Tampilkan postingan dengan label Hasan Story. Tampilkan semua postingan

Pengalaman Hasan Sunat dengan Metode Smart Klamp

17 komentar

Ahad ni Insya Allah sunat 2 anak ya kita!

Itu adalah teks telegram yang dikirimkan oleh suami pada hari Jumat, 18 Desember 2020.

Wacana awal yang kami perbincangkan adalah sunat Husna, anak ketiga kami. Seperti kakaknya Bilqis, Husna akan disunat saat usia kurang lebih 1 bulan. Kami kerap bercanda dengan Hasan mengenai kapan sunat, bahkan tak jarang kami mengajak Hasan sunat biar bisa barengan dengan adiknya. Atau, kami suka bilang kalau habis sunat nanti dapat mainan.

"Adek Husna mau sunat loh bentar lagi!"

"Bang, kalau sunat nanti dikasih mainan loh, abang mau mainan apa?

Sampai suatu hari Hasan bilang kalau ia ingin sunat bersama dengan adiknya. Saya kaget. Takutnya Hasan menganggap sunat itu seperti relatif tidak dilakukan apa-apa kemudian dapat hadiah. Saya khawatir Hasan mau sunat hanya karena berorientasi mendapatkan mainan. Baiklah, saya butuh memastikan sesuatu.

"Hasan beneran mau sunat?" Tanya saya.

"Iya" Jawab Hasan.

"Emang sunat itu apa sih? Tau ga?"

"Tau, dipotong burungnya"

Saya langsung menarik nafas lega. Takutnya, alasan Hasan sunat hanya karena diiming-imingi mainan tanpa tahu harus melewati proses "pemotongan". Alhamdulillah, ternyata Hasan sudah cukup mengerti meski mendapat mainan tetap lah menjadi prioritas utamanya.

sunat smart clamp


Sunat dan Manfaatnya

Bagi umat Islam, sunat merupakan kewajiban bagi laki-laki muslim. Mengenai kapan disunat tergantung dari kebijakan masing-masing. Ada yang memilih saat bayi dengan alasan minim trauma dan penyembuhan yang cepat, ada yang memilih saat sudah duduk di bangku taman kanak-kanak atau SD dengan alasan si anak dapat lebih menghayati dan memahami hakikat dari sunat tersebut. Secara medis, tidak ada batasan umur untuk dilakukan sunat. Namun, alangkah baiknya sunat tidak dilakukan saat sudah terlalu berumur mengingat akan lebih beresiko karena rentan terjadi pendarahan akibat ukuran penis dan pembuluh darah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:

Buanglah darimu buku (rambut) kekufuran dan berkhitanlah. Perintah Rasulullah SAW ini menunjukkan kewajiban umatnya untuk berkhitan. 

Bahkan, Nabi Ibrahim juga melaksanakan perintah khitan meski umurnya sudah sangat senja.

Sunat yang memiliki bahasa medis sirkumsisi adalah suatu tindakan medis memotong sebagian ujung kulit (kulup) yang menutupi kepala penis. Sunat memiliki berbagai manfaat. Menurut WHO, sunat dapat membuat penis menjadi lebih bersih, mencegah fimosis, mencegah bertumpuknya kotoran di daerah ujung penis, dan mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan penis seperti kanker penis dan ISK.

Hasan sendiri sebenarnya sudah dideteksi memiliki fimosis, yaitu kulit atau kulup yang menguncup sejak dalam kandungan dengan menggunakan USG. Mungkin seharusnya Hasan sudah disunat semenjak bayi. Namun, selama 5 tahun ia belum pernah mengalami ISK. Yang kami ingat pernah sekali ujung penis Hasan sedikit merah dan gatal. Ini terjadi baru beberapa bulan yang lalu.


Metode Sunat

Saat ini terdapat berbagai macam metode sunat yang ditawarkan. Apa sajakah itu?

  • Metode konvensional, banyak dipilih oleh orang tua karena murah biayanya dan sudah umum dilakukan sejak lama.
  • Metode Smart Clamp yang akan saya bahas disini
  • Metode laser atau flashcouter yang menggunakan energi panas dan dialirkan ke besi tipis sehingga dapat memotong kulup penis tanpa pendarahan

Metode Smart Clamp

Tanggal 20 Desember 2019, Hasan disunat dengan metode smart clamp di Sunat 123 yang kebetulan lokasi di belakang Apartemen kami. Jika ditanya mengapa kami memilih metode Smart Klamp ketimbang metode lain? Jawabannya tidak ada. Alasannya sesimpel karena kebetulan di tempat sunat yang berada di dekat rumah kami menggunakan metode tersebut. Maaf ya pembaca karena tidak menjawab rasa penasarannya 😁.

Metode Smart Clamp disinyalir dapat meminimalisir rasa sakit dan terjadinya infeksi. Cara pemotongannya pun relatif sama seperti metode sunat lainnya. Perbedaannya ada pada penggunaan clamp, atau klem yang menjepit kulit penis 'kulup' menggunakan alat plastik sekali pakai. Kulup tersebut kemudian dipotong dengan pisau bedah tanpa dijahit. Luka sunat cepat kering dan sembuh sehingga banyak orang tua yang memilih metode ini.

Setelah pengerjaan, klem akan menempel 24 jam di penis anak dan baru akan dilepaskan di hari ke-5 setelah tindakan. Ini membuat anak harus 2 kali ke tempat sunat. Pelepasannya sendiri tidak sakit. Namun, bagi anak yang mengalami penolakan saat proses pemotongan, butuh trik sendiri untuk membujuk anak kembali ke tempat sunat karena artinya ia harus mengalami "proses" selama 2 kali.


Plus dan minus

Di dunia ini tidak ada yang sempurna, termasuk metode sunat. Metode Smart Clamp ini memiliki kelebihan seperti:

  • Proses pengerjaan relatif cepat, yakni 7-10 menit
  • Setelah anak dibius, anak tidak merasakan sakit ketika disunat
  • Tidak membutuhkan celana sunat, bisa langsung memakai celana
  • Pendarahan minimal, tidak memerlukan jahitan.
  • Tidak perlu perlakuan khusus saat mandi dan cebok karena bekas pengerjaan tertutup klem
Namun, tetap ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan orang tua saat memutuskan sunat anak menggunakan metode Smart Clamp. Perhatikan di bawah ini

  • Harga lebih mahal daripada metode konvensional
  • Anak relatif tidak nyaman paska pengerjaan karena ada klem yang menempel 24 jam
  • Bagi anak bisa menjadi pengalaman yang traumatis karena 2 kali pengerjaan, yakni saat pemotongan dan pencabutan klem

Sunat Hasan

sunat smart clamp


Hari Sebelumnya

"Kok mendadak banget sih, Masa keputusan mau sunat 2 hari sebelum. Aku jujur ga siap. Bahkan aku sama sekali gamang, ga ada nyiapin semacam sarung atau celana sunat." Keluh saya.
"Ya harus siap mental. Mana ada 2 hari itu mendadak. Mendadak itu beberapa jam sebelumnya kayak kamu lahiran. Ini beberapa hari sebelumnya. Mana ada tindakan ga pake persiapan. Kamu kira kamu aja yang harus nyiapin diri? Aku juga, kan aku harus ngerjain juga!" Tangkis suami.

Sabtu, 19 Desember 2019, sehari sebelumnya, hampir saja saya memohon pembatalan sunat Hasan. Untungnya setelah "diedukasi" suami, saya dapat berusaha menenangkan diri dan fokus lanjut pada keputusan Hasan dan Husna sunat esok harinya. Sore harinya pun kami sudah mengabari uti-akung dan andung-engkong Hasan perihal sunatnya Hasan dan semuanya ingin hadir mengingat ini sunat cucu pertama.

Hari H

Sunat Hasan dan Husna rencana dilakukan ba'da Zuhur. Setelah kami makan siang, saya, suami, Hasan, Husna, Akung, dan Engkong pergi ke lokasi sunat. Uti dan Andung di rumah saja karena ingin menemani Bilqis. Kami berangkat menggunakan dua mobil karena rencananya setelah sunat Husna selesai, saya pulang duluan. Toh, sunat perempuan kan sebentar, berbeda dengan sunat laki-laki.

Karena sudah janjian, kami langsung dipersilahkan untuk naik ke lantai atas untuk menunggu dipanggil. Apakah Hasan panik? Tentu saja tidak. Padahal terdengar teriakan membahana dari ruangan di ujung koridor. Saya yang panik merasa takut Hasan gentar. Kemudian saya lihat raut mukanya, ternyata Hasan tidak menampakkan air muka ketakutan sama sekali! Menurut Hasan, disunat tidak sakit sama sekali, 

Saya, suami dan Husna masuk ke ruangan duluan. Bagian kemaluan Husna diolesi salep bius dan ditunggu untuk beberapa saat. Dengan sayatan kecil dan pengolesan Betadine, sunat Husna pun selesai. Kami pun ke luar ruangan.

Saya menghampiri Hasan dahulu untuk pamit pulang duluan. Wajahnya saya perhatikan lekat-lekat. Tidak ada yang berbeda dari raut muka sebelum berangkat ke lokasi sunat. Meski agak khawatir, saya dan Husna berdua menuju mobil dan kami pun pulang. Meninggalkan Hasan yang akan sunat dengan ditemani oleh babeh, akung, dan engkong.

Sesampai di rumah, saya mendapat foto Hasan di sunat. Ternyata muka Hasan tenang sekali dan tidak menangis sama sekali! Kebetulan, suami saya juga membantu pengerjaan sunat. Hati saya pun menjadi lega.

Akhirnya rombongan sunat pun tiba di rumah. Suami menenteng mainan remote control seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya dan Hasan yang berangkat ceria sekarang pulang dengan meringis.

"Udah mulai terasa, biusnya mulai habis." Bisik suami.

Pelan-pelan mulai pecah isak tangis. Hasan diresepi painkiller berupa ibuprofen serta antibiotik sirup. Langsung Hasan diminumkan secepatnya. Namanya obat, butuh waktu sebelum bereaksi. Sampai obat bereaksi, Hasan menangis tersedu-sedu. Saya tuntun ke kamar dan kami berpelukan di kasur. Ini termasuk metode paling ampuh karena Hasan adalah tipe haus "pelukan".

Tidak ada yang bisa saya lakukan selain mendengar pecah tangisan, mengelus kepalanya dan memeluknya. Alhamdulillah, perlahan obat mulai bereaksi seiring dengan meredanya tangisan Hasan. Ia pun jatuh tertidur. Mungkin karena lelah dan capek menangis.

4 jam setelah pengerjaan, Hasan mulai meringis lagi. Kali ini saya berikan Paracetamol sebagai bekal tidurnya agar tidur lebih nyenyak. Seperti biasa, tangisan Hasan mulai pecah kembali sembari menunggu efek obat bekerja. Hasan yang biasanya bobok di kamar bebek 'sebutan untuk kamar tidur Hasan' kini tidur di kamar saya.

Menjelang tengah malam Hasan mulai meringis lagi. Saya kembali terbangun. Untuk persiapan, saya sudah menyediakan obat, sendok dan botol air minum di samping kasur sehingga saat diperlukan bisa langsung diberikan. Saya peluk kembali Hasan mengantar ia tidur sembari menunggu obat bekerja. Alhamdulillah, Hasan bisa tidur nyenyak sampai esok hari.

