dari pakaian renang. Well, saya juga bukan tipe penagih vitamin sea juga sih, saya lebih ke tipe hobi travelling dalam kota.

Repot pakai baju renang. Repot cuci baju renang. Risih pakai baju renang basah yang tidak kering dijemur. Repot nyiapin peralatan berangkat ke pantai.

Setelah sekian banyak daftar kerepotan tersebut, bagaimana ya rasanya jika ditambah dengan daftar kerepotan membawa bayi ke pantai?

travelling ke pantai

Awalnya saya memang rada-rada kepikiran pas diajak ke laut, tepatnya ke Pulau Tidung. Anak pertama yang berusia 6 tahun gampang lah, anak kedua yang berusia 3 tahun juga relatif mudah. Kalau si bayi 1 tahun bagaimana ya?

Namun setelah dijalani bahkan setelah dua kali ke pantai dengan 3 anak, ternyata tidak serepot itu kok!

Dibanding meraba-raba memikirkan bagaimana rasanya bawa bayi saat travelling ke pantai, sini saya bantu ringankan beban pikiran dengan memberikan gambaran travelling ke pantai bersama bayi. Bagaimana tips travelling ke pantai bersama bayi?

1. Set your expectation


travelling ke pantai

Hal pertama yang harus dilakukan saat travelling bersama bayi adalah mengatur ekspektasi. Tidak hanya ke pantai saja sebenarnya, tetapi travelling bersama anak kemana pun. Bawa bayi rasanya seperti bawa koper kemana pun kita berada. Tidak cuma bawa saja, tetapi harus tetap memenuhi kebutuhannya.

Jika kamu travelling ke pantai terus berharap bisa dengan santai nyebur, pulang langsung bebersih dan gegoleran, buang jauh-jauh dulu deh pikiran seperti itu. Kerepotan Travelling ke pantai bersama bayi (dan anak-anak lainnya) banyak banget, dimulai dari repot mempersiapkan barang ke pantai, rela tetap basah-basahan lengket air garam karena harus menyelesaikan mereka semua mandi terlebih dahulu, dan rela tidak bisa santai-santai menikmati momen.

Jadi, kita harus siap mengatur ekspektasi supaya tidak ketinggian. Kerendahan sih tidak apa-apa, tapi lebih baik sih jangan karena nanti malah jadi ribet sendiri dantidak menikmati momen jadinya.

Ekspektasi ini meliputi jadwal tidur anak, kerewelan, pemenuhan kebutuhan anak lainnya, hingga minimnya leha-leha. Dengan mengeset ekpektasi tersendiri, kita pun jadi lebih siap mental dan fisik untuk melakukan persiapan memadai agar liburan kita lebih maksimal di tengah kehadiran anak-anak.

2. Persiapan yang memadai


travelling ke pantai

Tidak punya anak saja harus memiliki persiapan yang memadai saat hendak travelling, apalagi jika sudah punya anak. Satu anak harus ekstra persiapan, dua anak, lebih ekstra lagi, tiga anak lebih maksimal lagi ekstranya!

Dalam melakukan persiapan kita juga harus antisipatif namun tidak lebai. Harus antisipatif supaya nanti kalau mereka butuh sesuatu, semuanya sudah tersedia. Tidak lebai karena nanti capek hati dan fisik sendiri.

Sebagai contoh, jika punya anak yang gampang kelaperan, mending ke pantai tetap bawa cemilan disamping air minum. Kalau anaknya gampang kedinginan, siapin handuk buat membalut badan mereka.

Kalau si kecil ketergantungan menyusu? Maka jangan lupa untuk mempersiapkan apron dan bersiap menyusui si kecil di bibir pantai.


3. Siapkan support system

travelling ke pantai

Menurut saya, travelling ke tempat-tempat berair bersama bayi itu salah yang paling penting adalah adanya support system. Beda dengan jalan-jalan biasa di kota. Dilakukan sendirian bersama suami juga tidak masalah. Bahkan dilakukan tanpa ada suami juga masih mungkin.

Kalau travelling ke pantai atau wisata air lainnya harus ada support system atau “tangan” yang megangin bocah saat orangtuanya tidak ada. Ya kalau kita dan suami nyebur bareng, siapa yang megangin bayi? 😄

Kalau ternyata support system-nya hanya bersama suami, maka harus siap nyeburnya gantian. Makanya, set your expectation menjadi tips travelling ke pantai bersama bayi pertama karena segitu krusialnya. Kalau realita terasa kacau dibandingkan ekspektasi, maka adanya kita makan hati saat liburan.


4. Tetap jaga rutinitias bayi


travelling ke pantai

Tips travelling ke pantai bersama bayi ini baru saya sadari saat perjalanan kedua kami ke pantai dengan tiga anak ini. Berbeda dengan dua anak lainnya yang usianya lebih besar dan kebutuhannya lebih fleksibel serta tidak harus segera terpenuhi. Kebutuhan seorang bayi lebih banyak dan harus lebih dipenuhi.

Salah satu yang menjadi perhatian bayi adalah menjaga waktu tidur bayi. Jika bayi biasa tidur siang 2 kali, maka jagalah tidur siangnya tetap 2 kali. Waktunya tidak mesti persis seperti saat di rumah, tapi paling tidak, tidak jauh berbeda.

