Derajat Tertinggi Liburan: Liburan Santai

3 komentar
Liburan macam apa yang menjadi favoritmu?

Liburan santai. Menurut saya.
Ini kami alami saat (liburan) di Yogya selama sebulan Juni 2018 silam.

Loh, memang ada liburan tidak santai?

liburan santai

Ada banyak sekali alasan yang mendasari saat merencanakan liburan. liburan keluarga atau liburan solo. Liburan mewah atau liburan hemat. Tiap jenis liburan memiliki motivasi masing-masing dibaliknya. Liburan keluarga, fokus mempererat ikatan antara keluarga. Liburan solo, fokus  mencari jati diri sembari mengeksplorasi beragam tempat dan pengalaman baru. Liburan mewah, fokus bersantai, perawatan diri dan menikmati hidup. Liburan hemat, fokus memperbanyak pengalaman dengan konsekuensi sedikit bersusah payah. Tiap individu membutuhkan satu atau beberapa dari jenis liburan itu. Sekarang butuh liburan keluarga, mungkin berikutnya hendak liburan solo. Sekarang butuh liburan mewah, tahun depan mungkin butuhnya liburan irit. Pilihan ada di tanganmu.

Bagi saya, derajat tertinggi liburan adalah liburan santai. Kenapa? Karena untuk mendapatkan liburan ini butuh beberapa kondisi dasar:

  1. Waktu menetap lama
  2. Kunjungan kesekian ke kota tersebut
  3. Bukan musim puncak liburan

Liburan Santai: Prasyarat

Waktu Menetap Lama

liburan santai

Mungkin tidak jika dari awal merencanakan liburan keluar kota selama sebulan? Mungkin sih, tapi bagi standar kebanyakan orang Indonesia rasanya hampir mustahil. Biasanya dibutuhkan 2-4 hari untuk dalam negeri dan 1-2 minggu untuk luar negeri.

Kami berkesempatan tinggal sebulan di Yogya. Hanya fokus di satu kota dan memiliki banyak waktu membuat saya mempunyai kebebasan untuk mengunjungi banyak tempat tanpa terburu-terburu. Tempat tersebut tidak hanya objek-objek favorit wisata. Tetapi juga kerumunan, pasar, taman dan tempat kuliner. Tempat terkenal sampai tempat anti-mainstream yang banyak orang tidak tahu.

Berhubung suami harus masuk kerja di hari kerja, seringnya saya jalan-jalan hanya berdua bersama balita yang pada saat itu berusia 3 tahun kurang. Biasanya kami jalan-jalan keluar 3 hari dari 5 hari kerja. Pagi habis sarapan dan mandi berangkat, kemudian sudah makan siang dirumah. Sisanya ya seperti hari-hari biasa. Tidur siang kemudian beberes sembari menunggu suami pulang. Meski waktu masih panjang tapi tetap harus efektif dan efisien kan. Hampir tiap malam saat menemani Hasan tidur, saya menghabiskan waktu untuk gugling dan gugling map lokasi wisata yang ingin dikunjungi. Tidak hanya tempat wisata, wisata kuliner juga. Biasanya saya mencari wisata kuliner yang makanannya suami tidak terlalu suka. Yang suami suka mending nunggu suami dan pergi makan bersama. Sehari bisa mengunjungi 2-3 tempat, oleh karena itu saya selalu mencocokkan tempat-tempat tersebut di Google Map.

Kami biasanya berdua melancong di Yogyakarta menggunakan mobil atau transportasi umum. Jika hendak menggunakan mobil, pagi-pagi saya antar suami dulu di RSUD Klaten, nanti pas pulang saya jemput atau ia pulang bersama temannya. Sementara kalau bawa mobil sendiri relatif lebih fleksibel. Apabila menggunakan transportasi umum, maka saya harus riset Google dan Google Map lebih lama. Riset tempat, lokasi, antar lokasi harus berjalan kaki atau bis Transjogja, dan nanti naik Transjogja apa. Rumit sih, tapi ini yang sangat saya nikmati :).

Sebagai contoh, tujuan tempat wisata kami adalah jalan-jalan di Malioboro. Kami berjalan kaki menuju halte bis Transjogja terdekat, kemudian naik bis sampai halte paling selatan di Malioboro, jalan kaki di sepanjang jalan, mampir beli Gudeg Mbah Lindu, menyeruput kopi di Wanderlust Coffee, kemudian ke Istana Paku Alaman menggunakan Transjogja.

Jarak tempat wisata pun bukan masalah. Di hari-hari terakhir tinggal di Yogya, saya masih sempat mengunjungi Museum H.M Soeharto yang terletak di Wates, sebelah barat Yogya, padahal kami tinggal di timur Yogya. Tidak lupa kami mampir ke Bakpia Kemusuk, yang mana merupakan bakpia klasik langganan keluarga Cendana.

Kunjungan Kesekian ke Kota Tersebut

liburan santai

"Gw kayaknya bawa anak kali ini ke Tokyo pengen santai-santai aja. Ke taman, people watching, cafe hopping. Pokoknya santai."

Itu adalah pernyataan dari seorang teman yang hendak ke Jepang untuk ke-tiga kalinya.

Siapa sih yang mau ke tempat baru untuk pertama kalinya cuma untuk hilir mudik di kota tanpa agenda ambisius? Mahal-mahal beli tiket pesawat dan akomodasi, cuma untuk bersantai dan melakukan kegiatan yang kurang lebih sama dengan di tempat asal.

