Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Dongeng gara-gara fisika (Part III) : Roh dan gelombang cahaya

Tidak ada komentar
Sebagian besar orang berpendapat bahwa gelombang cahaya yang memiliki frekwensi terbesar atau panjang gelombang terpendek adalah Sinar Gamma. Semakin besar frekwensi suatu gelombang, semakin mematikan gelombang itu atau dengan kata lain gelombang itu dapat menembus apa saja termasuk partikel yang kerapatannya paling kecil sekalipun. Namun sebenarnya ada gelombang cahaya yang frekwensinya lebih besar. Apakah itu? Silahkan disimak cerita berikut ini :

Pernah ada seorang dokter yang teramat jenius ingin mengadakan penelitian dengan menggunakan orang sekarat sebagai objek penelitiannya. Ia ingin mengetahui, apakah kematian orang itu dapat ditunda. Ia berpendapat bahwa roh adalah semacam gelombang cahaya. Jadi, ketika si orang itu sedang sekarat2nya, si dokter membuat kotak yang permukaannya benar2 tebal dan kerapatannya bukan main. Ia berharap, dengan demikian, kematian orang itu yang berarti keluarnya gelombang tersebut dapat dicegah dengan asumsi gelombang roh itu tidak dapat menembus kotak yang tebal itu. Maka si dokter pun menunggu sampai saatnya tiba. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? seketika kotak itu meledak, kepingnya bertebaran dan menyebabkan tewasnya dokter tersebut.

Apa yang bisa kita tarik dari cerita diatas? Gw menyimpulkannya dalam beberapa poin. Pertama, kematian tidak dapat dicegah. Bagus sekali manusia dapat menyimpulkan roh sebagai suatu bentuk gelombang. Sekuat apapun manusia mencegah kematian, maka manusia itu hanya melakukan hal yang sia-sia belaka. Jadwal pengambilan roh tidak dapat diganggu gugat.
Kedua, Janganlah meragukan keberadaan yang maha kuasa. Dari cerita diatas, terlihat bahwa si dokter seperti ingin menentang hukum alam. Tapi jelas, ketidak percayaan si dokter menyebabkan dampak buruk bagi si dokter itu pula.

Semoga kita dapat merenungi kekuasaan yang maha kuasa dari cerita diatas


TO BE CONTINUED...