Rasa sakit masih berlangsung sampai H+2, yakni pada hari Selasa. Namun, perlahan intensitas rasa sakit dan frekuensi-nya semakin berkurang. Pada H+1 saya masih meminumkan Hasan Paracetamol 4x sehari, H+2 cuma 2x Paracetamol, H+3 sudah tidak sama sekali.

Tragedi Ngompol

sunat smart clamp


Keesokan harinya, muncul sesuatu tak terduga. Hasan ngompol! Duh, padahal saya baru mengganti seprai kamar beberapa hari yang lalu. Berhubung kami tinggal di Apartemen, mencuci seprai bisa menjadi momok karena membutuhkan lahan besar untuk menjemur sementara area menjemur kami hanya 2 petak balkon kecil, belum termasuk kepotong mesin luar AC.

H+1 dan H+2. Seharusnya intensitas dan frekuensi rasa sakit luka sunat Hasan sudah berangsur-angsur membaik. Namun ternyata keadaan tidak sepenuhnya lebih baik. Ada hal lain yang saya lupakan: rasa traumatis.

Betul, rasa trauma itu membuat Hasan takut kencing. Di hari senin sore, Hasan berkali-kali mengeluh sakit perut. Sakitnya benar-benar bikin ia meraung-raung dan meronta. Saya jelas bingung, secara dia tidak ada makan sesuatu yang aneh. Pun, tidak ada indikasi lain seperti mencret dan muntah. Lokasi sakit perut ada di bawah pusar. Saya jelas heran, padahal saya sudah meminumkan parasetamol. Alih-allih bekas sunat yang sakit, kok malah perut yang sakit. Anehnya, semua sakit perut itu sirna tiap kali ia kencing di kamar mandi. Kecurigaan saya pun mulai muncul, namun saya tak yakin benar.

Selang beberapa jam kemudian, Hasan kembali meronta-ronta mengeluhkan perutnya. Saya yang bingung hanya bisa mengelus-elus dan mendekap. Demi menguji hipotesa, saya berkali-kali menanyakan Hasan apakah ia mau kencing, tapi berkali-kali pula ia menolaknya. Sampai suatu waktu ia terperanjat hendak lari tunggang-langgang ke kamar mandi untuk kencing. Hasan yang sudah tidak pernah lagi "bocor" kini terkencing sedikit di celana. Celana dalamnya basah. Kok Hasan tiba-tiba tidak bisa menahan kencing. Seusai kencing, rasa sakit perut itu benar-benar sirna.

Hasan yang sudah merasa baikan ketimbang rebahan di kasur malah memilih terdampar di sofa ruang tengah. Karena Hasan sudah tenang, saya pun melanjutkan mengurus adek-adeknya Hasan seperti memandikan Husna dan memberi Bilqis cemilan. Sejam berlalu, Hasan tetap anteng tanpa keluhan. Saya mulai curiga, kenapa dia begitu tenang teronggok di sofa dalam waktu lama. Saat saya dekati, ternyata sofa sudah bergelimangan kencing dengan bau pesing menyengat!

Pantas Hasan bisa tenang tanpa mengeluhkan sakit perut lagi. Dari situ saya merasa hipotesa saya sudah valid terbukti. Ya! keluhan sakit perut Hasan bermuara dari kencing yang di tahan. Tekanan di kantung kemihnya mungkin?

Perawatan Setelah Sunat

sunat smart clamp


Tidak ada perawatan rumit paska sunat selain pendampingan sang anak saat berjuang menahan rasa perih. Saat mandi atau kencing, tidak usah mengkhawatirkan air mengenai penis karena sudah terlindungi klem. Namun, ada beberapa ritual yang harus dilakukan tiap selesai kencing.

Saat cebok, air dialirkan ke dalam klem untuk membersihkan residu kencing dan kemudian dibuang. Lakukan ini berulang kali sampai dirasa sudah bersih. Kemudian, sisa droplet air pada luka sunat dibersihkan dengan cara memasukkan cotton bud pada klem. Sentuh luka sunat dengan menggunakan cotton bud secara pelan sampai ujung luka sunat dirasa kering. Dengan cara yang sama, olesi betadine dengan menggunakan cotton bud. Selesai, tinggal pakai celana.


Momen kencing mungkin merupakan pengalaman traumatis lain bagi anak. Ia akan merasakan sedikit perih pada saat mengeluarkan air kencing. Oleh karena itu, tidak jarang Hasan menunda untuk bergegas ke kamar mandi saat sudah merasa sesak kencing. Tidak jarang pula ia tidak menuntaskan kencingnya sehingga menyebabkan keinginan hendak kencing lagi pada jarak waktu yang tidak lama.

Apa akibatnya? Mengompol. Selama seminggu Hasan "menginap" di kamar saya, seprai atas tempat tidur saya lepaskan meninggalkan seprai anti bocor yang membalut kasur saya. Ini saya lakukan agar tidak usah terjadi drama cuci seprai berkali-kali akibat ompolan. Jika ada ompolan, tinggal aliri air bersih, ilap, dan tunggu beberapa menit sampai bekas basuhan kering. Sebuah cara yang praktis.

Selain itu, akan ada beberapa kali anak ngompol pada saat ia sedang bermain. Dalam kurun 2 hari paska sunat, entah berapa kali Hasan ganti celana dalam dan celana luar. Agar tidak mengotori sofa atau lantai, saya menyuruh Hasan untuk menggunakan perlak sebagai alas dimanapun ia duduk. Cuci celana mudah, cuci karpet dan sofa akibat ompol ribet.

Pelepasan Klem

sunat smart clamp

Tibalah hari Kamis, 4 hari setelah sunat dan hari dimana klem akan dilepaskan. Seharusnya hari itu penis Hasan sudah tidak digelayuti klem lagi, namun karena tiba-tiba babehnya harus operasi, akhirnya pelepasan klem ditunda sampai hari Jumat.

Pelepasan klem bisa dikerjakan sendiri menggunakan tutorial di Youtube ataupun membawa anak kembali ke klinik tempat ia sunat. Sejujurnya suami agak malas pergi ke klinik lagi, ia ingin mencoba melepaskannya sendiri. Tutorial pelepasan klem di Youtube pun dibuka. Berdasarkan Youtube, anak disuruh berendam air hangat di bak mandi minimal 20 menit agar penis lebih lentur sehingga lebih mudah dicopot. Setelah 20 menit berlalu, suami bergegas ke kamar mandi untuk coba melepaskan. Seketika teriakan yang membahana seseantero rumah disertai isakan pilu selama hampir 10 menit. Sungguh tidak tega mendengarkannya. Ternyata melepaskan sendiri tidak semudah tutorial. Saya coba mengintip sedikit dari kamar mandi.

"Udah kecopot?" Tnnya saya panik.
"Belum, baru rangka putihnya aja. Plastik beningnya masih menempel."

Saya malah jadi stres. Sudahlah selama itu teriak-teriak tapi tetap belum beres. Suami menyuruh Hasan untuk terus berendam sebelum mencoba lagi melepaskan cangkang plastik bening itu dari penisnya. Saya hanya bisa memeluk Hasan yang terisak tidak karuan. Perlahan ia lebih tenang dan isakannya berhenti. Tidak lama kemudian suami datang kembali sembari membawa lotion dan minyak dengan harapan pelepasan menjadi lebih mudah. Saya langsung bergegas keluar karena tidak tahan dan tidak tega dengan apa yang akan terjadi di kamar mandi. Kembali terdengar jeritan yang keras dari kamar mandi. Saya hanya bisa membiarkan dan menunggu suami menyelasaikan pekerjaannya. Setelah saya membangun mental, akhirnya saya kembali ke kamar mandi. Disitu saya lihat cangkang plastik beningnya masih terpasang di penis.

Saya dobel stres.

Mau bawa ke klinik sekarang? Tidak mungkin. Hasan menolak mentah-mentah. Pun setelah diimingi apapun dia bergeming tidak melangkahkan kakinya. Mencoba memakaikan sendal juga sama aja karena dia melawannya. Akhirnya suami malah mengajak Hasan main Switch sebelum berusaha membujuknya nanti. Biar ia tenang dahulu, katanya.

Setelah makan siang, suami mencoba mengajak Hasan kembali dengan mengajak Hasan beli Happy Meal di McD terdekat. Tanpa perlawanan, Hasan pun ikut bersama babehnya pergi. Saya di rumah sembari cemas menunggu mereka kembali.

Setengah jam kemudian, suami dan Hasan kembali. Alih-alih muka cemberut sedih, Hasan malah terlihat bahagia. Apa yang terjadi?

Alih-alih membawa ke McD, suami langsung membawa Hasan kembali ke klinik.

"Loh, kok kesini lagi? Ini kan bukan McD." Tanya Hasan bingung.

Alih-alih melawan, Hasan tidak menolak turun dari mobil, meskipun langkahnya sedikit berat. Suami mengajak Hasan berfoto dulu menggunakan kalung badan "Alumni Sunat" di depan klinik.

"Ternyata cangkangnya bukan ditarik, tapi didorong." Ujar suami setengah tertawa.

Meski begitu, Hasan tidak menangis saat pelepasan berdasarkan testi suami. Setelah pencopotan selesai, Hasan pun dibelikan (lagi) mainan oleh suami. Kemudian mereka menuju McD untuk menepati janji di awal. Oh, pantas saja Hasan kembali dengan muka bahagia. Baru dibelikan mainan dan McD rupanya!

Yang Harus Diperhatikan!

sunat smart clamp


Sejauh yang saya perhatikan, metode Smart Clamp ini cukup mumpuni bagi orang tua yang sedang menimbang menggunakan metode sunat apa sebaiknya. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. Jangan khawatir jika merasa belum menyiapkan apa-apa untuk paska sunat. Bahkan celana sunat pun tidak perlu. Anak bisa langsung memakai celana dalam. Obat-obatan perawatan bekas luka juga biasanya disiapkan oleh klinik sunat
  2. Minim sakit saat sunat. Meski Hasan bilang tidak sakit saat sunat, orang tua juga harus menyiapkan mental apabila anak menangis dan memberontak. Sebagai contoh, anak yang gilirannya sebelum Hasan menangis dan meronta-ronta
  3. Jika punya anak laki-laki lebih dari satu, sebaiknya tidak sekaligus menyunat mereka. 2-3 hari paska sunat anak butuh perhatian dan belaian ekstra untuk menenangkan dan merawat sunatnya. Kecuali ada bantuan lainnya (misal suami atau keluarga) yang hadir 24 jam membantu mendampingi anak yang rewel akibat sunat
  4. Gunakan seprai anti bocor saat tidur. Anak yang sehabis disunat punya sedikit rasa trauma untuk kencing sehingga tidak jarang dia bocor atau mengompol
  5. Suruh anak mengalas tempat duduknya dengan perlak saat ia bermain agar efek ompolannya minimalis.

"Hasan, sakit ga sunat?"

"Engga, cuma sakit dikit pas disuntik."