Saat kami pergi ke Pulau Tidung, jadwal kami semua snorkeling adalah jam 1 sehabis makan siang.

“Waduh, gimana nih si bungsu tidur?”, pikir saya.

Ternyata dalam perjalanan ke lokasi snorkeling menggunakan kapal kecil, si bungsu tertidur karena nyaman terkena angin sepai sepoi dan goyangan kapal. Saya pun merasa lega. Cukup lama juga ia tertidur di pangkuan ayah saya. Ia terbangun saat kami sudah berada di lokasi snorkeling.

Kenapa saya menaruh perhatian dengan jam tidur bayi? Karena ini berhubungan dengan anteng dan rewelnya seorang bayi selain urusan perut! Betul saja dugaan saya, selama perjalanan di tengah laut ia bahagia dan tidak rewel. Bahkan ia juga turut ingin turun nyebur di lokasi snorkeling, lho!

Yang namanya travelling (kemanapun!) apalagi jika ikut jadwal rombongan makan sudah barang pasti jadwal rutinitas bayi juga harus ikut rombongan. Namun sebagai orangtua, kita juga harus turut membantu adaptasi bayi mengikuti jadwal rombongan agar ia tidak terlalu jauh melakukan rutinitas biasanya sehingga ia pun lebih tenang, nyaman, dan tidak rewel.

Contoh lainnya saat kami semua pulang dari Anyer. Kebetulan kami pulang setelah solat zuhur sehingga harus mencari perhentian tempat makan siang terlebih dahulu. Karena saya ingin si bungsu makan dahulu dan baru tidur di perjalanan panjang setelah makan, maka saya berusaha agar ia tidak tidur selama perjalanan ke restoran. Bagaimana caranya? Ya rusuh-rusuh saja mengajak ia main supaya ga terlena dengan dinginnya AC dan goyangan mobil. Selain itu, pertimbangan saya supaya ia tidur setelah makan siang ya apalagi supaya saya bisa santai menikmati perjalanan pulang. Perjalanan tanpa harus meladeni bayi yang melek ehehe.

5. Bawa gendongan


travelling ke pantai

Penting, penting, dan penting. Apalagi saat perjalanan kami ke Pulau Tidung tempo hari.

Tidak bisa dibayangkan rasanya memanggul bocah selama perjalanan kapal 2-2,5 jam. Dengan menggunakan gendongan, si bungsu bisa tidur nyenyak lama dan saya pun masih bisa ngemil ataupun baca buku di gawai.

Dibanding bawa stroller, jelas menggunakan gendongan jauh lebih ringan, ringkas, dan praktis. Kebayang kan kalau harus membawa stroller dalam keadaan mengangkutnya naik-turun kapal?


6. Safety first!


travelling ke pantai

Air adalah lingkungan yang sangat bahaya bagi si kecil. Kalau perjalanan naik kapal, biasanya kapal menyediakan pelampung untuk penumpang, tetapi apakah mereka menyediakan pelampung untuk anak kecil? Kemungkinan besar tidak. Pun, saat beraktivitas di pantai atau kolam, akan lebih aman jika anak-anak memakai pelampung. Menggendong anak tanpa pelampung meski hanya main ombak tetap memiliki risiko anak terlepas dari pegangan.

Ini bukan mengada-ngada. Saya sendiri bahkan pernah tidak sengaja melepas gendongan saya terhadap si bungsu saat ia masih kecil. Badan kami terhempas ombak Tanjung Lesung yang cukup ganas di bulan Desember dan kami pun terguling-guling kelelep. Untung saya bisa menangkap ia lagi dan ia pun tidak menangis.

Pengalaman tersebut lumayan traumatis sehingga membuat saya lebih menepi ke bibir pantai untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terjadi lagi.


Memiliki anak bukan menjadi momok dalam travelling. Jika kita melakukan kalibrasi fisik, mengeset ekspektasi, dan melakukan tips lainnya bukan tidak mungkin para orangtua dan si kecil bisa sama-sama menikmati liburan tanpa makan hati. Siap travelling ke pantai bersama bayi?

5 Masakan Indonesia Warisan Kolonial

18 komentar
Jika kamu terbiasa menyantap sarapan berupa roti dengan olesan selai kacang dan meises, artinya tanpa sadar kamu sudah mengikuti gaya makanan Indonesia Belanda meski Indonesia sudah merdeka sejak 70 tahun lalu. Selai kacang dikenal dengan nama pindaakas di Belanda. Meises pun tidak akan kamu temui dimanapun selain di Belanda dan negara jajahannya. Bahkan sesimpel menyebrang ke Singapura, kamu juga tetap sulit menemukannya.

masakan indonesia belanda

3.5 abad lalu, warga Belanda dan keluarganya melalui kongsi dagang VOC datang ke Indonesia. Masakan khas Belanda pun dimasak di Indonesia dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia di Indonesia.

Lahirlah akulturasi kuliner yang bernama hidangan Indonesia Belanda atau pendeknya hidangan Indo-Belanda. Tidak hanya mempengaruhi masakan nusantara, tetapi juga jajanan Indonesia. Bahan masakan yang digunakan pada masakan Indo-Belanda biasanya adalah bahan premium dengan harga mahal. Itulah sebabnya masakan Indonesia-Belanda baru disajikan pada momen-momen spesial seperti acara ulang tahun dan perayaan keagamaan.

