Tampilkan postingan dengan label sekolah dasar. Tampilkan semua postingan

Cerita Hantu tidak Seram Masa SD

1 komentar
Saya tidak memiliki pengalaman masa kecil yang terlalu membekas. Tidak ada yang terlalu bahagia, terlalu sedih atau terlalu memalukan. Bukan berarti semuanya biasa-biasa saja, hanya dampaknya tidak terlalu berlebihan. Bahagia ya bahagia, sedih ya sedih, memalukan ya memalukan. Jika saya diharuskan memikirkan mana pengalaman masa kecil yang harus saya angkat menjadi cerita, bagaimana kalau saya mengangkat cerita pengalaman aneh saja atau cerita hantu. Sebenarnya tidak seram-seram amat sih, mana saya sampai sekarang tidak memiliki tabiat penakut. Malah kalau lagi sendirian malam-malam mati lampu saja suka baca cerita horor. Cuma rumor yang ada ditambah pola pikir saya yang masih aneh sewaktu masih kecil menciptakan jalinan pengalaman yang cukup membuat mengernyitkan dahi.


Hantu di Bukit Belakang Sekolah

Mantap ya sekolah saya, seperti sekolahnya Nobita yang memiliki bukit belakang sekolah. Padahal sebenarnya cuma bukit kecil yang berukuran tidak tinggi. Dari setelah lahir sampai saya berusia 10 tahun alias sampai tamat kelas 5 SD, kami sekeluarga tinggal di kota kecil di Kabupatan Aceh Utara, Lhokseumawe. Kami tinggal di perumahaan komplek yang berlahan sangat luas, namanya juga di daerah kan. Komplek ini memiliki sekolah-sekolah sendiri dari jenjang TK sampai SMA. TK ada 5 buah, SD ada 4 buah, SMP ada 2 buah, dan SMA ada 1 buah. Yang bersekolah disini mayoritas anak-anak pegawai perusahaan, sisanya anak-anak pegawai perusahaan sebelah dan anak Lhokseumawe lainnya yang orang tuanya bukan pegawai kedua perusahaan tersebut. Saya bersekolah di SD 3, merupakan salah dua SD besar dengan halaman yang luas bersama dengan SD 1. Sekolah saya itu bahkan memiliki lapangan sepak bola dan lapangan-lapangan kosong lainnya yang kerap kali jadi tempat main anak-anak. Posisi SD 3 terletak persis di batas gerbang antara komplek dan lingkungan luar komplek.

Saat saya duduk di kelas 2 SD, saya mendengar rumor heboh yang menggegerkan seseantero murid SD 3. Katanya, di bukit belakang sekolah ada kuburan Belanda, bahkan disamping kuburan itu disinyalir ada pohon angker yang dipercaya sebagai tempat gantung diri si penghuni kubur. Jadi maksudnya si orang Belanda itu gantung diri terus mati lalu tiba-tiba nyemplung ke lobang dan jadi kuburan gitu? Aneh banget kan! Logika darimana pula itu haha.

Kemudian tiap pulang sekolah, alias masih siang menuju sore, si hantu-nya keluar menampakkan wujud dan menakuti-nakuti orang. Akhirnya saya ikut ke belakang sekolah untuk membuktikan dengan mata kepala saya sendiri.

“Itu tuh, yang hitam-hitam di atas bukit. Nanti tangannya dia masukkan ke dalam tanah, terus nanti tangannya nangkapin kaki anak-anak yang dekat-dekat kesana!”, ujar seseorang yang entah siapa memberikan kesaksian saat pertunjukan sedang terjadi.

Memang saya melihat hitam-hitam berbentuk orang disana. Anak-anak serempak lari mendekati bukit itu, lalu serempak pula pontang-panting lari cerai-berai menjauhi bukit. Kayaknya itu pada lari karena liat si “makhluk” memasukkan tangan ke tanah terus mereka khawatir kaki mereka tertangkap 😅. Coba, kurang aneh apa cerita ini. Saya dari kejauhan hanya cuma bisa menyaksikan wahana main anak-anak ini sambil manggut-manggut keheranan. Sampai isu ini selesai masih menjadi misteri tersendiri sebenarnya apa dan siapa itu hitam-hitam di atas bukit sekolah.

Penculikan Anak di Toilet oleh Hantu

Ini tidak kalah anehnya, meskipun tidak seaneh makhluk hitam-hitam diatas. Masih sama saat saya kelas tiga SD, tidak lama setelah isu makhluk bukit belakang sekolah usai, kini muncul prahara isu baru. Yakni HANTU PENCURI ANAK DI TOILET!

Isu yang saya dengar sih begini, jadi di suatu toilet SD saya, ada seorang anak yang minta izin kepada guru kelasnya untuk buang air kecil. Setelah lama waktu berjalan, kok si anak tidak kunjung balik ke kelas. Kemudian sang guru menghampiri toilet dan mengecek semua bilik, sang anak tak kunjung ditemui. Akhirnya ditelepon lah ke rumah si anak. Orang tuanya juga melaporkan bahwa sang anak tidak kembali ke rumah. Gegerlah se-seantero sekolah. Munculah isu setan penculik anak di toilet. Anak-anak yang mau menggunakan toilet bermasalah itu jadi banyak minta ditemani oleh guru atau mereka datang berdua atau bertiga bersama temannya agar tidak ikut-ikutan hilang diculik oleh hantu. 

Sialnya, toilet ini adalah toilet terdekat dari lokasi kelas saya. Di tengah-tengah sang guru menjelaskan pelajaran, rasa kebelet kencing menghampiri saya. Bergegas saya langsung berdiri untuk meminta izin kepada guru supaya bisa ke toilet. Tapi kemudian tiba-tiba terbersit di kepala saya soal isu hantu penculik anak. Urung, saya pun kembali duduk dan menahan mati-matian supaya bisa tidak pipis. 2 menit kemudian, kantung kemih saya tidak kuat menahan gejolak tekanan air seni. Pelan tapi pasti celana saya basah dan sayup-sayup saya mendengar bunyi mendesis dari lantai dibawah kursi saya. Masih berharap tidak ketahuan, saya berusaha sekuat tenaga mempertahankan laju kencing supaya tidak menimbulkan suara berisik. Apa boleh buat, otot pelvik belum begitu kuat. Akhirnya suara aliran makin nyaring dan membuat salah seorang teman sadar dan berteriak
“Ih ngompol!”
Rasa malu menghujam sekujur tubuh. Akhirnya guru yang mengajar sadar dan menghentikan kegiatan belajar mengajar. Kemudian orang tua saya ditelepon untuk segera menjemput saya. Saya pun dengan setengah mati berusaha membersihkan sisa ompolan dan tergopoh-gopoh membereskan barang bawaan saya ke tas dan dengan gontai melangkahkan kaki keluar kelas untuk selanjutnya bebersih di toilet. Sisa kekacauan yang saya sebabkan kemudian dibersihkan oleh pegawai kebersihan. Sial, dasar hantu penculik anak, kali ini saya benci setengah mati karena telah membuat saya malu merah padam.