Let's Read! Menumbuhkan Minat Baca Anak sejak dalam Pangkuan

12 komentar
Saya suka turut sedih jika mendengar cerita-cerita orang tua yang memaksakan anaknya untuk bisa membaca di usia sedini mungkin. Semakin cepat anak bisa membaca, semakin bangga orang tua. Bahkan tak jarang cara-cara yang digunakan malah dapat "mencederai" anak ketimbang mendidik dengan penuh kasih sayang. Menurut seorang psikolog anak, David Elkind, dalam bukunya The Hurried Child, kecenderungan masyarakat untuk mendorong anak agar secepatnya bisa membaca menjadi lebih buruk dibanding 2 dekade tahun yang lalu. Entah karena tuntutan sekolah atau demi kebanggaan semu orang tua semata.

Sedikit yang mengetahui bahwa proses untuk bisa membaca adalah proses panjang yang terbina sejak dari duduk dalam pangkuan. Otak anak kecil mempersiapkan kemampuannya untuk membaca jauh lebih dini ketimbang yang kita kira. persepsi, konsep dan kata menjadi bahan mentah proses kemampuan membaca. Dalam perjalanannya, anak-anak menggabungkan berbagai pandangannya menjadi bahasa tertulis yang biasa kita gunakan.
Bisa cepat membaca itu bonus, yang penting pemahaman dan pembiasaan! - Indri Ayu Lestari, Pegiat Literasi Anak
minat baca anak

Buku adalah Keluarga Kami

minat baca anak
Tinggal di apartemen, terkadang banyak tamu yang mengeluhkan betapa terjejalinya ruang apartemen kami dengan buku. Saya tumbuh dan besar di lingkungan buku. Sejak belum bisa membaca, katanya saya sering sekali minta dibacakan buku hingga bisa baca sendiri tanpa diajari detail saat akan memasuki usia 5 tahun. Meski saya bukan tipe pembaca cepat, saya rutin baca buku sampai sebelum digempur oleh tren media sosial, saat saya menduduki bangku perkuliahan. Beruntung beberapa tahun belakangan ini, saya berhasil menata kembali diri saya untuk mengurangi aktifitas media sosial dan kembali memfokuskan untuk menuntaskan buku-buku yang belum selesai.

Suami saya juga pada dasarnya pecinta buku, sampai sekarang ia juga rajin belajar melalui text book meski kadang lebih suka main komputer.

Meski masih banyak buku di rumah yang belum saya baca, tapi saya secinta itu dengan buku.

Saya mulai membiasakan Hasan dengan buku semenjak ia masih bayi, mungkin sekitar 6 bulan. Dimulai dari buku kain, board book, hard cover hingga buku kertas biasa. Kebetulan, Hasan memiliki motorik halus yang sangat baik sehingga saya bisa menyajikan buku kertas biasa lebih cepat. Dengan kemampuan membuka tiap halaman dengan baik, Hasan jarang sekali merobek buku. Hanya sesekali saja jika "kecelakaan". Hampir tiap hari saya membacakan buku untuk Hasan. Dari saya yang menawarkan hingga ia memilih bukunya sendiri untuk minta dibacakan. Dari yang hanya betah dibacakan 3 lembar buku sedikit tulisan, hingga menagih selesai 1 buku dengan halaman penuh tulisan. Semua itu butuh proses. Ketika Hasan tumbuh menjadi anak yang memiliki minat baca tinggi, rasa keingintahuan besar dan senang belajar, rasanya proses yang sudah dibina sejak dini menjadi tidak sia-sia.

Patut saya akui, saya mengalami panic buying dalam membeli buku untuk Hasan, anak pertama kami, bahkan di bulan-bulan awal kelahiran dia. Buku yang belum menjadi jangkauan usianya juga kerap saya belikan. Pameran buku BBW, lapak cuci gudang buku, semua saya jabanin. Bahkan ada beberapa buku yang harganya cukup lumayan, tetap saya beli. Seiring dengan perkembangan usia Hasan dan penuhnya rak apartemen kami secara signifikan, saya mulai menjadi pembeli buku anak yang penuh perhitungan. Saya sudah lebih memahami buku  macam apa yang Hasan butuhkan di umurnya. Apalagi, Hasan sudah mulai bisa memilih buku yang ia sukai.

Apakah saya menyesal?
Tidak sepenuhnya.

Sudah banyak sekali buku di apartemen, dibanding penuh begitu, masukin aja ke kardus sebagian.

Saya mendengar ujaran tersebut saat Hasan kira-kira berusia 3.5 tahun. Saat itu saya merenung sejenak, hingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa meski ada seratus lebih buku anak di apartemen kecil kami, ternyata TIDAK SATU PUN yang luput oleh Hasan untuk minta dibacakan. Tidak satu pun buku yang belum pernah minta dibacakan. Saya tertegun sedikit tidak menyangka. Sampai sekarang pun Hasan suka minta dibacain buku di tumpukan entah mana yang bahkan saya tidak ingat sama sekali pernah membelikan buku itu.

Membaca sejak di Pangkuan

minat baca anak
Semuanya bermula dari hangatnya pangkuan orang yang mereka cintai. Banyak riset yang membuktikan  bahwa waktu yang dibutuhkan oleh seorang anak mendengarkan cerita dari orang tua-nya dapat menjadikan prediktor kemampuan baca mereka. Sedikit sekali yang mengetahui bahwa seorang anak kecil yang duduk mendengarkan cerita sembari melihat gambar berwarna telah belajar bahwa dari tiap halaman terdiri dari berbagai huruf, huruf menjadi kata, kata menjadi kisah, dan suatu kisah tersebut dapat diceritakan berulang-ulang kali. Tahap ini menjadi prekursor penting perkembangan kemampuan baca seorang anak.

Proses berikutnya adalah meningkatnya kemampuan memahami gambar. Sistem visual sudah berfungsi penuh sejak usia 6 bulan. Sistem pemerhati ini akan menempuh jalan panjang untuk pematangannya. Sistem konseptual mereka juga tumbuh hari hari ke hari. Saat kemampuan atensi dan perseptual anak berkembang, mereka akan semakin tertarik dengan prekursor terpenting dalam membaca, perkembangan bahasa dini, dan kemampuan mengaitkan bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki nama. Misalnya yang bisa diminum itu air minum, yang bisa dimakan itu makanan. Sebenarnya,  anak baru akan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini punya nama pada saat berusia 18-24 bulan. Ini didasari bahwa pada saat itu otak mulai mampu menghubungkan dua atau lebih sistem untuk mendapatkan pengetahuan baru. Otak anak akan mampu mengintegrasikan beberapa sistem seperti penglihatan, kognisi dan bahasa.

Dari munculnya konsep penamaan ini, keberadaan buku menjadi sangat penting. Semakin banyak seorang anak berbicara, semakin faham ia bahasa oral. Semakin banyak anak membaca, semakin berkembang kemampuan kosa kata-nya. Jalinan antara bahasa oral, bahasa tertulis dan kognisi membuat masa awal tumbuh kembang anak sebagai masa emas perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa meliputi perkembanga fonologi, semantik dan gramatikal.

Anak mempelajari emosi melalui cerita-cerita di buku. Bayangkan seorang anak berusia 3,5 tahun yang duduk di pangkuan orang yang sering membacakannya cerita. Anak ini perlahan akan paham bahwa gambar tertentu berkaitan dengan cerita tertentu. Cerita tersebut akan menggambarkan emosi dan perasaan melalui tulisan. Disinilah hubungan berkesinambungan antara perkembangan emosi dan membaca. Anak kecil yang belajar merasakan emosi melalui membaca, mempersiapkan diri mereka untuk lebih memahami emosi yang lebih rumit.
minat baca anak
Tahap terpenting lainnya dalam membaca bisa membeli nama alfabet. Setelah anak mampu, pertanyaan berikutnya adalah seberapa dini anak dapat membaca sendiri. Sebuah pertanyaan yang menjadi harapan bagi para orang tua, bahkan menjadi bahan iklan program-program pra-membaca. 

Membaca merupakan ketergantungan kemampuan otak untuk menghubungkan dan mengintegrasikan beberapa sumber informasi, terutama visual dengan auditori, linguistik, dan area konseptual. Proses integrasi ini sangat tergantung dengan pematangan tiap bagian, wilayah asosiasi, dan kecepatan tiap bagian-bagian otak untuk saling terhubung. Menurut neurolog perilaku Norman Geschwind, bagian-bagian ini tidak akan terhubung dan terintegrasi penuh hingga usia sekolah, yaitu antara 5-7 tahun bagi sebagian besar anak. Geschwind juga memiliki hipotesis bahwa biasanya anak laki-laki lebih lambat untuk lancar membaca dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan akan lebih cepat melakukan tugas penamaan dibanding anak laki-laki hingga usia 8 tahun.

Ketika anak-anak mencapai usia taman kanak-kanak, yakni 5-6 tahun, semua prekursor terjadinya proses membaca mulai terkoneksi. Jika sebelumnya anak-anak tidak mengerti saat diajari cara-cara membaca, pada usia ini mereka mulai tampak paham, seperti bagaiana menggabungkan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, hingga kata menjadi kalimat. Kata dan kalimat yang masing-masing memiliki maknanya masing-masing.

Metode Membacakan Buku untuk Hasan

minat baca anak
Di usianya yang sebentar lagi genap 5 tahun, saya menggunakan beberapa pendekatan metode dalam membacakan Hasan. Untuk buku Bahasa Indonesia dengan tulisan sedikit dan diulang-ulang, saya menggunakan metode read-aloud (membaca nyaring) sembari menunjukkan tulisan seiring saya baca. Sesekali di kata yang berulang-ulang saya menyuruh dia menebak. Jika buku berbahasa Indonesia dengan kalimat panjang, saya membacakan utuh persis seperti yang tertulis. Untuk buku Bahasa Inggris dengan sedikit kalimat, saya membacakan utuh dengan Bahasa Inggris sambil sesekali bertanya menggunakan Bahasa Inggris. Jika buku berbahasa Inggris dengan tulisan panjang, biasanya jenis ensiklopedi, saya menceritakan atau mendongeng sambil menunjukkan ilustrasi gambar. Di luar itu, Babehnya Hasan juga kerap kali membacakan Hasan dengan cara mendongeng. Baik itu buku Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris

Seperti yang dilansir pada Asian Parent, Menurut Rosie Setiawan, pakar yang mendalami membaca nyaring, metode membaca nyaring memiliki segudang manfaat seperti menstimulasi otak anak agar berkembang secara maksimal serta memperkenalkan anak pada kemampuan dasar literasi, yaitu mendengarkan. 90% dari perkembangan otak anak terjadi pada usia 0-6 tahun, sehingga membiasakan membacakan kepada anak harus segera dilakukan.

Manfaat lain dari membaca nyaring adalah meningkatkan kedekatan antar orang tua dan anak serta menumbuhkan rasa cinta membaca. Begitu bayi duduk di pangkuan sang pembaca, bayi tersebut akan mengasosiasikan kegiatan membaca sebagai bentuk curahan cinta. Menurut Jim Trealease pada bukunya Read-Aloud Handbook, metode membaca nyaring juga dapat meningkatkan kosakata anak. kosa kata yang digunakan saat berbicara jauh lebih sedikit dibandingkan kosa kata pada buku. Ini sangat membantu tingkat literasi anak, bahkan orang dewasa. Menurut para ahli, dibacakan buku adalah salah satu tahap mempersiapkan anak untuk membaca.