Bagaimana sejarah dan versi awal dari berbagai makanan Indonesia Belanda ini?

1. Selat solo


masakan indonesia belanda
Selat Solo Bu Lies

Hidangan Indonesia pertama yang merupakan warisan kolonial adalah Selat Solo. Kalau bertandang ke Solo, pasti Selat Solo menjadi salah satu kuliner Solo yang tidak boleh dilewatkan. Pada dasarnya masakan Indonesia Belanda ini merupakan hasil akulturasi dari Steak dan Salad yang diadopsi dengan kearifan lokal.

Katanya, Selat Solo adalah hasil akulturasi kuliner dari perjanjian yang dilakukan oleh Kasunanan Surakarta bersama Belanda di Benteng Vastenburg. Pihak Belanda menginginkan daging-dagingan yang ditemani dengan Salad berupa selada, wortel, dan timun. Namun, sebongkah daging besar bukanlah kebiasaan makan raja yang biasanya makan nasi sayuran dalam jumlah besar.

Perbedaan Selat Solo dan steak-salad terlihat dari komposisi daging dan sayurannya. Daging setengah masak dengan berat minimal 200 gr yang biasa dihidangkan pada makanan steak berubah menjadi seporsi kecil daging matang penuh. Daging yang biasanya dilumuri saus pada hidangan Steak, kini dilumuri oleh campuran kecap asin, bawang putih, cuka, asem, pala, merica dan rempah lain menyerupai rasa kuah pempek. Begitu juga dengan porsi sayuran dan kentang yang biasanya sebagai pelengkap di hidangan steak, pada Selat Solo porsinya menjadi dominan.

Jika komponennya lebih mirip steak, kenapa masakan Indonesia Belanda ini disebut Selat Solo ketimbang Bistik (Biefstuk)?

Bagi orang Belanda, hidangan dengan komposisi daging minimalis belum pantas disebut dengan bistik. Komponen sayur-mayur yang berupa selada, wortel, timun, tomat, dan buncis yang mendominasi membuat kuliner ini disebut Salad yang pada kemudian berubah menjadi Selat untuk menyesuaikan serapan bahasanya. Tidak hanya daging, telur kecap pun acapkali menjadi pengganti daging di Selat Solo agar harganya lebih ekonomis.

2. Semur


masakan indonesia belanda
Sumber: Kompas.com

Tidak hanya dua, ternyata Hidangan Indonesia semur adalah hasil akulturasi hidangan 3 negara: Indonesia, China, dan Belanda. Smoor dalam bahasa Belanda berarti masakan tersebut direbus dengan teknik braising (merebus dengan waktu lama menggunakan api kecil agar daging empuk) dengan menggunakan tomat dan bawang. Semur adalah masakan di dapur kaum peranakan Eropa di Hindia Belanda menurut resep masakan Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek yang terbit pada tahun 1902.

Sejarawan JJ Rizal juga mengungkapkan bahwa nama semur berasal dari bahasa Belanda, yaitu Stomerij (kukusan). Di era penjajahan, mayoritas orang Belanda terutama yang beraktivitas di Hindia Belanda memiliki banyak pekerja orang Indonesia.

“Ayo bikin Stomerij sebagai menu hari ini!”

Nah di kuping orang Indonesia lama-kelamaan stomerij terdengar menjadi smoor dan akhirnya menjadi semur.

Pada resep aslinya, masakan semur ini tidak menggunakan kecap sama sekali. Kuliner Indonesia yang dipengaruhi oleh penggunaan aneka kecap yang merupakan unsur Tionghoa membuat pada akhirnya tomat pada resep asli smoor diubah menjadi kecap manis. Inilah yang membuat Masakan Indonesia Belanda ini sangat otentik.

Perlu diketahui bahwa kecap manis yang biasanya mudah kita temui ini hanya ada di Indonesia. Kecap manis dengan konsistensi tebal seperti yang kita miliki tidak ada di negeri Indocina lainnya. Inilah yang membuat ciri khas semur Indonesia.

Namun, ternyata semur di Indonesia ada yang tidak menggunakan unsur kecap lho! Sebut saja semur Ternate yang menggunakan cuka.

Semur sebagai masakan Indonesia Belanda yang diadaptasi di Indonesia menitikberatkan ke kekayaan rempah khas Indonesia seperti menggunakan cengkeh, pala, kemiri, ketumbar, kayu manis, dan jinten. Di Indonesia sendiri terdiri banyak variasi semur disesuaikan dengan selera lokal. Sebagai contoh ada semur malbi khas Palembang, Semur ikan khas Purwokerto, semur daging ala aceh dan semur jengkol khas betawi.

3. Brenebon


masakan indonesia belanda
sumber: inatonreport

Sup Brenebon atau sup kacang merah merupakan masakan Indonesia Belanda yang merupakan ciri khas Minahasa. Nama Brenebon merupakan lafal Manado dari masakan Belanda yang bernama Bruine bonen. Bruine berarti coklat dan bonen adalah kacang, jadi Bruine bonen berarti kacang merah.

Sup kacang merah ini sebenarnya adalah makanan khas Belanda yang populer dinikmati saat musim dingin. Setelah masuk ke Indonesia saat masa penjajahan, sup Brenebon diadopsi dan diperkaya dengan rempah khas Indonesia seperti pala, cengkeh, dan kayu manis sehingga rasanya pun lebih kaya.