Oleh karena itu, salah satu prasyarat tercapainya liburan santai adalah sudah berkali-kali ke kota tersebut. Sudah pernah mengunjungi lokasi favorit wisatawan. Sudah pernah mencoba tempat hip. Kini saatnya santai, menikmati momen. Mengamati sekitar, memperhatikan tingkah laku masyarakat. Makan di kafe, berbicara dengan orang asing, bertemu teman lama.

"Ada yang komentar, yang gw lakuin itu sama aja kayak di tempat tinggal, bukan liburan dong namanya."

Saya kembali menanggapi, tentu itu liburan. Pada hakekatnya liburan adalah memecah mata rantai dari rutinitas harian. Biasanya yang harus pagi-pagi berangkat kerja dan sibuk mengurusi urusan rumah tangga, sekarang bisa bersantai untuk sejenak di lingkungan yang berbeda dari tempat tinggal. Memecah kejenuhan, memulai rutinitas dengan semangat yang terbaharukan nantinya.

Bukan Puncak Musim Liburan

liburan santai

Sejujurnya saya tipe wisatawan urban yang ingin menikmati wahana tanpa harus terlalu bersinggungan dengan hiruk pikuk manusia, bahkan untuk kegiatan harian saya. Alih-alih belanja bulanan dengan dibantu suami mengingat anak sudah dua, saya lebih memilih berbelanja bersama si adik
disaat abangnya sekolah. Lebih memlih mendorong troli sendiri dan mengangkat belanjaan sendiri ke lantai 21 apartemen kami. Semuanya dilakukan agar saya bisa menikmati momen belanja. Menikmati melihat dan memilih barang belanjaan.

Suami pun kebetulan tipe yang sama. Itulah mengapa kami jarang berwisata di hari dan musim puncak liburan. Macet, berdesak-desakan, menghabiskan waktu untuk mengantri. Uh, rasanya menjadi terkekang. Alhasil biasanya kami berwisata karena kesempatan. Ke Bandung karena harus berobat gigi. Ke Banda Aceh untuk seminar suami. Ke Medan karena mudik.

Kesempatan. Suatu rejeki yang harus disyukuri. Kami yang tinggal sebulan di Yogya karena rotasi stase suami dan teman saya yang ke Tokyo untuk ke-tiga kalinya karena sekalian mengikuti suaminya rapat. Karena kesempatan semacam itu, kami jadi bisa menikmati liburan santai di Kota. Ada yang karena pekerjaannya membuat berpindah-pindah sehingga bisa berliburan santai tanpa beban, ada pula yang karena mendapat beasiswa keluar negeri membuat dirinya bisa melancong kesana kemari. Kesempatan adalah sesuatu yang harus dihargai dan digunakan semaksimal mungkin. Tahun ini dapat kesempatan, belum tentu tahun depan akan bertaburan tawaran yang sama.


liburan santai

Tempat Wisata Historis:
  • Benteng Vredeburg
  • Museum Perjuangan
  • Museum Nasional Jogja Kembali (Monjali)
  • Museum Sandi
  • Museum Biologi
  • Museum Sasmitaloka Sudirman
  • Keraton
  • Museum TNI AU
  • Ullen Sentalu
  • Museum Merapi
  • Taman Sari
  • Museum Sonobudoyo
  • Museum Soeharto

Tempat Wisata Lainnya:

  • Kebun Binatang Gembira Loka
  • Malioboro
  • Taman Pelangi
  • Sindhu Kusuma Edupark (SKE)
  • Alun-alun Lor dan Kidul
  • Pasar Beringharjo
  • Punthuk Setumbu
  • Taman Gardhu Pandang Kaliurang

Wisata Kuliner:

  • Gudeg Djuminten
  • Gudeg Yu Djum
  • Gudeg Sagan
  • Gudeg Pawon
  • Gudeg Tekluk
  • Gudeg Mbah Lindu
  • Sate Klathak Pak Pong
  • Sate Klathak Pak Bari
  • Bakmi Djowo Mbah Mo
  • Bakmi Djowo Mbah Gito
  • Soto Kadipiro
  • Jejamuran
  • Sate Bathok Mbah Katro
  • Mie Ayam Tumini
  • Angkringan
  • Raminten
  • Tempo Gelato
  • Nanamia
  • Roemi Ice Cream
  • Silol Cafe
  • Simetri Cafe
  • Wanderlust Cafe
  • Roaster and Bear Cafe

3 komentar

  1. Sepakat nih sm artikel ini. Buat aku mahalnya liburan itu adalah tempo yang lambat. Aku tidak perlu terburu2 di pagi hari krna harus ngantor. Sarapan santai sambil ngobrol berlama2. Bisa baca koran di pinggir pantai sampai siang lalu kulitnya terbakar hahaha segala aktivitas bisa dilakukan dengan santai. Meski ada itinerary tapi tidak ambisius. Pokoknya harus dinikmati waktu2 santai itu. Demikianlah misi aku kalau liburan hehehe sok, yakin aja besok2 ada kesempatan lagi datang ke tempat yg sama 🤠🤠

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaaa amin,, semoga bisa liburan santai berikutnya ya haha

      Hapus
  2. Samaan nih, Mbak. Aku kalau liburan ke tempat baru emang paling suka pas low season, jadi bisa benar-benar santai menikmati jalan-jalan tanpa harus desak-desakan sama orang lain.

    Ngomong-ngomong oke banget, di artikel ini didaftar tempat-tempat wisata di Jogja. Bisa buat referensi kalau main ke Jogja nih. Hehehe

    BalasHapus