Minat Baca Anak dan Literasi Indonesia

Budaya literasi Indonesia sangat rendah jika dibandingkan peringkat dunia. Penelitian yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2016 terhadap 61 negara di dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-60, hanya satu tingkat diatas Bostwana. Kemendikbud menyusun Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca). Kegiatan literasi dipengaruhi beberapa faktor: akses, alternatif, dan budaya. Kategori Indeks Alibaca terdiri dari sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. DKI Jakarta menduduki peringkat tertinggi dengan nilai hampir mencapai 60%. Sementara rata-rata indeks Alibaca nasional hanya mencapai 37,32% yang tergolong rendah.

Jika dibandingkan negara lain, sistem pendidikan Indonesia kurang menitik beratkan tentang pentingnya membaca. Jika melihat buku terbitan Amerika atau Inggris, kita sering melihat buku tersebut ada di tingkatan mana. Tingkat pengenalan (usia prasekolah), tingkat 1, tingkat 2 atau tingkat 3
  • Tingkat 1: Siap membaca Prasekolah-TK
  • Tingkat 2: Membaca dengan bantuan (Prasekolah-Kelas 1)
  • Tingkat 3: Membaca sendiri (Kelas 1-3)
  • Tingkat 4: Membaca paragraf (Kelas 2-3)
  • Tingkat 5: Siap untuk membaca bab (Kelas 2-4)
minat baca anak
Diambil dari Julius Jr. Howdy-Doodle-Doo
Tiap tingkatan memiliki karakteristik model bacaan tersendiri. Seperti pada tahap 1, buku akan disertai dengan tulisan berhuruf besar, berima dan gambar untuk menebak bacaan. Di tahap 2, buku akan terdiri dari kosa kata dasar, kalimat pendek, serta cerita yang sederhana untuk dimengerti oleh anak. Tingkat 3 dimana anak sudah dapat membaca sendiri, karakteristik bacaan mulai lebih rumit seperti perngkarakteran tokoh, plot cerita yang mudah, dan topik-topik populer. Pada tahap 4 anak sudah mulai bisa membaca paragraf sehingga kosa katanya lebih menantang, jalan cerita juga lebih menarik. Di tahap 5, anak sudah dipersiapkan untuk membaca dalam bagian bab, otomatis paragraf akan lebih panjang.

Aplikasi Let's Read

minat baca anak
Saya jarang menemukan pengkategorisasian seperti ini pada kebanyakan buku anak di Indonesia. Namun, sekarang sudah ada aplikasi Let's Read yang bisa diunduh disini. Sementara hanya tersedia untuk pengguna Android. Untuk pengguna iOS jangan khawatir, kita bisa membukanya melalui daring. Di aplikasi ini kita bisa banyak menemukan buku anak-anak dari pengarang seluruh dunia yang sudah dikategorikan sesuai bahasa maupun tingkatannya. Dengan banyaknya ragam buku yang disertai ilustrasi menarik, semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses buku berkualitas. Untuk membaca semua buku juga gratis tanpa dipungut biaya. Aplikasi ini juga cocok buat berpergian. Tanpa harus membawa banyak buku fisik, kita bisa memberikan pilihan bacaan kepada anak. Buku cerita bisa diunduh dalam format epub untuk memudahkan penggunaan tanpa sinyal.

Saat saya menunjukkan aplikasi ini melalui gawai kepada Hasan, ia sungguh tertarik untuk mengeksplorasi buku apa saja. Pilihan pertama jatuh pada judul Ayo, Sini Pus! karangan Karen Lilije, tentang kucing peliharaan seorang anak yang dicuri oleh monster. Buku ini secara cerdas tersirat menjelaskan kepada anak pentingnya membuang sampah di tempatnya, dengan alegori berupa semakin banyak sampah maka semakin besar monster. 

Mari Tingkatkan Minat Baca Anak Indonesia!

Melihat rendahnya tingkat literasi Indonesia, perlu langkah taktis dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, selain mengandalkan pemerintah, ada baiknya kita sebagai orang tua kembali membudayakan membaca dan mendorong agar anak-anak kita menjadi generasi melek literasi. Dengan membaca, kita lebih memahami persoalan. Dengan membaca, kita menjadi generasi bukan penyebar hoax. Dengan membaca, kita siapkan generasi yang adaptif terhadap perubahan.

Daftar Pustaka:
Maryanne Wolf (2008). "Proust and The Squid: The Story and Science of The Reading Brain.".Iconbooks. Hal.81-101

Travelling bersama Balita: Tips dan Trik

3 komentar
Bagi sebagian orang, jalan-jalan bersama balita itu hanya bagaikan mengasuh balita tetapi pindah tempat. Padahal kita bisa memanajemen perjalanan supaya berpelesir bersama balita menjadi suatu hal yang menyenangkan. Setidaknya meminimalisir kerepotan yang akan dihadapi. Terutama jika hanya berdua saja tanpa bantuan suami.

travelling bersama balita
Sepanjang tahun 2018, saya memiliki cukup banyak pengalaman berwisata hanya berdua dengan Hasan, anak pertama kami. Di tahun itu suami mendapat tugas stase luar kota, yakni: Purwokerto, Jombang, Jogja-Klaten dan Chiang Mai selama 1 bulan untuk masing-masing kota. Saya dan Hasan juga turut serta, hanya stase Banyumas yang kami tidak ikut. Saat itu Hasan baru berusia 2.5-3.5 tahun. Karena pada dasarnya suami disana bekerja, otomatis waktu luang bertiga untuk jalan-jalan hanya akhir pekan. Itu pun belum tentu. Sabtu dan Minggu juga harus visit pasien. Cuma stase Klaten dan Chiang Mai saja yang sabtu-minggu benar-benar kosong. Otomatis waktu wisata bersama sangat amat terbatas.

Dengan hanya keluar rumah 2-3 hari di hari kerja selama sebulan benar-benar membuat kami bisa mengekspolorasi tempat-tempat wisata menarik suatu kota. Mungkin sekitar 80-90% dari tempat-tempat yang kami minati. Biasanya waktu berpelesir hanya sampai jam makan siang. Kenapa hanya sampai jam makan siang? Dalam rangka berhemat! Hehe. Saya malas membeli makan siang khusus untuk Hasan, apalagi jika kuliner yang hendak saya jajal bercita rasa pedas, membuat tidak bisa berbagi piring. Dibanding mahal beli menu lain, mending pulang dan makan siang menu yang sudah saya masak sebelum berangkat.

Baca tentang Perjalanan di Purwokerto
Baca tentang Perjalanan di Chiang Mai

Sebagai introver dan penjelajah tipe perkotaan, mengeksplorasi kota-kota ini sangat amat menyenangkan bagi saya. Tidak hanya untuk saya, tapi bagi Hasan. Ia bisa mendapat pengalaman-pengalaman baru di tempat baru dengan pengalaman yang belum pernah didapatkan di Jakarta, kota kami tinggal. Bergerak hanya berdua bersama Hasan di hari kerja benar-benar suatu kegiatan untuk kami. Sebagai ibu beranak satu pada saat itu, berjalan bersama Hasan adalah "the new introvert thingy". Alhamdulillah dikaruniai anak yang tidak rewel diajak wisata. Eksplorasi yang kami lakukan adalah wisata museum, wisata kuliner, eksplorasi pusat perbelanjaan, kunjungan taman dan tempat-tempat edukasi, berpergian menggunakan transportasi umum hingga berjalan-jalan santai di trotoar tengah kota. Karena keterbatasan waktu, biasanya kami berdua mengunjungi tempat wisata dan kuliner yang tidak begitu diminati suami. Wisata bersama suami dilakukan pada akhir pekan, biasanya wisata alam atau tempat yang relatif agak jauh. Pokoknya yang amat sayang jika tidak dikunjungi bertiga.

Sebelum berpelesir berdua di tengah kota, saya dan Hasan sering berpergian berdua selama di Jakarta tanpa bantuan. Ke mal, belanja, ataupun ke restoran. Bedanya, tempat yang kami kunjungi di Jakarta tempat yang familiar dan sering kali tanpa perencanaan sebelumnya. Beda dengan kota baru yang benar-benar harus mempelajari peta dan melakukan perencanaan matang. Sering saya mendapat saran agar membawa turut serta asisten rumah tangga (waktu itu ada ART yang bekerja) saat bepergian berdua. Entahlah, saya merasa tidak nyaman saja. Saya jadi seperti kehilangan momen kesendirian.

Bagaimana tips dan trik agar nyaman bepelesir berdua hanya dengan balita tanpa bantuan suami? Yuk simak tips dibawah ini!

1. Kenali Anak dengan baik

Tiap anak itu unik, meski lahir dari rahim yang sama, anak pertama dan kedua bisa memiliki karakteristik yang berbeda bagai air dan api. Hasan anak yang tidak rewel, bisa dibilang Hasan itu salah satu rekan pelesiran terbaik. Berpergian bersama tidak berasa bawa beban, lebih seperti pendamping hanya lebih kecil dengan kecepatan jalan lebih rendah dari orang dewasa. Salah satu permasalahan Hasan adalah ia cukup sulit jika harus makan di luar rumah hingga usia 3 tahun. Inilah alasan utama kenapa saya kerap memilih memberi Hasan makan siang di rumah. Minim drama.

Kenali fisik anak. Apakah ia kuat berjalan jauh, apakah dia gampang rewel. Kalau rewel, bagaimana menyiasatinya. Hasan dikaruniai fisik yang cukup kuat, pada usia 2.5 tahun ia sudah bisa jalan hingga 1 kilometer. 3 tahun bisa 1.3 kilometer. Hasan sendiri tipe anak tidak rewel dan malas ngemil, jadi biasanya saya cuma bawa kudapan seadanya serta air minum.

Baca juga: Traveliving, travel sebulan

Sebagai contoh, Saat di Chiang Mai saya hendak keluar rumah hanya untuk menukar uang di tempat penukaran. Jarak terukur sekitar 1 km dengan menggunakan Google Map. Berhubung itu adalah jarak yang masih ideal untuk Hasan berjalan kaki, saya memutuskan membawa Hasan turut serta dengan berjalan kaki. Hasan tidak menggunakan stroller pada saat itu karena trotoar Chiang Mai yang kecil dan berundak, hanya membuat mendorong stroller lebih berat.

2. Kenali Diri dengan Baik

Selain mengenal anak, kita juga harus mengenal diri sendiri dengan baik. Apakah fisik kita cukup kuat untuk melakukan perjalanan yang hendak dilakukan. Menggunakan pakaian, tas dan alas kaki yang nyaman juga tidak kalah penting, apalagi untuk perjalanan yang jauh.