Sup kacang merah di Minahasa umumnya menggunakan daging babi berlemak dan sosis. Namun sup ini juga populer di bagian lain Indonesia sehingga sering menggunakan daging sapi berlemak seperti bagian sandung lamur dan buntut.

Sup Brenebon, sup buntut, dan sup sosis adalah contoh makanan Indonesia Belanda yang menggunakan teknik masak ala barat.

4. Macaroni Schotel


masakan indonesia belanda
sumber: resepistimewa

Populer dengan Mac n Cheese? Macaroni Schotel adalah Mac n cheese edisi Belanda.

Schotel berasal dari bahasa Belanda yang artinya hidangan. Jadi Macaroni Schotel berarti hidangan yang mengandung makaroni.

Saat masa penjajahan, Macaroni Schotel disajikan hanya pada momen-momen tertentu mengingat komposisi daging cincang dan telur merupakan bahan makanan eksklusif yang mahal. Hidangan pasta makaroni yang dipanggang ini favorit disajikan pada pesta ulang tahun anak-anak.

Kini, masakan Indonesia Belanda ini menjadi hidangan kasual yang sering dimasak dan dinikmati bersama dengan keluarga.

5. Pastel tutup


masakan indonesia belanda

Kalau Inggris punya hidangan khas bernama Shepherd's Pie, maka Indonesia punya pastel tutup.

Cara penyajian masakan Indonesia Belanda ini sama persis, namun pastel tutup disajikan dengan rempah khas Indonesia. Jika adonan daging cincang pada Shepherd’s Pie dimasak dengan menggunakan kecap Inggris, thyme, rosemary, dan parsley, maka pastel tutup dimasak dengan ketumbar, pala, dan bahkan menggunakan sambal!

Tidak hanya itu, kita juga sering menemukan pastel tutup dengan isian soun yang mana merupakan warisan kuliner Tionghoa.


Beberapa masakan Indonesia Belanda di atas tetap berkembang di Belanda dan Amerika meski Hindia Belanda sudah tidak ada lagi. Peta kuliner Belanda berubah signifikan setelah perang dunia ke-2, ditandai dengan berakhirnya masa penjajahan Belanda di Indonesia. Mirisnya, para warga Belanda yang kembali dari Indonesia tersebut banyak yang membawa kembali resep fusion Indo-Belanda sebagai kuliner khas Belanda seperti yang dilansir dari buku karangan Jeff Keasberry, Indo Dutch Kitchen Secrets—Stories and Favorite Family Recipes from Stroopwafel to Rijsttafel.

“They indonized it”, ujar Keasberry.

Indonesia dan Belanda menjalin sejarah bersama selama 3.5 abad. Meski yang dilalui adalah sejarah yang getir, tidak bisa ditampik kalau banyak Masakan Indonesia Belanda yang merupakan warisan kuliner bersama yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

“It belongs to both countries”, tutur Keasberry

Travelling ke Kota Kecil Ternyata Juga Bisa Menyenangkan!

29 komentar
Bagi sebagian orang, yang namanya travelling ya kota yang terkenal akan destinasi wisatanya. Bagaimana jika warga Ibukota disuruh ke kota kecil? Sebagian besar akan merasa kebosanan.

Ups, sini dibisikin dulu bagaimana caranya supaya seru travelling ke kota kecil.

travelling ke kota kecil

Sepanjang tahun 2018, suami mendapat jatah stase luar kota untuk program residensinya. Lebih tepatnya stase Jawa sih, karena ternyata meskipun judulnya stase luar kota tapi tetap dalam Pulau Jawa. Suami memutuskan untuk memboyong seluruh keluarga saat stase luar kota ini meskipun keuangan kita sedikit pas-pasan. Pada saat itu kami masih bertiga: Suami, saya, dan anak sulung kami yang berusia 2.5 tahun.


Kami berkesempatan mencicipi tinggal sebulan di Purwokerto, Jombang, Yogyakarta dan Pemalang. Berbeda dengan di Jakarta, tinggal di kota kecil membuat kita juga mengunjungi kota-kota di sekitarnya. Misalnya saat kami tinggal di Purwokerto, kami juga travelling ke Banyumas dan Purbalingga.


Bonus, di Bulan Oktober saya dan anak juga berkesempatan mengekor suami ke Chiang Mai, Thailand. Tentu bukan destinasi wisata bagi orang Indonesia kebanyakan mengingat Thailand Utara bukanlah destinasi wisata populer bagi masyarakat Indonesia.

Banyak warga Ibukota yang bingung jika berpelesir ke kota kecil.

“Mau ngapain?” Ujar kebanyakan orang.

Tapi bagi saya yang sangat menyukai kota dan pemukiman, berpelesir ke kota kecil adalah hal yang menyenangkan.

There will be so much to explore. Emang apa aja sih yang bisa dieksplor dari kota kecil?

Simak tips eksplorasi kota kecil ini agar travelling ke kota kecil sama menyenangkannya dengan mengunjungi kota wisata besar!

1. Eksplorasi museum

Museum adalah most wanted list yang saya cari tiap travelling ke luar kota. Saya biasanya mulai patroli museum via google maps dan google search. Kenapa penting patroli museum via google maps? Karena kita jadi bisa menemukan museum-museum anti mainstream yang tidak disebutkan di mesin pencarian Google.