Saat saya hendak berbelanja relatif banyak ke supermarket besar di Chiang Mai, Jarak Google Map sih kurang dari 1 km yang merupakan jarak ideal untuk Hasan berjalan kaki sendiri. Tapi berhubung barang bawaan akan sangat banyak dan akan membebani saya berjalan kembali 1 km kurang ke tempat tinggal, saya memilih membawa stroller meski trotoar sempit dan jalan berundak. Sepulang dari supermarket, apakah Hasan naik stroller atau berjalan tergantung banyak dan beratnya barang belanjaan. Saya menggunakan stroller Aprica Karoon, stroller yang ringan dengan dimensi relatif kecil, cocok untuk perjalanan di jalan-jalan Asia yang tidak ramah stroller. Sangat cocok juga untuk berpelesir. Belanjaan biasanya saya masukkan ke kantong bawah dudukan (muatan kecil) dan digantung di pegangan stroller. Kalau barang belanjaan sangat banyak dan besar, saya memilih menaruh barang di dudukan stroller dan menyuruh Hasan berjalan. Menggantungkan barang sedemikan berat dan besar di stroller hanya akan merusak stroller, cepat atau lambat.
travelling bersama balita
Menggunakan carrier bagi saya pada saat itu bukan lah opsi, selain Hasan sangat betah naik stroller, saya juga sedang hamil 4 bulan. Waktu itu saya juga belum mengenal gendongan semacam Onbuhimo dan woven wrap yang bisa membawa anak tanpa harus melilitkan melalui perut.
travelling bersama balita

3. Rencanakan Perjalanan dengan Detail

Merencanakan perjalanan saat berpelesir seorang diri adalah penting.
Merencanakan perjalanan saat berpelesir berdua dengan balita adalah amat penting.
Merencanakan perjalanan saat berpelesir berdua dengan balita dengan angkutan umum adalah sangat penting.

Saya memiliki hobi berpelesir di kota yang hendak dikunjungi melalui aplikasi Google Maps sejak jauh-jauh hari. Entah terlalu semangat atau penuh persiapan. Setidaknya, saat saya menerima info akan pergi, saat itu jari saya akan mengetuk Google Maps pada gawai. Dengan menjelajah Google Maps, saya merasa kota baru tersebut menjadi lebih familiar. Tidak hanya melihat jalan, tetapi juga menggunakan fitur Google View. Saya bergerilya mencari tahu lokasi suami bekerja, lokasi tempat tinggal potensial, supermarket, pasar, tempat wisata, taman, restoran, kafe, dan sebagainya.

Saat mengikuti stase Klaten (kami tinggal di Yogya, lebih tepatnya seberang Bandara Adi Sucipto), kami berencana berpelesir ke Solo di akhir pekan. Karena tiba-tiba suami harus masuk ke RSUD Klaten dahulu pagi hari, saya berencana untuk pergi duluan bersama Hasan agar bisa berwisata  sembari menunggu kedatangan suami. Menggunakan Kereta Api Prambanan Express (Prameks) adalah satu-satunya opsi. Prameks ini mirip-mirip KRL lah, menghubungkan Kota Solo, Yogyakarta, dan Kutosari. Tidak ada tiket kursi, hanya tiket naik. Nanti kami akan bertemu suami di penginapan di Solo yang sudah kami reservasi sebelumnya. Suami ke Solo menggunakan mobil pribadi setelah membereskan urusannya di Klaten. Perencanaan matang dimulai dari sini.
travelling bersama balita
sumber: goodnewsfromindonesia.id
Saya melihat jadwal Prameks menggunakan daring, setelah memutuskan jam keberangkatan, saya mengestimasi waktu kosong sebelum bertemu suami di penginapan. Kemudian melalui Google Maps, saya melihat objek wisata apa saja antara stasiun Purwosari (penginapan kami lebih dekat ke stasiun ini ketimbang Solo Balapan) dan penginapan. Karena tidak bersama suami, otomastis objek wisata yang hendak kami datangi adalah objek wisata yang kurang diminati, atau dengan kata lain objek wisata yang apabila tidak didatangi oleh suami, yang bersangkutan tidak berkeberatan. Akhirnya pilihan jatuh kepada Museum Radya Pustaka, Museum Pers dan Paragon Mall. Paragon Mall bukan buat wisata sebenarnya, tapi tempat singgah kami mencari makan siang :D.
travelling bersama balita
Pekerjaan berikutnya adalah mengukur jarak. Naik apa? Bawa Stroller atau tidak? Karena tahu akan naik Prameks, sudah pasti saya tidak membawa stroller. Kami naik Prameks di Stasiun Maguwo, yaitu stasiun terluar kota Yogyakarta sebelum berangkat menuju di Klaten dan Solo. Sudah hampir pasti kereta sudah terjejali oleh penumpang-penumpang dari stasiun sebelumnya, ditambah lagi itu adalah hari Sabtu. Betul saja, saya dan Hasan cuma dapat jatah berdiri haha. Beruntung kami, saat Hasan minta duduk dan saya berjongkok agar ia bisa duduk, ada seorang bapak baik hati menawarkan tempat duduknya kepada kami. Alhamdulillah, kami bisa duduk sampai tujuan, padahal saya sudah menyiapkan mental untuk terus berdiri selama hampir sejam 😆.

Saya mengukur jarak Stasiun Purwosari ke Museum Radya Pustaka hampir 2 km, jarak yang lumayan jauh, apalagi Hasan sudah menempuh perjalanan kereta dahulu. Kami memutuskan menggunakan Grab car. Jarak Museum Radya Pustaka menuju Museum Pers hanya  750m, berjalan kaki adalah pilihan yang baik bagi kami. Terakhir jarak Museum Pers menuju Paragon Mall hanya 1 km, baiklah kami jalan kaki saja. Tapi tunggu, ternyata jalur tersebut dilalui oleh Bus Trans Batik Solo. Baiklah, kami menggunakan opsi naik bus saja. Lumayan kan, sekali jalan bisa merasakan naik Grab, jalan kaki, dan bus umum :D. Jarak Paragon Mall menuju penginapan anggap saja tidak dihitung, karena jaraknya hanya 200m!

Jika memiliki mobil yang bisa digunakan saat berpelesir, misalnya mobil sendiri atau mobil sewa, perencanaan perjalanan tidak sepanjang jika harus menggunakan kendaraan umum. Seperti saat kami di Purwokerto. Alhamdulillah kami mendapatkan pinjaman mobil. Mau kemanapun, kafe, warung, pusat perbelanjaan, hingga pasar tidak harus berpikir panjang. Tinggal siapkan diri dan naik mobil. Di Yogya kami juga menggunakan mobil pribadi yang di(bantu di)bawa dari Jakarta. Karena jika ingin berpelesir harus antar jemput suami ke Klaten, terkadang saya memilih menggunakan angkutan umum saja. Bisa menggunakan grab/gocar, Trans Jogja, ataupun berjalan kaki.

Mungkin banyak yang bertanya, kenapa tidak menggunakan grab/gocar saja, kan praktis dan anti ribet. masalahnya, rata-rata dalam sekali perjalan saya bisa mengunjungi 2-4 tempat. Bisa dibayangkan, berapa ongkos yang saya habiskan untuk perjalanan sehari. dalam 1 minggu, saya bisa keluar 3 hari kerja (akhir pekan pergi bersama suami, tentu menggunakan mobil pribadi). Betul, alasan saya merencanakan moda perjalanan sedemikian detailnya adalah untuk alasan penghematan. Saya berusaha mengoptimalisasi kemampuan fisik kami dan biaya semaksimal mungkin. Oleh karena itu, memperhitungkan rute-rute yang dikunjungi sekali jalan dengan sangat detail menjadi penting. Biaya minimal, usaha maksimal, wisata maksimal!

Saat saya berada di Chiang Mai, suami sempat harus melakukan perjalanan dinas selama 4 hari ke Phuket. Saya dan Hasan hanya berdua tanpa keluarga dan kendaraan di negara asing. Saat itu sedang tanggal merah dan libur panjang memperingati kematian Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) di Thailand. Suasana libur ;anjang begini sayang sekali untuk dilewatkan hanya di tempat penginapan, padahal minggu depannya kami harus kembali ke Indonesia. Oleh karena itu saya dan Hasan melakukan perjalanan panjang di hari Sabtu.

Merencanakan perjalanan menggunakan angkutan umum di Chiang Mai rumit nan menantang. Angkutan termurah dan terfleksibel, Songthaew (semacam angkot) cukup mahal, yakni 10-15 ribu sekali jalan, sementara kali ingin mengunjungi 3 tempat saat itu. Akhirnya saya mendapat benang biru dengan cara naik songthaew sampai Chiang Mai University, naik Bus umum ke Central Festival Mall, naik free shuttle dan berjalan kaki ke Pasar Malam Sabtu, dan pulang menggunakan Songthaew. Berangkat pagi pulang malam. Bayangkan! Perjalanan sepanjang itu pada akhirnya hanya menghabiskan ongkos transpor 35 ribu saja. 2 kali naik songthaew (30 ribu) dan 1 kali naik bus umum (5 ribu). Anak-anak tidak dihitung. Lumayan sekali kan!
travelling bersama balita
Free Shuttle Van yang menghubungkan Central Mall
Baca Menggunakan Transportasi Umum di Chiang Mai

3. Fleksibel

Karena kita sedang membawa makhluk kecil yang terkadang muncul keinginan dan kelakuan random, dari awal kita harus memiliki pola pikir bahwa apa yang dilakukan tidak harus tepat 100% dengan apa yang direncanakan. Perlu ada penyesuaian yang harus dikerjakan di tengah jalan. Kecepatan pengambilan keputusan juga penting demi kenyamanan bersama.

Pada perjalanan yang terakhir saya ceritakan di atas, sebenarnya itu bukanlah rencana awal. Rencana awal saya adalah wisata kampus Chiang Mai University, belanja sesuatu di Central Mall, kemudian pulang untuk makan siang. Ternyata keseluruhannya memakan banyak waktu. Wisata kampus menggunakan mobil elektrik harus mengantri 1 giliran dulu hingga perjalanan bus umum yang memakan waktu 1,5 jam! Saya agak kurang perhitungan sih yang ini, jarak Chiang Mai University ke Central Mall benar-benar dari ujung ke ujung. Selain itu harus melewati jalur terminal bus dahulu. Kebayangkan macetnya! Saya tidak bawa stroller pada perjalanan kali ini, soalnya wisata kampus pakai mobil elektrik dan bisa meminjam stroller kalau dibutuhkan di mall. Saat perjalanan di bus, saya memutar otak. Hasan saya pangku (demi cuma bayar 1 tiket!😝) dan alhamdulillah ia bisa tidur siang selama perjalanan. Kemudian saya memproyeksikan kami makan siang dan shalat jamak Zuhur-Ashar di Central Mall. Sebelumnya kami pernah kesana sekali saat orang tua saya berkunjung, jadi sudah tahu bahwa ada satu kantin halal di food court dan ada mushola. Karena terlanjur pasti akan sampai sore disana, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pasar malam sabtu (Wua Lai Night Market) setelahnya karena ada yang hendak dibeli. Naik shuttle van yang saya tahu gratis. Saya mengambil brosur jadwal keberangkatan di meja depan. Kemudian sembari menunggu Hasan bermain bersama bocah-bocah Chiang Mai di playground, saya memutar otak mencari jalur van yang mengarah ke pasar malam. Akhirnya saya memutuskan mengambil jadwal keberangkatan 16.20 rute 3: Old City Road
travelling bersama balita
Jadwal free shuttle
Alhamdulillah, sesampai kami di terminal shuttle, van belum berangkat dan kami tidak menunggu lama sebelum berangkat. Selama perjalanan saya kembali menjelajah Google Map untuk mencari tahu titik pemberhentian mana yang terdekat dengan pasar malam. Akhirnya saya memutuskan turun di U Hotel. Menurut Google Map, kami tinggal jalan ke selatan sedikit dan voila, sampailah kami di Pasar Malam. Eh, ternyata turis-turis bule yang duduk di depan kami juga ingin melanjutkan ke pasar malam, mereka bertanya ke Supir dan supir membenarkan untuk berhenti di U hotel. Ya sudahlah, tidak ada yang sia-sia 😏. Di Chiang Mai bawaannya memang agak malas bertanya-tanya mengingat sedikit sekali yang tanggap Bahasa Inggris.