Sebagai contoh, situs mana yang mencantumkan Museum Soeharto di Kemusuk dan Museum Bank BRI di Purwokerto sebagai rekomendasi destinasi wisata?

travelling ke kota kecil
Gerbang Depan Museum Soeharto

travelling ke kota kecil
Museum BRI Purwokerto

Hobi mengunjungi museum ini berhubungan dengan ketertarikan saya terhadap sejarah. Bagi saya, dengan mengunjungi museum saya bisa travelling dua kali lipat. Travelling secara fisik dan waktu.

Dengan mengunjungi museum Soeharto, saya jadi membaca tulisan-tulisan arsip mengenai kejadian selama masa Soeharto yang tidak saya temui di banyak buku sejarah. Dengan mengunjungi museum BRI di Purwokerto, saya jadi bisa menjelajah waktu untuk mengetahui sejarah bank BRI di Purwokerto pada saat itu.

Apakah eksplorasi museum akan membosankan jika membawa anak kecil? Jawabannya adalah tidak.

Saya banyak melakukan kunjungan museum bersama dengan Hasan yang berumur 3 tahun di tahun itu. Memang tidak akan bisa terlalu berlama-lama jika dibandingkan dengan sendiri mengunjungi museum. Anak bisa sambil belajar, lho! Apalagi sembari mendiskusikan apa yang kami lihat di museum.

2. Eksplorasi kuliner

Tentu sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia kaya akan variasi kuliner lokal yang lezat. Bahkan hanya di beberapa kota Pulau Jawa, rasanya sampai kewalahan karena begitu banyaknya kuliner lokal.

Saya berkenalan dengan Sroto Sokaraja yang merupakan makanan khas daerah Sokaraja (Banyumas) dan menjadi favorit saya sampai sekarang. Bayangkan, cuma sebulan tinggal di Purwokerto saya sampai 4-5 kali mengunjungi kedai Sroto disana.


travelling ke kota kecil
Sroto Sokaraja Sutri

Di Yogyakarta, saya belajar variasi dari Gudeg. Ada Gudeg kering dan Gudeg basah. Pun, gudeg basah pun memiliki berbagai variasi rasa seperti Gudeg Sagan, Gudeg Pawon, Gudeg Mbah Lindu, dan sebagainya. Beruntung saya punya kenalan di Yogyakarta yang hobi wisata kuliner sehingga saya bisa mendapatkan arahan kuliner secara akurat dan variatif.

travelling ke kota kecil
Gudeg Mbah Lindu

Oh ya, eksplorasi kuliner juga termasuk eksplorasi kafe di kota kecil. Salah satu eksplorasi kafe saya sewaktu berada di Purwokerto dan Chiang Mai. Saya menemukan banyak hidden gem disana serta fakta-fakta unik. Misalnya, ternyata banyaknya kafe di Purwokerto karena terdapat Unsoed dan bagaimana para pemilik kafe di Chiang Mai saling bersinergi satu sama lain untuk berkembang bersama dan memajukan petani lokal.

3. Eksplorasi taman dan alun-alun

Siapa yang menjadikan taman dan alun-alun sebagai objek wisata saat travelling ke luar kota? Singkatnya durasi travelling membuat wisata taman menjadi terlupakan karena terkalahkan dengan destinasi wisata lainnya yang lebih besar. Lagian apa serunya ya datang ke alun-alun dimana Ibukota menawarkan hiburan tanpa batas baik bagi orangtua dan anak?

Fakta seputar alun-alun

Mungkin karena jatuhnya kami travelling selama sebulan, kami punya waktu eksplorasi lebih banyak, termasuk tempat-tempat yang bukan destinasi wisata sekalipun. Saya menemukan berbagai hal yang unik seputar alun-alun di sepanjang tahun 2018.

Pertama, semakin murah harga sekali main di alun-alun, makan semakin jauh dari kota besar kota tersebut. Semakin ramai alun-alun, maka semakin jauh dari kota besar.

Misalnya, harga sekali main termurah yang Hasan pernah coba ada di Kota Jombang, cuma lima ribu saja bisa bermain sepuasnya! Jombang, sebuah kota yang terletak di Jawa Timur dengan durasi perjalanan hampir 2 jam menggunakan mobil dari Surabaya.

“Habis main di mal Jombang (baca: alun-alun) ya?”, ujar salah seorang penghuni rumah tempat kami tinggal sebulan saat melihat kami pulang malam-malam.

travelling ke kota kecil
Alun-alun Jombang

Sebaliknya, aktivitas alun-alun Klaten yang terletak di antara 2 kota besar, yaitu Yogyakarta dan Surakarta relatif sepi. Ini ditandai dengan harga sekali main sebesar Rp 15 ribu. Ya kalau dipikir-pikir muda mudi dan anak-anak Klaten pasti gampang mencari hiburan ke Yogyakarta ataupun Solo. Setengah jam juga sudah sampai ke Mal Ambarukmo.

Jangan tanya soal keramaian alun-alun di Yogyakarta dan Solo, sangat sepi dan hampir tidak ketemu arena permainan anak!

Hasan menjadi alumni belasan alun-alun sepanjang tahun 2018.