Itu adalah kali ketiganya kami ke Pasar Malam Sabtu. Pertama bertiga bersama suami dan kedua ramai-ramai saat kunjungan orang tua. Saya sudah mengetahui bahwa banyak stand makanan halal. Karena Hasan suka martabak cokelatnya, saya membelikan Hasan itu untuk makan malam. Sementara saya pesan mi goreng di stand dekatnya. Setelah barang terbeli dan perut kenyang, kami pulang menggunakan songthaew. Karena sudah pengalaman naik dan menawar songthaew dari sini, it's piece of cake! 😎

travelling bersama balita

Travelling bersama Balita, kenapa tidak?

Setelah berkali-kali hilir mudik hanya bersama Hasan, berpelesir berdua bersama balita sangatlah menyenangkan. Perjalanan bersama balita bisa sama-sama menyenangkan baik bagi orang tua dan anak apabila disertai dengan perencanaan yang baik, meski dituntut memiliki kefleksibelan tinggi yang diambil dengan keputusan tepat dan cermat. Rekan jalannya kooperatif dan tidak rewel. Saya sama sekali tidak kapok. Sayangnya, setelah mengakhiri tahun 2018, kami tidak ada jadwal berpelesir bersama lagi :). 3 April 2019 saya melahirkan anak kedua kami, Bilqis. Jadi otomatis berakhir sudah berpelesir berdua (dan bertiga bersama suami). Setelah itu saya berniat menulis tentang berpelesir bertiga bersama bayi dan balita. Tapi entahlah, di situasi pandemi ini, akankah ada perjalanan lagi? 😮

2 Hari di Solo: Dapat Apa?

2 komentar
Yogyakarta dan Solo adalah 2 kota besar yang hanya terpisahkan oleh jarak 60-an kilometer saja. 2 kota yang berbeda provinsi dengan kota Klaten diantaranya. Jika lancar, hanya memakan waktu 1.5 jam untuk menempuh perjalanan antar pusat kota.
2 hari di solo

Pada bulan Juli 2018, suami mendapatkan stase jaga RSUD Klaten. Saya dan Hasan turut dibopong. Sedari awal kami sudah menentukan untuk tinggal di sekitaran Yogya agar lebih ada "kehidupan". Saya pun memilih kosan yang berada di sebelah timur kota Yogya agar jarak tempuh ke Klaten semakin memendek. Sudah mendapatkan kesempatan tinggal di Yogya, rasanya sayang kan untuk melewatkan kesempatan ke Kota Solo?

Kami berwacana hendak ke Solo pada akhir pekan ke-3 Bulan Juli. Cuma bisa menginap semalam karena hari kerja biasa suami harus rutin masuk RSUD. Yah, tidak apa-apa. Mari dimaksimalkan mungkin kesempatan yang sudah ada!

2 Hari di Solo: Transportasi Umum

Prambanan Express

Kami tinggal tidak jauh dari Bandara Adi Sutjipto. Bandara ini cukup unik. Terletak sangat dekat dengan kota (masuk Kab. Sleman), berukuran relatif kecil dan terintegrasi dengan stasiun kereta Maguwo. Penasaran tentunya saya soal kereta apa saja yang berhenti pada stasiun tersebut. Ternyata hanya Prambanan Express (Prameks) lah kereta tersebut. Prameks ini adalah kereta bertipe komuter (kurang lebih seperti KRL Jabodetabek lah) tanpa tiket tempat duduk dengan rute Solo Balapan hingga Kutoarjo. Praktisnya, masyarakat Kota Purworejo dan Solo bisa bekerja di Yogya dengan menaiki kereta ini. Hanya ada harga tunggal untuk kereta Prameks, yaitu Rp 10.000 dan Rp 15.000 untuk rute Solo-Jogja dan Solo-Kutoarjo. Jadwal lengkap Prameks bisa dilihat disini. Saya pun menjadi sangat penasaran untuk menjajal kereta ini.

Akhirnya kesampaian!

Ternyata, suami harus masuk dulu ke RS di hari Sabtu disaat rencana pelesir ke Solo. Saya pun mengusulkan agar saya dan Hasan duluan ke Solo menggunakan Prameks baru kemudian suami menyusul sekaligus membawa barang bawaan menggunakan mobil  setelah beres urusan rumah sakit. Saya berniat membeli tiket sehari sebelumnya di Stasiun Maguwo. Apa daya, rasanya malas keluar pesan Grab cuma untuk membeli tiket. Tertunda, tertunda, tertunda. Malam pun tiba, saya meminta izin ke suami untuk pergi sebentar pakai mobil ke Stasiun Maguwo.

"Udahlah, besok aja sekalian belinya. Ngapain malam-malam keluar."

Saya pun manut. Memang setengah malas juga sih untuk pergi keluar.

Keesokan harinya,  1.5 jam setelah suami berangkat ke rumah sakit, saya dan Hasan pergi menuju Stasiun Maguwo. Ah, benar dugaan saya, tiket Prameks ke Solo untuk jam terdekat sudah habis! Akhirnya saya membeli 1 tiket (Hasan masih gratis) untuk jadwal setelahnya. Masih sekitar 1.5 jam nih, akhirnya kami memilih untuk berjalan-jalan di Bandara Adi Sutjipto dan kemudian makan donat di Dunkin Donuts.
2 hari di solo

Perlu menyeberang rel kereta untuk mencapai peron kereta yang menuju Solo. Calon penumpang sudah berbaris. Alhamdulillah, ada salah seorang calon penumpang yang memberikan tempat duduk di kursi tunggu karena melihat saya membawa anak kecil. Orang tersebut tampaknya baru mendarat di Adi Sutjipto, terlihat dari koper dengan tag bandara yang masih hangat.

Kereta pun datang. Sesuai dugaan saya, kereta penuh! Tentu saja, soalnya Stasiun Maguwo adalah stasiun Yogya terakhir sebelum menuju Klaten dan Solo. Penumpang berjejal, masuk saja macet. Akhirnya saya dan Hasan berdiri. Selamat datang Hasan di dunia Proletar 😝!

Tidak lama sebelum mencapai stasiun Klaten, tiba-tiba Hasan minta duduk. Saya pun sembari agak berjongkok mendudukkan Hasan di pangkuan saya. Melihat yang saya lakukan, seorang bapak menawarkan tempat duduknya kepada saya dan Hasan.

"Tidak apa-apa pak, nanti anaknya mau duduk.", jawab saya sembari melihat ke arah anaknya yang sejak awal tidak duduk dan gelendotan di kursi ibunya.

Bapak tersebut berpergian membawa istri dan seorang anaknya yang kira-kira kelas 5-6 SD. Alhamdulillah, akhirnya saya dapat duduk dengan Hasan dipangku hingga Stasiun Purwosari. Stasiun ini merupakan 1 stasiun sebelum stasiun besar Solo Balapan. Kami memutuskan turun disitu karena dekat dengan Museum Radya Pustaka, Musem Pers, dan tempat penginapan kami.
Halo Solo!

Batik Trans Solo (BST)

2 hari di solo

Jarak dari Museum Pers Nasional ke Paragon Mall HANYA 950m tapi saya memutuskan untuk menggunakan moda transportasi Batik Trans Solo demi sebuah pengalaman. Padahal jarak segitu adalah jarak santai dan menyenangkan untuk berjalan kaki.

Batik Trans Solo (BST) bisa dibilang sejenis Trans Jakarta dan Trans Jogja. Sebelum melakukan perjalanan ke Jogja, saya sudah menelisik Google Map jalur mana yang dalam rencana saya akan saya lewati sekaligus merupakan jalur BST. Akhirnya terpilih lah jalur Museum Pers - Paragon Mall meski hanya 950m. 

Mengingat frekuensi Trans Jogja yang relatif sedikit, saya tidak berharap banyak untuk langsung bisa naik BST. Halte BST pun lebih kecil dari Trans Jogja yang bahkan jauh lebih simpel dari halte Trans Jakarta. Halte BST hanya seperti platform ukuran 1mx4m dengan dudukan besi yang kurang nyaman.
2 hari di solo
Sempat sedikit putus asa karena bis yang tak kunjung datang. Saya menetapkan waktu terakhir yang apabila bis tidak datang, kami akan berjalan kaki saja. Akhirnya, setelah menunggu hampir setengah jam datang juga bis berwarna biru dengan corak batik di sisi samping-nya. Interiornya kurang lebih serupa dengan Trans Jogja dan Trans Jakarta. Entah karena belum jam sibuk atau bukan jalur favorit, bis ini relatif lowong dan kami dengan mudahnya mendapatkan tempat duduk. Harga yang dipatok adalah Rp 4.500 per-orang (Hasan belum bayar). Pembayarannya dengan cara membayar sejumlah uang kepada petugas bus dan nanti akan diberikan lembaran kecil berupa karcis.

Akhirnya kami turun di halte yang tepat berada di depan Paragon Mall.

2 Hari di Solo: Penginapan

Rumah Turi

Alamat: Jl. Srigading II no. 12, Surakarta
2 hari di solo

Saya sudah mulai mencari-cari penginapan semenjak 2 minggu sebelum keberangkatan dari solo. Berbekal dengan semua aplikasi pemesanan hotel di gawai, akhirnya pilihan antara sebuah budget hotel yang berlokasi di pinggir jalan utama Slamet Riyadi dan eco-hotel  yang berlokasi di dekat Paragon Mall. Harga keduanya mirip. Setelah menimbang-nimbang,  akhirnya pilihan jatuh pada eco-hotel yang bernama "Rumah Turi". Penginapan ini ternyata pernah memenangkan perlombaan dengan kategori eco-hotel.

Kesan pertama yang saya dapat saat menginjakkan kaki di halaman penginapan adalah, "wah, ada ya rumah dengan suasana desa beserta burung berkicauan di tengah kota?". Betul, Rumah Turi berkesan asri serta memiliki banyak sekali pepohonan dan tanaman. Tanaman rambatan, hias sampai tanaman gantung. Interiornya seperti suasana rumahan dan banyak didominasi oleh kayu. Kamar-kamar dirancang mengelilingi taman yang berada di tengah bangunan. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai. Pada lantai bawah terdiri resepsionis, kamar-kamar serta restoran. Pada lantai atas terdiri dari kamar-kamar, aula santai dan jembatan yang menghubungkan antara koridor kamar dan aula santai tersebut. Aula santai tersebut berlantaikan kayu dan memiliki langit-langit atap yang tinggi. Di dalamnya banyak instrumen musik tradisional seperti gamelan dan kendang.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Salah satu pertanyaan besar yang terbesit di benak saya soal Rumah Turi ini adalah bagaimana mereka mendapatkan sumber air untuk menyiram sebegitu banyak tanaman disana? Ternyata mereka menggunakan air kuning (yellow water) dari bekas air mandi atau air siraman toilet. Wow. Ternyata ada level penginapan juga yang mengaplikasikan ini. Kamarnya berlantaikan kayu dan sangat bersih. Rumah Turi cocok menyandang predikat sebagai eco-hotel.

2 Hari di Solo: Tempat Historis

Museum Radya Pustaka

Alamat: Jl. Slamet Riyadi no. 275, Surakarta
2 hari di solo

Museum ini adalah pemberhentian pertama saya dan Hasan setelah turun di Stasiun Purwosari. Karena jarak yang ditempuh lebih dari 2km, saya memutuskan untuk menggunakan Grab Car.

Museum Radya Pustaka adalah salah satu museum tertua di Pulau Jawa, lebih tua daripada museum Sonobudoyo di Yogya. Didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwana IX. Sebenarnya lokasi museum yang sekarang ini adalah lokasi yang sudah dipindahkan ke kediaman seorang Belanda, Johannes Buselaar.
2 hari di solo

Koleksi Museum Radya Pustaka adalah berbagai barang-barang kuno seperti meriam zaman VOC, arca-arca Hindu-Buddha, pusaka adat, keris, wayang kulit dan buku-buku kuno. Museum ini relatif bersih meski agak tidak terawat, terlihat dari cat dinding yang terkelupas. Di teras depan terdapat meriam zaman VOC beserta arca-arca Hindu-Budha. Di ruang depan (bekas ruang tamu terdapat patung dada Rangga Warsita yang merupakan pujangga keraton Surakarta. Aneka keris dipajang di ruangan sebelah kanan dan kiri. Di Ruang tengah, terdapat panggung dengan berbagai macam alat musik tradisional. Di sekelilingnya terpajang berbagai macam wayang dengan berbagai cerita. Ruang belakang relatif kosong dan ada beberapa miniatur pendopo. Keluar dari pintu belakang, kami meleawati berbagai arca-arca di sepanjang koridor.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Museum Pers Nasional

Alamat: Jl. Gajahmada  no. 76, Surakarta
2 hari di solo

Kami berjalan kaki menuju museum Pers Nasional setelah menyelesaikan tur museum Radya Pustaka karena jaraknya kurang dari 2km. Jalan Slamet Riyadi yang juga merupakan lokasi diadakannya Car Free Day (CFD) memiliki trotoar yang sangat luas. Hasan sangat senang lari-larian disana.

Museum Pers Nasional terletak di perempatan bundaran Gajahmada-Yosodipuro. Yang saya masuki pertama kali adalah Gedung Sasana Soeka yang merupakan gedung lama. Di pelataran depan terdapat patung dada tokoh-tokoh kunci pers Indonesia seperti Tirto Adhi Soerjo, Djamaluddin Adinegoro, Sam Ratulangi, dan Douwes Dekker. Kita juga disajikan 6 diorama yang menceritakan sejarah pers di Indonesia. Diorama pertama menceritakan bentuk komunikasi di Indonesia jaman pra-kolonial. Diorama kedua memperlihatkan pers era kolonial. Diorama ketiga menggambarkan pers pada masa pendudukan Jepang. Diorama keempat menunjukkan pers pada masa Revolusi Nasional. Diorama kelima menceritakan pengekangan pers pada masa orde baru dan Diorama keenam menunjukkan kondisi pers era Reformasi.
2 hari di solo
2 hari di solo

Di bagian dalam terdapat contoh-contoh alat pers dari masa pra kolonial termasuk kamera dan mesin ketik. Selain itu juga terdapat koran cetak mulai masa pra-kolonial hingga masa reformasi.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Puro Mangkunagaran

Alamat: Jl. Ronggowarsito no. 83, Surakarta
2 hari di solo

Puro Mangkunegaran atau yang dikenal dengan Istana Mangkunegaran merupakan tempat kediaman resmi trah Mangkunegaran. Layaknya Yogya, Solo pada awalnya terdapat dua trah penguasa besar, yaitu Mangkunagaran dan Paku Buwono. Berbeda dengan Yogya yang kedua pemimpin menjadi penguasa setempat, Mangkunegaran dan dan Paku Buwono hanya menjadi pemimpin simbolik di Solo.

Puro Mangkunagaran menempati lahan yang amat luas. Seluruh kompleks dikelilingi oleh tembok. Saat memasuki bangunan bagian depan, terdapat semacam resepsionis. Kita akan disambut oleh petugas. Dengan biaya Rp 10.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 20.000 untuk wisatawan asing, kita sudah dapat mengelilingi dan menjelajahi areal istana. Namun, berkeliling didalamnya wajib didampingi oleh pemandu karena keluarga Mangkunegaran masih tinggal di dalam istana. Untuk pemandu tidak dikenai tarif tambahan, tetapi diharapkan untuk memberikan tips seikhlasnya. Saya dipandu oleh salah seorang siswi SMK yang sedang bekerja paruh waktu menjadi pemandu.

Bangunan pertama yang kami temui adalah Pendopo Ageng yang merupakan Pendopo terbesar di Indonesia karena dapat menampung lima sampai sepuluh ribu orang. Seluruh bangunan dibangun tanpa menggunakan paku. Di langit-langit pendopo, tampak ornamen otentik yang ternyata merupakan perlambangan astrologi Hindu-Jawa yang dipermanis dengan deretan lampu gantung antik yang dipesan langsung dari Belanda. Pendopo Ageng ini mengalami banyak pemugaran dan perubahan, seperti terdapat beberapa dekorasi ala Eropa yang tampak di berbagai sudut Pendopo, sebagai contoh, terdapat patung anak dan simbol ala Eropa pada atap depan pendopo.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Dibelakang Pendopo, terdapat beranda terbuka yang bernama Pringgitan yang memiliki tangga menuju Dalem Ageng, yakni bangunan berikutnya di belakang Pendopo. Awalnya, Dalem Ageng dimaksudkan sebagai kamar tidur pengantin kerajaan yang sekarang difungsikan sebagai Museum. Museum ini memamerkan perhiasan, senjata, perlengkapan perang, pakaian, medali, perlengkapan wayang, uang logam, serta berbagai benda seni. Sayangnya, memasuki Dalem Ageng, kita dilarang untuk mengambil foto.

Di belakang Dalem Ageng, terdapat area kediaman keluarga Mangkunegaran. Suasanya sangat asri dan rimbun. Terbagi dua menjadi area putri dan area putra. Di tengah-tengahnya terdapat tanaman yang terawat dengan baik. Kolam, air mancur serta tampak juga beberapa patung-patung klasik bergaya Eropa.
2 hari di solo
2 hari di solo

Menghadap taman terbuka, terdapat Beranda Dalem (Pracimoyasa), yakni bangungan bersudut delapan dimana di dalam bangunan terdapat tempat lilin dan perabotan Eropa. Beranda Dalem ini pada awalnya dimaksudkan sebagai ruang keluarga Mangkunegaran.
2 hari di solo
2 hari di solo

Selesai sudah tur istana kali ini. Senangnya mendapat pemandu yang sangat baik serta sangat rinci dan informatif dalam menceritakan sejarah bangunan tersebut. Sembari mengucapkan terima kasih, saya memberikan tips kepadanya lalu beranjak pulang.

Keraton Kasunanan Surakarta (Paku Buwono)

Alamat: Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta
2 hari di solo

Layaknya Puro Mangkunagaran, keluarga Paku Buwono masih tinggal di area ini. Sebagian komplek keraton disulap menjadi museum yang memamerkan berbagai koleksi milik kasunanan seperti kereta perang, mahkota, keris, senjata dan lain-lain. Arsitektur keraton ini jawa sekali dan diakui termasuk arsitektur terbaik di jamannya,
2 hari di solo

Berbeda dengan Puro Mangkunegaran, museum keraton ini hanya sedikit pemandunya dan kita bisa berkeliaran bebas memasukinya. Mungkin karena bagian museum terpisah dengan tempat tinggal keluarga keraton ya. Bangunan berbentuk lorong yang mengelilingi taman yang berada di tengahnya. Koridornya luas. Sayang, tiap barang hampir tidak ada penjelasan sama sekali. Sebaiknya mengunjungi museum ini menggunakan pemandu agar mengetahui cerita dibaliknya.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo
Persetujuan Antara HB IX, Presiden Soekarno dan Pangeran Bobby (PB XII)

Wisata Sejarah Lainnya

Seminggu sebelum keberangkatan ke Solo, saya baru mengetahui perihal adanya Museum Tumurun. Museum Tumurun merupakan museum pribadi yang dibuka untuk umum namun harus reservasi dahulu. Sayang, saat saya menghubungi narahubung, jadwal kunjungan yang saya bisa sudah penuh. Maklum, kabarnya hanya 10 reservasi per-hari. Museum ini dimiliki oleh anak pendiri perusahaan tekstil terbesar di Asia, PT. Sritex. Isinya pun merupakan koleksi pribadinya.

Jika kamu penyuka batik, maka wajib  mengunjungi Museum Danar Hadi. Kalau ada waktu lebih juga bisa mengunjungi Benteng Vastenburg. Keduanya juga berada di tengah kota.

2 Hari di Solo: Wisata Kuliner dan Oleh-oleh

Warung Tengkleng Mbak Diah

Alamat: Desa Tanjunganom, Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah
2 hari di solo

Kuliner malam minggu pertama kami adalah Warung Tengkleng Mbak Diah. Ternyata, warung tengkleng ini sudah berusia sekitar 25 tahun. Menyajikan berbagai menu olahan kambing. Kami memesan tengkleng, tongseng dan satenya. Semua olahan makanannya lezat dan tidak berbau amis. Bumbu yang digunakan cukup kuat, tercium dari aroma tengkleng yang sarat akan bau kencur dan kunyit. Daging kambingnya juga cukup lembut, Hasan saja bisa makan tongseng disini. Tongsengnya tidak pedas, namun tengklengnya cukup pedas karena mengandung rawit. Harga yang dibanderol cukup masuk akal. Sebagai contoh 35 ribu orang satu porsi tengkleng.

Nasi Liwet Wongso Lemu

Alamat: Jl. Teuku Umar, Keprabon, Surakarta
2 hari di solo

Ini adalah destinasi menu makan malam kedua kami. Nasi liwet merupakan salah satu kuliner khas Solo. Nasi yang disajikan dengan ayam suwir yang mirip opor, sayur labu, telur dan sambel. Rasanya agak manis namun legit di lidah, terutama ayam suwirnya. Nasi Liwet Wongso Lemu bebentuk warung dengan jajaran pengunjung yang duduk lesehan atau duduk di kursi mengelilingi lemari kaca makanan. Buka dari pukul 16.00 - 01.00 dini hari. Harga tergantung dengan pesanan dan berkisar antara 10 ribu hingga 20 ribu rupiah seporsi. Kami mencoba makan disini pada malam hari sekitar pukul 20.00 dan masih sangat ramai!