Fakta seputar taman kota

Hukum posisi kota dan keramaian alun-alun juga berlaku untuk taman kota. Taman Kota yang paling meriah dari kota yang kami kunjungi tentu di Kota Jombang. Sebenarnya meriah bukan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikannya, tetapi bagaimana penduduk kota menjadikan taman tersebut sebagai hiburan.

Di Jombang ada 2 taman kota terkenal, Taman Kebon Rojo yang terletak di tengah kota dan Taman Kebon Ratu yang berlokasi ke arah Kota Mojokerto.Terasa sekali sendi-sendi kehidupan menyala di Taman Kebon Rejo. Ramai dijejali masyarakat, pedagang, dan taman yang terawat. Taman Kebon Ratu berukuran jauh lebih besar dengan instalasi-instalasi kreatif yang menarik. Dilengkapi dengan track skateboard beserta patung pesawat.

travelling ke kota kecil
Taman Kebon Ratu

travelling ke kota kecil
Taman Kebon Rojo

Sebenarnya tidak semua kota kecil memiliki taman kota yang meriah, contohnya Taman Kota Pemalang yang berukuran cukup kecil dan sangat tidak terawat. Yah mungkin karena posisinya di antara Kota Tegal dan Kota Pekalongan dimana masyarakat lebih banyak mendapatkan hiburan di sana.

4. Eksplorasi wisata alam

Biasanya objek wisata alam di kota bukan Ibukota lebih bagus dan berkesan.

Eksplorasi wisata alam termasuk bagian terakhir yang kami lakukan. Mau gimana lagi, suami baru libur akhir pekan, itu pun belum tentu. Jika dalam sebulan ada 4 minggu, maka jika dibagi dengan eksplorasi lainnya, maka biasanya eksplorasi wisata alam cuma bisa di satu hari minggu saja.

Kami hanya sempat mengejar matahari terbit Punthuk Setumbu di Yogyakarta dan menikmati cuaca pegunungan Baturaden di Purwokerto.

travelling ke kota kecil
Baturaden

Pun, keadaan kami yang memiliki seorang anak berusia 3 tahun membuat kami tidak bisa “liar” menentukan destinasi wisata alam.

5. Eksplorasi kehidupan urban

Jika disuruh pilih perkotaan, gunung, dan pantai maka pilihan destinasi liburan saya adalah perkotaan. Lebih tepatnya kehidupan urban. Yang bisa dinikmati dengan pergi ke pasar, naik angkutan umum, dan mendatangi toko ataupun pusat keramaian lainnya.

travelling ke kota kecil
Bus Kota Chiang Mai

Salah satu kunci bisa mengamati kehidupan urban adalah dengan cara berjalan kaki. Kita dapat mengamati apa yang terjadi di sekitar dengan ritme laju commuting yang lebih lambat.

“Wah ternyata di sepanjang jalan depan Rumah Sakit Maharaj Nakorn warung makan babi semua!”

“Wah, supir Trans Yogya hobi musiknya seragam, dangdut koplo semua!”

“Wah, di Kota Jawa yang ga punya pantai susah cari Ikan ya kecuali di pasar induk.”

Hal-hal seperti itu akan selalu memberikan warna baru di setiap jurnal travelling saya.


Mengunjungi kota-kota kecil tidak membuat kita mati gaya. Jika cermat dan tepat, kita bisa menikmati kehidupan travelling yang unik, kaya dan bermakna yang tidak dimiliki oleh kota-kota besar.

travelling ke kota kecil

*Tulisan ini diikutsertakan untuk mengikuti Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog




Review Workcoffee Jakarta: Kafe yang Tidak Hanya Jualan Spot

13 komentar

Sebelum menulis review Workcoffee Jakarta, saya pernah berpikiran begini, 

“Ngapain sih banyak yang suka posting work from cafe, apalagi Ibu-ibu yang bukan kerja kantoran melainkan paruh waktu. Kan bisa kerja di rumah aja, lebih simpel, ga makan biaya. Bisa sambil jaga anak pula.” ujar saya dalam hati setiap melihat postingan di Instagram.

Saat saya melihat teman sesama Ibu-ibu memposting sedang kerja di kafe melalui beranda Instagram, sering terbersit di benak saya pemikiran-pemikiran “julid” seperti itu. Sampai akhirnya saya merasakan tersendiri sensasi bekerja di kafe.

review workcoffee jakarta

Ibu rumah tangga = adaptasi tanpa batas

Saya memiliki 3 anak berusia 6,5 tahun, 2,5 tahun dan 1 tahun. Pekerjaan saya selain urusan domestik sebenarnya tidak banyak, cuma sekitar penulis konten dan blogger saja. Karena biasanya saya membersamai para bocah ini sampai jam makan siang, saya baru mulai kerja saat anak ke-2 dan ke-3 tidur siang. Itu kalau sempat ya, haha. Soalnreya sering juga sulung kesepian karena cuma dia sendiri yang tidak tidur siang. Alhasil ia berkelakuan rusuh ngajakin adik-adiknya main pas jam tidur siang. Yang harusnya anak-anak tidur siang dan saya mengetik, mereka malah tidak tidur dan membuat saya rungsing sendiri.

Bagi Ibu rumah tangga yang memiliki anak, memiliki kepastian waktu jam kerja adalah nihil. Setiap harinya saya sering meniatkan untuk mengetik sehabis subuh sembari menunggu anak-anak bangun, siang hari saat anak tidur siang, dan malam hari sebelum tidur. Namun kenyataanya malah habis subuh si bungsu minta dikeloni tidur, jam tidur siang anak-anak pada melek, setelah anak-anak tidur malam pun saya malah sudah mengantuk duluan.


Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh Ibu-ibu yang banyak berada di rumah adalah kemampuan adaptasi dan tidak “ngoyo”. Ya kalau tidak sesuai yang direncanakan, kita harus bisa adaptasi dan berdamai dengan diri sendiri. Oleh karena itu, saat mengambil “objekan”, selalu kenali diri sendiri dan pastikan beban kerja bisa berkompromi dengan “ketidakpastian” dari waktu luang kita.

Kalau ternyata keseharian saya tidak sesuai rencana, ya saya harus adaptasi. Tidak sempat mengetik sehabis subuh, ya sudah ngetik colongan sewaktu anak main air saat mandi pagi. Ketikan masih belum kelar saat malam sudah datang, ya saya korbankan waktu membaca buku sebelum tidur malam.

Tetap prioritaskan waktu tidur

Kalau kerjaan belum selesai tapi badan saya sudah tidak dapat diajak kompromi untuk bergadang bagaimana? Prioritas tidur dong! Haha. Ditch my work. Karena kalau tidur cukup, pikiran lebih segar dan emosi stabil. Esok harinya saya tidak marah-marah ke anak. Otak pun mendadak lebih pintar sehingga bisa mengerjakan ketikan lebih cepat dan efektif dari biasanya.


Faktanya, meski secara logika saya “ngutang” kerjaan, pada kenyataannya saya selesai membayar utangan kerjaan tersebut satu (atau sampai dua) hari berikutnya.

Jadi, know your body, know your limit. Jangan sampai menumbalkan tidur ya buibu!

Teknik adaptasi lainnya untuk mendapatkan suasana efektif saat bekerja adalah dengan cara mengasingkan diri dan “berpisah” sementara dengan anak. Salah satunya adalah kerja di kafe.

Review Workcoffee Jakarta



Pucuk ulam tiba, Hasan ada jadwal sekolah offline pukul 7.30. Maka dari itu, malamnya jari saya sudah menjelajah Google Map di gawai mencari tahu kafe mana yang sudah buka pukul segitu. Mayoritas kafe buka jam 10, beberapa buka jam 8. Akhirnya saya hanya menemukan satu kafe yang sudah buka sejak jam 7!

Seminggu silam, saya melihat postingan yang Review Workcoffee Jakarta melalui akun @jktgo. Tidak disangka, lokasinya sangat dekat dengan rumah saya. Terbersit keinginan muncul untuk mengunjungi, tapi kapan? Ngapain? Dalam rangka apa?

Ternyata saya berjodoh mengunjungi kafe ini sembari menunggu 1.5 jam Hasan sekolah di pagi hari. 15 menit waktu tempuh dari sekolah Hasan. 15 menit waktu tempuh yang sama kembali ke sekolah Hasan. Saya punya 1 jam waktu buat singgah di Workcoffee. Kenapa saya tidak sekalian saja mengetik sembari menikmati secangkir kopi hangat? 

Sekalian juga bikin tulisan review Workcoffee Jakarta ini.

Suasana yang nyaman

review workcoffee jakarta

Saya sampai di Workcoffee Pondok Labu jam 8 kurang. Meski terhitung masih pagi, ternyata sudah ada pengunjung lain yang datang. Terparkir sebuah mobil hitam dan 1 sepeda motor di sisi lainnya. Benar saja, sudah ada 3 pengunjung yang datang.

review workcoffee jakarta

Saya segera menuju meja kasir dan memesan segelas cappucino. Kasir melayani dengan ramah, hanya saja yang sedikit saya sesalkan, pembayaran yang diterima hanya gesek debit! Entahlah, menurut saya ini cukup aneh, padahal kafe ini tidak baru banget. Saya minta via QRIS tidak bisa. Bahkan pembayaran tunai yang merupakan metode pembayaran konvensional juga tidak bisa.

Petugas kasir menanyakan di mana saya duduk dan memberikan nomor tunggu berbentuk kayu segi enam sedikit tebal dengan ukiran angka disana.

Sembari menunggu kopi saya diracik, saya berkeliling ke seluruh penjuru Workcoffee Pondok Labu. Konsepnya cukup menarik. Katanya, gaya arsitektur yang digunakan adalah Bauhaus yang meleburkan gaya indistrual dengan tetap memperhatikan aestetik dan fungsional secara bersaman. Area Workcoffee Jakarta secara garis besar dibagi menjadi indoor, semi outdoor, dan outdoor.

Area Indoor berada di belakang kasir. Menyediakan meja panjang untuk meeting bersama maupun meja-meja kecil sebagai spot apatis.

review workcoffee jakarta
review workcoffee jakarta

Area semi outdoor seperti pilihan tempat saya duduk. Ada meja panjang dengan colokan di tengahnya serta meja-meja kecil dan meja ukuran bar. 

review workcoffee jakarta

Untuk area outdoor, pengunjung bisa memilih duduk di meja batu ataupun memilih duduk santai sembari bercengkerama di beanbag. Ada juga area outdoor lantai dua sebagai area kapasitas tambahan bagi pengunjung. Namun mengingat matahari Jakarta yang panas terik, area outdoor semacam ini tidak cocok dijubeli siang hari, mungkin sore hari dimana matahari lebih bersahabat dan saat malam hari.

review workcoffee jakarta
review workcoffee jakarta

Saya pun duduk di spot semi outdoor dan saya adalah satu-satunya pengguna meja panjang tersebut. Sesekali saya merasakan angin semilir sejuk berhembus mengenai ujung kulit berhubung semalam sempat hujan. Matahari Jakarta Selatan juga belum terik karena masih tergolong pagi.