Timlo Sastro

Alamat: Jl. Kapten Mulyadi no. 8, Surakarta
2 hari di solo

Timlo Sastro merupakan menu pertama sarapan minggu kami. Sesampainya kami disini, kami masih tidak tahu menahu apa itu timlo. Ternyata timlo adalah sup kaldu bening yang disajikan dengan ayam suwir, ati, ampela, sosis solo dan telur pindang. Timlo Sasatro berlokasi dekat Pasar Gedhe dan berupa warung pinggir jalan. Rasa kuahnya segar. Dengan tambahan nasi, Hasan pun makan timlo dengan lahap. Seporsi timlo komplit dihargai sekitar 20 ribu rupiah. Buka dari pukul 06.00-15.30 sore, jadi bagi yang ingin sarapan bisa langsung icip Timlo Sastro.

Sate Kambing Hj. Bejo

Alamat: Jl. Sungai Sebakung no. 10, Pasar Kliwon, Surakarta
2 hari di solo

Sate Kambing Hj. Bejo itu sejatinya adalah sate buntel. Jadi, potongan daging cincang kemudian dibalut dengan lemak kambing. Kebayang kan betapa lumer dan legitnya sate kambing ini. Selain menu sate buntel, rumah makan ini juga menyajikan menu kambing khas lainnya seperti tongseng dan tengkleng. Namun, karena sebelumnya kami sudah menyicipi tongseng dan tengkleng di tempat lain, ditambah ini adalah perhentian kedua sarapan, kami hanya memesan sate buntelnya saja. Menurut saya, harga yang dibanderol untuk seporsi sate cukup mahal. Tapi jangan khawatir, kuliner ini wajib dicoba kalau menyambangi Solo!

Selat Solo Mbak Lies

Alamat: Jl. Veteran Gg. 2 no. 42, Surakarta
2 hari di solo

Inilah perhentian ketiga sarapan kami, Selat Solo Mbak Lies. Ambisius sekali bukan? Selat Solo Mbak Lies letaknya cukup tersembunyi, ada di dalam gang. Kami sendiri lumayan kesulitan mencarinya. Kendaraan bisa diparkir di luar gang dengan bantuan tukang parkir yang mengkoordinir parkiran.

Meski didalam gang, interior warung selat solo ini cukup menarik dan khas. Meja dan kursi terbuat dari keramik. Banyak juga hiasan dinding dan piring-piring kuno terpampang rapi. Kami datang agak pagi, jadi masih terlihat ruangan baru dipel oleh petugas.
2 hari di solo
2 hari di solo

Dinamakan Selat Solo, merupakan derivatif dari padanan Salad yang merupakan makanan orang bule. Karena ingin mengadopsi salad itu ditambah dengan kearifan lokal, jadilah Selat Solo. Potongan daging semur atau galantin (bisa dipilih) dipadu dengan rebusan wortel dan buncil, telur pindang, kentang, selada, dan dipermanis dengan "mustard" ala jawa. Manis, legit dan asem berpadu dengan sempurna. Satu porsi dibanderol sekitar Rp 28.000 saja.

Restoran Kusuma Sari

Alamat: Jl. Slamet Riyadi no. 111, Surakarta
2 hari di solo

Kami datang kesini dengan rekomendasi teman saya. Beberapa kali kami hilir mudik di kota sering sekali melewati restoran ini. Wajar saja, letaknya tepat di tengah kota. Teman saya menganjurkan untuk makan stik disini, namun karena kami sebelumnya sudah makan selat solo, akhirnya kami memilih untuk makan es krim saja disini.

Layaknya restoran tua lainnya, es krim disini khas sekali "tua"-nya seperti es krim "Rasa" dan "Sumber Hidangan" di Bandung. Kami memesan seporsi es krim strawberry. Rasanya tidak terlalu manis dan enak. Hasan juga suka. Suasana disini juga tenang sekali. Meski sudah lewat jam makan siang, restoran ini masih tetap ramai.

Roti Orion

Alamat: Jl. Jendral Urip Sumoharjo no. 80, Surakarta
2 hari di solo

Siapa yang tidak kenal dengan legenda roti di Solo, Roti Orion? Karena mengetahui kalau toko roti tua ini sebegitunya melegenda, kami memutuskan mampir setelah sarapan timlo. Roti Orion ini berlokasi di pusat kota dan menempati gedung tua. Katanya sih yang terkenal Roti Mandarin, tapi kami malah tidak beli. Kami membeli roti semir-nya yang juga terkenal dan aneka roti lainnya. Pantas disebut legenda roti di Solo. Harganya tidak mahal dan rasanya juara!

Serabi Notosuman

Alamat: Jl. Moh. Yamin no. 51, Surakarta
2 hari di solo

Oleh-oleh dari Solo? Pasti yang terlintas di benak kita pasti Serabi Notosuman. Awalnya saya kira Serabi Notosuman seperti Surabi Enhaii di Bandung. Ada tempat makanannya dan bisa memilih aneka macam kreasi surabi. Ternyata hanya toko biasa dan menjual surabi untuk dibawa pulang. Pilihannya hanya dua: surabi original dan surabi coklat. Selain surabi, tiap toko Surabi Notosuman juga menjual aneka makanan oleh-oleh lainnya. Serabi Notosuman ini juga bermacam nama dan cabang. Yang kami sambangi Serabi Notosuman Ny. Lidia. Sementara nama lain banyak cabangnya, untuk Ny. Lidia tidak ada cabang lain.

Sudah pasti, surabi solo rasanya endeus!

Kuliner Lainnya

Selain kuliner diatas, ada beberapa rekomendasi kuliner dari teman. Ada yang menyarankan Nasi Liwet sekitar Stadion Manahan, tetapi berhubung kami sudah makan nasi liwet kemarin malamnya, akhirnya kami mengurungkan diri. Ada juga Sate Kambing H. Bejo yang dekat rel kereta api. Kami sempat menyambanginya, sayang karena kepagian mereka belum siap. Nah, satu lagi yang legenda kata teman adalah Gudeg Ceker Bu Kasno Margoyudan. Bukanya? Baru jam 2 DINI HARI sampai subuh hahaha. Karena kami sudah tidak bertenaga mengejar kuliner di jam-jam aneh dan kami pun tinggal di Yogya dengan aneka gudegnya, akhirnya kami mengurungkan diri dan memilih lain kali saja jika ke Solo lagi.
2 hari di solo
Gudeg Ceker Bu Kasno
Tapi jadi penasaran juga kan.

2 Hari di Solo: Tempat Kerumunan

Solo Paragon Mall

Alamat: Jl. Yosodipuro no. 133, Surakarta
2 hari di solo

Solo Paragon adalah salah satu mal terbesar di Kota Solo. Saya kesini menggunakan BST setelah dari Museum Pers karena hendak mencari makan siang buat Hasan, Panties Pizza idolanya Hasan kala di Kampung, haha. Posisinya juga cuma jarak berjalan kaki ke penginapan kami. Mal modern cukup besar dengan toko-toko yang cukup lengkap. Cocok dikunjungi untuk mencari makanan atau barang-barang kasual.
2 hari di solo
Calzone-nya Panties Pizza

Taman Balekambang

Alamat: Jl. Balekambang no.1, Surakarta
2 hari di solo

Sebelum sarapan, kami mengunjungi Taman Balekambang dahulu yang berlokasi di dekat Stadion Manahan. Pagarnya tidak terlihat menarik. Setelah masuk melewati pagar, ternyata taman ini sangat luas. Jauh lebih luas dibanding keliatannya dari luar. Kami mengarah ke kiri dahulu setelah melewati pagar.
2 hari di solo

Di sebelah kiri ternyata taman dengan jalan setapak dan banyak rusa-rusa berkeliaran. Ada rusa yang dibalik pagar, ada juga yang berkeliaran bebas. Rusa jantan yang ditandai dengan adanya tanduk tampak agresif. Saya khawatir dan bilang ke suami agar Hasan benar-benar diperhatikan. Takut diseruduk! Sementara rusa-rusa betina terlihat tenang, mereka lebih berhati-hati terhadap manusia karena menjaga anak-anaknya yang ikut berkeliaran.
2 hari di solo
2 hari di solo

Kami kembali ke gerbang masuk, kali ini kami mengambil arah kanan. Ternyata taman bagian sini sangat luas! Kami mengarah ke pedagang-pedagang yang sibuk membereskan lapaknya, tampaknya ada pasar malam sebelumnya. Kemudian sayup-sayup terdengar irama musik senam, ternyata sedang ada senam ibu-ibu dan gathering sesuatu. Di tengah taman ada air mancur yang dikelilingi pohon beringin besar sekali. Di sisi ujung ada semacam waduk. Ada beberapa orang yang tampak memancing. Gerombolan burung pun banyak terlihat. Hasan asyik mengejar mereka.
2 hari di solo
2 hari di solo
2 hari di solo

Ternyata Taman  Balekambang ini banyak diminati juga oleh warga Kota Solo untuk berekreasi dan bersantai!

Alun-Alun Kidul

Alamat: Pasar Kliwon, Surakarta
2 hari di solo

Untuk tata kota semacam Yogya dan Solo, ada dua jenis alun-alun. Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul. Alun-Alun Lor yang berada di sebelah utara keraton, sementara Alun-Alun Kidul yang berada di sebelah selatan. Sama seperti Yogya, Alun-Alun Kidul lah yang lebih ramai ketimbang Lor. Pasar malam adanya di Kidul. Sebagai anak alun-alun, maka tidak sah kalau Hasan tidak menyambangi alun-alun suatu kota di Jawa 😝. Ini adalah alun-alun ke-6 Hasan pada tahun 2018.

Seperti Yogya, saya tidak terlalu berharap banyak kalau Alun-Alun Solo akan seramai dan segegap gempita alun-alun Jombang. Maklum, baik Solo dan Yogya adalah kota besar yang sudah memiliki pusat perbelanjaan seperti mal. Siapa pula yang berminat untuk nongkrong di alun-alun? Bahkan, Alun-alun Klaten yang terletak diantara 2 kota besar (Solo dan Yogya) tetap tsepi. Mungkin muda-mudinya lebih tertarik untuk nongkrong di Solo atau Yogya ya.

Ternyata cukup lumayan, di alun-alun terdapat perosotan balon, odong-odong bahkan trampolin. Hasan juga sempat menyalurkan kesenangan bermain pasir disana. Tarif kota besar, sekali main 15 ribu. Kalau di Klaten bisa 10 ribu, bahkan di Jombang bisa 5 ribu saja!
2 hari di solo
2 hari di solo

Alhamdulillah, yang penting Hasan senang kan?

Tempat Lainnya

Taman Sriwedari sepertinya merupakan taman ikonik di Kota Solo. Padahal letaknya disamping Museum Danar Hadi persis, tapi saya juga bingung kenapa tidak mengunjunginya. Bagi yang senang berbelanja batik, tidak lain dan tidak bukan bisa menyambangi Pasar Klewer. Karena saya bisa membeli batik di Pasar Beringharjo Yogya, maka saya tidak mengunjungi pasar ini.
Pasar Klewer
2 hari di solo

Jangan khawatir walaupun hanya bisa menyambangi Kota Solo secara kilat. Banyak tempat wisata dan kuliner yang bisa dinikmati dan dicoba.

Selamat menikmati Kota Solo!