Banyak pengunjung yang mengatakan review Workcoffee Jakarta seperti di Bandung meskipun sampai sekarang saya tidak paham dengan suasana Bandung apa yang dimaksud. Padahal, saya sempat 6 tahun tinggal di Bandung dan sama sekali tidak merasakan romantisasi yang dibesar-besarkan seperti itu. Romantisasi Bandung bagi saya hanya berupa kehidupan kampus yang penuh kenangan, teman-teman yang menyenangkan dan segala aktivitas di segala sudut kota Bandung. Kota Bandung yang menyenangkan karena tidak butuh AC untuk tidur karena bahkan menyentuh lantai di malam hari saja pun sangat dingin.

Segelas kopi yang digarap serius

review workcoffee jakarta

Tak lama kemudian, pelayan datang memberikan pesanan cappucino saya sembari meminta kembali nomor tunggu. Saya pun menyesap kopi yang suhunya nyaman untuk langsung diminum. Tidak terlalu panas namun tetap memberikan rasa hangat di dada.

Saya suka dengan pilihan biji kopi yang disajikan pada secangkir cappucino saya. Rasanya seperti sereal manis di regukan awal dengan sensasi bersih dan menyisakan sedikit rasa kelat di pinggir lidah saat sudah melewati kerongkongan.

Salah satu alasan saya memilih Workcoffee sebagai tempat transit saya sembari menunggu anak pulang sekolah karena saya sempat membaca review Workcoffee Jakarta menyajikan kopi dengan kualitas yang tidak main-main. Benar saja, Workcoffee menggunakan biji kopi dengan judul “Divergent” hasil roastery Libertad Union. Tampaknya Workcoffee Jakarta bekerja sama dengan Libertad Union, tampak dengan bangunan hitam beratap runcing dengan gaya industrial menjadi pusat lansekap Workcoffee Jakarta.
Biji kopi tidak akan menghasilkan performa maksimal jika tidak disajikan dengan baik. Barista yang berpengalaman meramu biji kopi kualitas terbaik dengan mesin espresso La Marzocco Classic dan digiling dengan mesin Victorio Arduino Coffee Grinder menjadi segelas kopi pilihan kamu. Oh ya, Workcoffee Jakarta juga bisa menyajikan manual brew method sepereti v60 ya!

Break untuk lebih produktif

review workcoffee jakarta

Satu jam ditemani oleh segelas cappuccino nikmat dengan suasana yang nyaman membuat satu artikel kerjaan saya selesai. Sulit dibayangkan. Tidak saya hanya artikel, tetapi saya juga masih sempat bercengkrama sebentar dengan barista serta berkeliling untuk memfoto suasana kafe agar saya dapat membuat review Workcoffee Jakarta ini.

Harga

Harga seluruh minuman dan makanan di Workcoffee Jakarta menurut saya cukup mahal untuk ukuran kafe yang berlokasi sedikit di pinggiran Jakarta, bukan di jantung Ibukota seperti SCBD ataupun Kuningan. Namun, jika mempertimbangkan Workcoffee Jakarta yang menyajikan minuman berkualitas didampingi dengan suasana yang menenangkan nan estetik, rasa-rasanya banderol harga yang diberikan cukup masuk akal.
Selain itu, pengunjung tidak usah pusing dengan harga "bohong", karena harga yang ditampilkan di menu sudah termasuk pajak lho! You pay what you see.

Saya pun melangkah keluar dari kafe dengan perasaan puas dan bahagia. Memang kadang-kadang kita para Ibu perlu “menghadiahi” diri sendiri dengan caranya masing-masing. Yang ekstrover suka bergaul, mungkin bisa pergi nongkrong dengan teman sebentar tanpa dirongrongi anak. Yang introver seperti saya, bisa menyendiri sembari menikmati secangkir kopi favorit sebentar di suasana yang berbeda.

Tidak perlu sering, tidak perlu mahal, dan tidak perlu lama seperti saya yang (mungkin) membatasi work from cafe maksimal seminggu sekali dan hanya menikmati segelas kopi sendirian di suasana baru selama satu jam. “Hadiah” kecil buat diri sendiri seperti ini tidak melulu perkara soal menghabiskan waktu dan uang ataupula cuma sok-sokan.

Ternyata break seperti ini juga bisa membuat kita lebih produktif dan bahagia. Termasuk dengan melakukan break ini, nambah deh konten blog saya soal review Workcoffee Jakarta haha.

Menyenangkan juga ya eksplor kafe. Jadi tertarik membuat konten kafe sekitaran tempat tinggal saya yang memiliki nuansa pinggiran, urban, dan sekaligus pusat dinamika bisnis kulner. Semoga segera muncul kontek seperti review Workcoffee Jakarta ini.


Kalau kamu, bagaimana “hadiah” kecil untuk diri sendiri yang ternyata membuat lebih produktif dan bahagia?